.
Ini cerita jaman aku SMP, kelas 3 … tahun 1979. Ujian praktek elektronika, pelajaran Fisika. Waktu itu kelas kami dibagi menjadi group-group kecil. Terdiri dari 4 orang. So setiap ujian praktek yang dilakukan berkelompok … group ini akan selalu bersama. Ibu Lely, guru kami … (entah disengaja atau tidak ) … menyatukan aku dengan murid-murid terbaik di kelasku.
Aku disatu-timkan dengan Nuradi Karim, Sujono Tunadi dan Suhendra Laksana … para lelaki-lelaki pintar di kelas. Aku girang sangat, sebab Sujono itu hobinya elektronik. (ah pas bener ini)
Waktu ujian praktek itu, kami diminta membuat Radio Transistor sederhana … tanpa PCB. Semua bahan komponen sudah disediakan oleh Sekolah. So tugas kita dirumah hanya belajar menghafal rangkaian itu di luarkepala … (Kapasitor, transistor, spiker kecil, tahanan, dsb plus besaran masing-masing …)(musti kudu bener … nggak boleh salah …)
Ketika Kita Masuk ruang Ujian … bahan sudah ada di meja … kita hanya membawa solder dan timahnya saja … Tidak boleh membawa catatan apa-apa.
Kami berempat bahu-membahu merangkai Radio tersebut. Dalam waktu singkat … rangkaian siap, Sambung ke baterai … putar knop cari gelombang … dan … BUNYI sodara-sodara … Ahhh Alhamdulillah … Kita langsung TOSS berempat … !!! Berhasil !!!
Kami lihat group-group lain … masih berkutat dengan rangkaian-rangkaiannya … Mereka sempat menoleh dan memandang Kami … (entah apa artinya …). Kami oleh pengawas diminta untuk segera keluar Ruangan …
Aku dengar beberapa hari yang lalu … beberapa teman kami sempat ada yang protes … ”Kenapa NH, NK, ST dan SL di satukan dalam satu team sih … Bu Lely pilih kasih … !!!”.
Dan apa jawab bu Lely …”Itu ibu sengaja … supaya kalian belajar semua … dan tidak mengandalkan pada 4 anak itu saja …” (hhmmm … Betul juga ibu Lely ini …)
Karena biasanya kalau kita satu group dengan orang yang pintar … maka hanya murid yang pintar inilah yang akan mati-matian menghafal dan bekerja … sementara yang lain tinggal ongkang-ongkang menikmati nilai baiknya saja … !!! (begitu mungkin fikir bu Lely )
Dan satu lagi … Bu Lely juga mengelompokkan … Lelaki dengan Lelaki … Murid Wanita dengan wanita … And yes … 4 murid wanita paling pintar … juga dijadikan satu dalam satu group … (sepertinya atas dasar alasan yang sama)
Yang jadi pertanyaanku sebetulnya adalah … kenapa kok bu Lely mesti memisahkan Lelaki dan Perempuan sih … !!! (gluck)
NOTE :
Ada satu hal … dimana pengelompokan cara ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap hasil ujian Praktek kami … Yaitu ketika kami berempat … Mengerjakan Ujian Praktek PKK … praktek MEMASAK sodara-sodara …. (Hah).
Sekalipun kami murid lelaki terbaik dikelas … tapi tetap saja mati kutu mengerjakan ujian praktek ini. Masakan SOP kami kepedesan kebanyakan Lada … Perkedel Kentang kami nyenyet & lembek … entah karena apa ...? (Dan nilai Ujian Praktek PKK kami pun sepertinya … Jeblok adanya …)
Itu sebabnya kenapa dalam hati aku juga protes kepada Ibu Lely … ”Coba kalo aku disatukan dengan ”bunga-bunga bening yang pintar” dikelas … nilai praktek PKK ku mungkin akan tertolong …”
.
.
.
Jadi yang lebih penting apa? Dapat nilai yang bagus…atau disatukan dengan ”bunga-bunga bening yang pintar”?…wiqiqiqi..
Btw.. dulu cinta monyetnya waktu SMP ya om?.. atau sebelumnya?.. hihihi.. OOT banget aku.
Om om…kekekkekekeke
Pengennya di satuin sama bunga bening yang pintar?
Kalo jaman Yessy sekolah dulu Om…Yang pintar …kebanyakan gak bening 😛
Kekekeke…..
Perkedelnya nyenyet dan lembek, Om? “Hawong” disolder ke…ke…ke…
“Karena biasanya kalau kita satu group dengan orang yang pintar … maka hanya murid yang pintar inilah yang akan mati-matian menghafal dan bekerja … sementara yang lain tinggal ongkang-ongkang menikmati nilai baiknya saja … !!! (begitu mungkin fikir bu Lely )”
Ide bagus, kapan-kapan diterapin di kelas saya tuh….
kekekek…
kang nh bisa aja..
kalo sampe disatuin juga pas praktek PKK, ntar ga jadi trainer dong.. tapi jadinya koki
Si om nulis :
”Itu ibu sengaja … supaya kalian belajar semua … dan tidak mengandalkan pada 4 anak itu saja …”
Anna berkomentar :
cieeee…berarti si om dulu jaman SMP termasuk murid pinterrrr dung…
hehe, sekarang juga masih pinter… 🙂
Ah!!! Ujian!!
Danger!! Danger!!!
*kabur…
Wah, nilai PKK-ku juga jeblok.
Oh ya, daku juga punya pengalaman unik dengan elektronika. Sejak SD daku sudah membentuk kelompok sendiri yang gila elektronik. Kerjaannya ngerakit macam-macam, dari radio, HT, jam digital, amplifier, dll. Seru banget deh.
Tapi daku sempat punya pengalaman tidak enak, yaitu: KESETRUM. Sampai 2 minggu daku tidak bisa menggerakkan tangan kananku. Hiks…
Syukurlah bisa sembuh dan sehat walafiat. Sekarang jadi mikir, dulu seandainya setelah kesetrum terus dapat batu ajaib mungkin daku dulu bisa jadi kayak Ponari ya? *halah kok jadi ngelantur tho?*
Sama Om, saya smp juga pernah ikut ketrampilan elektro, pas ujian buat radio sederhana, selesai sih selesai…. eh pas dinyalakan cuma bunyi kresek…. kresek…. hehehe….
Wah si om jago juga elektronya uy…
Pasti pernah kesetrum ya om?
Pantesan aja dampaknya jadi kek gini, mateng… 😀
Wah, aku nggak pernah ujian ginian.
aku elektro ngga dibantuin yang cakap juga okeh
PKK disuruh masak juga okeh
so? yang ngga okeh apa mel?
Praktek OLAHRAGA
coz paling takut yang namanya lompat tinggi, dan koprol
cukup 6 saja (masih baik gurunya sama aku)
EM
Ini salah satu bukti, kalau manusia tidak ada yang pandai di segala bidang…. 🙂
Halah…..jadi ingat jaman saya SMP pak…rasanya kok sama ya….ada praktek Elektro,ada juga praktek PKK (masak dan lain lain….) Ternyata tidak semua kita pinter banyak hal….kalo ada ujian praktek PKK…yang pinter2 pada pelajaran utama pada bingung…
Luput diceritakan, Pak NH, begitu disambung ke baterai, putar knop, cari gelombang, bunyi, siaran apakah yang didengar?
Sebentar… Sebentar…
Tahun 1979. RRI paling! Hihihi.
Waktu SMP aku hanya bikin rangkain bel (hayah! sederhana banget).
Ehh sama dengan DM, aku juga hanya rangkaian bel……hehehe
Kebayang kalau disuguhi sop kepedesan…..
Hebat nian si Om ini, bisa bergabung dengan para pendekar elektro… kalau nadin sudah dapat dipastikan, mau masuk kelompok manapun, jadi tim hore buat teman – teman lain yang lebih pandai… disuruh apa saja mau, asal jangan yang bersinggungan sama praktikumnya! Kalau praktikum lain, saya jadi tukang catat, Kalau PKK, nadin yang bawa wajan, taplak, serbet, sampai piring sendok,pokoknya semua perlengkapan dan embel embel ..tapi kalau pas masak, yah liat dari belakang punggung teman aja! He…..
Bertolak belakang sama bu Imelda, olahraga itu favoritnya nadin om! He….
He..he…
Timnya kompak, pak…
Kompak dapet nilai bagus…kompak juga dapet nilai jeblok..he..he..
heheheeh….ah itu alasan om saja biar bisa dekat dengan yg bening2 ituh 😀
Kesimpulannya : anggota kelompok menentukan prestasi hhihihihihi 😛
Gurunya cerdas juga ya…
Pak, kalo disatukan yang laki dan perempuan, gak akan selesai-selesai itu prakteknya