IN-HOUSE MARRIAGE


Saya tidak tau istilah sebenarnya apa …
Namun yang ingin saya ceritakan adalah masalah : Pernikahan yang terjadi antara karyawan – karyawati satu kantor.

Tulisan ini di trigger dari pembicaraan di Kantin saat Makan Siang tadi.  Disebelah bangku makan siang saya duduk dua orang sejoli … sebut saja Si Jaka dan Si Gadis.  Rupanya mereka telah merencanakan untuk menikah dalam waktu yang tidak lama lagi. 

Dan mereka bertanya kepada saya …
“Pak … menurut peraturan perusahaan boleh nggak sih pak antar Karyawan – Karyawati Menikah ?”

Karena saya bukan dari Dept HR maka saya menolak untuk menjawabnya.  Saya langsung arahkan yang bersangkutan untuk menanyakan hal ini langsung ke bagian HR.

Tertarik dengan pertanyaan si Jaka dan si Gadis tersebut …
Saya langsung mencoba mengingat-ingat dan mengkaji … kebijakan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menyikapi Perkawinan yang terjadi diantara Karyawan dan Karyawatinya …

Menurut sepengetahuan saya …
Pada dasarnya ada TIGA macam kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut :

#1. NO WAY
Ada perusahaan yang tidak memberikan ruang sedikitpun untuk para karyawan-karyawatinya untuk saling menikahi.  Artinya jika mereka ingin menikah … maka salah satu dari mereka harus mundur dari perusahaan tersebut. 

Saya tidak tahu alasan apa yang mendasari hal ini.   Yang jelas Perusahaan sama sekali tidak mau mengambil resiko adanya kinerja yang terhambat atau adanya benturan kepentingan sekecil apapun dengan adanya pernikahan tersebut

.

#2. UP TO YOU
Kebalikan dengan kondisi yang diatas …
Ada juga perusahaan yang sama sekali tidak melarang Karyawan-karyawatinya untuk menikah …
Mereka bebas untuk memilih Jodoh masing-masing … dan kalaupun jodohnya teman satu kantor … So What … ???
Perusahaan merasa tidak berhak untuk mengatur-atur kehidupan pribadi masing-masing.

.

#3. YES YOU CAN … BUT …
Ada juga perusahaan yang mengambil jalan tengah.

Memperbolehkan Karyawan atau karyawatinya menikah satu sama lain. 
Namun demikian … perusahaan berhak menilai … apakah hubungan tersebut berpotensi untuk timbulnya konflik kepentingan … apakah hubungan tersebut nantinya berpotensi untuk mengakibatkan terganggunya produktifitas atau berpotensi untuk menimbulkan praktek “manipulasi” – “kongkalikong” … dan sejenisnya …

Dan jika dinilai ada benturan kepentingan maka perusahaan berhak memindahkan salah satu dari mereka ke departemen atau bagian yang tidak berhubungan satu sama lain … Dan jika toh setelah diusahakan … tidak ada tempat di bagian lain … maka salah satu dari mereka diminta untuk mengundurkan diri …).

Apapun peraturan perusahaan tersebut … tentu penentu kebijakan kepegawaiannya telah menimbang dan menganalisa segala sesuatunya … !.  Tanpa menyalahi Undang-undang ketenaga kerjaan yang berlaku.

So …
Bagaimana menurut pendapat teman-teman ?
Bagaimana halnya dengan peraturan di perusahaan teman-teman … yang berkaitan dengan hal ini ?
Atau mungkin anda pernah tau … sahabat – handai taulan – kakak – atau kerabat yang pernah mengalami hal ini ?
Boleh sharing …?

.

.

 

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

68 tanggapan untuk “IN-HOUSE MARRIAGE”

  1. di hotel teman saya bekerja boleh aja om,tapi harus beda departemen. ada beberapa perusahaan yg strict karena takut terjadi hal2 yg tidak diinginkan,tapi sekali lagi segala alasannya itu pasti sudah dipikirkan baik2 oleh perusahaan tersebut,dan sudah seyogyanya kita yg bertamu dirumah orang ikut dengan aturannya 🙂

  2. Kalau di Jepang kebanyakan tidak boleh satu kantor. Jadi meskipun bertemu jodoh di kantor, pasti yang perempuan keluar. Untuk hal ini, wanita Jepang amat tertinggal. Ada hubungan juga dengan tunjangan perumahan, istri/anak serta pajak. Intinya perusahaan ngga mau repot 😀

    EM

    1. Di beberapa perusahaan di Indonesia …
      saya dengar juga begitu EM …

      Tetapi yang jelas …
      Saya pikir pasti semua sudah dipertimbangkan plus minusnya …

      Salam saya EM

  3. di kantor saya ada 2 pasang karyawan yg suami-istri. aturan mmg membolehkan, asal tdk dalam satu departemen.
    kadang hrd dibuat repot jika anak mereka dirawat di rmh sakit misalnya. hr pertama, dua2nya nggak masuk kerja. hr berikutnya bergiliran nggak masuk kerja, utk menjaga anak yg sakit tsb.
    klo mereka lg berantem masalah RT-nya, suka ketauan dr sikap keduanya he..he…

    1. aku punya teman yang kerja di persh swasta yang boleh nikah satu kantor, ya seperti di Guskar&Nda kondisinya :).
      kalo temen yang di BUMN, sang suami jadi resign karena gak boleh satu kantor.

    2. Kyaine, nDa & Wig …
      memang sepertinya pendekatan yang nomer 3 itu paling banyak diberlakukan di perusahaan-perusahaan / lembaga di Indonesia ya …

  4. di Puskesmasku ada pasangan yang menikah, tapi yang pria ditarik ke kantor dinas kesehatan.

    padahal kan gpp ya Om,
    enak malah sekantor, pergi pulang dan makan siang bareng.

  5. menurutku lebih baik tidak sekantor
    karena akan mengganggu kualitas kerja dan kualitas hubungan
    kenapa?
    karena kalo lagi berantem di rumah bawaannya bete donk ketemu dia lagi di kantor
    trus di kantor dianya asik bercanda ria dengan teman2 daaaah tambah panas dehhh
    gitu kira2 pah

  6. kalau saya pernah kebagian aturan yg berbeda2 tiap kali ganti pimpinan.
    Sewaktu si A memimpin, dibolehkan pernikahan antar karyawan.
    dan ketika A digantikan, B melarang sama sekali, hingga banyak karyawan yg keluar (terutama wanita).
    Ndilalah, kok ya ketika C memimpin, malah memanggil semua mantan2 karyawati utk kembali bekerja, dgn alasan yg mantan lebih profesional dan tdk memerlukan lagi biaya pendidikan, cukup briefing saja.
    so…………… akhirnya dari pada bolak balik, mending saya memilih pensiun dini 😀 😀
    salam

  7. Aku pikir sah2 saja orang menentukan pilihan hatinya untuk dinikahi.apapun itu termasuk teman satu kerjaan. dan aku pikir malah bisa kompak dan lebih produktif dan sudah sewajarnya bila ada kesalahan ya di peringati 1kali 2 kali 3 kali dan selanjutnya terserah boss.

    Kawan saya satu kerjaan 3 bulan dan ternyata memang berpengaruh pada kehidupan berumah tangga masalah di kantor di bawa sampe rumah akhirnya kan malah kontra produktifkan

  8. aduh…jadi senyam-senyum sendiri…secara diri sendiri adalah pelaku in house marriage….

    di kantor saya, kondisi ke-2 yang berlaku…ga ada batasan sama sekali dan pelakunya juga seabreg..bukan cuma saya…

    hanya saja, biasanya tidak akan ditempatkan dalam satu bagian yang sama. Kalaupun sebelumnya satu bagian, setelah menikah akan dipindah ke bagian yang lain. Dan mengingat bagiannya sangat banyak, maka ga ada kekhawatiran bakal ada konflik kepentingan.

  9. Assalaamu’alaikum Om..
    Semoga sehat selalu yah..

    Kalo di tempat saya bekerja, awalnya boleh suami-istri bekerja di satu kantor.. tetapi kemudian perusahaan membuat peraturan di mana tidak boleh ada suami-istri yg bekerja di satu kantor even beda department.

    Nah bagi pasangan yg “terlanjur” menikah sebelum peraturan tersebut dibuat, tetap boleh meneruskan kiprahnya tanpa salah satu dari pasangan tersebut keluar (resign). Tetapi bagi pasangan yang akan menikah setelah peraturan tersebut di buat, maka salah satunya harus resign..

  10. Kebijakan yang berlaku ditempat saya, sepertinya yang ketiga Mas. Sama dengan Guskar, jika awalnya keduanya dalam satu departemen, maka salah satu dipindahkan kedepartemen lain sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Yang dipindah bisa laki-laki atau di perempuan.

  11. tempat saya termasuk yg NO WAY pak

    lha mau gimana lagi, semua pegawai di perusahaan tempat saya bekerja laki-laki semua je… kalau ada yg saling suka kemudian menikah ya… idih amit-amit… 😆

  12. biarpun saya tidak bekerja di perusahaan calon suami, tetapi disana boleh menikah. Ada beberapa pasangan yang sekantor….

    Tetapi sering denger perusahaan tidak boleh ada pasangan 1 kantor, contohnya di tempat ortu saya bekerja…

  13. Kalau saya konsepnya ke HAM aja deh,terlepas dari konflik atau kecurigaan untuk dapat berkongkalikong… sebenarnya pernikahan adalah hak masing2 individu, kalo dilarang…nanti kawin diam2 sama aja kayaknya wkwkwk
    Dalam hal tertentu, perkawinan antar karyawan akan menyulitkan dalam penugasan krn kalo suami pindah ya mau gk mau istri jg pindah.. yg jd masalah kalo keduanya sama2 pangkat tinggi, kalo dipindahkan masa dua2nya jadi kepala..

    Gitu aja deh kayaknya… Salam Blogger

  14. Paling luwes kayaknya di Sekolah…
    Nggak cuman Karyawan-Karyawati yg boleh nikah…
    Guru dan Muridpun, kalau sudah cocok sah2 saja nikah.

    Saya nggak cuman ngomong dowang tapi sudah nglakoni sendiri.

    Ini nyata, saya menikahi murid saya.
    (Tapi nunggu setelah lulus)

  15. belom mau nikah om.. baru juga 17….
    tapi jika ini nikah besok, enakan jangan yang satu perusahaan/kantor lah… nanti gara2 setiap waktu bertemu, keistimewaan berkumpul di rumah jadi tak ada lagi,,,

  16. saya pernah bekerja di dua tempat dengan dua kebijakan berbeda.. ( nomr satu dan dua)… hmm.. bagi saya sendiri si, saya setuju nomor 3.. lebih fleksibel rasanya.. kalau misal cowok-cewek yang mo nikah ini punya etos kerja yang bagus, apa perushaan ga sayang juga ya harus mengeluarkan salah satunya..

  17. Kalau di tempat kerja sy yg dulu pake aturan no.2 om, bahkan ada yg sampai satu penugasan audit segala.

    Pernah suatu waktu sy satu penugasan dengan suami istri itu, dan terus terang jadi gak enak, karena saya fkir mereka kurang profesional ketika bekerja. Pas lagi romantis, berlebihan romantisnya, tapi di lain waktu pas berantem juga, gak liat sikon. Padahal ada saya di situ. Kan saya jadi sedikit risih juga jadinya. Sejak saat itu saya gak mau lagi satu penugasan dg pasangan suami istri, kapok hehehe…

  18. Bagi yg mau menikah satu kantor (walau diijinkan)tp seyogyanya mempertimbangkan juga “kekuatan” perusahaan tempat bekerja, takutnya jika collaps dan ada pengurangan karyawan, dua-duanya bisa kena… nah kan repot kalo keduanya kehilangan pekerjaan pada saat yg bersamaan.

    Temanku masih pacaran sih, bekerja di company yg berbeda, namun bergerak di bidang yang sama.. eh tak tahunya waktu krismon sama-sama kena imbasnya.. untung lagi pacaran.. lha kalo sdh menikah kan lebih repot 😦

    salam saya

  19. Hm..
    Pernikahan adalah hak azasi ya sahabatku.. Dan lagi kita kan gak tau kapan dan dimana akan jatuh cinta dan menemukan jodoh. Namun suasana kerja yang kondusif juga perlu.

    Pada Perusahaan yg BESAR dimana dimungkinkan untuk benar2 kerja dibagian yg terpisah dan tidak akan berhubungan satu sama lain, mungkin oke2 aja sih.

    Di perusahaan berukuran sedang, apalagi kecil, ini sering menimbulkan masalah. Kedekatan hubungan pribadi (seperti suami istri) begitu sering menimbulkan kekikukan antar pekerja dan antara atasan dan bawahan. Belum lagi faktor2 confidentiality yang harus dijaga. Untuk situasi perusahaan spt ini aku memilih NO. Walaupun ada baiknya diberi tenggang waktu beberapa saat untuk salah satu mengundurkan diri dan pindah kerja ke prusahaan lain.

    Lama banget gak sempat BW dan berkunjung. Apa kabar sahabatku Om Trainer..? 🙂

  20. ada apa dengan mata saya, kenapa selalu mata saya yang di komentari manusia di sekitar saya…

    itu bukan jurus pak NH, emang sudah dari oroknya begitu

    wakakakakakaak

  21. Jadi inget punya temen kerja di bank, mereka pacaran dari sejak msuk jadi karyawan sampe sekarang…karena sama2 gada yg mau resign….jadi belum nikah juga ampe sekarang, or….
    ada yg udah nikah sama orang lain, but di kantor tetep aja tuh sama pacar lamanya ….

  22. Kalo perusahan yg dulu menerapkan rule.2 Om..

    tapi klo yang skrg kita menggunakan rule.3
    Berat sih Om krn menurut PP untuk karyawan produksi mereka tidak boleh menikah selama masa kontrak 😦 ehmm kita sbg HR mencoba bijak aja jd ya “break the rule” .. Mereka boleh nikah dgn siapa saja termasuk satu perusahaan namun tidak boleh melanggar syarat A,B, C.. jd “tau sama tau” aja…

    Setuju HR bukan yg nentukan Jodoh.. Nah kalo orang HR nya cinta lokasi juga gimana 😆 ….

    1. eh, disekolah tetangga ternyata nomor 3. boleh saling menikah, tapi salah satunya gak akan diangkat jadi guru tetap alias selamanya kontrak. Jadinya kebanyakan salah satunya pindah, deh… Tapi denger-denger kebijakan itu akan dirubah sebab mereka kehilangan guru melulu. Nyari guru kan rada pelik, terasahnya oleh waktu. Bukan cuma pemikiran, tapi juga, dan yang penting, hati. Lagian, harus dipikirin anak-anak yang beradaptasinya rada suse..

  23. Aku dan kekasihku dulu satu kantor. Pas mo menikah kekasihku pindah kerja, lalu setelah menikah gak lama kemudian aku jugak pindah hahahaha…..

    Gitu, klo dilarang-larang malah kehilangan dua manusia yg potensial kan?

    (Potensial? Suit….suit….)

  24. kayaknya saya setuju sama yg nomor 3 deh pak. soalnya kadang kalau udah menikah, apa yang dibicarakan di rumah bisa kebawa ke kantor, begitu pula sebaliknya. dan konflik kepentingan itu bisa banget terjadi…

  25. Menjadi hak semua orang untuk cintrong sama siapa saja, sama tetangga, kawan lama, kenalan di pasar atau dimanapun, bahkan berlanjut pada hubungan yang serius.
    Tapi lepas dari benar-atau-ga bener, setuju atau tidak setuju dengan peraturan kantor, kalau kita memang bekerja di sebuah kantor/instansi dengan aturan tertentu, tentunya ga mungkinlah kita sebagai pegawai mau buat aturan baru, lawong cuman karyawan.. Tapi ya syukurlah kalau ada instansi ada yang toleran, jadi urusan kantor tetap beres kawinpun OK..

  26. Perusahaan tempat saya nguli milih yang nomer 3, Om. Saya termasuk cinta lokasi, saya dan suami satu tempat kerja. Jadi setelah nikah, saya disuruh isi semacam form oleh HRD, yang intinya bahwa saya tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan pada suami (karena saya di finance, dikit banyak taulah baik buruknya perusahaan ini :P).
    Ada-ada aja…….

  27. karena saya kebetulan kerja di pemerintahan..
    gak ada aturan yang strict. boleh2 aja…

    tapi saya juga paham kenapa di beberapa perusahaan mengharuskan salah satu keluar..
    karena
    1. supaya nggak kecampur aja kerjaan dengan urusan pribadi
    2. bagi2 dong kerjaan ma orang lain

    mungkin gitu Om…

    1. sssst mbak ….
      gosip itu kan tidak perlu

      katanya mas NH:
      Gosip itu berbahaya … apalagi jika yang dibahas hal yang sepotong-sepotong saja … tidak berdasarkan fakta … dari persepsi yang salah … dan bahkan yang sudah di GOsok sedemikian rupa supaya SIP …

      😉

      EM

  28. Ditempat saya Bekerja dulu, ada suami istri yang memegang posisi, strategis…walhasil…banyak kendala dalam pekerjaan, karena Urusan Rumah Tangga dibawa kekakantor, belum masalah2 lainnya…
    Pernah Juga ada yg mau nikah, si perempuan Resign duluan…ternyata malah gak jadi menikah…alamak… 🙂
    dan spertinya Pilihan Yang Ke 3 itu lebih Bijak Om dalam menyikapi hal ini

  29. Zaman awal masuk kerja, masih boleh menikah sesama karyawan…namun kemudian disadari kesulitannya, apalagi jika keduanya termasuk karir cepat (management trainee/ODP). Dan banyak yang saling jatuh cinta, maklum saat pendidikan 3 bulan dalam satu asrama, belum job training.
    Menempatkan suami isteri dalam departemen beda juga sulit, karena makin banyak yang menikah sesama karyawan…akhirnya ada peraturan, salah satu harus mundur. Biasanya sih, mudah juga dapat pekerjaan, dan pindah ke perusahaan lainnya yang sejenis.

  30. Emang kebanyakan perusahaan swasta yah Om yang memberlakukan peraturan karyawan/ti nya gak boleh menikah, tapi Alhamdulillah dikantorku gak ada aturan begitu hehehehe… sayangnya disini gak ada lelaki yang bisa di gebet jadi cami.. 😦 hahahahahaa curcoOOOOllll

  31. kalo menurut saya mending dibolehin aja, soalnya temen sekantor kan yang presentasi bertemu tiap hari sangat tinggi, jadi sangat wajar bila mereka saling suka.. Asal nggak mengganggu pekerjaan why not?

Tinggalkan Balasan ke nh18 Batalkan balasan