.
Dulu saya pernah tinggal di suatu komleks perumahan.
Saya perhatikan banyak sekali rumah-rumah di kompleks tersebut memasang nama di depan rumahnya. Biasanya ditempelkan di pintu. Di dinding dekat pintu atau di tempat-tempat yang mudah terlihat dari luar.
Tidak jarang papan nama tersebut juga tersemat di kotak pos mereka. Lengkap dengan tulisan alamatnya. Mungkin ini diperuntukkan bagi petugas pos … agar mereka lebih mudah mencocokkan alamat surat yang akan mereka kirim. Apakah ditujukan ke rumah tersebut atau bukan.
Papan nama yang terpajang di depan rumah tersebut ada yang singkat. ada pula yang panjang. Beberapa ada yang komplit dengan gelarnya. Drs. Nganu Sunganu. atau Ir. H Fulan Sufulan MA dan seterusnya dan seterusnya. Pemilik rumah seolah berlomba narcis untuk memajang namanya di depan rumah.
.
Namun kini …
Dengan berjalannya waktu, sekarang saya sudah agak jarang melihat papan nama tersemat di depan rumah. Saya hampir tidak pernah melihat lagi nama si empunya rumah terpasang di kotak pos atau di pintu depan rumah.
Di perumahan tempat saya tinggal pun sekarang hampir tidak ada lagi yang memajang namanya di depan rumah.
MENGAPA ???
Setelah saya analisa, sepertinya kita semua melakukan ini untuk alasan keamanan. Kita semua tidak memasang nama didepan rumah karena takut disalah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pak RW dan atau Pak RT setempat pun tidak menyarankan kita untuk memasang papan nama tersebut.
Ada banyak kejadian, ada orang yang mengaku-ngaku kenal dengan si empunya rumah. Dan mereka mencoba memperdayai asisten rumah tangga atau anak-anak yang ada dirumah pada siang hari.
“Saya disuruh Pak Fulan untuk mengambil Lap Top yang ada di kamarnya “
“Kami diminta untuk mengambil Stick Golf oleh Pak Badu”
“Kita disuruh Pak Nganu, untuk mengambil motor bebek ini “
dan seterusnya …
Tentu saja ini hanya karangan mereka belaka. Mereka berniat tidak baik. Mengambil barang yang bukan haknya. Dengan cara mengaku-ngaku kenal dengan si empunya rumah. Darimana mereka kenal nama si empunya rumah ? … salah satunya adalah dengan membaca PAPAN NAMA yang tercantum di depan rumah tersebut. SKSD, sok kenal sok dekat.
Karena penampilan mereka meyakinkan, tidak jarang satu dua asisten rumah tangga ada yang tertipu juga. Mereka manut – nurut saja mengambilkan barang-barang yang dimaksud. Lalu gempar lah seisi kompleks, sadar bahwa ini hanya tipuan belaka.
So … oleh sebab itu …
Pengurus Lingkungan di perumahan kami meminta kami untuk selalu waspada dan selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan semua pihak. Agar kejadian tipu menipu ini tidak terjadi lagi.
Mereka juga menghimbau kami semua, untuk tidak memasang PAPAN NAMA di depan rumah kita. Karena ini bisa berpotensi disalah gunakan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab …
—
So … Waspadalah …
—
Apa para pembaca memasang PAPAN NAMA di depan rumahnya ?
Bagi yang berpraktek sebagai Dokter atau Dokter Gigi mungkin ini agak pengecualian ya …. ?
Boleh sharing pengalaman bapak – ibu sekalian ?
Salam saya
wah analisisnya nyambung juga ya om, heheh, kemungkinan terjadi kejahatan mungkin menjadikan tidak dipasang, disamping juga bukan tren lagi hehe..
Selamat minggu om..
hehehe… waspadalah waspadalah ya om…
klo zaman sekarang malah kebalikannya daripada zaman dulu ya om.
hmmm….. kudu dianalisa lebih lanjut ini. *insting curiosity dhila mulai tuing2 😀
kalau di rumah saya sih engga di pasang Om Nh.. paling nomor rumah aja 😀
iya Om, bahaya juga kalau pasang nama di depan rumah…bisi di salahgunakan…
salam hangat.. 🙂
tapi saya juga ga pernah liat sekarang rumah yang di pasang papan nama.. udah jarang kaya nya 🙂
penipuan semakin canggih aja… seremnya..
keluarga kami jg nggak pernah pasang papan nama di depan rumah…
makasih sharingnya Om…
hmmmm aku baca posting ini dan teringat bahwa aku pernah menulis juga keheranan soal papan nama di Jepang. Karena di Jepang HARUS ada papan nama di SEMUA rumah atau apartemen. Paling sedikit nama KEPALA KELUARGA.
Ubek-ubek di beberapa blog lama ternyata postingan Juni 2005 hahaha. Belum ada Twilight Express waktu itu. Jadi aku pindah ke :
http://coutrier.wordpress.com/2011/09/25/%e8%a1%a8%e6%9c%ad-hyosatsu/
(Semakin berpikir bahwa aku harus menjadikan satu semua tulisanku. Sudah ribuan hahaha. Dan memang benar WP terbagus untuk pencarian posting lama – dibandingkan blogspot)
tabik
sudah biasa om, dengan gaya sok akrab “ini dokter gigi anu ya.. boleh masuk? bla bla bla..” dan ujung2nya tau sendirilah, hehhhee..
dan klo yg pasang plang drg ini cuman kasih sumbangan sedikit, bisa dipastikan oknum tsb cemberut. 😛
demi keamanan ya Mas, makanya papan nama sekarang gak ngetrend lagih 🙂
salam
Dari dulu rumah saya tanpa papan nama, demikian juga rumah orangtua. Hanya nomor rumah yang dipasang untuk memudahkan pak Pos.
Kalau saya, mengajari pembatu secara sederhana…jika ada orang minta barang jangan dikasih, tapi kalau mau kirim barang cek dulu alamatnya, benar apa tidak. Dan karena hubungan antar pembantu ini dekat, maka mereka saling tolong menolong, dan pagar hanya dibuka, jika yang datang membawa identitas jelas, serta telah ada pesan dari saya (itupun si mbak meminta KTP, identitas dari kantor, mencocokkan dengan pesan saya, baru dia boleh masuk)…kalau kirim barangpun, dilewatkan diatas pagar (gara-gara ini saya dikomplain teman blogger karena undangannya diterima si mbak lewat atas pintu pagar). Saya cuma ketawa, kan memang demi keamanan.
Tapi…isi rumah saya tak ada apa-apanya om, hanya lemari penuh buku….karena dari dulu saya hanya ingin, anak-anak aman di rumah. Dan kalau si mbak minta uang belanja (saya ngasihnya seminggu sekali), saya selalu bilang, ibu ambil uang dulu di Bank ya..jadi mbak berasumsi bahwa uang ibu semuanya di Bank….
tidak hanya alamat rumah, kalo dulu nomor telepon di yellow page juga bisa dimanfaatkan untuk penipuan..
kalo dulu pakai papan nama agar saudara kita yg cari rumah gampang menemukannya.. kalo sekarang mah, tinggal SMS atau tinggal telepn suruh jemput atau memberi tahu lokasi rumah kita. 😀
Ngomongin soal papan saya jadi inget papan peringatan “Pemulung Dilarang Masuk”
Meskipun sudah jarang, masij ada saya lihat rumah ber’papan nama’ itu dilingkungan saya Pak, tapi rumah kami sih hanya dipasangi nomor rumah (dan akhir2 ini sering dikomplain karena nomor rumah yg baru terlalu kecil katanya…, hehe…)
om T mengingatkan saya jadinya, soalnya rumah orang tua saya puluhan tahun memakai papan nama diatas kusen pintu… jeli sekali mengangkat tema papan nama om…
sekarang saya pun hanya memasang nomor rumah saja, gak ingat segi keamanan tapi biar simpel saja.
Di rumah Hani yang di kampung ada papan namanya Om…karena agar orang-orang yang nyari lebih mudah….mungkin karena di kampung modus seperti ini masih belum ada tapi semoga tetap tak ada…
Iya om emang gak bagus tuh ada papan nama di rumah.. klo aku seh belom pernah kejadian disekitar.. jadinya gak ada jugak cerita yg bisa dibagi..
Saya ketawa Om, pas baca pertanyaan di akhir posting-an. 😆 😆
Bagi dokter yang buka praktek di rumah, memang pengecualian. 😆
kalo pake papan nama takut Om..
takut lebih terkenal..
ntar jadi seleb hehe..
pas mbaca paragraf pertama itu aku mikir kaya di cerita-cerita agatha christie gitu pah
semua rumah ada papan namanya misalnya Casa grande
jadi nama rumahnya bukan nama yang punya rumah hehhee
sedari dulu kami gak biasa masang papan nama yg punya rumah gak tau kenapa mungkin karena alm bokapku gak suka narsis kali ya hehehhe
Dari dulu kami memang tak pernah pasang papan nama di depan, mungkin ini masalah kebiasaan di suatu daerah saja ya Om.
Di Medan, saya pernah lihat rumah seorang teman saya, ada nama lengkap bapaknya di sebuah papan. Lengkap dengan titelnya semua. Kalau dulu mungkin ada gunanya, jadi kalau dia tentara, lumayan disegani…
Tp sekarang sih ya gak lah ya, betul itu Om, banyak orang yang niat gak bener sekarang.
papan nama, saya baru tahu om. belum pernah melihatnya, apa karena saat itu saya tidak memperhatikan ditambah masih kecil.:D
tapi info ini memberi informasi baru om agar jangan mudah menulis nama di papan yang ditaruh di depan rumah tanpa alasan tertentu seperti praktek dokter, pengacara, atau notaris.
salam Pu ya om
dirumah saya memang tidak ada papan nama om En, wong ayah dhe bukan dokter ataupun dokter gigi, hehe.. 😀
tapi kalo papan nama yang dibaju nggak apa2 kan om??
ada saja yang menyalahgunakan papan nama untuk keperluan yang negatif, tapi masih ada yang memasang papan nama di rumahnya…
Trainer apa sih OOm ?
Kemarin saya baru membahas soal papan nama ini sm suami. Kan ceritanya sy lewat rumah yg ada nama pemiliknya plus gelar sarjananya….kayaknya klo jaman sekarang rumah ada papan nama kayak gitu agak aneh yachh…kesannya pemilik rumah pengen eksis dan terkenal heheh…..
Jelas kami tidak memasangnya, karena kami pemalu 😳
(gubrakkk)
awal membaca tulisan ini tadi saya menebak karena orang sudah jarang berkirim surat pos dan lebih suka menggunakan email, ternyata masalah keamanan tooo 😀
ada di rumah mertua almarhum masih terpampang papan namanya
Bapak masang nama dulu. Tapi habis nambah kamar dan ruang tamu di depan, itu papan nama tetap gk berpindah, jadi sekarang papan namanya ada di dalam di atas pintu masuk ruang tengah. Hehehe….
Kalau sy di sini pasang nama di mailbox Om 😛
dulu pernah ada pasang papan nama,
seperti dokter gigi 😀
karena bapak masih menerima pasien waktu itu
tapi sekarang sih udah engga ada lagi
Alasan keamanan itu yang penting oom.
Oom pasti ingat, paska ontran-ontran september 1965, banyak rumah yang memasang papan nama, atau hanya disemprotkan di tembok, kalimat berbunyi
– KELUARGA ABRI
– ada juga yang menyemprot temboknya dengan cat merah berbunyi ” IKUT BARISAN SOEKARNO ”
Nah, ditembok saya tak semprot kata ” N.U “, maklum saya dulu kecil2 sudah ikut tim voly dan drumband GP ANSOR karena kami dari keluarga NU yang berlambang jagad ditaleni itu oom.
Ini kayaknya juga bermotif keamanan, maklum dulu orang2 gampang nyiduk orang lain.
Lalu ketika jaman saya masih seneng aksi-aksian, di tembok depan, diatas nomor rumah (dinas) saya pasang papan nama ” Amatir Radio Republik Indonesia ( ORARI)~ YD7UOZ ~ lengkap dengan logonya.
Wah rasanya gagah bener tuh oom karena para tetangga hanya 1-2 yang ikut Orari.
Kini, hanya nomor rumah saja yang tertera di pilar pagar.
Mau tak pasang papan ” Disini tinggal Komandan BlogCamp Group” gitu kok nggak enak. Entar dikira kejangkitan post power syndrome.
Sekian share saya soal papan nama.
Salam hangat dari Surabaya
demi keamanan tentunya om. selanjutnya takut tenar hehehe
Dulu kami tinggal dirumah dinas tempat bapak kerja. Setiap rumah, dihalaman depan terdapat plang nama lengkap dan nomor rumah. Tapi waktu itu barangkali kejahatan belum semarak sekarang…
Dulu jadi semacam kebanggaan kalau memajang papan nama di depan rumah ya, om… apalagi kalo rumahnya bagus 😀
Kalo sekarang sih, malahan cenderung pagar rumah tinggi dan tertutup hingga rumah tidak terlihat dari luar. 😀
Saya ga pasang papan nama tapi pasang nomor rumah lho om enha
Samaan kek mas Necky, bukan papan nama yg dipasang Om, tapi nomor rumah (kadang lengkap dengan blok/gang) yang sering saya temui, lumayan memudahkan juga sih kalo pas nyari rumah di komplek, jadi bisa langsung ketemu 😀
msh ada di atas pintu rmh kyaknya om. tp mudah2an sll aman. amin
Pemasangan papan nama ini juga diterapkan di keluarga Put, pak…
Diletakkan di sudut atas pintu rumah…
tapi, uniknya…. biarpun sudah ditempelkan nama pemilik rumah.. tetap saja ada orang2 yang salah alamat mampir ke rumah.. he… he..
KAyak di kartun-kartun Jepang ya 😀 ada papan namanya, rumah saya di kampung biasa,, ndak ada papan namanya ^^