REBYEK


.

Postingan ini terinspirasi dari Postingan Bunda Ly tentang “Penyebab Koper Hilang”
(Sebagai seorang mantan pramugari yang berpengalaman, beliau pasti tau betul mengenai hal ini.  Serba serbi di Pesawat, termasuk koper-bagasi dan pernak-perniknya).

.

Lalu apa hubungannya dengan REBYEK ?

(“RE” di lafalkan seperti pada kata RE-pot.  Dan “BYEK” … seperti dalam kata o-BYEK )

Terlebih dahulu mari kita telaah apa arti kata Rebyek ini.  Rebyek adalah suatu kondisi dimana seseorang itu membawa barang bawaan yang banyak … tetapi tidak praktis cara membawanya …  Pating prentil ndak keruan … Tentengan bereret berentet kemana-mana.  🙂 🙂 🙂

.

Contoh kasus yang paling umum adalah ketika Travelling.  Entah menggunakan moda transportasi Darat-Laut-Maupun Udara.

Seseorang, yang bepergian ke suatu daerah, entah untuk urusan bisnis maupun liburan … biasanya akan bertambah barang bawaannya ketika kunjungan selesai.  Yang semula berangkat hanya membawa 2 koli (biasanya 1 koper bagasi dan 1 tas kabin).  Setelah selesai bepergian,  tiba-tiba saja bawaannya beranak-pinak menjadi banyak.  Pulang membawa oleh-oleh, barang belanjaan dan sebagainya.  Dan saya rasa ini wajar-wajar saja.

Namun yang menjadi “concern” adalah … di banyak kejadian … mereka tidak membungkus barang bawaannya tersebut secara compact, efektif dan efisien.  Akibatnya akan ada banyak sekali tentengan.  Entah itu  Tas Plastik … Tas Kertas … Kardus … Tas Kresek … dan sebagainya.  Naaahhh … perilaku atau situasi inilah yang kita sebut sebagai REBYEK.

Banyak barang bawaan sehingga oBYEK tersebut jadi me REpotkan.  (REpot oleh oBYEK bawaan … aaahhhaa pas bener ini … )

.

Isinya apa saja tas-tas tambahan itu ?
(Trainer mulai kumat usilannya)

Tas Plastik itu biasanya berisi cindera mata yang di beli di pasar souvenir.  Tas-Tas Kertas (plus logo merek terkenal itu) biasanya berisi barang belanjaan pakaian yang secara sporadis wal kalap, baru dibeli kemarin di Mall Besar di kota-negara tersebut (entah dari Mirota, Malioboro, Orchad road, Sukhumvit atau Sungai Hwang  hehehe).   Sementara Kardus-Kardus itu berisi oleh-oleh makanan khas daerah tersebut (Pempek “Candy”, Kerupuk udang “Bhek”, Dodol Garut, Bika Ambon, Bolu Meranti, Sanjai “Christine Hakim”, Klaaper Tart dan sebagainya) .  Ditambah lagi ada satu atau dua kerajinan tangan yang agak sedikit besar … sehingga sulit untuk dibungkus … misalnya … Miniatur Kapal Layar Bugis … Wayang Golek … Replika  Alat musik tradisional sampai koteka).  (kadang ada juga yang bawa boneka Shaun The Sheep dan Dora Emon segede gaban).

Oh iya … hampir lupa … saya sering melihat juga tentengan berupa Tas-Tas Kresek.  Tas Asoy itu.  Yang berisi … Pakaian kotor yang tidak sempat dimasukkan koper, karena baru saja ganti.   Bisa juga Selimut, Sweeter, Shawl, Jaket.  Atau berisi snack penganan kecil dan botol air mineral plus sedotannya untuk sangu di kendaraan nanti.  Bahkan saya juga pernah lihat … Tas Kresek ini berisi Handuk basah yang baru dipakai mandi sebelum berangkat tadi pagi.  (atau mungkin habis berjemur di Kuta mungkin …) hahaha … Mantap cyyinnn … (baunya).

.

Kebayang betapa-betapanya bukan ???
Saya tidak sedang membual … Contoh yang saya kemukakan diatas adalah contoh riil … benar-benar ada … hasil pengamatan saya ketika travelling.

.

Menurut pendapat saya …
Sesungguhnya perilaku REBYEK ini sangat menyulitkan diri sendiri.  Prentilan-prentilan bawaan tersebut akan sangat merepotkan gerak kita.  Dan di banyak situasi … perilaku REBYEK dari salah seorang penumpang ini … berpotensi mengganggu calon penumpang lainnya.  Proses ticketingnya pasti memakan waktu yang lumayan lama.  Belum lagi Bagage handling dan sebagainya.

Saya tidak menafikan bahwa …
Kadangkala … mau tidak mau … kita harus membawa barang bawaan yang banyak … Mungkin karena kita bepergian dalam waktu yang lama … dan juga membawa anggota keluarga kita … atau juga yang pesen oleh-oleh banyak, nggak enak kalo tidak dibelikan.

Namun yang saya maksudkan disini adalah … seyogyanya … barang-barang tersebut di handle dengan management yang baik.  Rapi … di pack dengan baik … di bungkus dengan compact, praktis dan aman.  TIDAK PATING PRENTIL … TIDAK REBYEK.  Sehingga gerakan kita menjadi lebih cepat dan leluasa … resiko kehilangan bisa diperkecil … dan yang lebih penting lagi adalah … Tidak mengganggu pengguna transportasi yang lainnya.

Lalu pembaca pasti akan ada yang komentar …
“Abis gimana Om … Emak-emak kan ada banyak prentilannya ?  mau nggak mau jadi Rebyek deh !”

Ya saya bisa mengerti hal itu.

Tapi mari saya ajak anda semua berkunjung ke Sahabat baik kita dari Jepang,  Imelda Miyashita
Imelda pasti akan setuju dengan saya.  Bahwa kita tidak boleh Rebyek.  FYI : Dia hampir setiap tahun pulang ke Indonesia … dan bawaan beliau pasti banyak.  Karena Imelda selalu membawa serta Dua anak lelaki tersayangnya. 

Jika anda sempat melihat postingan-postingan Imelda ketika persiapan pulang kampung ke Jakarta.  Maka anda akan bisa membaca / melihat bahwa Imelda mempunyai beberapa koper yang besar,  juga yang berukuran sedang.  Sehingga semua pakaian atau barang yang dia perlukan … bisa masuk dengan rapi dan compact di koper-koper tersebut.  Dan ketika dia akan kembali pulang ke Jepang, setelah liburan musim panasnya berakhir … dia juga selalu memasukkan semua oleh-oleh atau penganan/bumbu/barang-barang khas Indonesia (yang tidak ada di Jepang) kedalam Koper Besarnya itu. 

Saya tau betul, Imelda selalu mempunyai perencanaan yang baik pada setiap tindakan yang akan dilakukannya, termasuk dalam hal menghandle bagasi bawaannya.  Memang akan sedikit merepotkan pada saat packingnya … namun ini sangat penting untuk kelancaran dan kenyamanan perjalanan panjangnya.

Begitu kan EM ???

So sodara-sodara sekalian …
I tell you ya …
Please do not REBYEK …
Beware of your own “prentilan”

Barang-barang bawaan prentilan itu sebaiknya dijadikan satu saja, agar mudah penanganannya.
Demi kenyamanan anda sendiri … !!!
(juga kelancaran penumpang yang lain tentunya)

.

What Do You Think ?
Do you Rebyek ?

.

.

atau kalau perlu … “Paketin saja !  … Habis perkara !!!”  (hahahaha)

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

56 tanggapan untuk “REBYEK”

  1. ..
    untuk cemilan, sekarang toko oleh2 bisa maketin langsung ke rumah kita..
    jadi gak rebyek.. 😉
    nah kalau jalan2 ke jogja dan nginep di catys house saya bisa bantu maketin barang juga *promosi*..
    hehehe…
    ..

    1. Bener Banget Ta …
      Itu satu service yang saya pujikan …
      dengan demikian semua happy … rapi jali

      Salam saya
      Sukses selalu ya Ta … juga untuk Bu Tuti

  2. kalau saya insya Allah gak begitu rebyek Om, kan di pencinta alam ada pelajaran packing tuh..

    jika saya kebetulan bepergian jauh saya malah bawa carier gede deh, biar masuk semua barang.. cuma nih om ada kelemahan juga.. berat pol dan kalau hilang, yo wis hilang kabeh semuanya tak tersisa 🙂

    1. Yes Indeed …
      Seorang pecinta alam … dituntut untuk bisa memilih barang esensial apa saja yang akan dibawanya …
      … dan juga bagaimana cara mengepaknya …

      Salam saya Sip

    1. Atau kalau tidak …
      pakai tas yang awalnya dilipat sebesar dompet …
      lalu kalau mau diisi tinggal dibentangkan … isinya banyak. Tapi bisa menyatukan semua

  3. aku lebih suka menyatukan barang² itu bertindih²an di dalam koper besar, cukup satu koper besar saja. agar aku gak pusing mikir ada berapa potong bagasi dan ada berapa kresek yg harus diawasi..

    mama pernah jejeritan krn aku masukin lemang batang (yg pake bambu itu) ke dalam koper pakaian.. HAHAHAHAAA..!!!

  4. setuju banget Mas, DO NOT REBYEK…… 😛
    karena bakal nyusahin diri sendiri, dan kans utk hilang, kelupaan atau ketinggalan lebih besar … ya gak sih??

    aku terbiasa memasukan semua barang dlm satu koper dibagasi, jadi kalau kekabin hanya menenteng handbag thok,
    kalau naik mobil, juga aku selalu usahakan seperti itu…
    pokoknya paling males deh nenteng2, apalag kardus atau si asoy tadi…. 😦
    emangnya eikeh apaaan????? 😀 😀
    salam

  5. Wah materi training rebyek-nya heboh sekali pak NH18. Berusaha mengetuk pintu halaman u write tuk registrasi kesulitan pak, jadinya absen melalui loket rebyek ya, salam

    1. Wah kok sulit ya Yu ?
      nanti saya check ya …
      Yang jelas sepertinya Yu Prih sudah pernah menulis di halaman U Write deh …

      Thanks ya Yu ….

      Salam saya

    1. Itu bukan Rempong Nik …
      menurut saya justru itu salah satu cara jitu untuk membuat bawaan kita tidak pating prentil … tinggal disatukan saja.
      Yang jelas … solusi membawa Tas Lipat sebesar Dompet … yang kalau dibuka akan menjadi besar juga merupakan hal yang saya sarankan.

    2. maksud saya yang rempong itu klo pake tas kresek itu Om 😀 makanya rela membeli tas baru agar menghindari tentengan2 yg bikin rempong xixixi …

  6. Kalau travelling emang enak nya “simple and quickly” simpel dan praktis 🙂
    jadi bebas deh gerak nya pas jalan- jalan….

    btw…kok ngedenger makanan2 yang di sebutin om Nh jadi pengen….
    dan..jadi laper. Ahahahahahahah 😀

    salam hangat Om

  7. tulisan ini khas om NH banget. membahas istilah hehehe. paling suka deh om. sudah lama nggak dengar kata ini diucapkan.

    memang iya, kalau rebyek itu repot sendiri. kalau pulang, biasanya aku sekalian bawa tas lipat yang bisa kupakai untuk tas tambahan (jika diperlukan).

  8. hahaha…tapi daripada REBYEK gitu mending oleh-olehnya saya paketin om ke rumah pake jasa kirim paket,,,biasanya sih sehari sebelum keberangkatan…
    nah, nanti kitanya tinggal jalan dengan membawa barang bawaan yang tak terlalu banyak deh…hehehehe

  9. Aku termasuk yg rebyek..Malas saja menata bermacam barang dalam satu compact yg mudah di tenteng. Setelah baca notes ini aku akan insap Om 🙂

  10. haha,,,rebyek bukannya kalo abis tidur blm mandi om 😆
    saya paling benci bawa2 barang saat bepergian, cukup tas gendong saja. apalagi bawa kardus..hahaha…kek mau ngungsi aja. tapi bener kalo ibu2 yang paling sering bawa begituan, ribet beneerrr…dan pastinya nambahin ongkos juga kan? 😀
    salam

    1. Hahaha … Itu Rebek Ri …
      Saya sih ok-ok saja bawa kardus … asal kardus tersebut dipak dengan baik.
      Yang susah itu kalo … ngeliat Tas Kresek bergelantungan …
      waahh itu repot punya
      hehehe

  11. hahaha… aku paling males bawa tetek bengek yg bisa bikin ribet diri sendiri, apalagi ntar nyusahin orang lain..
    Biasanya barang lainnya aku kirim via Tiki/JNE

  12. apa kabar om udah lama gak main kesini…

    Kalo pergi sama bunda paling males saya om,karena beliau suka bawa ini itu dan imbasnya saya jadi tukang tenteng hehehe,tapi dapat pahala jadi ikhlas saja 🙂

    1. Tukang Tenteng ?
      aaahhh ada ada saja kamu … hehehe
      Ya harus begitu lah … kan belanjaan itu juga untuk kita juga …
      Dan kita kan sayang sama Bunda to
      hehehe

      Salam PLUR

  13. Rebyek = Rebek,,,
    Aq juga sering ngeliat kejadian yang inyiak bilang,, di setiap perjalanan aku keluar kota,,
    Haduuuhhh ampunnn dah,,
    Yg lebih ampun lagi,,
    Sama ibu-ibu yg bawa koper ukuran sedang
    Tapi gak mau di taro di bagasi,, maunya taro di kabin,,
    Padahal pramugarinya udah bilang gak boleh ttp aja kekeh,, dengan alasan takut ilangg
    Rasanya mau ngomel itu,, kalau liat ibu-ibu rempong gitu,,
    Ditambah dengan bawaannya yang banyak dan lumayan ngeluarin bau,,
    Misalnya ikan asin dan teman-teman,,
    Pasti rusuh,, di pesawat
    Rusuh karena si ibu,, ngotot gak mau taro koper di kabin,, dan rusuh sama bau ikan asinnya,,

    1. Ya … bener banget Put …
      Kadang bawaan-bawaan tersebut … karena tidak di bungkus dengan semestinya …
      mengeluarkan bau yang lumayan “OK” hehee
      dia berkenan membagi bau itu ke seluruh penumpang
      hhahaha

  14. belum pernah denger istilah rebyek sebelumnya…
    tapi kalo saya juga sebisa mungkin gak banyak tentengan kalo bepergian. kalo beli oleh2 juga kudu bisa masuk koper semua. males banegt kalo mesti nenteng2. hehehe.

  15. Dan biasanya, yang ReByek bin Rempong ini, Rombongannya juga banyak dan masaalooohhh, berisik! hehehhe…

    sip Oom, setuju! jangan rebyek, demi keamanan, demi kenyamanan..

    salam sayang Oom.. 🙂

  16. kalo aku paling males pergi2an bawa tas banyak2…ribet….suami juga kayak gitu….makanya kalo pergi keluar kota, suami dah bilang ngga akan bawa oleh2 kalo tasnya ngga cukup. hiks…jadinya jarang dibawain oleh oleh dech…..

  17. Kalau aku pasto bawa tas plastik yg besar itu om.. jadinya seluruh belanjaan dimasukkan ke tas itu..
    plg gak suka deh bawa peretelan.. lah bawa dua tas aja aku repotnya banget banget.. bahkan saking malesnya nenteng aku pernah masukkan laptop ke dlm koper dan dimasukkan ke bagasi.. untung gak rusak.. hehehe

  18. betul sekali tuh om .
    klo saya sih mending bawa tas yang bbbuuueessaarr banget buat barang . barang itu .
    terus dijadi’in satu gitu deh biar gak REBYEK
    hhaha .
    salam kenal dan sempatkan mampir kewebsite kami

  19. Biasanya aku selalu menyediakan ruang sisa di dlm koper pas berangkat oom, supaya pas pulang jadi gak reblek 😀

    Tapi perjalanan terakhir ke Bali, kebetulan aku berangkat duluan Oom dan baru dua hari di Bali lsg belanja belenji. Nah adrian pas nyusul aku minta bawain satu koper kosong buat naruh itu belanjaan :)) haha

  20. Saya kalau pergi sendiri tidak terlalu rebyek, tetapi jika sudah membawa teman sebelah wahhhh….rebyek..byek. Walau sudah membawa koper tetap saja ada cangkingan untuk isi sandal keplek, sukro, arem2,dll ha ha ha ha.

    Tahun 1994 saya ke India harus membayar 2jeti untuk kelebihan bagasi karena 4 koper plus 2 set stick golf. Maklum takut disana sukar mencari apa2. Kembali dari India saya kebagian tugas nyangking wajan teflon satu set….jari tangan saya sampai pingget kena tali plastik. ampyuuuuun deh.

    “Biar rebyek yang penting hepi”, begitu kalee kata emak2.

    Salam hangat dari Surabaya

  21. Haha…Rebyek..Prentillan..
    Emak-emak bangget..
    Kalo di keluargaku bilangnya ting gerendel..
    Artinya ya sama gitu deh..

    Tapi jujur Om aku tuh paling jaim kalo bawa prentilan apalagi kresek item no..no..
    Kayanya aku termasuk orang yang cerewet kalo persiapan mo pergi jauh ato mudik,
    Harus Bener2 rapih di taro di Tas ato koper..
    Pokoknya menghindari Rebyek gitu..

  22. Aku orang yg kalo pergi printilannya buanyak buanget apalagi kalau pelatihan dan musti nginap, kalo dihotel yg enak sih gampang Om, eh tiba-tiba harus ngamar kayak barak gitu siap sedia strikaan, termos air panas, handuk, sendal jepit kadang malah beli ember dan gayung segala buat nyuci 😀 ribet…bet…bet…herannya waktu kuliah dulu kagak seribet gini, kagak perlu bawa peralatan lenong cuma ransel satu doang sepatu satu kets doang kadang apa yang terjadi entar ya entar dipikiran, sekarang belum berangkat packingnya udah berminggu-minggu udah gitu masih ada yang ketinggalan pulak!

  23. No, I am not a rebyek person Om *halah*. Coz emang rempong bgt deh ah kalo banyak printilan2 ga jelas, dilihatnya jg sangat jauh dari kata cantik, saya suka yg compact bin padet, walopun belum tentu rapi (yg penting semua masuk tas, didalemnya acak kadut jg gpp hihihi)

  24. Haik, begitu mas! Do Not Rebyek!

    Makanya paling benci kalau orang janjian ketemu di bandara ceritanya mau kasih good bye, tapi masih kasih oleh-oleh….in the last minutes. Gara-gara itu aku pernah kehilangan (merelakan) letter opener dari kristal swarosky!

    Yang sulit kalau bawa bayi dan komputer. Apalagi sekarang di airport LN tidak boleh membawa cairan ke dalam cabin. Kalau bawa musti dipisahkan dan lapor. Mereka sampai meyakinkan bahwa itu susu bayi bukan bahan kimia loh.

    Jadi biasanya aku cuma bawa satu tas geret (yg bisa jadi ransel juga) berisi : laptop, baju ganti 3 orang (seandainya basah, atau koper hilang paling tidak ada baju ganti), kaus kaki, plastik untuk etiket (mun mun) dan… tas yang bisa dilipat. No oleh-oleh. Satu yang juga menambah bagasi adalah belanja duty free di bandara. Sudah lama aku tidak mau belanja dutyfree di bandara, tapi beli di dalam pesawat. Jadi tentengan hanya waktu turun (atau dimasukkan dalam tas geret)

    Terima kasih untuk mention nya dalam posting ini.
    Tabik

  25. hahahah… baru tau istilah Rebyek nih Om.. heheh..

    Mama saya juga suka rebyek… ribet deh…
    sekarang masih jamannya orang nitip barang nggak sih ya Om?
    saya jd inget mama saya dulu… sering bgt dititipin barang sama teman2nya wkt pulang-pergi Ina-Usa…
    memang jauh dan ongkirnya mahal… tapi hal tersebut merepotkan sekali bagi orang yg dititipi…

    pelajaran buat saya.. supaya jangan suka nitip2 agar orang lain nggak rebyek.. 😀

    hehe… nice post, Om.. 😀

Tinggalkan Balasan ke muamdisini Batalkan balasan