Apa Trainer ini selalu berhasil dalam memberikan Trainingnya ?
Tidak !!! … Tidak selalu …
Ada banyak kali, Trainer merasa kurang berhasil dalam membawakan trainingnya.
Ada banyak kelas Training yang pernah aku ajar tetapi kurang begitu berhasil mencapai tujuannya. Jika aku evaluasi lebih lanjut … Penyebabnya ada beberapa faktor … Yang Pertama Materi/Modulnya, Yang kedua Sarana dan Alat Bantu dan yang ketiga adalah … Trainernya itu sendiri.
Aku hanya akan menyoroti yang terakhir. Yaitu mengenai Trainer nya itu sendiri.
Mungkin lebih tepatnya … Kemampuanku dalam memahami Latar Belakang Trainee.
Ada beberapa ”KELAS-KELAS TERBERAT” yang kurang berhasil aku kuasai.
Yang pertama … Yaitu ketika aku mengajar kelas yang sebagian besar pesertanya adalah karyawan dari bagian FINANCE dan ACCOUNTING … wwwwuuuaaahhh … ini berat sangat. Muka mereka ketekuk semua … serius … Roman mukanya seakan dunia itu mau kiamat besok. Seakan dunia ini mirip Debet – Kredit dan Saldo, yang hidupnya selalu dikejar-kejar dept collector, fluktuasi saham dan nilai tukar mata uang. Hahahhaa
Ketika aku melucu pun … tidak jarang yang tertawa hanya aku sendiri … Aku merasa benar-benar mirip Badut Ancol Jayus cemen yang baru direkrut. Sungguh pren … salting bener mengajar mereka. Makan hati sangat … Melelahkan sangat …
Yang kedua adalah … ketika aku mengajar kelas yang semua pesertanya adalah peserta dari Luar Negeri … Hah ini juga berat. Suasana kelas dingin … hanya ada senyum satu dua yang kelihatan basa basi, terpaksa … demi menghormati si Trainer saja. Trainer gagal ”mengangkat” mood dan suasana …
Setelah aku analisa … ini semua adalah masalah ”BAHASA” …
Ya … syarat seorang Trainer yang baik adalah … dia harus bisa menguasai ”bahasa” dari para Traineenya … Yang aku maksud ”bahasa” disini adalah … aku harus menyelami latar belakang dunia mereka. Aku harus mengerti ”bahasa” yang sering digunakan oleh mereka. Their ”Common Language”. Permasalahan mereka, apa yang membuat mereka senang … dan apa yang membuat mereka sedih. Tentu dengan menggunakan terminologi – terminologi khas mereka yang harus aku kuasai terlebih dahulu. Agar Jokes ataupun move-move yang aku lakukan bisa ditangkap dan disambar mereka dengan baik …
Bahasa juga berarti … bahasa pengantar. Melontarkan jokes dan jargon dalam bahasa Asing jauuuuuhhh lebih sulit dibanding jika kita melakukannya dengan istilah-istilah yang berlaku di Indonesia … dengan suasana yang khas Indonesia tentu. Sehingga kalau aku mengajar orang Asing … setengah mati aku bekerja dua kali … pertama untuk menguasai materinya yang kedua adalah menerjemahkannya kedalam bahasa International. Memahami latar belakang trainee … udah gak kepikiran lagi … panik duluan soale … .
Namun ini adalah tantangan … yang harus ditanggulangi …
Sebagai praktisi yang mencoba profesional pada bidangnya … tak peduli siapapun traineenya …
Ayo Trainer … kamu pasti BISA !!!
menjadi trainer, harus serba bisa…
sama seperti seorang entertainer dong, Om…
harus bisa menguasai audience yang macem-macem sifat, latar belakang pendidikan, tingkat sosial, dll dsb..
Eniwei..
Good luck, Om!
I always believe that you’re a great trainer! 😀
Pake bahasa CINTA pasti bisa lah mas…hehheeh
itu kan bahasa INternasional (eh pesertanya cowo semua ya? JANGAN kalo gitu)
hihihi
Gambatte ne mas
EM
asyiiik tinggal bang hery nih…asunaros
hetric ahhh… bahasa tubuh pasti sudah dikuasai kan mas hihihi
(bener-bener nyampah!!)
Nah, komplitlah Asunaro…
Memahami bahasa trainee, berarti harus riset dulu ya Bos…
Baik riset lapangan maupun riset pustaka atau bahkan googling…
Kebayang nggak enaknya kalau kita melucu nggak ada yang ketawa.
Sakiiiiit banget hati ini…..
Karena itu mungkin banyak pelawak yang mati muda…
Iya nggak Bos?
Salam saya Bos
Hahahah …
Akhirnya … sodare-sodare …
Asunaro formation deh …
Pose … Cheerrss …
clik…
plok…plok…plok…
hr ini asunaros lengkap update postingan hihihi
Bahasa Bola juga bahasa internasional tuh… 😛
Wah berarti kelas training saya termasuk kelas berat di mata si Om… huehehe…8x
Tapi di kantor saya muka mereka ga pada ketekuk tuh… Mungkin masih muda2 kali yah…
Kalau kelasnya orang2 pasar modal, mereka bakal ceria kalau indeks saham lagi naik… :Praine
Pakai bahasa “kalbu” Pak … katanya komunikasi itu (termasuk training tentunya) tidak hanya komunikasi dari otak ke otak tapi juga dari hati ke hati (*sok tahu mode on*)
yessy penasaran pengen ikutan kelasnya si Om 🙂 kalo kelasnya orang orang sales pasti seru ya om..gila gila..dan suka rusuh..cuma tertib kok..halahhh kayak bola wakakakak
Tetap semangat…!!! 🙂
Wekekek abis @ “Badut Ancol Jayus cemen yang baru direkrut”
Bahasa gaul sama bahasa preman, perlu juga tuh 🙂
saya pernah presentasi di jerman….
dengan bahasa inggris yang sangat pas pasan … digabung dengan bahasa tarzan…..
nyambung juga tuh …..lumayan seru …. pokoke nekat …. hehehe
oh ya, nyambung yang pak Oemar Bakrie,
Saya jadi inget, diam bisa jadi tehnik kalau lagi audit atau wawancara ….. kalau responden atau auditee diem…. kita coba diem….. trus pasti tidak nyaman …. eh bisa jadi lama-lama (kalau beruntung) auditee/responden ngomong lagi ….. dapet deh yang ditunggu-tunggu …..kalau di bidang training bisa dimanfaatkan nggak ya ?
salam,
huwaaaaa.. inget waktu ngajar di pelatihan karyawan-karyawan bank m****i yang mau diangkat jadi Officer…
Waktu masuk ke kelas… deng deng.. sumpah deg-degan abis Opa! Masalah bukan apa, saya ini waktu itu baru berumur 25 tahun dan harus mengajar satu kelas penuh berisi bapak-bapak yang usianya 35 tahun ke atas!!! wakakakakaka…
untungnya sih ga seserem yang dibayangkan. lah saya ini mengajar hukum di situ, sementara yang diajarin semuanya lulusan teknik.. hihihihi.. jadi ya mereka manggut-manggut aja sama gombalam saya…