TRAINER (AGAK) KECEWA


.

Pada hakikatnya saya adalah orang yang tidak rewel
Bukan tipe orang yang dengan dengan  sangat mudah complain atau protes tentang satu dua hal yang tidak sesuai dengan apa yang di janjikan.
Trainer (relatif) orangnya pasrah … dan tidak macem-macem.

Namun sekali ini harus saya akui … batas kesabaran saya sudah agak terlanggar.

Minggu ini dari tgl 6 – 10 Oktober Trainer mengikuti Meeting Nasional yang diadakan di suatu Hotel di sebuah kota di Indonesia.

Jujur … hotel ini ini telah membuat saya melatih dan mempertebal urat sabar saya menjadi lebih liat lagi.  Bagaimana tidak … ?? … standart pelayanan hotel ini jauh dari memuaskan …

Padahal-budahal … ini adalah hotel jaringan internasional … berbintang 5 pula …
Seharusnya mereka pasti sudah punya standart pelayanan untuk menjalankan operasinya.

Ujian kesabaran saya ini dimulai dari …

.

#1. Check In …

saya harus menunggu luaaammaaa byanget … didepan saya ada petugas guest relation yang sibuk melayani satu orang berambut pirang … petugas receptionis pun hanya satu saja … sementara dibelakang saya sudah antri beberapa tamu lainnya … Si Guest Relation bukannya mempercepat urusan dengan si rambut pirang … atau paling tidak tidak menyingkir sebentar dari ”Que” agar saya bisa maju ke depan … ini malah stay ngobrol disana … menoleh ke kami pun tidak …  (Sabar omm … sabaaaarrr …)

.

#2. Tombol “At Your Service”

Di pesawat telfon dalam kamar … ada satu tombol merah bebunyi … At Your Service.

Maksudnya sih bagus … kita tak perlu pencet-pencet nomer telfon macem-macem untuk Laundry, Room Service, House Keeping, Concierge, Kasir, operator, Front Office, Bussiness Center dan sebagainya … Cukup pencet satu tombol merah itu saja … maka segala kebutuhan kita akan mereka layani …

Namun apa yang terjadi … setiap kali memencet tombol itu … wwuuuaaaahhhh luama ndak diangkat-angkat … ya jelas saja … hawong semua urusan dari seluruh penghuni hotel ini masuk ke nomer itu.  Sehingga jika ada keperluan … aku akan keluar kamar hotel dan langsung mengetuk ruang stand by house keeping yang ada di setiap lantai … atau langsung turun ke reception dan meminta apa yang aku butuhkan … ini jauh lebih cepat.

.

#3. Di belakang hotel ada Food Court …

Dan taukah sodara … ada satu pertanyaan simple yang entah mengapa karyawan hotel yang saya tanya … Kok ndilalah semua tidak ada yang tau jawabannya …

Pertanyaannya adalah : “Foodcourt di sebelah Hotel ini tutupnya jam berapa ya ?” (sederhana bukan ?)

Bayangkan … ndak ada satupun yang tau jawaban pastinya coba …

Bahkan Doktorandus Skuritih yang bepakaian Jas klimis keren gagah itu sekalipun.  Padahal sebagai Satpam seharusnya mereka mengetahui jam-jam ramai di seputaran lingkungan mereka kan ?.

Sebuah pertanyaan sederhana sebetulnya … tetapi entah mengapa kok mereka sulit sekali menjawabnya …

(Dan satu lagi … Saya merasa … sorot mata para karyawan Hotel ini “kosong” … tidak fokus dan menerawang … entah mengapa … sepertinya ada sesuatu yang mengganggu fikiran mereka ??? )(Entahlah … Mungkin ini hanya perasaanku saja … )


Bro Neo … Adal … Decent Criminal …???
Apa kelian mengalami hal serupa …???
Atau mungkin … aku aja yang agak ”rewel” kali ini … ???

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

41 tanggapan untuk “TRAINER (AGAK) KECEWA”

  1. sama om trainer… check in nya lama banget, apa lagi waktu itu satu rombongan kurang lebih 40 orang datang serentak!!! mas YRH sempat marah besar, sampai2 minta ketemu director apa gitu.. istilah2 perhotelan gitu deh..

    waktu bayar laundry waktu check out jg lama banget om.. cuma ada 1 orang 😦

    satu lagi.. sulit banget menemukan sayuran di hotel itu 😦

    (ciaahh… tumben saya complain masalah makanan, biasanya apapun di lahap he.he..he…)

  2. Hotel sekelas bintang lima sepertinya nggak pantes untuk punya pelayanan seperti itu… Okay. Hotel sekelas apapun juga, karena yang dijual kan jasa.. Ini apalagi hotel yang reputasinya dipertaruhkan seperti ini.. Bisa copot bintangnya…

    Kalo sampe Bro Neo-pun punya pendapat yang sama, artinya memang gak beres tuuuhh… Ayo, layangkan surat komplen! 🙂

  3. Hm..
    Meniru bahasanya om Trainer, saya juga termasuk orang yang sabar (tapi cenderung bukan model yg pasrah). Setidaknya itu menurut saya, walaupun 99% temen yang kenal saya akan spontan bilang: “Nug, Sabar..? Gak mungkiiiiin” :mrgreen:

    Tapi dari semua kekesalan Om Trainer di hotel itu, ada satu yang pasti gak akan bisa membuat saya sabar, dan hampir pasti akan membuat batasan kesabaran saya jebol secara instan yaitu kejadian pertama karena menyangkut “faktor rasis” yang kadang dilakukan justru oleh orang Indonesia terhadap bangsanya sendiri. Mentalitas kelamaan dijajah kali yah..

    Jadi inget, pernah ngusir lawyer asing berambut pirang dari meeting yang sok tau dan mau coba2 ngotot soal hukum Indonesia pula dan berpikir orang Indonesia yang rambutnya gak pirang bisa seenaknya aja dibodoh2in sama mereka.. 😀

  4. Komplen ajaah.. kenapa nggak..??!!

    itu kan hak kita… menginap di situ kan ‘ga gretong..?!!

    emang sabar jangan di batasi.. tapi kalau udah ‘ga nyaman gemana dong…? tentu aq percaya..Pak Nh..juga menyampaikan komplen dengan santun.. Pasti ituuu….:-)

    (xi.xi.. sok banget neyh aq..??)

  5. Wah hotel kayak gitu mending di blacklist aja.

    Jadi inget pernah nginep di hotel, dapat kamar suite lagi, tapi lantai satu sebelahan dengan kolam renang.
    Ok juga kalau malam kan romantis. BUT jam 6 pagi orang masih enak-enak tidur, mulai lomba aerobik kek apa kek di situ oleh tamu hotel, pake lagu dan mike yang kenceng banget. Baru selesai jam 9 pagi!!!
    Langsung deh saya semprot orang hotel. Mau istirahat, bayar mahal eh musti dibangunin kayak gitu. Mustinya kasih tau kalau mau ada acara gituan, biar ngga ambil hotel itu.

    Kalau soal pelayanan, orang Indonesia jauuuh deh dari standar internasional. Sorry ajah.

    EM

  6. Hhmm….wah lha kok aneh gitu yawh, mestinya manager bisa mengevaluasi kualitas pelayanan setiap waktu, bintang 5 apa bintang 7(obat sakit kepala) sich hohohohoho 😀

    Selamat pagi yang cerah Pak Trainer 🙂

  7. (Dan satu lagi … Saya merasa … sorot mata para karyawan Hotel ini “kosong” … tidak fokus dan menerawang … entah mengapa … sepertinya ada sesuatu yang mengganggu fikiran mereka ??? )

    ~Saya mo komen yg ini aja ya om..jangan2 para staf hotel itu pada gak fokus kerja karena ada kekhawatiran hotelnya di bom ya..kan htl jaringan international..

  8. Setelah menyimak dan menelaah kasus yang Om hadapi, saya berkesimpulan bahwa Hotel yang Anda inapi adalah Hotel jadi-jadian. Dulu, di salah satu kamar hotel ini ada seorang yang bu…… dst… :LOL:

  9. semua memang ada batasnya
    kesabaran juga ada batasnya
    saya juga seperti abanganda
    orang tidak reaktif,
    tapi kadang2 meledak juga
    apa kabar bro
    semoga sukses slalu 🙂

  10. complain bukan dosa kok, kalo memang keadaannya memang begitu dan tujuannya konstruktif….
    ada boks saran nggak Om, di hotel itu? posting kali ini di-print trus masukin situ aja.

    btw, utk kasus no 1, kalo saya sih pasti udah menegur YBS tuh kalo diperlakukan begitu. bukan soal sabar atau enggak, tp ini kepentingan bersama bukan?

  11. Sebutin aja nama hotelnya, Ooom, biar mereka segera insap.

    Nah, itulah mental orang Indonesa. Kalo yg pirang diservis total, yang domestik whahahaa… harap sabar menunggu yaaa… Padahal domestik juga memberikan masukan yg gak dikit kan? Emang payah mental kita. Mendewakan orang asing!

  12. walah…itu salah managernya itu om..gak suka ngetraining…ditulis di email aja om biasanya ada alamat emailnya GM di survey form yg ada di hotel itu. dugaan saya krn htl itu sedang efisiensi karyawan krn krisis ekonomi ini trus mendadak kedatangan group jadi gak siap dan hal ini pula yg melemahkan semangat mereka dalam bekerja. tiap hari mikir habis ini sopo yg di rumahkan yah…

  13. Mungkin mereka kecewa dengan management pak. Entah insentif tidak ada, atau ada pengurangan tunjangan… biasanya kinerja kerja itu sejalan dengan sallary yg mereka terima.

    1. saya setuju dengan Zee , Om..
      para pekerja di lini service baru bisa maksimal performancenya kalau manajemennya bagus, yang salah satunya peduli dengan kesejahteraan staff mereka.
      saya tahu satu restoran terkenal di jkt yang pertama buka booming banget, tapi karena manajemennya semena-mena dengan para pekerja, jadi service jelek..dan makin lama tamu-tamu ogah makan di situ..dilayani dengan muka cemberut dan lambat sekali.

      begitulah Om
      *ssttt..saya juga pernah kerja di hotel, tapi backoffice, jadi i know how it felt somehow*

  14. Kalau saya sih lumayan sering mendapati hal seperti itu, terutama yg di front office … Kayaknya prinsip “customer satisfaction” atau apalah namanya mereka nggak tahu atau merasa nggak perlu, toh itu urusan manajemen …

  15. Ngga pernah ngalamin kaya’ gitu, soalnya jarang nginep di hotel, sekali nginep pasti gumun tok huehhehe :mrgreen:

    hmm kalo ttg receptionist yg sibuk dgn bule, kdg2 sy juga merasa kalo banyak orang yg jauh lebih sopan dan jauh lebih mengutamakan bule dan menganggap orang pribumi ga penting. Apa bener gitu atau hanya perasaan saya ya?? 🙂

  16. sabar utamakan hati nedon terimo hehehe salam hangat dari saya maaf tante om kakak2 ini kan lagi buat blogg baru maka dari itu saya mohon bantuanya terima kasih

  17. kita ini memang sering punya masalah sama yang namanya service atawa pelayanan….nggak cuma hotel bintang 5 om, transportasi umum, fasilitas publik lainnya, wah parah…

  18. memang kadang seperti itu. saya pernah mengantarkan orang penting ke hotel X dan orang penting ini akan bertemu dengan sang pemilik hotel X tsb namun apa daya . cara melayani dan berbicara terhadap tamu penting yang akan bertemu sang pemilik hotel X ini hanya bersikap di bawah standar . dan tak selayaknya di sambut seperti itu. hanya karena orang yang saya bawa ini berpakaian sederhana walau memakai jas . ya begitulah

  19. Iya om bener…saya juga mau komplain, sejak nginep di hotel itu, saya bangunnya jadi siang melulu nih….mmmmmm bener kok…………..

  20. wah gak pernah nginep di hotel bintang 5…
    jadi gak tau standar pelayanannya kayak apa??

    jadi pengen tau nih standar bintang 5..
    apa aja yang seharusnya ada dibanding kelas dibawahnya..

  21. Wah…

    (Dan satu lagi … Saya merasa … sorot mata para karyawan Hotel ini “kosong” … tidak fokus dan menerawang … entah mengapa … sepertinya ada sesuatu yang mengganggu fikiran mereka ??? )(Entahlah … Mungkin ini hanya perasaanku saja … )

    Jangan-jangan mereka zombie.

    *sorry, daku terlalu banyak nonton film horor*

  22. Kasih clue donk Om… Sebuah Hotel apa dan di kota mana… Biar saya ndak terlanjur nginap disana…. halah…sok traveller saya 😀

    Pasti di daerah ya Om…? Biasanya di daerah-daerah kan banyak hotel berbintang rasa melati…

  23. Om, aku denger laporan langsung-nya…
    Trus….
    baca laporan tundanya..hihi…
    usul aja, lain kali nggak usah di situ lagi, udah jauh-jauh ninggalin keluarga, kecewa lagi…*semi curcol…

  24. Kadang2 mereka menyepelekan konsumen bangsa dewek kok mas. Kalau dengan orang asing, walaupun turis miskin mereka tetapterbongkok-bongkok melayaninya.
    Seharusnya mereka lebih profesional.
    Salam hangat dari Surabaya

  25. duhhh bintang lima dan kelakuan seperti tidak punya bintang??? jangan2 pandangan mereka kosong atau menerawang karena sebenrnya disana ada yg aneh2…hihihih…atau mereka sebenrnya ada dan tiada

    *halahhh ria nih opo sih…komen gak jelas 😀 *

  26. “””Dan satu lagi … Saya merasa … sorot mata para karyawan Hotel ini “kosong” … tidak fokus dan menerawang … entah mengapa … sepertinya ada sesuatu yang mengganggu fikiran mereka ??? )(Entahlah … Mungkin ini hanya perasaanku saja … )”””
    hehehe…jawabannya adalah…mereka mbatin gini “ah, lu kan gratis nginep di sini, ada yg mbayarin, bukan dari duit lu sendir, mendingan gue nglayanin bule atau orang yg dateng modal ndiri bukan atas nama corporate…”
    Lebih parah pak, kami malah pernah kasus ada orang yg nginep sekamar dalam suatu training, tyt mereka itu berasal dari kantor yg ga sama, parah ga sih???recepsion bisa salah kasi kunci ke orang???dua-duanya mengira mereka sama2 dari kantor daerah….padahal tyt beda pelatihan…

  27. oya satu lagi, ttg foodcourt….sama halnya dengan kalo saya ke cempaka mas/mall/tempat belanja dan naya toko yg menjual sesuatu ke pelayan/empunya salah satu toko, pasti jawabannya ga tau deh buuu…..

  28. Om, biasanya ada kuesioner tuh di kamarnya, diisi aja om.. sambil tulisin komplainnya om.. atau kalo ga ada, layangkan surat komplain aja biar mereka aware klo service-nya ga memuaskan *hihhihi ini komen dah telat banget kali yee*

any comments sodara-sodara ?