.
Empat belas kata dalam empat detik … !
Tiga puluh tiga suku kata dalam empat detik … !
.
Bisakah anda melontarkan Empat belas kata dalam empat detik … ?
Itu artinya anda harus bicara dengan kecepatan kira-kira 3 – 4 kata per detik.
atau delapan suku kata per detik !!!
How good is your “Mrepetability” ... kemampuan untuk “mrepet” ??
(mrepet adalah … ngomel-ngomel dengan suara yang cepat !!!)
.
Iseng bener sih Om ?
No … ini bukan iseng … ini beneran …
.
1 – 2 Mei 2013
Saya mengikuti suatu pelatihan yang dipandu oleh seorang Andrias Harefa. Andrias Harefa adalah seorang STW. Speaker – Trainer dan Writer terkenal yang saya segani. Beliau sudah menulis sekitar 35 lebih buku best seller. Seorang pembicara yang bagus. Saya beruntung bisa mengikuti pelatihan yang beliau pimpin sendiri.
.
Hubungannya dengan empat belas dalam empat apa Om ?
Begini …
Salah satu pokok bahasan yang saya anggap penting adalah mengenai bagaimana mengemas cara bicara kita, agar dapat lebih efektif – menarik dan dapat diterima dengan baik oleh audience. Bagaimana kita mengelola “Elements of Personal Communication” !
Elemen tersebut terdiri dari pilihan kata-kata yang kita ucapkan, tone suara kita, dinamika, intonasi, kecepatan bicara, ekspresi wajah, body language dan sebagainya.
Untuk menyampaikan pesan secara efektif, kita diminta untuk bicara tidak monoton. Kadang bicara lambat, kadang harus bicara cepat. Kadang bersuara perlahan lembut, kadang keras. Agar audience tak bosan, kita harus bicara yang berdinamika.
Sebagai salah satu latihan untuk bisa sekali sekala berbicara cepat, kami para peserta pelatihan, masing-masing diminta untuk “marah-marah”. Kalau perlu lengkap dengan ekspresi wajah yang gusar dan harus bisa “mrepet”. Melontarkan kalimat, berisi empat belas kata dalam waktu empat detik saja … !!!
Kelihatannya sederhana ya … ?
Tapi … sumpah … ini ternyata sulit sekali dilakukan !!! (at least for me)
Saya perlu berkali – kali mencoba, agar bisa bicara keras, marah dan melontarkan kata-kata dengan kecepatan sekitar 3-4 kata perdetik. Atau delapan suku kata per detik … !
Ini susah sodara-sodara !!! I tell you !!!
Setelah mencoba berkali-kali, (lebih dari tujuh kali saya rasa), akhirnya saya bisa juga melakukannya. (hah lega banget)
Bicara … marah-marah … dengan suara keras …
melontarkan empat belas kata dalam empat detik …
mengucapkan tiga puluh tiga suku kata dalam empat detik
What an achievement ! … sebuah pencapaian yang luar biasa bukan ???
(Hahaha … ah lebay lu Om …)
.
Dan asal tau saja sodara-sodara …
Peserta pelatihan yang Wanita … sebagian besar berhasil melakukan exercise ini … hanya dengan satu atau dua kali percobaan saja …
Sementara yang Lelaki … sebagian besar … harus mengulang berkali – kali … 6 – 7 – 8 kali … bahkan lebih … sampai berhasil … !!!
.
So … Kesimpulannya ???
I leave it to you … !!!
Salam saya
.
.
NOTE :
Judul awalnya sebetulnya adalah … “MREPET-ABILITY”
How good is your “Mrepet-ability” ?
(huahahahaha)
Hihihihi, jadi malu mau menyimpulkannya.
hahha, mbak niken. Saya juga jadi ikutan malu menyimpulkan 😀
Wkwkwkwkwkwkwkwk jd mayuuuuu dehh :p
Biasalah Om, wanita klo ga ngmg mrepet kan ky ada yg kurang :p
aku coba juga, om.. dan ternyata lebih mudah mrepet pada saat emosi tinggi.. 😛
mungkin aku gak secepat itu, tapi aku tahan lama loh om.
mrepet bisa tahan 3 jam.. padahal yang diulang2 itu lagi itu lagi. 😛
Wkwkwk 3 jam bo, gak kebayang
Kayaknya saya sekali jadi deh klo masalah mrepet inih 😀
saya mah ngaku ajalah om … sukseslah pastinya klo disuruh merepet hahaha … *mlipir*
heheheehhe….baru aja dibilangin yg cocok nique…eh udh ngaku
14 kata dalam 4 detik kaya apa misalnya om?
*pengen mrepet nih..
wah perlu dilatih nih…karena kalau udh marah saya ga terbiasa bicara teratur… maklum lah emosi banget
Ketauan ya om kalau wanita itu cerewet, jadi bicara harus cepat supaya banyak yang diomongin :D.
hahaha, kalau perempuan memang lebih mudah ya untuk ngomong cepet…
kalau laki- laki… kaya nya susah om 😐
saya aja engga bisa, hahahaha
salam hangat om..
waah… saya biasanya diem klo marah… tapi, enak kali ya klo bisa mrepet mengeluarkan emosi.. hehe.. ntar ah, dicoba…
haha,, saya bisa oom tpi gk jelas artikulasinya…
Wkwkkwk…Wah urusan marah2 ..
MErasa tersindier niy, Emak2 bangget begeto Om :p
hahahahahahaha kesimpulannya adalah saya cerewet dan suka marah2,,, 😆
itu 99,9 persen benar loh om,
Sepertinya saya tergabung dalam grup yang tingkat “mrepetability”-nya lumayan tinggi. Haha…
haha.. makanya jangan macam2 dengan yang namanya kaum perempuan yaa
tapi kalo mrepetnya mengucap angka dari satu sampe empat belas… pastinya semua bisa..
Perempuan emang banyak kelebihannya yah Om 😀
harus belajar merepet dlu ya supaya bisa bicara cepat
Huaaaaa… perempuan emang hebaaaat!! hahahaa.. ternyata merepet itu ga segampang yang diduga juga kan ya Om.. Butuh latihan.. *ambil positipnya ajah* ^__^
dalam bahasa apa dulu dong om? Bahasa Jepang …mungkin bisa, bahasa Indonesia …udah lupa kecuali hapalin lagi mrepet ala Kapten Haddock hihihi.
bahasa Inggris paling pakai damn 14 kali 😀 (ngga boleh sama katanya kan ya? :D)
heu…heu….kalau saya mrepet-ability nya mah masih level 1, ngga naik-naik walaupun sudah jadi emak. Lha gimana, baru mau ngomel (karena kesal), leher sudah tercekat dulu karena emosi dan endingnya bisa-bisa mbrebes mili Oom 😦
Setelah 15 menit membaca sekalian berlatih 14 dalam 4, ternyata susah juga yah… Mungkin karna saya bukan seorang pemarah.. Haalaaah… Hahaha…
Baca ini langsung mulai merepet om.. dan sepertinya aku bisa deh.. huahahahaha 😛
kayaknya perempuan lebih mudah bisa… lidahnya lebih lemes… saya sih bakalan nyerah nih om. Marah marah saja sudah ngos ngosan hehehe
Saya, kata isteri dan anak-anak, suka bicara mrepet..cepet banget. Demikian pula adik ipar yang di Cimahi.
Menurut emak, saya, Enny dan Sandy juga dikatakan bicaranya nae nae nae ne a ne..cepet banget.
Jika berbicara resmi di depan umum sangat tidak dianjurkan mrepet dalam bicara. terlebih lagi jika berbicara di depan mike. Kemrepetan akan lebih terasa sehingga audience akan sulit memahaminya.
Kita bisa merasakannya pada saat mendengarkan pengumuman di bandara. Mrepet banget.
Salam hangat dari Surabaya
Satu lagi.
Menantu saya suka bilang;”Iya, Pak”
Setelah itu baru tanya isterinya (Sandy):” Papi tadi nyuruh apa sih?” ha ha ha ha ha
Antemi !
hahahaha….wis wedi ndisikan kali 🙂
harus dalam kondisi esmosi tinggi keknya Om, baru bisa mrepet dg cepat dan keras hihihihi
Mengelola ‘mrepet’ untuk hasil dahsyat. Sulit loh mrepet dengan intonasi apik, …..
Ikut menikmati hasil pelatihan dari maestro STW cocok bagi kami STW alas Sing TuWa.
Salam