IBU BERJILBAB ORANYE


.
Senin, 5 Desember 2011

Masih ingat cerita saya tentang seorang Ibu berjilbab oranye ?

Siang tadi saya bertemu lagi dengan Ibu itu.  Ibu yang baik hati itu.  Saya bertemu lagi dengan ibu berjilbab oranye tersebut di Kantor Pos Cabang Mayestik. 

Ya … Siang tadi, saya izin keluar kantor sebentar.  Saya mengantar Ibu saya mengambil uang pensiun almarhum Bapak. 

Beberapa bulan yang lalu,  saya pertama kali berjumpa dengan ibu berjilbab oranye itu ketika saya mengantar Almarhum Bapak mengambil pensiunnya.  Dan kini setelah Bapak tiada, giliran Ibu saya lah, yang saya antar untuk mengambil hak pensiun tersebut.

Hati saya sungguh tersentuh melihat keramahan Ibu berjilbab Oranye itu.  Ibu tersebut memang akhirnya menjadi mengenal keluarga kami.  Mendiang Bapak saya, Ibu saya, adik saya dan juga saya sendiri.

.

Mengapa ibu tersebut mengenal keluarga kami  ?
Karena beberapa kali Ibu dan Adik saya harus bolak balik Kantor Pos ini dan juga Kantor Pusat Taspen, di Jakarta Timur,  ketika mengurus pengalihan hak pensiun bapak.   Uang pensiun bapak hanya boleh dialihkan ke Ibu, sebagai istrinya, ahli warisnya.  Tidak boleh diambil oleh pihak lain.

Bulan Oktober lalu … ketika saya ke Kantor Pos untuk menanyakan tata cara pengalihan pengambilan pensiun bapak, Ibu ini juga lah yang dengan sabar membantu dan memberikan informasi kepada kami … juga mencatatkan persyaratan-persyaratan plus alamat dimana kami harus mengurus surat-surat perpindahan tersebut.  Bahkan ibu itu juga berkenan meninggalkan nomer HP nya … jika sewaktu-waktu kami perlu penjelasan, ibu itu siap membantu.   

Jujur … waktu itu … saya tidak kuasa membendung air mata saya ketika saya pertama kali melaporkan meninggalnya Bapak kepada ibu berjilbab oranye itu.  Tak lupa saya memohon maaf jika ada tindakan bapak selama mengambil pensiun di kantor pos ini,  ada yang tidak berkenan di hati ibu itu.  Ibu itupun saya lihat matanya berkaca-kaca.  Bagaimana tidak,  Ibu ini setiap bulan pasti bertemu dengan almarhum.  Dia sampai hafal tata cara laku almarhum jika sedang mengambil pensiun.  Tas Selempang Kain Bapak, Alat bantu dengar yang tersemat di telinga bapak, dan sebagainya.

Ya …

Ibu berjilbab oranye ini memang bukan malaikat …
Ibu berjilbab oranye ini hanya manusia biasa …
Karyawati biasa … yang bertugas di loket pengambilan uang pensiun Kantor Pos cabang Mayestik …
Dan saya rasa … situasi seperti yang kami alami ini … adalah hal yang sangat biasa beliau temui …

Namun tetap … dimata kami … Ibu ini sungguh seorang yang luar biasa.
Ibu berjilbab oranye … yang selalu melayani kami dengan ramah, sabar dan penuh senyum.
Dalam kondisi apapun … suka ataupun duka …

Terima kasih ya Bu …
Semoga ALLAH membalas semua kebaikan dan perhatian yang telah ibu berikan pada keluarga kami … !!!

.

.

.

(BTW … Hari ini adalah genap dua bulan meninggalnya Bapak)

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

37 tanggapan untuk “IBU BERJILBAB ORANYE”

  1. Terharu membaca kisah ini. Saya juga turut membayangkan tatkala mata Ibu berjilbab oranye berkaca kaca. Perempuan berhati tulus, seperti itulah kira kira gambarannya.

  2. alhamdulillah bertemu petugas seperti ibu berjilbab oranye ya Om
    tepat sekali mengurusi dana pensiun
    ga kebayang saya klo yg ditugasi di situ yang jutek bin judes hiks

    selain Om, pasti banyak orang2 tua yang telah merasakan keramahan dan budi baik ibu itu, semoga segala sesuatunya dimudahkan baginya, amiin

  3. Amin, begitu mulianya ibu berjilbab orange ini ya Om.
    Jadi ingat saya sering mengantar kakek ke Blok A untuk ambil pensiun, kakek tinggal dicikampek dan ternyata banyak juga kakek2 dan nenek2 yang rumahnya jauh diiluar kota. Allhamdulillah di usia yangke 86 pensiunnya sudah bisa diambil dri BTPN dekat rumah

  4. Sebuah pembelajaran bagi kita semua, terutama yang bekerja di ruang publik. Betapa layanan ramah dari dalam hati itu berdampak besar bagi yang dilayani. Kalau ketemu lagi sama Ibu berjilbab oranye itu, salam ya Om.. 🙂

  5. Terharu sekali membaca tulisan ini..
    Ternyata masih ada orang yang baik ya Om,
    Seperti Ibu berjilbab Orange itu,
    Semoga selalu di beri kemudahan dan keberkahan ..Amin.

  6. Sebagai pengemban amanah sikap para petugas pelayanan seharusnya seperti itu ya oom. Capai memang, yang antri tentu juga capai. Rasa capai itu akan sedikit hilang jika kita ikhlas melakukan tugas dengan niat untuk ibadah.

    Saya memang tak ambil uang pensiun di kantor pos, tetapi langsung di transfer di rekening sehingga saya ambilnya bisa sewaktu-waktu, tak harus antri.

    Seandainya saya ambil uang pensiun di kantor pos, lalu ada panggilan dari petugas melalui pengeras suara ” Pak Abdul Cholik”, lalu saya lari2 ke loket. Dan setibanya di loket petugas bilang ” Bukan pak Abdul Cholik yang ini “, tapi yang pak Sersan itu lhoooooooo”, tanpa senyum lagiii…Ah..saya kembali lagi duduk terkantuk-kantuk untuk nunggu panggilan.

    Senyum-ramah-sabar, baik petugas dan yang antri ambil uang, tentu akan terasa nikmat.

    Salam hangat dari Surabaya

  7. semoga banyak instansi pelayanan masyarakat yang menempatkan pegawainya seperti ibu berjilbab orange itu yah om…
    senang rasanya ketika pelayanan yang diberikan maksimal…

  8. terkadang kita lupa bahwa…sesuatu yg kita kerjakan tanpa arti besar bagi diri kita namun bisa berarti sekali bagi orang lain. Mulai sekarang mari kita berbuat sesuatu yang bisa bikin orang lain bahagia….

  9. wahh baiknya ibu berjilbab orange itu……smoga amal baiknya berbuah pahala…..

    iya ngambil pensiun itu agak ribet yachh…..ibu saya juga harus ambil sendiri uang pensiunnya di tempat yg lumayan jauh…meskipun ibu lg sakit ngga boleh diwakilin…seharusnya hal2 seerti ini sdh harus diperbaiki yachh….krna rata2 orang yg ngambil pensiun itu orang tua yg bahkan utk jalan aja susah….seharusnya ditransfer aja kayak pakdhe…jd kan ngga perlu repot2 keluar rumah…atau kasih ahli warisnya…

  10. Ibu berjilbab oranye yang bekerja dengan hati,
    merubah sedikit cara pandang, tidak akan ada yang merasa tidak di layani dengan baik, secara semuanya orangtua sepuh ya Om.

  11. Di awal membaca tulisan ini saya biasa-biasa saja Om, tapi ketika membaca kalimat ini :
    “Jujur … waktu itu … saya tidak kuasa membendung air mata saya ketika saya pertama kali melaporkan meninggalnya Bapak ke Ibu berjilbab oranye … “.

    Dada saya kok tiba-tiba jadi sesak ya Om ?
    Dan mata jadi ikutan panas ………….
    Semoga Ibu berjilbab orange ini dimudahkan segala urusannya. Amiinnn…

  12. jadi ikut berkaca-kaca juga om. saya juga suka terharu melihat ketulusan orang lain saat memberi bantuan. semoga ibu berjilbab oranye itu senantiasa diberkati oleh Tuhan…

  13. sebegai kawan bloger, saya berdoa mga arwah dan jasa bapak sobat bisa jadi amal baik. Dan sobat tetep smangat, tegar hadapi ini
    saya mohon dukunganya di Dunia Blog Dunia Persahabatan Tanpa Batas | Aplikasi Symbian Blog

  14. Hmmm, sebelum kasih komen tentang ibu bejilbab oranye itu saya ucapkan Innalilahi wa inna ilaihi roojiun semoga almarhum Ayah Om Nh diterima di sisi Allah SWT aamiin,
    pengalaman manis sering saya dapatkan di kantor POS Cianjur, saya pelanggan setia, sejak saya SMP bolaki-balik ambil wesel atau kirim naskah via POS sampai kirim paket dan surat cinta ke luar negeri (itu dulu ketik masih lajang) Om, sekarang pun masih saya lakukan kunjungan ke kantor POS untuk ambil wesel honor dari koran PR atau kiriman via Western Union dari luar negeri atau kirim paket, yang paling sering sih kirim paket buku Cimoners pesanan teman-teman, saya jarang sekali menggunakan jasa layanan lain, setia selalu sama PT POS Indonesia, alhamdulillah di Cianjur pelayanannya ramah dan memuaskan! Terima kasih ibu berjilbab oranye, ssttt Om di Cianjur ibu berjilbab oranye nya cuantix cuantixx lhoo, ayoo kesini!

any comments sodara-sodara ?