BORI


(Yes Tante NH … this is about him )… (Our guardian guy)

 

1964 – 1975 … Keluarga Trainer Kecil tinggal di suatu kompleks perumahan dosen di Ciputat.  Ibu tidak mempunyai Asisten Rumah Tangga … Aku dan adikku Tante NH masih kecil-kecil waktu itu.  Sekali-sekala Bapak Ibu pergi berdua saja … entah itu untuk Kondangan atau keperluan lainnya.  And yes kami, anak-anaknya yang masih kecil itu … terpaksa ditinggal dirumah …

 

But wait … kami tidak dibiarkan tunggu rumah berdua begitu saja.  Bapak-ibu SELALU minta tolong seorang Pemuda tanggung belasan tahun yang sudah kami percaya … namanya BORI.  Seorang Betawi asli … asli penduduk setempat.  Untuk menjaga rumah … juga menjaga dan menemani aku dan adikku … Orangnya rajin, setia, jujur dan patuh.  Bapak ibu sangat senang dan percaya dengan dia.

 

Tahun 1975 kami pindah dari Ciputat ke Patal Senayan … Dan kami pun sudah mempunyai Asisten domestik rumah tangga tetap.  Tentu saja jasa menunggu rumah by BORI sudah tidak kami butuhkan lagi.

 

Dengan berjalannya waktu,  kini BORI berkarier sebagai Tukang Bangunan, untuk mata pencahariannya.  Meskipun dia tidak lancar baca tulis … tetapi … jangan salah … menghitung kebutuhan Bata, Genting, Semen, Pasir, merancang konstruksi, pondasi dan sebagainya … entah mengapa … prediksinya selalu pas dan tepat … (Ini karena Pengalaman dan jam terbang sepertinya).  Pekerjaannya pun sangat rapi … !!!.   Bapak selalu menyebut dia  … ”Insinyur” BORI.

 

And you know what ???

”Insinyur” BORI kadang masih kami gunakan jasanya … sampai sekarang …

Bapak – ibu masih menggunakan keahlian Bori ini … jika ada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rumah … entah genting bocor, mencat pagar, bikin garasi, atau nambah kamar dan sebagainya … Kadang juga BORI memotong rumput, menebang pohon dan membersihkan halaman rumah … (Yes … He is all rounder … serba bisa …)

Demikianlah … Hubungan Keluarga kami dan Bori terus berlanjut.

 

Bukan hanya Bapak ibu di Patal Senayan yang meminta tolong jasanya … Tetapi juga bahkan kini merambah ke Keluargaku di Cireundeu juga keluarga Tante NH di Cinere …

 

Pasti kalau ada masalah bangunan di rumah … kami selalu memencet tombol F17 … Tombol BORI … (”Insinyur” serba bisa itu …)

 

Dia sekarang sudah menjadi Kakek dari beberapa orang cucu … Tetapi tenaga … kesetiaan … kejujuran … dan kepatuhannya … masih tetap mengagumkan … sama seperti dulu …

 

BORI merupakan sosok yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kehidupan keluargaku …

 

(Sekarang dia sedang aku pakai jasanya untuk memperbaiki satu dua hal di rumahku …)

 

”Ri’ … elu udah makan siang apa belon ?”

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

22 tanggapan untuk “BORI”

  1. Iya deh Om Afdal juaranya, selisih satu menit kalah aku karena baca artikel dulu sampe habis….besok aku belajar dari kekalahan ini arrrrrgh

  2. hetrik sisan ahh…
    btw bori menerima order luar pulau gak tuh?

    Bori adalah sebuah multitalenta yang terbentuk dari sebuah nilai kepercayaan
    (nyambung gak tuh om….kaburrr ke ruang sgi)

  3. Hai Om…
    Pakabar siy sekarang?? Sombonggg…sombonggg…mainnya ke tempat Lala aja! tempatku gak di sambangi! huh! *sedakep, menggelengkan kepala, sambil sesekali ngaca dan ngecek mascaraku udah bener belum ya?”

    Okeh..sekarang komen beneran! hehehe
    dirumahku juga ada om yang seperti itu. Namanya Om Mulat. Di impor jauh jauh dari Riau, Pekan baru..hihihi. Dulu banget dia yang jadi tukang bangun rumah papaku. Terakhir aku minta tolong padanya untuk benerin satu dua hal *cieee pake bahasa si Om* di rumah ku di Jagakarsa.

    Awalnya bingung, kenapa manggilnya Om ya? rupanya dia masih masuk temen main papa waktu kecil. Sekarang, Tangguh juga jadi manggil kakek ke Om Mulat itu, ya iyalah…masak manggilnya om juga..hihi

    Piss Om..

  4. nah… inilah insinyur yg tak berijazah itu bukan?
    keahlian dan ketepatannya itu, patut dipersandingkan dg insinyur berijazah teknik sekalipun…

    makna yg kuambil adalah, BORI “belajar” dg kesungguhan hatinya untuk beroleh kemampuan, bukan mengejar selembar kertas berjudul “ijazah”

    salam buat Ir. Bori ya pak… 🙂

  5. Insinyur Bori ini mestilah orang yang ManTap, ya, pak…!

    Dengan silaturahim ternyata…bisa memperpanjang rezekinya Pak Bori, ya, pak…Subhanaallah

  6. Om NH beruntung banget bisa ketemu sama yang setia, jujur, & patuh kaya gitu..jaman sekrg yang ada banyak ngelunjaknya ya om..hehehehe kapan-kapan boleh dong pake jasanya bori…

  7. Saya kenal Ir. Bori yang lain, Om …
    Tapi sayangnya dia bukan dianggap bagian dari keluarga, tapi sebagai asisten domestik saja, kemana disuruh harus mau, apa harus dikerjakan, dikerjakan ….
    Bukan dihargai, kadang malah jadi bahan guyonan kejam …

  8. Saya percaya Bori ‘engsinyur’ yang jago bikin rumah, tapi berani bertaruh (asal jangan banyak-banyak ya Om, serebu perak aja … 😀 ), hanya untuk bangunan satu lantai, maksimal dua lantai. Kalau dia disuruh bikin bangunan tiga lantai ke atas, atau diberi gambar desain yang agak rumit, saya nggak yakin bangunannya cukup aman. Untuk merencanakan bangunan seperti itu harus kuliah di Teknik Sipil, yang cukup membuat mahasiswa empot-empotan (eh, bahasa apa pula ini?).

    Wah, Om tinggal di Cirendeu ya? Nggak dekat Situ Gintung kan Om?

  9. Untuk orang macam BORI di Jepang ada sertifikatnya. Namanya sertifikat “Orang Efisien” Benriya. Apa saja bisa! Dan untuk dapat sertifikat ini konon sulit sekali.
    Untung sekali (Bersyukur sekali) Mas dan Mbak NH bisa kenal Bori ya. Sudah langka orang yang serba bisa + dapat dipercaya seperti itu.
    EM

  10. beruntung sekali om punya orang yang bisa bantuin kayak pak bori.

    karena keluarga om baik, makanya ALLAH kirim pak Bori yang baik juga ke tengah2 keluarga besar om, iya ga?

any comments sodara-sodara ?