16 Januari 2017
Hari ini saya nonton film “LA LA LAND” di bioskop dekat rumah saya. Saya tidak tau apa karena ini hari Senin, atau karena ada program promo nomat “nonton hemat” atau bagaimana?, yang jelas saya hanya membayar tiket masuk Rp. 35.000 saja.
Film ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa di perhelatan “Golden Globe Awards”. Mereka memenangkan 7 penghargaan, masing-masing untuk : Best Original Score, Best Screenplay, Best Actor in a Comedy/Musical, Best Picture (Comedy/Musical), Best Director, Best Actrees in a Comedy/Musical dan Best Original Song (source : http://www.bbc.com/indonesia/majalah-38552123)
Selesai menonton film tersebut saya baru mengerti mengapa film ini berhasil menyabet penghargaan yang banyak. Film yang disutradarai oleh Damien Chazelle ini memang bagus! Saya beruntung berkesempatan untuk menontonnya.
Ada beberapa hal yang saya ingat dari film ini. Yaitu tentang : Pemeran, Musik, Koreografi dan Editing.
.
Pemeran
Film ini menceritakan lika-liku hubungan cinta dua orang anak manusia. Yang laki-laki adalah seorang pianis jazz idealis yang ingin membuka cafe’ nya sendiri. Diperankan dengan baik oleh Ryan Thomas Gosling. Ryan aslinya memang seorang musisi sekaligus aktor berkebangsaan Kanada. (And yes dia memainkan piano tidak menggunakan stuntman, tetapi dia sendiri yang memainkan)(Ryan, ente keren banget maennya!)
Yang wanita adalah seorang waitress warung kopi yang bercita-cita menjadi aktris film. Diperankan oleh Emily Jean “Emma” Stone. Emma juga bermain sangat mengesankan di film ini. Dia berhasil memerankan sosok seorang gadis yang punya banyak impian, yang mengalami banyak rintangan dalam mengejar mimpinya tersebut. Ada semangat, ada rasa putus asa, opimisme, passion, kecewa dan rasa-rasa yang lain, naik turun silih berganti dimainkan dengan ciamik oleh Emma. Prima!
.
Musik
Ini film musikal. Tidak heran jika sepanjang film kita disuguhi musik-musik yang keren. Lagu-lagu yang bagus. Penata musiknya adalah adalah Justin Hurwitz. Dan jangan lupa, film ini juga dibintangi oleh penyanyi terkenal John Legend. yang berperan sebagai teman bermusik Ryan, waktu SMA dulu.
Sekalipun yang diceritakan adalah perjuangan idealisme bermusik seorang pianis jazz, namun musik yang disajikan tidak melulu jazz. Ada banyak genre musik lain diperdengarkan sepanjang film. Indah!
.
Koreografi
Pujian lain saya berikan untuk penata tari/koreografer film ini, namanya adalah Samantha Jo “Mandy” Moore (source : Wikipedia). (Note : Saya sempat men-check kembali. Ternyata ada dua nama Mandy Moore yang terkenal, yang pertama seorang penyanyi dan yang satu lagi adalah seorang koreografer)
Baru menit pertama film berjalan, mata kita sudah dimanjakan dengan opening choreography yang menghentak, yang menaikkan mood para penonton untuk terus antusias mengikuti adegan-adegan selanjutnya. Ada satu adegan tarian memorable, “the moment of trurt”, “the scene mark” dari film ini, yang lantas dijadikan gambar design poster. Yaitu pada saat Ryan dan Emma menari tap dance ala Broadway. Mereka berdua menari dengan sangat baik dan kompak. Ini pasti telah melalui proses latihan yang tidak sebentar. Senang melihat aksi mereka. Cantik!
.
Editing
Teknik menyunting gambar. Saya tidak tau istilahnya apa? Sebut saja editing. Editor “La La Land” adalah Tom Cross. Film ini beberapa kali menggunakan teknik “kilas balik” – flash back. Tom melakukan proses editing dengan baik, sambung menyambung gambar yang bagus, membuat kita tidak merasa melompat-lompat dari satu scene ke scene yang lain. Kita tetap dapat mengikuti alur cerita dengan “smooth” tanpa kebingungan.
Apa lagi teknik editing pada bagian akhir, saat Emma Stone akhirnya bisa berkunjung ke Seb’s Cafe milik Ryan Gosling, saat mereka akhirnya tak sengaja beradu pandang setelah empat – lima tahun berpisah meniti jalan karir masing-masing. Ryan Gosling di atas panggung memainkan “musik kenangan” mereka, dan Emma Stone secara tak sengaja menonton pertunjukan tersebut … bersama … $%^&( …
Ekspresi mereka saat bertatapan? Bercerita sejuta rasa! Ada cinta … Ada pula nelangsa. Juaraaa!!!
Aaaahhh anda harus lihat bagian ini!
Anda harus lihat!!!
Salam saya
.
.
.
NB :
Believe it or not nama INDONESIA di sebut satu kali di film ini!!!
Bangga juga saya!
sudah lama rasanya saya gak nonton film musikal. Dan saya suka nonton film musikal selain drama 🙂
Duuhh abis baca review om NH jadi penasaran nonton. Padahal awalnya ga tertarik karna drama musikal .
City of stars….*nyanyik lagi.
Aku masih belom move on dari film ini om 🙂 suka pake banget.
Bagus banget emang film ini! Suka banget! 🙂
Jadi pengen nonton. Aku jarang nonton drama seh sebenarnya. Biasanya si abang gak mau 😆😆
Film ini bikin baper banget Om XD seneng banget denger soundtracknya keren bangett
Iyaa saya juga suka banget film ini. Apik!
segera ke bioskop terdekat….
oom nher… reviewnya bagus banget! Juara 1!
saya jadi penasaran endingnya.
pastilah nggak ketinggalan si oom harus nonton ini ya…
masih rencana aja mau nonton oom, belum sempat aja
Baiklah, baiklah, ini blog kedua yang aku kunjungi yang membahas film ini. Dan semakin penasaran. Oom, mandy moore yang penyanyi dulu kan sempet terkenal … dia barengan sama britney dan christina aguilera munculnya. Dia men film juga kalau gak salah…
Ini Mandy Moore yang lain. Ini yang koreografer! Hehehe
samaa Ais, aku juga penasaran banget sama film ini..
artikel yang menarik kawan
jangan lupa kunjungi dan lihat hasil karya kami kami hanya di RM Tees
Semoga film ini tidak buru-buru berakhir penayangannya. Lagi berada di daerah yang tidak ada bioskopnya, haha.. 😀
Filmnya romantis banget ya Om, judulnya pun unik~ 😀
Di Jepang baru main tgl 24 Februari ….. huhuhu selalu terlambat daripada Jakarta!
Biasa… karena proses penerjemahan ke bahasa Jepang 😦 Orang Jepang kagak bisa nonton film aslinya sih … parah!
Saya suka dgn film drama musik model begini Om,
Beberapa yg saya benar-benar jatuh hati film La Vie en Rose, film tentang kehidupan Edith Piaf yg dramatis dan tragis di akhir hidupnya.
Juga yg terbaru film Whipflash, kisah fiksi seorang drummer jazz.
Ah jadi penasaran dgn La La Land nih Om…
Salam dari saya di Sukabumi,
sayangnya ini film keluar pas lahiran om, jadi gabisa nonton, padahal pengen bangeeeeeett liet pelemnya. penasaran..
Menikmati review ciamik karya Dimas eNHa meningkatkan mood nonton langsung nih. Salam
La La Land sebenarnya lebih pantas memenangkan Piala Oscar ketimbang Moonlight. Selera juri Piala Oscar memang kadang-kadang absurd. Film sederhana bertema homoseks malah yang menang.. hadehh