PERMAINAN “TANPA NAMA”


Ada dua orang teman saya yang berkolaborasi mengadakan perhelatan “give away”.  Saya tergerak untuk ikut.

Teman-teman tersebut, yang pertama adalah Mama Calvin, Lidya Fitrian, seorang ibu dari dua anak.  Tinggal di Bekasi.  Penyandang gelar Ratu Blog Walking yang belum terpatahkan.  Ya Lidya Fitrian adalah blogger yang sangat rajin blog walking, menyambangi, membaca dan memberikan komentar di blog rekan-rekannya.  Komentarnya pun bukan komentar asal lewat basa basi belaka.  Komentarnya selalu sesuai dengan isi postingan.  Beruntung saya sudah beberapa kali bertemu dengan Mbak Lidya

Yang kedua adalah Rahmah “chemist” Bunda Salfa.  Asal Maros, Sulawesi Selatan yang sekarang bermukim di Palangkaraya.  Saya pernah bertemu dengan Rahmah, secara tidak sengaja di acara Blogger Nusantara 2013.  Waktu itu kami satu homestay, di Homestay nomor 3 Desa Wisata Tembi, Yogyakarta.  Kita sempat ngobrol-ngobrol hangat saat sarapan pecel di teras rumah bersama Kang Didno dari Indramayu.

Sekarang mari kita membahas perhelatan give away mereka.  Tema Give away mereka sangat sederhana.  Menceritakan permainan masa kecil.

Bicara tentang permainan masa kecil, ada banyak sekali permainan yang bisa saya ceritakan.  Ada bentengan, tak umpet, galasin, tok kadal, kelereng, taplak gunung, ular naga, layangan, gambaran dan lain sebagainya.  Jika saya bercerita mengenai permainan-permainan tersebut mungkin tidak istimewa lagi karena sudah banyak yang membahas.

Kali ini saya akan menceritakan satu permainan yang menurut saya menarik, dan jarang diceritakan orang.  Namun celakanya saya lupa apa nama permainannya.   Maka dari itu sebut saja permainan ini Permainan “Tanpa Nama” (Rumah Makan Padang kali aaahhh …)

Ini permainan kelompok, lebih banyak anak lebih asik dan menarik.  Permainan ini sangat sederhana tidak memerlukan alat bantu atau perlengkapan khusus.  Hanya dua kerikil saja.   Ya … dua butir batu kerikil !!!

Cara bermainnya :
1. Bagi anak-anak menjadi dua tim dengan anggota yang sama banyak. Masing-masing menunjuk ketua timnya (sebut saja tim Mawar dan tim Melati)

2. Mereka berdiri berbanjar saling berhadapan.  Jarak antara barisan satu tim dengan tim lainnya bisa 10 sampai 20 meter, tergantung lahan lapangan yang ada.

satu

3. Undi/”suit”/”sut” untuk menentukan tim mana yang “main” duluan. (Katakanlah yang main duluan adalah tim Mawar)

4. Cara mainnya gampang.  Seluruh anggota tim Mawar berdiri dengan sikap istirahat, tangannya semua di belakang.

5. Ketua tim Mawar (TL) berjalan berkeliling di belakang anggota-anggotanya dan secara diam-diam menaruh kerikil di genggaman salah satu anggota timnya.  Kerikil digenggam baik-baik.  Pasang muka “poker face”.  Jangan norak.  Agar tidak ketauan lawan.

6. Jika sudah selesai, tim Melati akan menebak.  Kerikil berada di genggaman siapa ?

7. Jika tebakannya tim Melati betul.  Formasi barisan Mawar tetap seperti semula tidak berubah.  Giliran tim Melati yang gantian bermain.  Ketua Tim Melati (TL) akan melakukan prosedur yang sama seperti nomor 5.

8. Namun jika tebakan tim Melati salah.  Maka anggota tim Mawar yang tadi menggenggam kerikil maju satu langkah.  (dalam contoh ini adalah pemain nomor 2).  Giliran tetap di tim Mawar. Ketua tim Mawar kembali melakukan prosedur nomor 5.

dua
9. Demikian seterusnya, masing-masing  berusaha menempatkan kerikil di genggaman anggotanya,  berupaya untuk tidak tertebak lawan, agar bisa terus maju selangkah demi selangkah sampai salah satu anggota tim ada yang menginjak atau melampaui garis finish.  Garis finis adalah garis di mana lawannya berdiri pada saat awal pertandingan.  Tim yang berhasil melampaui garis finish tersebut merekalah yang menang.  (contoh dalam hal ini adalah Tim Melati yang menang, karena si d berhasil mencapai garis lawan)

tiga

.

Letak menariknya permainan ini ada pada bagaimana cara mengelabui tim lawan.  Ketua tim harus jeli untuk menempatkan batu kerikilnya secara diam-diam di genggaman salah satu anggota timnya.  Ketua tim pun harus punya strategi untuk dapat segera menempatkan anggota-anggotanya melangkah se maju mungkin. 

Bagaimana dengan peran anggota tim ? 
Anggota tim juga harus punya 1001 cara untuk mengelabui lawan.  Agar lawan salah menebak.  Entah itu pura-pura grogi, pura-pura salah tingkah, cengar-cengir, pura-pura panik, agar lawan curiga dan memilih dia sebagai orang yang menggenggam kerikil.  Padahal batu kerikil tidak ada padanya. “Wuek” lawan tertipu. Demikian juga sebaliknya bagaimana anggota tim yang menggenggam kerikil bisa memasang muka datar, “poker face”, se”cool” mungkin, tenang, agar lawan tidak mengira bahwa kerikil itu ada padanya.

Lalu apa manfaat dari permainan ini ?
Selain untuk membuat anak-anak senang bergembira bersama, permainan ini menurut saya juga mempunyai beberapa manfaat.  Yang pertama tentu saja membina kekompakan tim.  Bagaimana mengelola satu tim agar bisa mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya.  Yang tidak kalah pentingnya permainan ini juga mengajarkan kejujuran.  Anak-anak harus jujur.  Siapa yang memegang kerikil harus jujur mengakuinya.  Mereka hanya menggunakan satu kerikil saja setiap tim.  Tidak dua tiga atau lebih untuk mengelabui lawan.

Dan yang terakhir permainan ini juga mengajarkan bagaimana mengatur strategi penempatan kerikil yang didasari oleh sikap yang sabar.  Sabar dalam mencapai tujuan, tidak tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaannya.

Saya tidak tau apa teman-teman pernah memainkan permainan seperti ini saat kecil dulu.  Jangan-jangan permainan ini sudah punah ?  Saya tidak pernah lagi mendapati anak-anak di lingkungan rumah saya memainkan permainan ini.

Eh, kita main permainan “tanpa nama” ini yuuukkk … !?

Salam saya.

om-trainer1.

.

.“Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh Mama Calvin dan Bunda Salfa” 

.

.mama-calvin-&-bunda-salfa-giveaway

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

35 tanggapan untuk “PERMAINAN “TANPA NAMA””

  1. hihihi… saya baru ingat ada rumah makan Padang, yang namanya Tanpa Nama. Waktu baca itu saya ngikikik sendiri. Tentang permainan, rasanya saya blm pernah memainkan permainan itu deh Om…

  2. Seingat saya, waktu kecil nggak mengalami permain seperti ini bersama teman-teman saya di kampung.
    Pernah sekali melakukan permainan ini, saat pelajaran olahraga di SMU. Jadi ceritanya guru olahraga sedang nggak masuk, terus kami disuruh olahraga bebas, ada salah satu teman yang mengajak bermain seperti ini. Tapi tidak tahu namanya

  3. Permainan tanpa nama ini aku pernah mainkan tapi ada namanya, aku lupa. Mainnya pakai pion, apa yaa namanya, aku lupa. Pokoknya mirip” begini sistem mainnya cuma bukan pakai orang meinkan pion

  4. ini permainan ala rumah makan padang….ha ha ha
    selamat berlomba semoga menjadi yang terbaik..
    keep happy blogging always…salam dari Makassar-Banjarbaru 🙂

  5. Dulu saya dan kawan-kawan sering main permainan ini. Di kampung saya nama permainannya “Betot Mauso”.
    Saat ketua tim berjalan di belakang tim menyembunyikan kerikil, ada tembang dolanannya, nah saya lupa lirik dan nadanya. Jadi inget masa kecil 🙂

  6. Waah om ..
    seru juga tuh permainannya yang tanpa nama..
    kapan2’perlu dicoba juga,

    Hmm…apa beda angkatan ya Om, ko ga ada permainan masa kecilku niy hihiii…

  7. Bagaimana kalau kita namakan dengan permainan “genggam tangan sembunyi batu”? Seru kan kalau punya permainan dengan nama yang mirip pribahasa… 😀

    Sukses Om buat GA nya..
    Salam persaingan… hahaha… 😀

  8. Aku ingat pernah bahkan sering malah Om. Biasanya di halaman sekolah sesaat sebelum masuk kelas. Terus sore hari di lapangan bola, yg seolah alaun-alun kampung…

    Dan satu yang pasti, permainan anak-anak di masa lalu, tinggi interaksi sosialnya ya Om…

  9. Ohh…nama permainan ini adalah Permainan Tanpa Nama ya Oom? Hihi..unik ya namanya.. Btw, permainan berkelompok seperti ini menurutku sangat bagus untuk menciptakan bagaimana caranya membangun kerjasama ..

any comments sodara-sodara ?