karsini # 10 : SEMINGGU MENCEKAM


.
Ini postingan dari penulis tamu.  Karsini edisi ke 10 …

Walau mungkin saya agak terlambat menayangkan postingan ini.  Namun saya rasa tak apalah …
Apa yang ditulis oleh beliau ini … momentumnya masih sangat hangat dibicarakan orang …

Sebuah laporan pandangan mata, ala blogger … langsung dari TKP … 

Simak Tulisan Berikut ini … 

 

————-

SEMINGGU MENCEKAM

Kemarin itu sewaktu imlek ada sebuah imel dari seorang rekan. Isinya sebuah pernyataan resmi bahwa tidak akan ada pergerakan hingga tanggal 31 Januari. Sebuah keputusan yang melegakan semua pihak dan menghilangkan rasa was-was terhadap kenyamanan lingkungan. Aku menyambut baik surat edaran tersebut, bahwa memang akan ada kenyamanan besok.

Aku berangkat dengan santai pagi ini, menikmati udara jalan raya dengan motor kesayangan. Kemacetan ini seperti biasanya, tidak ada yang berubah menambah keyakinanku bahwa hari ini tidak ada apa-apa. Sesampai di tempat, suasana kok tidak mendukung. Teman-teman berkumpul di depan gerbang dengan wajah kecewa. Motor-motor terparkir di depan gerbang, berjajar. Akupun ikut memarkir motor melintang antara gerbang dan jalan raya. Pengendara motor lain memandang aneh terhadap kumpulan motor di depan gerbang ini. Wajah mereka menyiratkan pertanyaan. “Mogok?” Akupun juga bertanya dalam hati, Ada apa ini? kok sepertinya aksi sudah dimulai?

Dengan wajah tenang, seorang satpamwan datang menghampiri kami. “Kalian absen saja dulu, nanti parkir motornya di pasar sono.” Jawab pak satpam dengan wajah senyum “Atau kalau tidak, parkir di pujasera.”

“Kenapa pak?”

“Demi keamanan pabrik dan keamanan motor kalian sendiri, manajemen melarang motor masuk pabrik selama seminggu ini. Takutnya ada kerusuhan lagi.”

“Kami kan gak diberi tahu pak?” tukas salah seorang rekan.

“Bukannya sudah ada di email, kemarin?!”

“Aku cek imelku kemarin kok gak ada?” jawabku menyahut

“Email pabrik dodol … ! Email pabrik mbukanya ya di pabrik.” sela rekanku yang lain.

Bel masuk kerja sudah berbunyi, rekan-rekan dengan malas membawa motornya masing-masing ke tempat parkiran yang aman. Jam kerja sudah dimulai.

Belum sejam bekerja, sudah ada panggilan meeting mendadak dari leader. Yang dipanggil cukup sebatas mandor saja seperti aku/ Bakan masih disaring, hanya yang laki-laki saja yang ikut meeting, sementara yang perempuan diperbolehkan tetap menjalankan pekerjaannya. 

Ada sebuah pengarahan yang penting yang akan disampaikan. Sebuah skenario kondisi darurat. Pembagian koordinasi seluruh karyawan agar tetap menjaga dan memprioritaskan keselamatan karyawan. Ternyata tuntutan yang kemarin masih dalam persidangan. Belum ada keputusan yang jelas. Kemungkinan terburuk seperti kemarin bisa terjadi lagi hari ini, atau paling tidak dalam seminggu ini. Oleh sebab itu, harus saling membantu agar tempat kita mencari nafkah ini tidak dirusak. Kalaupun nanti harus turun ke jalan, kan tidak perlu bawa motor. Perlu diketahui, sekarang pasukan anti huru-hara sedang bersiap siaga. Motor bisa jadi sasaran anarkis, perusuh mengira motor terparkir tidak ikut mendukung, sedangkan pasukan anti huru-hara mengira motor yang jalan adalah perusuh. Tidak ada pilihan sama sekali. Lho?! Kok suasana menjadi gawat begini. Jadi, selebaran email kemarin itu apa gunanya?

Sebuah trik kecil aku mainkan. Aku meminta surat ijin keluar dengan alasan nabung ke bank.

Di depan gerbang sudah berdiri 5 marinir bersiaga. Tampak pula pak satpamwan lengkap berjaga di pos masing-masing. Terlihat juga beberapa preman kampung, sepertinya sengaja didatangkan untuk mengamankan pabrik. Aku hanya melintas santai dan bersalaman dengan komandan satpam sambil tersenyum, bukan apa-apa, karena hanya beliau saja yang aku kenal dan berwajah nyaman. Orang-orang di sekitarnya memasang muka serius. Semua orang dicurigai.

Sebuah ojeg melintas, langsung kuhentikan. “Saya nabung dulu ya pak.” Aku pamit kepada komandan satpam.

Di sepanjang jalan berpapasan dengan polisi berpatroli dengan motor trail meraung-raung. Berjajar 2 motor merajai jalan, memandang setiap mata orang yang ada. Di pabrik ujung sana sudah dijaga oleh marinir sebanyak 2 truk, mungkin karena karyawannya mayoritas laki-laki semua. Di perempatan jalan vital ini juga sudah bersiap pasukan anti huru-hara. Motor polisi sudah berjajar dengan gagahnya. Jumlahnya paling tidak ada 50 (lima puluh). Polisi berseragam juga terlihat tersebar di beberapa titik. Ada yang siaga penuh, ada pula yang sedang menikmati es cendol dan gorengan. Jumlah polisi? Jangan ditanya, pokoknya ada banyak. Bisa dibayangkan begitu mencekamya suasana daerah ini. Seperti kondisi siap perang aja.

Kalau memang terjadi aksi demo, yang demo itu siapa? Setiap pabrik sudah dijaga dengan pengamanan masing-masing. Yang pasti peserta demo adalah karyawan itu sendiri. Marinir itu menjaga apa? Polisi itu menjaga apa? preman itu menjaga apa? Aku diharuskan untuk menjaga karyawanku sendiri. Kupikir sama, masing-masing pabrik juga menjaga keselamatan karyawannya. Jadi yang demo itu siapa? Karyawan juga kan?!

ahh, aku jadi bingung sendiri. Gugatan Apindo terus berlanjut, Keputusan PTUN belum ada. Dalam minggu ini, jika anda terjebak dalam perjalanan tol Jakarta – Cikampek, mohon bersabar ya karena aku berada di tengah-tengah jalan sedang dipaksa untuk menghadang perjalanan anda.

—————–

KARYA SIAPA INI … ???

.

STOP PRESS (1×24 jam)
Seperti yang sudah diprediksikan oleh sebagian besar Pembaca
Ini adalah Karya dari IBNU SUSILO
Alias Mandor Tempe, Le’ Ndor, Leman, Le Mandore, Mas Mandor dsb
Saya memanggilnya Mas Sus !
Saya sudah dua kali bertemu langsung dengan Mas Sus ini
Ini laporan pandangan mata … tentang kejadian nyata
Mas Sus bekerja di daerah Cikarang
Blognya bertajuk : LE MANDORE
.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

49 tanggapan untuk “karsini # 10 : SEMINGGU MENCEKAM”

  1. Untuk penulis Karya Siapa Ini # 10 …

    mohon maaf komentar yang masuk dan benar … akan saya moderasi … (dan itu sudah banyak !!!) hehehe

    biar seru …

    🙂

      1. Hahaha..Iya, ini bukan cerita fiksi ya Mbak Erry…Lagi pula aku gak di moderasi, tebakan Mbak Erry tentang bukan Kakak Akin pasti benar

  2. Ini pasti Le’Ndor, karena meski saya gak ikut demo, tapi senasib berada di wilayah yang sama 😦

    Dan waktu pulang maren aku liat Le’Ndor keluar dari tol naik motor (ngarang habeeeeesss, piizzzzz 😀 )

  3. Astaga, jadi hashtag #KARSINI itu maksudnya KARYA SIAPA INI, om?
    Baru tau saya, kkkwkwkw… 😆
    Ah, susah kalo main tebak-tebakan 😀
    Lagian nyerah, gak tau siapa yang ngalamin kondisi di postingan ini 😀

  4. waahhh baru ini baca tulisan langsung ttg aksi demo yg buat tol macet parah gt.. untung aku udah pulanv ke ponti om..

    *btw aku kok baca karsininya selalu udab di tulis nama penulisnya yak.. jadi gqk pelu mikir lagi.. hihihi

any comments sodara-sodara ?