MORNING RIDE


.

Jalan-jalan pagi

Pernahkah anda melihat seorang bapak (kadang beserta istri), melintas di jalan raya, memakai celana pendek, sepertinya belum mandi, mengendarai sepeda motor.  Mengendarai sepeda motor sambil menggendong anak balitanya.  Menggendong di depan.  Lebih tepatnya memeluk.  Tangan kanan memegang stang motor.  Tangan kiri memeluk anaknya. 

Anak balitanya tersebut didudukkan di sadel atau berdiri di pangkuannya.  Riang.

 Jalan-jalan pagi … tepatnya berkendara pagi.  Berjalan perlahan, dengan kecepatan 10 km/jam.

Sesungguhnya ini pemandangan yang indah.  Sebuah pengejawantahan rasa sayang seorang Ayah kepada anaknya.  Si Anak pasti senang diajak jalan-jalan pagi.  Sebelum sang Ayah bersiap berangkat bekerja mencari nafkah untuk keluarga tercinta.

.

Namun hal ini menjadi Tidak Indah lagi jika …

Mereka mengendarai motor tidak mengenakan Helm.  Berkendara di jalan raya pelan-pelan.  Dan agak di tengah pula.  Di tengah hiruk pikuk rush jalan raya yang penuh pengendara lainnya.  Pengendara yang ingin pergi bekerja atau pergi mengantar anak-anak sekolah.  Tentu saja aksi “morning ride” tersebut berpotensi mengganggu laju arus kendaraan yang di belakangnya. 

Saya sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka.  Belum lagi asap knalpot yang terhisap oleh si balita.

Mungkin sebaiknya kegiatan menyenangkan ini (jika toh masih ingin tetap dilakukan) hanya dilakukan di lingkungan dalam perkampungan saja atau di dalam areal kompleks perumahan saja.  Sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas … dan dari segi kesehatan (relatif) lebih baik dari pada di jalan raya umum.

.

Sekali lagi …
Sebetulnya Saya suka sekali pemandangan ini.  Pemandangan seorang Ayah yang bercengkrama dengan anaknya.  Namun saya rasa ada banyak hal yang harus difikirkan sebelum melakukan kegiatan ini.  Ini demi kebaikan bersama … termasuk kebaikan mereka juga tentunya.

Apa para pembaca pernah menemui hal serupa ?
What do you think ?

Salam saya

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

33 tanggapan untuk “MORNING RIDE”

  1. hehehe …. berasa liat diri sendiri 😀
    tepatnya menyepelekan …
    boncengan bawa ponakan …
    alesan deket inilah …
    muter2 sini doang
    padahal pas lagi gitu juga inget sih bahayanya
    cuma ya itu tadi … sekali2 gpp lah
    ya gitu deh …
    yg diliat om trainer itu pasti mikirnya kayak saya hehehe

  2. Benar Om, pemandangan yang seharusnya indah menjadi tidak lagi. Yang tadinya orang lain iri melihat kemesraan antara bapak dan anak (dan mungkin juga istrinya), kini menjadi khawatir..

  3. Menurut saya pertama2 kita hrs peka pd kebutuhan orang lain disampng menaikan tingkat kesadaran terhadap lingkungan dan apa2 saja yg kita kerjakan. Membonceng anak, memegangnya dengan satu tangan sementara tangan lain megang stang motor adlh pekerjaan berbahaya. Gimana kalau tiba2 tersenggol motor lain, akan terjadi ketidak seimbangan. Kalau sdh begitu mana yg mau di pegang anak atau stang motor? Jadi emang lbh baik tdk membawa balita dng cara ini dengan motor. Entah itu dilingkungan perumahan apa lg di jalan raya

  4. Aku biasanya sering sebel kalau lihat pemandangan seperti itu (pasti ngomel-ngomel sendiri). Kasian kan ke anak balita kalau harus menhisap asap kendaraan yang lain. Mending jalan-jalan biasa ja di area taman gitu. Udara lebih sejuk dan segar, baik untuk kesehatan pula…

  5. Keamanan anak dalam berkendara memang kurang diperhatikan, baik oleh orang tua maupun oleh aparat (pemerintah).
    Dulu ketika tinggal di Surabaya, saya perhatikan di sepanjang jalan Darmo-Wonokromo banyak poster yang dipasang pihak kepolisian yang salah satunya menghimbau agar anak tidak duduk di depan pengendara.
    Di Jambi, dan mungkin di kota-kota besar lain belum pernah saya lihat himbauan yang seperti itu.
    Anak-anak duduk di depan ayah atau ibunya, tanpa topi atau helm, tanpa jaket, tanpa masker.
    Siapa yang peduli? #geleng-geleng kepala#

  6. pernah lihat om tapi masik didalam perumahan. kalauPascal & Alvin tidak pernah muter2 dulu tuh kalau bapaknya mau kerja :). biasanya merekalebih antusia melihat bapaknya pulang kerja dan langsung triak2 senang

  7. Kalau yang pernah saya lihat, bukan pagi kejadiannya, tapi sore. Anak balitanya ditaruh di paling depan, bapaknya nggak pakai helm. Nyetir motornya di belakang mikrolet, dan jalanan sedang rusuh… Amboi! 🙂 Saya juga mikir, itu anaknya apa nggak sesak napas ya kena polusi?

  8. ini disebabkan masih kurangnya kesadaran berdisiplin dimasyarakat kita, kalau udah ditilang aja ama polisi baru repot, padahal itu juga demi keselamatan kita juga..

  9. Salah kaprah (udah salah, ditambah kaprah juga)
    di “kampung tetangga”, naik sepedapun punya aturan pengendara harus memakai helm.
    but, inilah Indonesia tercinta.. (gout cuma bisa nyengir doang) 😀

  10. Dari dulu saya tidak pernah setuju Om dan selalu protes kalau anak ditaruh di depan. Karena saya memandang anak tsb menjadi tameng orang tuanya dari angin. Banyak hal yang bisa terjadi kecelakaan, menghalangi pengendara lain, dan anak bisa sakit karena masuk angin.
    Yang paling saya sebal adalah kalau orang tua ngantar anak yang agak besar ke sekolah, sementara anak balitanya diajak ikut ngantar (duduk di depan motor) dengan kecepatan paling kurang 40 km/jam.

  11. kalau dijalan raya emang terlalu berbahaya…..tp kalo masih didalam komplek ngga terlalu masalah…

    tapi papanya ina ngga pernah mau naik motor sambil gendong anak…terlalu berbahayyaa…apalagi anak2ku ngga ada yg bisa diem…pecicilan semua hihihi…….

  12. Sering banget lihat pemandangan itu,
    masih wajar di lingkungan komplek..
    Tapi aku suka kesal sendiri,kalo di jalan raya juga,kasihan,kan kena angin,dan sekarang kebanyakan di daerahku Ibu2 yang bawanya,sekalian antar jemput sekolah..
    Kadang aku salut sama mereka,tapi tidak memikirkan keselamatan balitanya,termasuk si bibi tuh,..
    Kalo ga di bawa gimana Om..
    Serba salah memang..
    Dilema buat para emak2..

  13. Ada cerita,anak dari temenku,dulunya dari bayi sering di bawa motor2an terus,
    Tiap pagi dan malam,di jemput di rumah neneknya..(di titip ortunya kerja)
    Memang anak itu sering duduk di depan katanya..
    Akhirnya kena paru-parunya,..katanya bisa dari angin,polusi,asap kendaraan,..
    Di Usianya ke 6 tahun anak itu meninggal Om,
    Kasihan..

  14. Kalau di jalanan Jakarta, hal itu memang tidak tepat dilakukan. Di samping kepadatan kendaraannya, juga polusi yang dihasilkan tentu tidak baik untuk kesehatan.

    Lain halnya, jika itu dilakukan bukan di jalan besar. Misalnya jalan-jalan di seputar perkebunan ataupun persawahan. Dulu, waktu Ajib-Fatih belum sekolah, saya kerap mengajak mereka jalan-jalan pakai motor di persawahan dekat rumah. Menyenangkan dan menyegarkan tentunya, karena bisa menikmati alam dan menghirup udara segar.. 🙂

  15. Ooooom…
    safety harus selalu jadi prioritas doooooooong…

    Aku kalo bawa Fathir kemana mana, selalu dipakein helm, dan walaupun Fathir udah lumayan steady, tapi dia selalu aku ikat lagi…*ada ikat pinggang khusus beli di internet*, takutnya dia ngantuk atau gimana gituh…

    Jangan sampai nyesal ah 😦

  16. membahagiakan anak, atau menikmati kebersamaan dgn anak tak harus dengan menantang bahaya kan Mas ?
    masih banyak cara yg eylekhant utk menikmati kebersamaan yg indah …. 🙂
    salam

  17. sodara saya belum lama ini mengalami kecelakaan dengan model naik motor begini.

    akibatnya si anak mengalami patah tulang dan harus menjalani operasi untuk membetulkan hidungnya. Alhamdulillah bisa selamat dan nggak cacat, tapi ketika proses pengobatan berjalan, sementara si anak gak bisa bernafas lewat hidung, tapi lewat mulut…

    makanya megang anak dengan sebelah tangan yang satu megang stang adalah sesuatu yang sangat membahayakan.

  18. Yang lebih banyak lagi adalah suami istri berboncengan lengkap dg helem, namun anak kecil mereka cukup digendong atau dijepit di tengah mereka. Ini model orangtua egois. Kalau terjadi kecelakaan, mereka terjatuh, maka kepala kedua orangtua aman, sementara sang anak ya minimal geger otak. Benar2 egois…!!!!!

any comments sodara-sodara ?