KECEMETEHE


.
Tulisan ini terinspirasi dari Postingan IBU TUTI NONKA, seorang penulis Cerpen dan Novel dari Yogyakarta.  Beliau menulis tentang … BILA MATA MAU BERGAYA

Lalu relevansinya dengan judul diatas apa ?
Kecemetehe adalah istilah gurauan yang selalu dipakai oleh Bundanya anak-anak, untuk menyebut KACAMATA.

Contoh :
“Yah … kecemetehenya ketinggalan di kamar mandi tuh ?”
“Ayah … dana untuk membuat kecemetehenya udah dipakai belum tahun ini ?”
Dan sebagainya …

Ya … Saya memang berkacamata sodara-sodara.

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan Trainer memakai Kacamata ???
Saya tidak atau belum berkacamata ketika Sekolah dan Kuliah.  Alhamdulillah saya tidak mempunyai gangguan yang berarti yang berkaitan dengan penglihatan saya. 

Saya justru mulai berkacamata ketika saya sudah bekerja.  Seingat saya di sekitar tahun 1988 – 1989 an gitu deh.  Waktu itu saya masih bekerja di sebuah Yayasan Pendidikan Musik Vokal di Jakarta Selatan.

Mengapa saya memakai Kacamata ?
Apa mulai ada keluhan gangguan penglihatan ? … jawabannya TIDAK sodara-sodara …
Lantas … Kok pakai kacamata ? 
Jujur saya katakan … alasannya adalah …  PENGEN GAYA AJAH … haiyaaaaaaa …

Begini …
Mata saya inikan sipit … saya berfikir … jika saya memakai kacamata … Hal itu akan bisa sedikit terkamuflase.  Dan lagi saya berpendapat … jika seseorang berkacamata itu kok kelihatanya terlihat … Wise … Mature … Smart … dan … yes indeed … Eiylekhan …
Maka akhirnya saya memeriksakan diri ke Optik terdekat … Diukur-ukur … ternyata mata kiri kanan saya cylindris … (masih kecil sih).  Akhirnya dengan alasan yang dipaksakan saya memakai kacamata … (tekad sudah bulat)

Apakah setelah memakai kacamata … lantas saya bisa terlihat … Wise, Mature, Smart, Eiylekhan dan Sipitnya terkamuflase ??

Celakanya jawabannya … TIDAK sodara-sodara … Sebuah inisiatif yang gagal total !!!
Ada banyak komentar yang terlontar dari sesama Pengajar, Pembina dan Pianis di Yayasan tempat saya bekerja itu … Juga komentar spontan dari murid-murid cilik saya yang kursus di Yayasan Musik Vokal tersebut … (anak kecil selalu berkata jujur bukan ??)

Apa mereka bilang …?
“Hihihihi  … kak NH kayak kakek-kakek …!!” atau
“Kak … jadi makin kelihatan sipit … !!!” atau
“Iiihhh … Kak NH pake kacamata tampangnya jadi lucuuuu …”
dan sebagainya … dan seterusnya … dan semuanya bernada sama … bernada kecaman …(Ah nasib mu ner …ner …).

Tapi kepalang basah … Trainer tetap bertekad untuk tetap pakai kacamata …

Sekarang … dengan bertambahnya usia, Kacamata sudah menjadi kebutuhan … Saya memerlukannya untuk bisa membaca dengan lebih jelas.

BTW … Saya relatif suka gonta-ganti Gagang Frame.
Oleh sebab itu … saya selalu ke ITC Fatmawati kalau mau ganti frame kacamata … Biar dapat frame bermodel bagus tetapi murah meriah.  Frame boleh murah meriah … tetapi yang penting lensanya dipilih yang agak bagus.

Yang jelas …. Jangan tanya sekarang ukuran lensa saya berapa ?
Sebab saya ndak pernah hafal angka-angka itu … Minus berapa, Plus Berapa, Cylindris berapa … Kiri berapa … kanan berapa ?
Saya nggak (pernah mau) tau !!! (heheheh)

Dan kalau ada pertanyaan lagi …
Apa Om Trainer tertarik dengan treatment modern dengan menggunakan soft lenses, contact lenses, atau bahkan Lasik dan yang sejenisnya …
Maka jawaban saya adalah …. NO … NO …. NO Thank you … !!!
(Trainer takut sodara-sodara)

(kumplit sudah … Trainer Phobia ke Dokter Gigi … dan Trainer pun Phobia operasi Mata)(hahaha)

Bagaimana dengan pengalaman teman-teman ?
Apa Anda berkaca-mata ?
Di pakai rutin atau bilamana perlu saja ?
Boleh sharing tak ?

.

.

(mari kita jaga kesehatan indra penglihatan kita, yang tidak ternilai harganya itu) 

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

64 tanggapan untuk “KECEMETEHE”

  1. aku berkacamata om..dah lumayan lama,sejak awal SMA.. skg dah minus 3 😦
    kacamata mah slalu aku pake kemana aja, kecuali mandi n tidur, baru deh dilepas..
    aku lebih milih kacamata dari pada kontak lens, coz lebih aman ajah..

  2. Kalau saya pakai karena minus…
    Untuk baca dan didepan laptop sangat belum…
    Untuk baca buku telpon atau bahkan tulisan kecil2 di sachet shampoo masih cukup jelas meski tanpa kacamata

    1. pake baru setengah taun lalu, awalnya make cuma kalo presentasi ato apapun yang harus mbaca di layar (yang agak jauh), liat audience (yang agak buanyak), rapat2 dsb… tapi lama-lama kalo gak pake pusing, ternyata nambah dah minusnya… akhirnyah…. pake terussss…. 😦

      jadi keliatan tambah manis pannn… xixixixiixiiiiii :mrgreen:

      1. manis yeeeen.
        😀
        alesan nya sama kek oyen. sekarang make kacamata buat lihat yang jauh2. apalagi kalau di kelas.
        duduk paling belakang. layar gak keliatan, dipake deh tuh kacamata.
        tapi teteup gak eiylekhaann kek oom enha
        :-p

  3. Wakakakakaakak… jadi itu buat gaya tho… saya pake dari jaman smp om, hiks2… malah kata doker harusnya dari kelas 5! Parah!

    Tapi sekarang kalo lepas, jadi keliatan aneh, mata makin sipit, dan item (kata temen kaya panda) hahahahah….

  4. berkacamata sejak SMP.. Jangan tanya kenapa….

    karena sejak kecil tak boleh ada sebaris dari koran pun terlewatkan…

    apa bangga berkecemetehe..???? kadang minder.. jadi waktu seperlunya di gunakan..

    Kenapa…???

    katanya Mata saya lebih indah kalau tidak di beri kecemetehe….

    muji diri aja dulu 😀

  5. Keluarga saya semua berkacamata, tp untungnya saya sendiri doang yg enggak. Padahal saya yg paling bandel suka baca buku sambil tiduran dan gelap2an. Hehe.

    Tapi karena membawa gen berkacamata, plus esther juga berkacamata, sedihnya ternyata gen ini menurun ke andrew.

    Si andrew matanya slindris karena bawaan. Tinggi pula. 2.75 kanan kiri. 😦

    Tp karena ini baru pertama kali pake kacamata, jd awalnya dia dikasih kacamata dgn ukuran silindris 1.25 dulu. Trus kmrn ini ditambah jadi 2.

    Yah sedih ngeliat anak msh kecil gitu udh harus berkacamata… Tp ya mau gimana lagi ya… Gak bisa apa2… Karena satu2nya jalan menghilangkan silindris ya cuma dengan operasi lasik, tp itu harus nanti kalo udah besar.

  6. Wah, kalau saya ditanya bagaimana pengalaman saya, ya monggo baca di blog saya saja (numpang iklan Om … hihihi … 😀 )

    Seneng lho saya, sukses memprovokasi Om menulis tentang kecemetehe juga … Hebat kan saya … *ampun Om, jangan sembunyiin kacamata saya … * 😦

  7. aku belum memeriksakanmataku om NH, jadinya g pake kecemetehe

    soale udah pernah nyoba punya temen tuh g pantes banget, jadi ya udah g usah pake aja biar kelihatan sehat matanya

  8. Setahun yang lalu saya ketemu teman yang kebetulan punya usaha optik, celakanya saat mampir ke tempatnya, saya malah dipaksa periksa mata. Mungkin dia bermaksud mau kasih hadiah…(???). Saat diperiksa oleh stafnya, saya sengaja berbohong karena takut pake kacamata. Padahal aslinya sudah minus, tapi belum parah, belum sampai angka satu.

    Kesimpulan: Sampai hari ini saya masih takut pake kacamata. Tapi jujur, saya masih dibayang-bayangi rasa khawatir dg keadaan mata saya. Bagaimana menurut Om NH?

  9. Saya memakai kacamata baca bukan untuk menutupi kesipitan mata saya yang memang sipit atau agar tampak smart, macho atau tampak mro-fesor. Bahkan, seorang serdadu malah tampak kurang garang jika memakai kacamata baca, kecuali serdadu dengan profesi khusus misalnya dokter. Serdadu lapangan kalau pake kacamata baca, kesannya gimanaaaaaa gitzu. Lihat saja oom, komandan upacara 5 oktober atau 17 Agustus, pasti dipilih yang tak pakai kacamata he he he he.

    Saya mulai memakai kacamata baca setelah tulisan tampak mblereng dan kurang enak jika dibaca. Saya awalnya juga memeriksakan diri ke optik untuk membuat kacamata baca. Namun saya periksa mata secara rutin ketika masih dinas, karena satu paket dengan Rikkes wajib yang gratis dari pemerintah.

    Saya dulu memiliki kacamata yang lumayan mahal ( maklum sedang gagah-gagahnya) tapi ya ampun oom, kacamata itu remuk karena saya taruh disaku dan saya nabrak pintu disebuah kota di LN. Lensanya sudah saya ganti, tapi remuk lagi dengan kecelakaan yang sama.Kacamata mahal itu mau saya ganti lagi lensanya, nunggu dolar datang.

    Saya punya beberapa kacamata yang beli instan di mall , di pesawat, di kereta api, yang harganya sekitar 30-50 ribuan. Kini tinggal satu oom karena kalau nggak remuk kedudukan di kasur ya ketlisut dimana gitzu…. Ini sudah siaga I karena kalau kacamata yang ini remuk atau hilang maka saya tidak bisa ngeblog lagi sebelum membeli yang baru.

    Habis memberikan komen ini saya akan membeli paling tidak 3 biji kacamata MurMer untuk cadangan. Jika saatnya tiba, saya juga akan membeli lensa untuk kacamata yang agak mahal itu yang digunakan khusus kopdar dengan para beningwati ha ha ha ha.

    Itulah oom, kisah kacamataku, saya tak suka dan tak pernah mencoba memakai lensa yang ndlesep langsung di mata alias lensa kontak. Kayaknya kok ribet.

    Salam hangat dari Jombang
    ( Kedawan yo ben )

  10. Om,
    Kalau gagang murah tapi kacamata bagus mana bisa…soalnya kalau udah plus, minus dan silinder kan berat…justru katanya frame harus bagus (alasan yang males gonta ganti kacamata).

    Kacamata malah bikin mata tambah sipit…entah kenapa..dan kalau nggak pake, bisa dikira orang Jepang atau China. Saya sering ke Glodog diajak ngobrol bahasa China, senyum2 aja….bilang kalau lahir di Jakarta…hehehe…

    ITC Fatmawati? Yang sebelah mana ya Om? Kok jadi pengin nyoba juga….kan tiap hari lewat depannya, gara-gara jalan P. Antasari makin macet mau dibikin jalan layang non Tol.

  11. Harga frame kacamata saya 55rb, itupun didapat di blok M. Lensanya tinggal pasang ke Melawai sesuai hasil pengukuran. Kalau frame di ITC fatmawati bisa lebih murah akan saya kejar ke sono 😀
    *nyari barang murahan*

  12. pengalaman berkacamata? hehehe…terus terang saya jadi tersenyum sendiri bila ingat kejadian ini. Belum lama, beberapa bulan yang lalu saya mencoba membeli kaca mata murahan di pinggir jalan, bukan untuk gaya tapi karena saya nda betah kalau naik motor pakai helm tertutup rapat, sedang kalau kacanya dibuka debunya nda ketulungan. akhirnya saya memilih satu kaca mata warna hitam ( tidak gelap-gelap amat sih sebenarnya ) dan dengan rasa percaya diri yang sangat dipaksakan saya pakai kaca mata ‘murah meriah’ itu. Tapi apa hasil? tak lebih dari dua kilometer saya mengendarai motor pake kacamata, rasanya kepala jadi ‘kliyeng-kliyeng’, pusing!

  13. Saya berkacamata sejak lulus dari sekolah menengah Om.. kacamata minus untuk ngeliat jauh 🙂
    Sebenernya waktu di SMU itu udah agak burem ngeliat papan tulis (duduknya kedua dari belakang), jadi untuk mencatat apa yg ada di papan tulis saya mesti nyontek tulisan temen sebelah.. hehehe.. *tapi kalo ujian gak pake nyontek koq :D*

    Sampe sekarang masih pake dan kayaknya minusnya makin nambah nih.. hiks.. 😦
    Tapi bener Om, kata temen2 saya.. kalo pake kacamata saya keliatan lebih wise, mature and smart tapi ngga eiylekhan..hehehe..

    1. “kata temen2 saya.. kalo pake kacamata saya keliatan lebih wise, mature and smart”

      dibo’ongin tuh… xaxaaxaxaxaxaxxaaa 😛

  14. saya pakai kacamata om sejak kelas 1 SMP rabun jauh. mungkin sejak SD sudah rabun jauh cuma gak tau harus pakai kacamata. dulu pertama kali pake minus 1. sekarang sudah minus 7, silindris 3, prisma 1,5 nah lo.

  15. jawabanya YES om NH 🙂
    saya berkacamata setelah melahirkan anak pertama. cuma minus 1 sih. Padahal sebelum melahirkan dites belum minus,apa karena efek melahirkan ya om?
    awalnya risih berat, ada yang mengganjal. Tapi sekarang sudah kebutuhan juga om karena agak buram kalau didepan laptop atau TV.

    Oh ya waktu pertama kali pakai kacamata gaya-gayaan pingin yang bagus ringan otomatis agak mahal hihihi lebay ya. tapi ternyata baru 3 bulan ada keponakan yang mematahkan. hiks sejak itu gak mau lagi deh beli yang mahal-mahal.

  16. Pagi Om….

    Saya berkacamata, itupun dipaksa Bunda, dengan ancaman “kalau kamu nggakmau make, mau tiba2 harus berkaca mata tebal kaya toples?” jadi ngeri….

    Akhirnya nurut, karena kiri minus kanan cylinder, kok bisa, padahal asupan vit. A udah cukup?ternyata kata dokternya karena gaya hidup, eh bukan gaya membeca yang tidak benar…membeca sambil tidur dan kebanyakan di depan layar komputer….

    Sampai sekarang sih belum pernah ganti frame, tetep yg pink itu dan dipakai saat butuh aja…(kebalikan Om NH, ngerasa kurang kece dengan kacamata, heeee)

    Salam hangat-hangat kuku Om..

  17. alhamdulillah, aku gak pernah berniat memakai kecemetehe , dan kebetulan juga mataku , gak memerlukannya 🙂

    sekarang, terpaksa berkecemetehe , krn sudah tdk kelihatan lagi itu huruf2 kecil utk dibaca, atau tulisan di kompi atau lappy 😦

    jadi, kecemetehe ku hanya dipakai utk baca thok,Mas .
    salam

  18. saya berkaca mata juga… tapi kalo udah mulai berasa pegel, saya lepas saja… minusnya juga belum banyak (semoga ga nambah2), jadi pernah hampir setahun ga pake…
    tapiii… setelah melahirkan anak ketiga… ihiks… mata tambah burem. jadi sekarang pake lagi deh, Om…

    sedangkan Emak saya, Om, usia 60-an, ga pake kacamata… belio punya resep istimewa, sering-sering dipake mbaca Al-Qur’an, Om… gitu… hebat ya… Subhanallaah!

  19. Sebagai “preman” aku pake kacamata hitam utk gaya doang.. dan kini walopun sudah “berpandangan jauh” tetep gak pake kecemetehe itu kecuali untuk liat komponen elektronik aku pake magnifier lebih nyaman..
    Buat om NH, tetep eiylekhan koq walopun udah plus 2 😀

  20. Kalau saia… malah pengen tidak berkaca mata. Karena sdh berkaca mata sejak SD. Bener-bener ndak keren. Hiks…

    Dan impiyan saia adalah pake kacamata riben (rayban) yg keren. Apalagi yg kayak dipake pilot itu. Pasti macho sangad. Atau seperti Joe Satriani yg manggung pake kecemetehe & kupluk. Kereeeeen. Sayangnya kacamata saia minus + silindris cukup besar sehingga ngga bisa hidup tanpanya.

    Pernah mau pake lensa ukuran yg hitam, tapi karena kanan-kiri lain ukuran jadi bisa ngga imbang hitamnya. Pernah 2x pake lensa hitam yg dijepit di frame kacamata. Tapi malah jadi aneh & ribet. Dan malah merusak cat frame.

    Pernah pake soft lense sekali, yaitu saat NIKAH. Hihihi… bener2 menderita pake soft/contact lense. Ngganjel dan kalau ngga bersih bisa bikin mata merah.

    Krn sudah mendarah daging pake kecemetehe, malah sering keculek (kecolok) sendiri. Loh kok bisa? Karena ketika pandangan ngga jelas secara reflek berusaha mbenerin posisi kecemetehe, padahal ternyata sedang tidak memakai kecemetehe. Ya akhirnya jari dengan sukses mendarat di mata.

    Salam hangat dari Tangerang

  21. Alhamdulillah saya belum pernah pake kacamata Om, tapi kok sekarang berasa agak2 kurang jelas liat tulisan jauh, atau orang2 yang ngumpul. mau pake, kok kayaknya gak biasa, takut aneh *heleh, masih aja pikirin gaya, hehehe*

  22. saya juga kacamataan om skarang, belum sebulan sih, dan mata kanannya ternyata plus, kenyataan pahit untuk ABG seumuran sayah… *jderrrr, disamber petir ngaku ABG*hehehehe

  23. dari jaman SMA saya sudah disarankan untuk menggunakan kacamata, tapi karena tidak nyaman dengan sesuatu yang membatasi pandangan saya dan memberatkan hidung saya, saya enggan memakai kacamata..

  24. saya berkacamata sejak masuk kuliah…..padahal sebenarnya udah merasa ada masalah dengan penglihatan sejak SMA kelas 3 karena setiap guru menulis di papan tulis…saya harus maju terus untuk bisa lihat jelas. Pernah…. saat menunggu bis untuk pulang dari les inggris di kawasan pancoran. Saya berusaha melihat nomor2 bis tapi ga terbaca hingga bis itu mendekat. Iseng…saya tanya temen yg sama2 tunggu bis…untuk lihat nomor bis…eh ternyata dia bisa membacanya dengan baik.
    Hingga saat ini masih pake kacamata…….minus dengan silindris yg lebih besar.

  25. ikutan nimburung nih.. dulu sempet pake kaca mata.. ribet banget rasanya… sekarang sudah stop.. tapi kalau lama-lama di depa kompi.. jadi takut juga.. dulu katanya silindris. sy masih g mau pake kacamata… solusinya apa ya pa?
    supay tetap sehat di depan kompi…
    salam kenal pa…
    senang bis mampir ke sini!!
    newbie..

  26. Jiah…kacamata kok buat gaya sih Om…hhihi..ada ada aja…

    eh,..tapi aku termasuk korban yang terjebak dengan stigma pria berkacamata yang katanya seneng baca itu lho…

    Soalnya, walaupun abah pake kacamata, tapi hobinya hanya baca donal bebek aja tuh…hihihi…
    tertipu akuuuuu!!!!

  27. Om…aku malah pengen ga pake kacamata…

    tp krn sdh sebagian dr kebutuhan, ya mau gamau deh jd koleksi kacamata…

    (ngaku ga hoby belanja, tp hoby ngmpulin kacamata….)

    sok jadi nyama2in ama baju…merah, coklat, item,abu,biru,ungu (belom ijo,orange…ini pelangi atau kacamata?)

    Penderitaan yg amat sangat : susah nyari kacamata kalo lupa narohnya…ga bisa di miskol sih…

  28. siang inyiakkkkkkkk
    aku pake kacamata sejak kerjaa…
    kalau gak pake kacamata pusing..
    apalagi kalau udah kerja di depan komp
    kacamata itu penting,,
    terutama buat kerja, baca dan nonton tv
    kalau gak pake jatohnya pusing,,
    tapi kalau dirumah,,
    kadang kacamatanya di copot,,,,
    selama gak ketemu TV dan laptop masih kuat aja
    udah biasa pake kacamata kalao kacamatanya di copot
    jatohnya gak pede

  29. Kalau saya, biasanya pakai kacamata hitam kalau bepergian naik kendaraan, menghindari iritasi debu dan terik sinar matahari…

    SALAM hangat dari Kendari… 8)

  30. lah beda bgt ma daku om, sjak SMA dah musti pake kecemetehe tp saking g’maunya lbh milih tiap hr nelen jus wortel berkilo2 pe ahirnya jd bosen bgt ma wortel.
    awal msuk kuliah dibliin kecemetehe tp dg 1x jatoh pecah jd ada alesan …”g’usah pake ya pak, g’praktis jatoh2 mulu jd pecah, kan syg mahal pak”. halah alesan opo kui.
    skrg kpaksa pake kl g’mo perih dpan buku, laptop ato di jln… tp kl lg g’butuh bgt ya di copot jg. payah yak

    lah kok jd curhat ya om

  31. waduh rame bgt yg ngemeng2 ttg kecemetehe…telat masuknya gpp ya om,,hehehe
    cerita2 ttg kacamata ane udah dr jaman msh umur belasan tahun pake kacamata hingga saat ini kcemetehe jd kebutuhan yg mutlak dan mendarah daging klo gak pake bakal gk bs jelas ngelihat,,minus mata udah nympe angka 3 ditambah cylinder jg kedua2nya…tidur pun kadang2 lupa buat lepas kecemetehe…:) but its ok

any comments sodara-sodara ?