NYABLAK


.

Rabu, 11 Agustus 2010

Dua hari absen nggak nulis … rasanya kok lama banget ya …
Mulai Senin kemarin, Trainer mengikuti Training.  Bukan sebagai Trainer tetapi … saya diundang sebagai Peserta Training. Ini adalah sedikit cerita yang tertinggal dari Training tersebut. 
Tentang NYABLAK …

NYABLAK adalah perilaku berkomentar atau berbicara instan secara spontan … Apa yang difikitkan itu yang akan diucapkan tanpa tedeng aling-aling …

Nyablak terus terang adalah salah satu perilaku Saya jika sedang mengikuti Training, Meeting atau bahkan memimpin Training.  Saya mengetahui hal ini dari beberapa feedback atau komentar yang diberikan oleh para Trainee-trainee saya terdahulu.  Beberapa dari mereka menulis inputan untuk saya … bahwa Saya mempunyai kecenderungan untuk bereaksi SPONTAN …

Jika reaksi spontan saya ini positif mungkin tidak akan menjadi masalah.  Namun akan menjadi masalah jika NYABLAK saya itu ternyata mengandung makna yang agak negatif sehingga cenderung berpotensi untuk menyerang dan menyakitkan perasaan orang lain … dalam hal ini Trainee atau Para peserta meeting yang lain.

Mengapa saya NYABLAK … ?  Mungkin karena saya selalu mencurahkan segenap SEMANGAT … SPIRIT dan juga HATI saya … sepenuhnya untuk Training yang sedang saya pimpin atau Meeting yang sedang saya ikuti …  Akibatnya ya begitu itu … (sekali lagi) saya suka bereaksi Belebihan … Spontan alias Nyablak.

Nah dalam Training yang baru saya ikuti tiga hari kemarin ini, ada salah satu permainan Ice Breaking yang meminta kita semua, Para peserta Training … untuk berbicara masing-masing kepada 3 orang peserta training lainnya … dan meminta Advise atau Nasihat Solusi Singkat mereka tentang bagaimana menanggulangi permasalahan yang ada pada diri pribadi masing-masing …

Contoh …
Saya Kurang Percaya diri jika bicara kepada Top Management ? … atau …
Saya suka sulit mempercayai anak buah saya ? … atau …
Bagaimana sih cara memberikan presentasi yang baik kepada Karyawan Baru ? dsb… dsb …

Nah … saya mengangkat permasalahan mengenai NYABLAK itu tadi …?

Dalam waktu yang singkat saya harus meminta Nasehat pada 3 peserta training lainnya. 
Bagaimana cara menanggulanginya ?
Saya berhasil berbicara pada Aff, Nit dan Ibu Ell … Dan inilah nasehat dari mereka …

1.  Dari “Aff…”
Pak NH … jika merasa akan bereaksi secara spontan … dari pada nanti menyakitkan orang lain … lebih baik Pak NH izin keluar ruangan saja sebentar … entah ke Toilet … atau sekedar menarik nafas di luar ruangan…

2. Dari “Nit”
Pak NH harus melihat dulu … Siapa Trainee-trainee yang akan bapak pimpin.  Siapa peserta meeting yang akan bapak hadapi …
Jika mereka adalah orang yang sangat bapak kenal … Dan mereka pun mengenal Bapak secara Baik … Aman-aman saja … Tidak apa-apa … karena mereka sudah kenal sifat Bapak …
Tapi jika Pak NH merasa … ini adalah Trainee-trainee yang belum Bapak Kenal atau belum Kenal Bapak secara baik … Maka Lebih Baik Bapak Hati-hati … selalu camkan dalam hati setiap sebelum memulai kelas bahwa … Hei NH … ini orang-orang baru … hati-hati bicara … !!!

3. Dari Ibu “Ell”
Ibu Ell berkata singkat saja … Setiap kali pak NH akan berkomentar atau bereaksi secara spontan … atau ingin bicara NYABLAK …
Please … jangan langsung buru-buru bicara … tetapi selalu mulailah dengan Menghitung dalam Hati … 1…. 2… 3 … (beberapa detik saja) … Seolah bersabar …. memberikan kesempatan Nalar dan Akal Pak NH untuk mencerna kalimat yang akan dilontarkan … apakah sesuai atau tidak … Apa Untung Ruginya .. adakah berpotensi untuk menyakiti hati orang lain … ???  (Sebelum nanti Bapak menyesal telah melontarkan kalimat reaksi spontan tersebut …!!!)

Saya rasa … saya BUY IN dengan saran dari Ibu Ell ini …
Ini relatif lebih (spontan) mudah dilakukan …
Be Paused … diam sebentar … Menghitung sejenak dalam hati .., 1… 2… 3… seraya berfikir “kelayakan” kalimat yang akan saya lontarkan … sebelum saya menyesal nanti …


Mudah-mudahan saya bisa melakukannya ….!!!

Terima kasih Ibu Ell …
Ini nasehat yang simple … tetapi worth to try …

So …
Please Count … 1… 2… 3… , before you NYABLAK …. !!!
Starts … ? … NOW !!!

(Mungkin Para Pembaca sekalian punya usulan lain ?)

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

48 tanggapan untuk “NYABLAK”

  1. Saya kadang nyablak jika ada pertanyaan yang sudah beberapa kali ditanyakan oleh siswa yang lain ” Itu sudah ditanyakan oleh temanmu !!!”
    Ini karena saya anggap siswa tadi nggak menyimak pertanyaan temannya.

    Kalau dalam rapat resmi saya boleh dikatakan tak pernah nyablak. Karena hal itu bisa memalukan diri sendiri, apalagi jika atasan mempunyai penyakit ” ludiro inggil”, bisa2 dilempar asbak.

    Salam hangat dari Surabaya

  2. Nyablak / cablak kalo orang betawi bilang (menurut saya) adalah banyak omong atau bisa juga ngomong spontan dan tiba tiba menyela pembicaraan.
    Biasanya kebiasaan ini kurang bagus namun disisi lain bisa juga meramaikan suasana yang kaku dengan ocehan ocehan si tukang nyablak ntu.
    Salam saya pak..

  3. kebalikan dari saya pak. justru cenderung menyimak pembicaraan orang lain. nyablak bisa saya lakukan untuk kawan-kawan yang akrab. untuk yang baru, biasanya saya berusaha mengenal pribadinya.

    saran bu ell memang cenderung lebih halus menyikapi sikap “nyablak” ini pak. tapi saran dari Aff boleh juga tuh. paling tidak refresh sejenak. 😀

    salam pak 🙂

  4. Saya juga suka nyablak, tapi sama orang yg udah kenal.
    Kalau belum, pasti saya duduk manis mengamati 😀
    Nyablak memang ada positif/negatif, makanya org Betawi bilang jangan asal nyablak.

  5. Nyablak saya dulu parah banget pak..dan seperti yang panjenengan alamin itu, jatohnya jadi menyakiti orang laen dan kadang2 bertendensi pamer isi otak saya…naaaa, bapak saya menyaranken hampir sama kek apa yang disaranken ibu “Ell”..tapi kalok bapak saya menyuruh saya buat membayangken bahwa mulut saya sedang dibungkam plakban..sekali dua kali memang susah sih pak..tapi lama2 terbiasa..tapi jangan kebablasan melakukan langkah ini, dan juga musti hati-hati.. soale nanti jatuhnya NGGUNJING di belakang…ehehehe serba salah to?

  6. hai inyiak…
    sepertinya kita punya cerita yang sama..

    itu disebutnya nyablak ya….
    kalau saya nyebutnya spontanitas…
    saat meeting saya paling gak tahan untuk diam ..
    dan gak coment kalau ada orang yang sok tahu…
    atau ada orang yang ingin mendominasi pembicaraan…
    atau ingin mengutarakan sesuatu yang semua orang pada saat meeting harus tahu…

    mungkin karena saya punya prinsip “benar itu adalah benar,dan salah itu adalah salah” paling gak suka sama orang-orang yang pas meeting ABS aja..semua diam..
    nanti pas udah selesai meeting baru teriak..teriak…

    sering sich di protes..biasanya mereka ngomng gini..”apa yang lo bilang itu emang bener, tapi atasan gak akan mau tahu, dan mereka tetap selalu bener” atau “apa yang lo bilang itu bener,tapi tempat untuk mengutarakannya gak bener”

    biasanya kalau udah di gituin cuma bisa bilang..
    “he…he..he..he..demokrasi cuy..benar adalah benar, dan salah adalah salah..”
    atau….
    “ya walaupun usulan gw ditolak tapi gw berusaha kan..”
    atau paling jelek..
    ketawa aja.. 😀

    salam hangat dari bulan..

  7. Ingat nyablak, jadi ingat Mpok Nori dan Bu Guru yang tinggal di kampung Jengkol.. hehehe.. 😀

    Saya setuju dengan usulan Ibu Ell (gak kreatip banget nih saya.. hehehe..), cara lainnya adalah mungkin tarik nafas perlahan sebelum berbicara.. mencerna dahulu kata2 yang akan dikeluarkan (sama aja donk dengan saran Ibu Ell.. :D).

  8. NYablak?????

    Hehehe, jadi mikir deh….
    inget2 ke saya sendiri kalo ikut rapat/ training/seminar….

    Dan hasilnya….

    Sepertinya ga beda dehhh 🙂

    Trimakasih buat sharenya….dan saya setuju dgn saran Bu Ell juga…
    Kalo yg no 1, biasanya saya lakukan kalo suasana lagi ‘panas’ dan ‘menjengkelkan”

  9. Dalam suatu training softcompetency, saya mengenal kata ASERTIF, intinya bagaimana berekspresi dengan jujur namun tetap mempertimbangkan perasaan orang lain. Maka trainer waktu itu menyarankan agar kita bisa menyusun kalimat dengan kesan positif walaupun maksudnya adalah kritik sehingga tidak menyakiti orang lain.

    Saya juga suka spontan dan ‘meledak-ledak’, jadi ketika mengerti tentang ASERTIF itu, saya selalu berusaha menyusun kalimat dengan baik sehingga diam sejenak itu sangat penting. Jika tetap saja saya ga bisa menyusun kalimat dengan baik, maka saya akan diam saja menahan untuk tidak berkomentar sampai saya menemukan kalimat yang postitif..

    Jadi sekarang ini setiap saat saya selalu mengatakan dalam hati sebelum berbicara…ASERTIF…ASERTIF…ASERTIF. Apalagi jika saya sudah ingin nyamber aja kalau mendengar pendapat orang yang ga pas di hati saya.

  10. Dulu daku juga sering asbak (asal nyablak). Dan ternyata banyak yg tersinggung bin sakit hati. Atau ada juga yg tersungging karena ceplosan saya mengena. Tidak hanya terlontar dari mulut, tapi juga di blog.

    Kalau sekarang sih sudah jauh berbeda. Terutama sejak saya belajar ber-empati. Bukan masalah pause-nya, tetapi berempatinya. Artinya kita akan berpikir dulu sebelum kita nyablak. Coba kita rasakan jika kata-kata itu yg menerima adalah diri kita sendiri.

    Salam Ompakmas.

  11. justru saya ingin bisa “nyablak” pak, bisa mengutarakan uneg-uneg yang ada dalam pikiran dengan segera mungkin…
    selama ini saya sering menahan kata-kata yang ingin diungkapkan sebatas dalam pikiran, tapi ketika kita luapkan, yang keluar justru susunan kalimat yang berbeda dengan apa yang dipikirkan…

    salam..

  12. kata mamaku Om trainer sebelum keluar dari mulut dinaikkin dulu diotak atau diturunin dulu ke hati, kalo kata otak it’s ok aman…yuk diucapkan, kalo kata hati lampu hijau…silakan ucapkan. tapi kadang nyablak ngga bisa di rem kalo liat makanan kesukaanku atau aktor faveku….ha…ha…tapi nyablaknya ngga nyakitin kok…

  13. sepertinya memang hrs lihat sikon utk nyablak gini ya ,Mas.
    kalau dgn orang yg sudah kenal , mungkin gak apa apa , tapi kalau belum kenal, malah akan mengakibatkan sakit hati atau tersinggung.
    dan, memang benar saran dr Ibu Ell itu kayaknya yg paling jitu 🙂
    salam

  14. Kalo saya sebelum komen nyablak, mending ngalihin pandangan dulu Oom, atau tarik nafas sambil menata hati (heleh)

    saran bu Ell bagus juga…

    tapi kebanyakan saya gak komen nyablak tapi ngocol, hihihi…
    sama gak yah??
    😛 😛 😛

  15. Saya jugak sering nyablak, Om, tapi biasanya yang lucu-lucu, jadi bikin ketawa aja. Ee, tapi jangan-jangan ada yang tersinggung jugak, ya?

    Kadang klo lagi presentasi (nawarin dagangan) mulut sama otak cepetan mulut, begitu klien termehek-mehek, bingung sendiri jadinya, soale asline asal ngomong 😦

  16. Tentang nyablak dalam pembicaraan
    Kalau saya biasanya lebih berempatai, berposisi sebagai orang yang terkena cablak an itu. Biasanya saya berpikir kemungkinan terburuknya, tersakiti orang yang diajak bicara atau apapun yang menyebabkan tidak enak.

  17. Sepertinya meskipun spontan tapi harus tetep kontrol..
    wiseman says: “kepala boleh panas tapi hati tetep dingin” gitu kan om NH? 😀

  18. ketauan nih.. blogger sejati.. baru sehari dua hari aja berasa lama..
    lah saya 10 hari nggak berasa.. hehe.. nggak ding..

    soal nyablak, emang bener tuh.. harus dipikir 2 – 3 kali.
    karena gak setiap orang bisa dibecandain / di-nyablak-in.

    di kantor saya juga ada tuh Om..
    seorang bapak2 yang maksudnya becanda gitu, tapi kelewat nyablak ke salah satu stafnya.. eh, stafnya nggak berkenan. ngambek deh.. mpe sekarang jadi jaga jarak deh…

  19. Share ya Om…
    Aku juga punya kecenderungan spontan bereaksi gitu Om… insting guru kali ya, kalau ada yang nggak bener, pengen langsung koreksi, kalau ada yang ngomong nggak jelas, langsung minta dia ulang kata-katanya…

    Aku perlu latihan untuk mengerem supaya nggak terlalu spontan, supaya orang lain tidak merasa diserang/ dipojokkan/ tidak dihargai…

    salam hangat Om…

  20. halo om trainer,saya baru aja nemuin blog ini dari indonesianmatters ternyata cerita konyol-konyol bannyak juga yang nyentil saya soalnya ada yang saya banget hehe. Terus nulis ya om,tulisannya sangat menginspirasi dan saya jadi bisa koreksi diri. simpel tapi bener-bener ada kejadiannya, keep up the good work ya om!

  21. Nyablak? Hanya buat orang yang sudah dekat…
    Evaluasi saat training sangat penting karena kita jadi memahami seperti apa trainer yang baik menurut persepsi peserta training. Dan ini membantu kita untuk terus memperbaiki diri…

any comments sodara-sodara ?