(warning : ini rada serius nih…) (halah)
.
Secara sederhana … pada hakikatnya hanya ada TIGA cara para produsen untuk meningkatkan penjualan produknya.
TIGA cara tersebut adalah :
- Satu, menjaring konsumen-konsumen Baru …
- Dua, merebut konsumen pengguna produk kompetitor/saingannya
- Tiga, memperbanyak konsumsi, konsumen setianya.
.
Saya hanya akan menyoroti yang ketiga saja yaitu … memperbanyak konsumsi.
Langkah ini banyak sekali dilakukan oleh para produsen produk yang sudah menjadi market leader atau penguasa pasar di kategori produk tertentu. Penggunanya sudah sangat banyak.
Saya ambil contoh, satu produk … Mentega. Anda pasti (secara intuitif) mengetahui siapa market leader produk mentega di Indonesia. Ya … produk “merek tersebut” memang sudah sangat lama beredar di Indonesia. Produk ini sudah ada dan terkenal sejak saya kecil dulu. Boleh dikata Ibu setiap pagi menyediakan kami setangkep roti tawar yang diolesi oleh mentega “merek tersebut”, plus meses coklat atau selai stroberi/nanas. BTW : Setangkep itu artinya terdiri dari dua helai roti yang ditangkupkan.
Saya tidak tau bagaimana cara membuat roti di masing-masing keluarga. Tapi di keluarga kami, biasanya yang dilakukan adalah … hanya satu lembar roti yang diolesi mentega … lalu ditaburi meses diatasnya. Kemudian satu helai roti yang lain menutupinya. Roti yang menangkupinya ini TIDAK diolesi/ditaburi apa-apa … polos saja … !.
Nah … akhir-akhir ini saya melihat di layar TV, ada iklan baru dari produk mentega merek terkenal tersebut. Di dalam tayangan tersebut menceritakan aktifitas pagi hari sebuah rumah tangga menengah, mempersiapkan anaknya pergi ke sekolah dengan berbekal roti, yang diolesi mentega …
Yang patut dicermati adalah … di dalam iklan tersebut dikisahkan bagaimana paniknya si Ibu, ketika mengetahui bahwa ada satu lembar roti yang BELUM diolesi mentega. Ya … diceritakan (dikampanyekan) oleh iklan tersebut bahwa … si Ibu itu selalu mengolesi KEDUA HELAI roti … dalam satu tangkep itu. Kedua-duanya diolesi Mentega …
Kelihatannya memang sederhana ya … ?
Namun kalau boleh “sotoy” menganalisa … sebetulnya ini adalah upaya cerdas sang Produsen merek mentega terkenal tersebut untuk … menggandakan penggunaan mentega tersebut. Double the Usage. Yang biasanya hanya satu helai roti tawar yang diolesi mentega … kini dikampanyekan untuk mengolesi kedua helai roti dengan mentega … Karena mengandung vitamin dsb dsb bla bla bla … yang berguna untuk pertumbuhan anak-anak. (tipical kalimat periklanan).
Dengan demikian tentu konsumsi mentega menjadi kurang lebih dua kali lebih banyak. Helai roti yang dioles menjadi lebih banyak. Artinya yang biasanya satu minggu menghabiskan misalnya katakanlah satu kemasan. Maka sekarang, karena konsumsi mengolesnya menjadi dua kali lipat lebih banyak. Setengah minggu pasti sudah habis. Seminggu satu kemasan … kini menjadi seminggu butuh dua kemasan.
Frekuensi membeli jadi lebih sering. Atau volume pembelian untuk sekali membeli menjadi lebih banyak.
And by the end of the day … Sales Increased !!!
Cerdas bukan ???
So saya mau tanya kepada para pembaca sekalian …
Kalau anda membuat sarapan roti … setangkep …
Yang diolesi mentega itu … satu helai roti saja atau kedua-duanya ???
.
Salam saya
.
.
Note :
Lho Om … kan kalau untuk memperbanyak penggunaan bisa saja dikampanyekan untuk menggunakan mentega untuk membuat Kue atau untuk memasak misalnya ?
Ya … memang bisa …
Tapi seberapa banyak Ibu-ibu yang membuat kue setiap hari ??? Berapa banyak ibu-ibu yang masak pakai mentega ?
Saya yakin tim riset dari produsen mentega tersebut sudah menghitung … penggunaan mentega untuk mengoles Roti versus pembuatan kue versus memasak !!!
Sepertinya konsumsi masyarakat masih lebih besar penggunaan mentega untuk mengoles Roti … jadi cara menggandakan penggunaan mentega di rotilah yang “digarap”.
(warning : ini hanya pengamatan saya belaka. tidak didukung dengan fakta riset yang sahih dan aktual)
.
yup..yup..yup..
kalo aku bikin roti menteganya di oles di kedua2nya..
soale kalo cuma selembar ya di olesin nanti ga nempel ke yang satunya bo..
murulux deh meisiinya..
#cukup kan meningkatkan penjualan mentega,.
murulux … ?
hahaha ini bahasa khas si Nchie nih …
Kalau anak2 yang sebelah diolesi mentega, yang sebelah selai. Baru tengahnya meses dan atau keju. Boros yaaak…
Kecuali kalau dibakar. Kedua belah diolesi mentega.
hhaahha ….
kadang saya juga gitu Bu …
Udah pake Selai kacang … masih ditambah meses juga …
qiqiqi
betul sekali mas… Saya juga pernah berpikir seperti itu… 😀 Supaya produknya laku hehehe
saya mengoles mentega di kedua lembar roti kalau untuk anak-anak karena mereka suka muisjes yang banyak. Kalau mengoles mentega hanya selembar sudah bisa dipastikan muisjesnya berhamburan.
Kalau untuk saya sendiri cukup satu sisi, karena pakai sedikit sekali muisjesnya. Jadi tergantung untuk siapa dan apa isi roti itu. Kalau selai/peanut butter sudah pasti TIDAK pakai mentega 😀
(Biasanya untuk roti pendamping sup di restoran diberikan mentega. Nah saya TIDAK pernah pakai mentega itu, karena toh tidak pakai isi lain kan… plain bread)…
Saya …
walaupun peanut butter … tetep saja dikasih mentega … (padahal udah ada butternya yak…)(qiqiqi)
tak cukup dengan mentega … kadang saya tambah dengan meses
atau bahkan … gula pasir … (biar enak krenyes-krenyes gituh …)
hahaha
salam saya EM
Klo saya mengoles mentega di satu helai roti aja om.. Tapi, selain mentega lebih enak roti diolesi dengan selai aja, tanpa mentega.. Hehe
@garammanis
Iya Jo …
saya lihat ada banyak juga yang tidak pakai mentega … langsung selai saja
Salam saya Jo
Cara cerdas yang sangat halus ya Om. Saya bener2 ndak tau kalo diarahkan kesana.
Ini cuma analisa “sotoy” saya saja Bu Ika … 🙂
Tapi saya jadi tertarik untuk menyambung tulisan bapak 🙂
Cerdas memang Pak…lebih cerdas lagi yg ‘nangkep’ maksud tersembunyi itu…. (dan itu bukan saya..haha..)
Itu cuma se-ketangkep-nya aja …
ditambah sedikit bumbu “sotoy” qiqiqiq
(naluri trainer)
sebagian besar blogger berkemungkinan nonton iklan ini.. tapi yang kepikiran buat menjadikannya bahan posting hanya trainer seorang. 😛
bener om, ibu bikin kue paling tiap lebaran ajah, sedangkan anak bawa roti kemungkinan tiap hari..!
Ide bisa datang dari mana-mana Bundo …
🙂
ini juga analisa sekenanya saja …
dulu sih pakai mentega yg dioles di kedua lembar roti, tapi sekarang sudah sangat mengurangi pakai mentega oom, alasan kesehatan …. jadi satu kemasan mangkok kecil itu baru habis berbulan2…
Saya juga udah mulai jarang Kak …
hanya tanggal tua saja … (qiqiqiqi)
kalau tanggal muda … ya lontong sayur … atau ketoprak … atau … as ussual … tentu saja my fave … Bubur Ayam !!!
Sepakat dengan mba Mechta dan LJ…. team promotion and marketing produsen mentega tsb sgt kreatif dalam mempromosikan produknya, tapi yang lebih jeli dan kreatif lagi adalah bapak yang punya blog ini… jeli sangat dalam menganalisa iklan ini dan menjadikannya postingan. 🙂
Kalo saya sih cukup sebelah aja mengolesi menteganya, tapi dalam jumlah yang banyak. Hemat tenaga tapi kuantitas menteganya tercapai sesuai dg yang diinginkan. Haha… sama aja boros dunk!
Hahahah …
Ada – ada saja Kak Al ini …
Eh tapi memang begitu kak … ada banyak orang yang makan roti dengan mentega saja … dan menteganya dioles sengaja dibanyakin
Salam saya Kak Al …
hehe.. saya biasanya hanya sebelah saja olesin menteganya, Om. Tapi kalaupun saya mengolesi kedua rotinya pasti kuantitasnya akan lebih sedikit Om. Olesan roti satu 1/2 dan roti satunya 1/2, sedangkan jika ngolesi roti hanya sebelah saja maka saya akan ngolesin lebih banyak, 1. jadi jatohnya sama aja kalo saya mah, hehe
salam
Diolesi hanya sebelah …
tapi kuantitasnya … banyak … hahahha …
sama aja ya …
salam saya Ari …
Sebetulnya sarapan dng roti margarine gak sehat. Tapi saya melakukannya juga om, terutama dlm keadaan darurat. Dan di rumah saya sd lama memprakyekan bahwa kedua lembar roti harus bermagarine hehehe…
Wah ternyata Bu Evi … sudah mengolesi dua helai roti tersebut ya Bu …
salam saya Bu
Hebat sekali strategi marketingnya :D.
Saya rasa masih banyak juga masyarakat yg sarapan tidak dengan roti tawar melainkan dengan nasi, bisa nasi putih biasa, nasi uduk, lontong sayur. Katanya sih kalau makan roti saja tidak kenyang :D.
Ini hanya pengamatan awam saya saja …
saya tidak tau apa ini strategi marketing dari perusahaan yang bersangkutan …
atau it is just simply for a creative advertising purpose only …
but saya percaya …
untuk sekaliber kelompok perusahaan mereka … pasti ada latar belakangnya mengapa mereka mengarap sudut penggambaran … mengolesi dua helai roti …
sy blm pernah liat iklan itu om.. tp dr kecil sy di biasakan mengoles 2 sisi, krn kalo pk meises atau gula pasir gak akan nempel kalo cuma 1 sisi. Akhirnya kebiasaan sp skrg.. Dna sy gak tau apakah org tua sy dulu krn pengaruh iklan atau bukan membiasakan mengoles roti 2 sisi. Cuma kalo anak2 sy skrg lebih suka pk selai atau susu kental manis jadi udah jarang bgt pk mentega
Wah iya ya Chi …
susu kental manis (coklat) kadang langsung di alirkan ke roti ya Chi
saya juga pernah liat yang seperti ini …
Wah..bener juga ya om… walau keliatan nya sederhana… tapi iklan itu bisa mempengaruhi konsumen secara tidak langsung… Kaya mempengaruhi terselubung gitu..hahahha
kalau saya sih bikin roti pasti dua- dua roti nya di kasih mentega… biar lebih enak gitu…
hahahah…
kalau omm gimanaa?? satu sisi apa dua sisi nih? 😀
salam hangat…
Saya …
dari dulu satu sisi Riz …
ehehehehe
Saat MTs-SMk saya selalu mbekal roti, Om.
Mamahku mengolesinya sebagian saja, kemudian ditangkep.
#ngirittt laaaaaaah. 😆
Sama dong …
kadang kalo rotinya terbatas …
satu helai … setengah diolesi mentega … tabur meses lalu roti itu dilipet …
setengah tangkep deh … hehehe
semuanya om biar berasa heehehe
Aku dua2nya Om.. Udah kebiasaan kayak gitu soalnya kalau makan roti aku ga pernah “ditutup”.. Jadi makannya satu, satu.. Mau ga mau ya diolesin sendiri2 deh.. ^^
Bahasa iklan memang harus indah dan LEBAY..
Kalau bikin roti dua-duanya diolesin mentega… Udah dari dulu banget soalnya, om.
Tapi belakangan ini lebih suka menteganya diganti dengan susu kental manis… Lebih enak :9
aku 22nya diolesin mentega, biar mesesnya pd nempel, huihihihi…
baca tulisan ini jd mikir nih om, harus coba praktekkin juga ke produk aku.. :p
Saya jarang beli atau sarapan pakai roti. Jika sarapan dengan roti, jarang pakai mentega, kecuali jika dibakar. DnB sukanya selai cokelat. Kalaupun iya, Destin dengan senang hati membuat sendiri sarapan rotinya. 😉
Tentu saja saya jarang mengawasi karena toh sekali beli habis 1-2 hari dan tak beli lagi untuk periode yag agak lama. Hihi.
Contoh lainnya adalah pasta gigi.
Dalam iklan, pasta gigi yang ditaruh di sikat gigi sedemikian banyak, yang menurut saya malah bikin eneg dan saya yakin sebagian malah terbuang percuma.
Separuhnyapun menurut saya masih terlalu banyak.
Bukan pelit, tapi efisien
Dan tentu saja … kampanye sikat gigi dua kali sehari … Pagi dan Malam … 🙂
(tapi kalo yang ini memang sebaiknya begitu sih … )(sesuai dengan saran dari ahli kesehatan gigi)
🙂 🙂 🙂
Kami sekeluarga termasuk penggemar berat roti tawar. Hampir semua merek roti tawar yaang ada di Bogor pernah kami cicipi–termasuk roti tawar yang dijajakan keliling ke kompleks. Kami sampai hafal tingkat kelembutan, tekstur dan rasa setiap merek. Kami akhirnya menjatuhkan pilihan pada merek yang (mungkin) cuma ada di Bogor. Harganya terjangkau, rasanya enak, dan paling penting isinya banyak, Om. (Loh kok malah ngomongin roti 🙂
Kami bisa mengoles satu sisi saja, Om. Sisi yang diolesi mentega ‘pita biru’ lalu ditaburi meses cokelat atau susu kental manis. Kemudian ditutup dengan selembar roti tawar. Dan krenyes! Dah deh lupa daratan saking enaknya.
Tapi saya setuju bahwa kampanye sederhana lewat iklan itu bisa mendongkrak pemakaian dan penjualan mentega.
BTW, saya malah ga ngeh kalo di iklan itu dua lembar rotinya dioles mentega, Om.
Salam dingin dari Bogor. Brrr…!
Oh ternyata gitu ya ada maksud terselebung. Di keluarga saya juga gitu, cuma sehelai roti aja yg dikasih mentega.
saya olesi mentega didua helai om, tapi tidak sebanyak iklan diTV. kalau menurut saya iklan diTV itu pemborosan ya masa mengolesinya tebal begitu 🙂
Om NH jeli ya…sejak pertama kali mengenal roti tawar, saya mencontoh dari Bapak, ngolesinnya di kedua helai, cuma emang tipis2, asal meises (atau gula pasir) bisa nempel.
saya mengolesi di duia lembar rotinya, biar ketika di ttempelkan atar rotinya bisa nempel 🙂
Kalau untuk bikin roti bakar, kami memang mengolesi kedua sisi roti Om..
Tapi, kalau tidak dibakar, kami jarang membuatnya lapis dua. Sebab, terlalu besar dan gak efisien memakannya. Cara yang biasa kami lakukan di rumah adalah, mengoles mentega ke atas satu helai roti, kemudian menaburinya dengan meises, setelah itu roti tadi dilipat dua. Jadi, dengan tiga kali gigitan, si roti sudah berpindah ke dalam perut… 🙂
Jadi, pada intinya, kami sudah melakukan double the usage sedari dulu, cuma dengan cara yang berbeda, hehe..
saya juga suka mengolesi kedua duanya… biar lebih berasa lembut gitu di mulut..
Lebih suka pakai gula, jadi ada kriuk kriuknya… tapi ide produsen yang disampaikan Om diatas memang caranya untuk meningkatkan konsumsi…
aku belum nonton iklan itu..
kalau aku, dioles dua2nya Om… 😀
Dua-duanya Om, kalo cuma sebelah gak adil rasanya… (halah) 😀
kalu ditelaah memang banyak iklan yang beraliran gitu ya Om. #kan memang iklan Pi’i 🙂
Kalau aku senengnya satu bagian doang, biar irit….semua anggota keluarga bisa kebagian. he 3x
kalau aku karena seringnya makan satu helai aja (yang digulung jadi dua) jadi satu deh om. Tapi kalau lagi pengen ya diolehin mentega dan meses kedua-duanya dengan makan yang terpisah 😀
Setuju dengan “memperbanyak konsumsi, konsumen setianya”
apalagi saya yg bergelut di bidang retail, pengalaman menunjukkan memelihara konsumen loyal berdampak ganda. Yang pertama, meningkatkan volume pembelian konsumen loyal, yang kedua, bisa menjadi juru kampanye brand value untuk menarik konsumen baru !!…. So kosumen loyal mesti diservice… 🙂
Kalau roti-nya dibakar, maka lapisan terluar roti setangkep ini juga perlu dioles mentega supaya engga gosong. Jadinya 4x penggunaan biasa, hehehe…
Salam hangat
Pengamatan dari perspektif berbeda nih, Om. Saya sendiri ngelihat iklannya hanya “biasa” menanggapinya. Tapi, disitulah letak kecerdasan si produsen. 😀
halo, yang bener MENTEGA atau MARGARINE?
saya kok yakin yang anda maksud dalam tulisan ini sebenernya margarin. coba di cek lagi. banyak yang salah kaprah.