Habiburrahman El Shirazy vs Andrea Hirata …
Ada satu kesamaan yang sangat significant antara Habiburrahman dengan Andrea Hirata dua novelis yang sangat naik daun di Indonesia …
Saya mengamati gaya bahasa mereka sarat dengan deskripsi geografis yang sangat detail sekali …
Habiburrahman dalam Ketika Cinta Bertasbih 1 (novel best seller Indonesia) dengan fasihnya mendeskripsikan kota Cairo, Al Azhar, Jalan Utama di Kota mesir, Hotel Terkenal, Jalan-jalan tikus di Mesir, Iskandaria bahkan sampai rute-rute Bus … (tak lupa dengan disisipi beberapa percakapan dengan bahasa Mesir )
Andrea Hirata pun demikian … dalam episode Edensor … Andrea mendemonstrasikan pengetahuan geografisnya untuk mendeskripsikan rute perjalanan mereka menjelajah eropa barat, timur, rusia bahan sampai ke Afrika … Dia juga dengan detilnya mendescripsikan lokasi-lokasi tertentu lengkap dengan nama jalan, distriknya, gedung-gedungnya, plus situasinya …
Dari dua kesamaan tersebut aku menyimpulkan … ada hasrat yang sangat kuat dari kedua penulis besar tersebut untuk meyakinkan pembacanya bahwa mereka menguasai sekali daerah-daerah tersebut …(or simply … hey pembaca aku pernah diluar negeri lho bertahun-tahun 🙂
Cantik sekali … (sekaligus bikin iri saya …)
BTW …
Tekhnik deskripsi Geografis ini juga dilakukan oleh Hermawan Kertajaya dalam setiap opening speechnya / tulisan mengenai marketingnya …
“Ketika saya minum kopi di Milan …?” Ketika saya transit di Airport Changi”, “Ketika saya melihat-lihat Paris” … “Waktu saya diundang ke … ” dan sebagainya …
Ini kelihatannya seperti “bluffing” … tapi aku percaya bahwa Pakar Marketing itu memang benar pernah kesana … (hehehe)
Jadi jika anda ingin menjadi Penulis Besar dan Pembicara kondang … kuasai ilmu Geografi 😉
Maaf telat, bos.
Tidak sekedar menguasai ilmu geografi kaleee bos.
Tapi emang dia udah nyampe sono.
Kalau belum pasti sulit untuk mendeskripsikannya secara detil.