.
Sensitif … dalam konotasi yang positif
Suatu sifat yang wajib dipunyai oleh para Marketer
.
Seorang marketer sejati harus mampu menangkap fenomena disekitarnya
Baik yang tersurat maupun yang tersirat
Adalah suatu kesalahan besar
Jika seorang Marketer tidak peka pada lingkungannya
Tidak tanggap akan apa yang terjadi pada konsumennya
Tidak sadar akan perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya
Tidak up date pada perkembangan jaman
–
Tak terkecuali Trainee-traineeku …
Sedapat mungkin aku selalu melatih mereka
Juga diriku sendiri untuk selalu peka
Mampu mencium gelagat yang tak terduga
Mampu meraba trend yang mungkin terjadi
–
Kepekaan harus diasah terus menerus
Dan langkah pertama untuk peka adalah …
Dia harus mampu mendengarkan …
Dia harus mampu mengamati …
Dia harus mampu melayani …
Dia harus mampu peduli …
–
Sekali dia PEKAK …
Sekali dia Tuli …
Sekali dia Tidak Peduli …
Sekali dia Skeptis …
Sekali dia Selfish …
Sekali dia Semaunya Sendiri …
–
Maka ”Habis” lah dia …
So … Jadilah PEKA …
Dan Jangan PEKAK
.
.
PUISI MANAJEMEN ???
PUISI BISNIS …???
(Halah …)
lhaaaaaaaa ini posting puisi tho, haduhh..!! malah ndak tau aq om
Watheveh… tapi bagus koq… cepat tanggak terhadap sebuah pasar.
Mampu membaca segala situasi sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan (melakukan yang terbaik terntunya) 🙂
Ok..Pak.. Siip laah.. 🙂
semoga menteri-menteri kabinet baru dan anggota DPR baru, tidak pekak dan harus Peka 😀
*lho*
tulisan-tulisan seperti ini yang bikin kangen buat mampir ke blog trainee..hehehehehe
TOP BGT deh…
PEKA, PEKA dan PEKA
kalau tidak PEkA jadi PEKA(o)K
ilmu yang simple tapi dalemmmm
*menunggu postingan kepala ikan*
keknya berlaku untuk semua orang kok Mas bukan hanya Marketer…
bukankah sebaiknya kita peka terhadap lingkungan kita?
EM
ya…setuju dengan mbak Imel…
Peka dengan lingkungan berarti kita awas apa yg sedang terjadi 😀
peka sama sensitif itu sama ga yah om..??
secara naluri setiap manusia mempunyai kepekaannya thd lingkungan dan situasinya..
salam silaturrahmi , ^_^
Ya Om… Peka, bukan Pekak… Insight yang berguna… 🙂
So … Jadilah PEKA …
Dan Jangan PEKAK
Siap Boss!!!
ih om tau juga bahasa Pekak ini? hihihi…biasanya orang sumatra yang ngomong gitu om 🙂
Pekak…
Benga…
hai OM 🙂
iya ya yes.. biasanya org sumatera.
Tapi yes… ini Oom trainer gitu loh 🙂
seorang trainer!!!
pastinya mesti lbh pinter dr trainee.nya hehehe
setuju dengan yang lainnya, bahwa sikap PEKA ini juga berlaku dalam situasi apapun… 😀
Peka dan Pekak, cuma beda satu huruf, tapi artinya jauh banget yaa…
Setuju 1000%. Kepekaan itu sesungguhnya dibutuhkan semua orang agar dapat mengerti lalu memposisikan atau mencari posisi yang tepat dilingkungannya.
Peka tapi jangan terlalu peka, nanti jadinya sensitif dan melankolis.
Baru disentak sedikit sudah nangis bombay.
Baru nonton sinetron dikit udah brebes mili.
He he….
puisi khusus trainee ya Mas……??
kayaknya kok cocock utk semua orang, kita kan memang
sebaiknya peka terhadap lingkungan, keluarga dan juga alam,
agar semua tetap berimbang dan proporsional………
salam.
Kalau di Jawa ada istilah pekok, artinya nggak cepet mudeng, telmi, keras kepala karena ketidaktahuannya, dungu dan bebal. lalu kata ini sering digunakan sebagai umpatan atau sebutan bagi orang-orang yang memang agak bodoh dan nggak mudengan..
Pekok dengan pekak sama kali ya?
Beda mbak Na.
Kalo pekak=tuli
kalo pekok=bodoh
hehehe hr ini jd bernoslatgia dengan kata2 dr daerah hehe
Nice posting Om..semangat pagi dapat inspirasi pagi..jangan jemu berbagi ilmu dengan para trainee-mu ya Om..’
Salam Team Jabar
Kalau nggak peka nanti dibilang sama orang: teu boga kira-kira pisan … hehehe 🙂
Ooom jadi ngerasa tersindir niy 😛
saya agak kurang peka soalnya hehehe
du du du.. belajar peka biar gak pekak 🙂
Apa pun bentuk tulisan di atas, entah itu puisi atau tulisan motivasi, rasanya tetap berlaku pada setiap profesi kehidupan. Dan benar adanya…