TRAINER MARAH


 

Trainer ini terkenal santai dan relax, (mudah-mudahan juga fun ) kalau sedang memberikan Training.  Tapi apakah selalu begitu ?.  Tidak pernahkah Trainer ini Marah … ? Barang sekaliiii saja ???

 

Oh pernah my friend … Beberapa kali malah … Trainer ini juga punya emosi … trainer ini kadang suka lepas kendali.  I am just an Ordinary Trainer.  Kesabaranku ada batasnya … (Walaupun aku sadar … idealnya Trainer itu dituntut mempunyai kesabaran yang nyaris tanpa batas). 

 

Biasanya penyebab marahku adalah … masalah kedisiplinan waktu dari para Trainee.  Aku akan marah sekali jika mereka datang terlambat masuk kelas di jam yang ditentukan.

 

Ada satu peristiwa yang sangat berkesan…

Terjadi di Tahun 2004.  Waktu itu hari Jum’at.  Aku memfasilitasi training untuk 11 orang karyawan marketing yang baru direkrut dari seluruh Indonesia.  Karena itu hari Jum’at maka training aku stop jam 11.30 dan dijadwalkan akan masuk kembali ke kelas pada jam 14.00.  Waktu tersebut aku perkirakan cukup untuk Sholat Jum’at (bagi yang muslim), plus makan siang dan juga waktu untuk istirahat bersantai sebentar …

 

—cut—

 

Jam sudah menunjukkan jam 14.00 … aku sudah siap di kelas … sebagian trainee sudah masuk ruang kelas … namun ada 3 orang trainee yang belum datang. 

 

Aku marah besar pada mereka … karena bagaimana pun, mereka yang 11 orang ini adalah satu tim … tiga orang yang terlambat … semua akan kena semprot … (aku menanamkan spirit kebersamaan ini sejak dini).  Dan akhirnya jam 14.25 … tiga orang trainee itu datang tergopoh-gopoh … bercucuran keringat … aku lanjutkan marah ku … aku berikan wejangan panjang lebar … pentingnya profesionalisme dsb-dsb.  (mereka adalah karyawan baru … sehingga aku perlu suntikan budaya kerja yang semestinya … tidak boleh semaunya sendiri).  Muka mereka ketekuk semua … diam menunduk .. mengaku salah …

 

Hari Jum’at ini adalah hari terakhir training mereka.  Aku agak menyayangkan mengapa ketidak disiplinan ini muncul … justru di saat-saat terakhir mereka training …

 

Jam 17.30 aku menutup keseluruhan program training …  And you know what … mereka minta waktu sebentar.  Mereka ingin bicara.  Ternyata mereka secara resmi meminta maaf … mengucapkan terima kasih yang tulus … plus mereka ingin memberikan kenang-kenangan kecil sebagai tanda terima kasih dan penghargaan mereka kepada aku sebagai Trainer mereka … Ah aku tidak menyangka dengan kejutan ini …

 

Aku mendapatkan … sehelai Baju Batik yang sangat bagus.

 

You know what … ketiga orang yang terlambat tadi … Tumpal, Patar dan Richie mengaku bahwa tadi mereka terlambat … karena mereka nyasar dan terjebak macet dijalan,  ketika tadi mencari ”Baju Batik” yang khusus mereka beli untuk kenang-kenangan itu. (Kebetulan ketiganya mendapat tugas dari teman-temannya untuk mencari benda kenang-kenangan tsb …).   Rupanya hari itu … mereka sengaja patungan mengumpulkan uang untuk membeli kenang-kenangan sebagai tanda cinta mereka padaku …

 

(Ah kelian-kelian ini …).

 

Kontan aku terharu … aku menyesal tadi telah memarahi mereka habis-habisan …

Rupanya mereka terlambat masuk … karena mereka berkeinginan tulus membeli kenang-kenangan kecil untuk aku … sebagai tanda sayang mereka kepada trainernya …

Ah trainee-traineeku … aku pun sayang pada kalian … dan air mata ku pun menitik … tanpa bisa berkata-kata.

(BTW … Baju Batik kenang-kenangan itu masih aku simpan rapi sampai sekarang …)

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

20 tanggapan untuk “TRAINER MARAH”

  1. very touchy mas….
    bisa mengerti kedudukan serba salah marah tapi terharu.
    dan mungkin memang harus dipisahkan dalam hati kita yang paling dalam. marah untuk kedisiplinan, tapi terharu untuk perhatian mereka.
    EM

  2. he…he….ternyata mereka lagi mau kasih surprise ke pak Enha..kalo bahasa jawanya….Wooo…kecelik,,
    Asyik juga ya…jadi trainer, kita ketemu 11 orang dengan 11 perilaku,trus…mereka serius or tidak ikut training…kita yang ingiiin sekali mereka berhasil. Sukses pak…mohon ijin sudah saya link di blog saya .Nuwun

  3. Dulu aku kerap berpikir, marah adalah bentuk sikap negatif. Sehingga kerap menahan marah. Hanya agar tidak tampak negatif.

    Hingga ada seseorang yang menyadarkan bahwa marah pun satu bentuk kejujuran. Kita mengeluarkan emosi yang sebenarnya atas apa yang kita rasakan. Sejauh tepat konteksnya.

    Karena yang lebih penting adalah: marah secara proporsional.

    Cerita Pak nh di postingan ini kembali menyadarkanku.
    Terima kasih, Pak nh.

  4. mengharukan sekali..
    ya marah itu wajar…aku termasuk orang yang biasa memendam amarah dan puncaknya nangis…..ato marah pada obyek yang lain ga’ fear ya..kasian orang yg ga’ ngapa2in kena juga….

  5. Kenangan Nufo Lasso, lagi.
    Saya ingat sekali ketika Bapak meradang karena ada salah satu teman kami yang terlambat 20 menit (hari jumat pula)
    Hmm..kami semua ndak bisa ngomong, dan you know what sir?
    Malamnya, kelar training, tu anak diplonco abis2an ma teman2, heheh….

  6. AFDHAL !!!???
    Halah … ngapain kamu disini … !!!
    Ayo kerjaaaa !!! Kerjaaaa …!!!
    Ngeblog melulu kamu …

    Sodara-sodara … AFDHAL ini mantan Trainee saya juga …
    Please datang ketempat dia ya … biar dia senang …

any comments sodara-sodara ?