GIGIH


.
Sabtu, 29 September 2012
Saya menghadiri reuni akbar di Kebun Raya Bogor.  Reuni akbar IPB angkatan 19, yang masuk pada tahun 1982.  Untuk sekedar informasi saja,  di tahun pertama, kami belum dijuruskan ke fakultas.  Kami, para mahasiswa tingkat satu dibagi menjadi 10 kelompok.  Dan masing-masing kelompok berisi sekitar 150 mahasiswa.  Jadi total satu angkatan itu ada 1500 orang.  Yang berhasil datang kemarin ada sekitar 500 orang.  Kebon raya penuh om-om dan tante-tante (yang lupa umur).

2012 – 1982.  Setelah Tiga Puluh Tahun … tentu saja segala sesuatunya sudah sangat berubah.  Wajah … penampilan … warna (dan jumlah helai) rambut … juga diameter perut.  Saya bertemu kembali dengan teman-teman satu kelompok saya dulu.  Tak usahlah saya ceritakan bagaimana suasananya.  Heboh sudah tentu.

Yang ingin saya ceritakan disini adalah … ada seorang teman saya … yang sengaja jauh-jauh datang dari Sumatera Barat khusus untuk reunian.  Sebut saja namanya Susi.

Ada apa dengan Uni Susi ini ?
Ada cerita yang dramatis tentang teman saya yang satu ini.  Baru dua minggu Susi indekos dan kuliah di Bogor, dia dilanda musibah.  Kos-kosannya kebakaran.  Catat sodara-sodara … baru dua minggu di perantauan, waktu yang masih sangat singkat, dia sudah ditimpa cobaan.  Saya tidak tau persis kronologis peristiwa kebakaran itu.  Yang jelas … dia terkena jilatan api.  Sekujur tubuhnya terbakar.  Parah.  Masuk rumah sakit.  Tentu saja perkuliahannya terganggu.  Beberapa minggu tidak masuk kuliah.  Dan ketika pertama kali dia masuk kuliah kembali, sudah agak sembuh dan pulih … saya terkesiap kaget melihat wajah mudanya.  Wajah remaja putri ini relatif rusak akibat terbakar api.  Melepuh … memerah … hampir si seluruh muka.

Tapi ada satu hal yang saya sangat kagum dan salut pada Susi.  Dia tidak minder.  Dia tetap bergaul dengan teman-teman sekelas sebagaimana biasa.  Pada awalnya dia memang sempat menutupi mukanya dengan semacam selendang atau kain sywal.  Tapi ini BUKAN karena dia malu … rupanya itu hanya untuk mempercepat kesembuhan luka melepuh dimukanya … agar tidak infeksi.  Setelah lukanya agak mengering … beberapa hari kemudian dia tidak memakainya lagi.  Dia tetap mengikuti perkuliahan dengan gembira … tetap gigih wal jungkir balik mengejar ketertinggalannya.  Masih tetap mengikuti acara-acara kelompok kami di luar perkuliahan … kumpul-kumpul … kegiatan olah raga pagi … rujakan.  Mengikuti pengajian … berkunjung ke masjid Salman Bandung.  Semua diikutinya dengan aktif.

Bahkan ketika kelompok kami Camping ke Sukabumi pun … dia ikut.  Pendek kata … kondisi wajahnya yang (maaf) rusak … tidak membuatnya surut berkegiatan … Kepercayaan dirinya sangat luar biasa.  Tidak patah semangat … GIGIH !!!

Saat reuni akbar kemarin. 
Dia tetap seperti dulu … aktif … penuh percaya diri.  Yel-yel kelompok … dia ikuti dengan teriakan-teriakan penuh semangat.  Penampilan spontanitas menyanyi per kelompok dia ikuti dengan sepenuh hati.  Ketika acara foto-foto … pun tetap narcis berlarian dan pose kesana kemari.  Wajahnya sekarang sudah tidak seperti dulu lagi.  Sekarang relatif sudah kembali seperti kondisi semula.  Sudah halus.  Cuma memang … sama dengan teman-teman yang lain … termasuk saya …  sudah ada satu dua guratan-guratan kematangan disana … Usia memang tidak bisa di stop 🙂

Saya sempat ngobrol dengan Uni Susi ini … dan saya pun buka rahasia padanya … betapa saya salut dengan kegigihannya dulu … waktu tertimpa musibah kebakaran itu.  Dan diapun bilang … “Aahh Nang, kamu berlebihan …”

Namun ditambahkannya lagi … “Tapi memang sih … setiap ada kesempatan berbicara didepan forum umum … atau jika sedang di depan mahasiswa saya … satu dua kali saya memotivasi mereka dengan menceritakan pengalaman saya itu … siapa tau ada gunanya bagi mereka … “  (Susi sekarang memang berprofesi sebagai akademisi di salah satu perguruan tinggi di Sumbar).

Lantas saya pun menjawab dalam hati …
“Pasti Sus … pasti … !!!  Saya yakin pengalaman nyata yang Susi alami dulu itu … pasti sangat menginspirasi generasi-generasi muda jaman sekarang … saya yakin itu … !!!”

Anda pun tentu bisa membayangkan … 2 minggu pertama … jadi mahasiswa baru di perantauan … yang jauh dari keluarga … mendapatkan musibah itu.  Suatu jenis musibah yang sungguh tidak bisa dibilang ringan … khususnya bagi remaja putri … cacat di wajah.  Ini sungguh cobaan berat.  Jika bukan manusia yang super GIGIH … saya rasa tidak akan bisa melalui cobaan tersebut dengan penuh percaya diri seperti Susi.

Memang … Susi bukan seorang Superstar, bukan seorang Dewi yang maha sempurna ataupun Malaikat yang turun dari langit … Susi hanya manusia biasa … yang juga ada kelebihan dan kekurangannya … 

Namun … untuk hal GIGIH yang satu ini … patutlah Susi kita jadikan suri teladan.

Sus … perkenankan saya untuk menceritakan pengalaman kamu di blog pribadi saya … agar para pembaca blog ini juga bisa mengambil hikmahnya …  (semoga kamu tidak keberatan …)

Salam saya

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

33 tanggapan untuk “GIGIH”

  1. Tak syak lagi, kegigihan Uni Susi itu patut diteladani. Segala halangan dan rintangan, tak membuatnya tersurut, mundur dari upaya meraih cita-cita.. Salut buat beliau.. Titip salam ya Om buat Uni Susi.. 🙂

    Btw, waktu itu, Om sekedar kagum kan Om…? 😉
    *wartawan infotainment mode: ON*

  2. koq menjawab dalam hati, Om? Terus om jawab apa yang tidak dalam hati? 😀
    Waah, tante susi itu hebat, memang bukan superstar, tapi super hero. . 🙂
    jarang2 ada perempuan yang gigih seperti itu, apalagi sekarang. 🙂

  3. saya gak bisa mbayangin klo di posisi Uni Susi,
    walaupun orang lain melihat kesan saya sebagai orang yang gigih, tapi blom teruji, apalagi dengan ujian seperti yang dialami Ni Susi … *menjura*
    semoga kesaksian Ni Susi semakin memotivasi banyak orang,
    bahwa fisik bukanlah segalanya *mlipir mo nyari kaca*

  4. kalo lihat semangat uni susi, kita jadi dibuat malu kalo tidak percaya diri. Untung beliau bekerja di akademisi, sehingga bisa menularkan semangat pantang menyerah.

  5. Saat orang-orang dengan paras dan fisik yang sempurna berbondong melakukan operasi “perbaikan” supaya terlihat Super Sempurna, Uni Susi justru menampilkan semangat dan Percaya diri tinggi dengan kondisinya itu, sungguh luar biasa. inilah inner beauty sesungguhnya, gak ada yang bisa bilang maaf wajah cacat itu berhati cacat pula kan?? 🙂 salam saya untuk Uni Susi,,, salut sungguh.. 🙂

    reuninya seruuu banget kayaknya Oom,
    ada acara jiged gannam style kah? hahhaha

  6. Gigih adalah kombinasi antara percaya diri dan pantang menyerah Om…
    Dan saya termasuk satu dari banyak orang yang indeks kegigihannya kecil
    Kecil banget… 😀
    Semoga tulisan Om NH ini memotivasi kita semua

  7. Waaahh.. mantep om.. 500 orang itu sungguh angka yg luar biasa setelah terpisah sekitar 25 tahun..

    Btw.. cerita tante susi itu emang bener bener memberikan motivasi lebih kepada orang om.. seperti aki yg gak kekurangan apapun.. seharusnya lebih gigih dong yak daripada yg tertimpa musibah seperti itu.. 🙂

  8. Uni Susi sungguh sangat menginspirasi ,Mas
    kagum dan salut dengan beliau , yang mampu menjalani hari2 terberat dlm hidupnya utk terus berjuang menggapai cita cita ………
    sungguh luar biasa …….
    semoga kegigihannya bisa menular padaku, aamiin
    salam

  9. wah Uni Susi bener2 mentalnya baja yach oom……ngga banyak orang yang seperti itu…dan biasanya orang dgn mental seperti Uni Susi pasti jadi orang yang berhasil….smoga cerita ini bisa menginspirasi banyak orang……

  10. Bagi wanita, kerusakan wajah bukan hanya sakit tetapi kadang membuat mereka kurang PD karena menganggap wajahnya menjadi “tak layak jual “. Maklum, manusia yang berlabel laki-laki itu umumnya memandang wajah dan bentuk tubuh dulu sebelum hatinya dijatuhkan ke hati wanita sasarannya.

    Susi ( mantan saya dulu ada yang namanya Susi juga..he he he he), sungguh yahuud. Dia tak minder dengan kondisinya itu. Salut.

    Terima kasih artikelnya yang bermakna ” Menyerah hanya bagi jiwa yang lemah”

    Salam hangat dari Surabaya

  11. Semangat yang ditunjukkan uni Susi sungguh luar biasa. Kalau generasi instan jaman sekarang yang kena cobaan kayak uni Susi belum tentu kuat. Salut …

any comments sodara-sodara ?