karsini # 2 : -MU ITU KAMU

.

(ini adalah postingan penulis tamu yang ke dua …)

Silahkan menebak … tulisan siapa ini ???

 

——-

 

 

 

– mu itu kamu

 

“Kenapa kamu masih mengingat dia?”

 

Satu kalimat itu akhirnya menjadi jawaban kebekuan kita sesaat tadi. Ah…ternyata itu masalahnya. Pantas saja sikapnya aneh setelah membaca kumpulan puisi yang baru saja kuterima dari penerbit indie untuk kubaca ulang sebelum akhirnya benar-benar dicetak. Aku harus tersenyum dengan sikapnya itu, sekaligus juga bahagia, ternyata dia cemburu. 

 

“Dari mana kamu dapat kesimpulan itu?” 

“Puisi-puisimu. Ini tentang dia.”

“O ya?” aku malah menggodanya.

“Lihat puisi ini…” dia lalu menyodorkan halaman di mana kutulis puisi tentang kopi.

 

harum aroma kopi

saat kuseduh sepenuh hati

seperti hidup

pahit dan manis

terpadu menjadi satu

dan yang terasa hanya satu

nikmat

itu saja…

 

aku menantimu

berdua menikmati senja

bersama secangkir kopi

di beranda

 

“Kamu kan tau aku tidak begitu suka kopi. Sedang dia adalah penggila kopi. Lain denganku.” lanjutnya setelah dirasanya aku selesai membaca puisiku itu.

Begitulah susahnya kalau kekasih kita adalah teman dekat mantan pacar kita. Dia tau banyak tentang kebiasaan sang mantan. Tapi lagi-lagi aku malah tersenyum dan hatiku bungah dibuatnya. Kekasihku ini kadang seperti anak kecil kalau sedang keluar cemburunya. Eh, apakah kekasihmu juga?

“Sayang, tau nggak kenapa aku suka kamu?”

“Hmm?”

“Salah satunya, karna kamu tidak suka kopi.”

“Kenapa begitu? Bukannya kamu suka kopi?”

“Kita tidak perlu menjadi sama untuk saling melengkapi. Kamu pecinta senja, aku pecinta kopi. Kita bisa menikmatinya berdua bukan? Dan percaya nggak percaya, suatu saat nanti kita akan semakin mirip satu sama lain.”

“…”

“Sayang, masa lalu itu memang pernah ada. Tapi itu sudah menjadi masa lalu. Biarkan dia menjadi masa lalu.”

“…”

“Kamu adalah masa depanku. Aku tak mau menoleh ke belakang. Karnanya percayalah padaku.”

“…”

“-mu dalam puisiku itu adalah kamu. Kamu yang kunanti untuk berdua menikmati senja, seperti biasa kita lalukan di teras ini.”

 

-jeda-

 

“Maafkan aku ya..” mukanya yang lucu menoleh ke arahku.

“Iya.. Eh, lihat itu Sayang, mataharinya indah banget..” aku mengalihkan pembicaraan.

“Wah, iya…”

Kita diam sesaat.

“Bikinin aku secangkir kopi dong Yang..”

“Eh?!” Aku memandangnya, memastikan permintaannya adalah benar. Dia lalu mengangguk.

Aku berlari ke dapur, menyeduh dua cangkir kopi, untuknya dan untukku.

Ah, kekasihku ini belajar menyukai kopi demi aku. Sedang aku? Aku tak perlu belajar mencintai senja, senja telah lebih dulu kucintai, bahkan sebelum aku mengenalnya. 

Ya sudah, aku ke teras dulu, sebelum senja lenyap ditelan cakrawala.

Terimakasih ya sudah berkenan mendengarkan ceritaku. 🙂

 

—–

 

Fiuuuh… Sudah lama saya tidak menulis fiksi. Tapi karna ingin mengikuti tantangannya Om Nh, entah kenapa pikiran sy larinya ke fiksi. 🙂 

Maaf kalau fiksinya geje, maklum ini pemanasan lagi. Baiklah, silakan menebak, tulisan siapakah ini? 😉

 

 

.

.

——————

 

 

KARYA SIAPA INI ????

.

.

 

STOP PRESS – 25 Januari 2012

Sudah saatnya saya membuka identitas Penulis tamu ini
Ini adalah Karya dari

TITIK SUTANTI
Seorang Karyawati dari Yogyakarta
Yang sekarang sedang menuntut ilmu di Jepang
Titik punya blog yang betajuk : CELOTEH TT