.
Ini adalah episode sotoy the trainer yang ke tiga. Tentang cara menulis postingan di Blog. Cara menulis yang konservatif tradisionalis, sependek pengetahuan saya saja.
Kronologis sudah … Limawe satuha sudah … sekarang tentang … TIGA ASPEK.
Saya rasa, akan ada banyak sahabat lama saya yang bergumam dalam hati… “waahhh ini mah favoritnya si Om Trainer nih”. Ya betul … Ini adalah cara favorit saya.
Caranya sederhana saja …
Kita angkat satu topik … lalu kita bahas dengan melihatnya dari TIGA ASPEK. Bisa pula dari Tiga sisi … atau dari Tiga pokok bahasan … atau dari Tiga Pihak … atau dari Tiga Faktor … dan sebagainya … Pokoknya dari TIGA HAL …
Sebaiknya jangan lebih.
Kalo lebih dari Tiga … biasanya pembaca akan bosan. Fokusnya akan hilang.
Kalo kurang … sepertinya pembahasan anda akan sedikit dangkal dan kurang menyeluruh. Menurut penelitian … membahas dari Tiga Aspek adalah yang paling ideal. Sekaligus yang paling mudah diingat oleh Pembaca …
Ambil contoh … kita mau membahas tentang SARAPAN
Kita bisa membahasnya dari banyak kombinasi TIGA hal …
Misalnya dari syarat sarapan yang baik … “Sehat” … “Murah” … “Praktis”
Dibagian awal kita jabarkan pemikiran kita mengenai sarapan SEHAT. Lalu kemudian selanjutnya kita bahas mengenai MURAH. Kita jelaskan tentang syarat yang satu ini. Dan yang terakhir kita kemukakan argumen dan pendapat kita mengenai sarapan yang PRAKTIS. Jadilah satu tulisan mengenai syarat SARAPAN yang baik.
Kombinasi tiga hal lain, yang bisa digunakan untuk membahas SARAPAN adalah …
Dari lokasinya … Sarapan di Rumah … Sarapan di Restoran … Sarapan di Warung
Dari jenis yang dimakan …. Roti … Ketupat Sayur … Lontong Sayur
Dari segi geografis … Kebiasaan Sarapan di Yogya … di Makassar… di Samarinda
Dari waktu … Sarapan Awal Bulan … Sarapan Tanggung Bulan …Sarapan Akhir Bulan
Dari aspek … Kesehatan … Keuangan … Sosial Budaya
(wait … sarapan dari aspek sosial budaya bagaimana menjabarkannya ya ??) (hehehe)
Kita bisa mengembangkan banyak pemikiran kita tanpa harus bertele-tele dan kehilangan esensi dan fokusnya. Fokus dan esensinya tetap satu … yaitu tentang SARAPAN.
Mudah bukan … ???
—-
Mari kita coba …
Sekarang saya akan mengangkat satu topik yang lain … yaitu tentang … PENGEMIS !!!
Mari kita buktikan … bahwa topik sesederhana PENGEMIS ini bisa kita kembangkan dengan kombinasi Tiga Aspek – Tiga Aspek yang banyak … !!!
Nah menurut anda … kira-kira kita bisa membahas Topik PENGEMIS tersebut dari Tiga Aspek apa saja ???
Wanna try ?
Salam saya
.
.
aku kok jadi malah lbh tertarik ngebahas sarapan dari aspek sosbud ya om. ntar ah kapan2 nulis soal itu. tapi ga tau kapan *disentil si Om*
Lha Monggo …
kasih judul … SARAPAN … dalam kajian Sosial Budaya … !
hehahahah
Kalau ini adalah trik klasik khasnya Om NH…
Saya masih ingat betul, bahwa 3 kata atau 3 aspek ini bener2 original khasnya Om NH. Bahkan Om NH pernah bikin posting yang komennya mendeskrepsikan sahabat pakai 3 kata…
Untuk Om NH, 3 kata itu adalah eiylekhant-sedakep-tripod…
Mau bilang eiylekhant-sedakep-sotoy nggak tega hati Om
Bhuahahahahahaha…. 😀
Trainer nek ora Sotoy …
yo … gak dibayar …
(qiqiqiqiqi)
Iya pak …
ini memang favorit saya …
abis gampang sih …
hehehehe
pengemis.. 3 aspek ya…
lokasi – timing – performa
lokasi, sama halnya tempat usaha.. lokasi mempengruhi pendapatan.
timing, sama juga… ketika bulan ramadhan byk pengemis meningkat pendapatannya.
performa, semakin memelas, semakin byk yang ngasih.. ;p
🙂
Tinggal dikembangkan beberapa kalimat …
jadi deh satu postingan …
gampang kan Mbak ?
Kalo Mbak Anna: Jogja, Foto, nJanti… 😀
Saya numpang piket disini Om, nanti kalo ada sahabat datang dan saya kenal, maka akan saya respon dengan tiga kata versi saya…
sosial-ekonomi-budaya Om 🙂 salam saya Om. Thanks atas tipsnya soalnya aku kalo nulis blog random dan tidak sistematis dan ngga fokus kebanyakan 🙂
gue tau kenapa dia suka tiga…. soalnya anaknya tiga 😀 hehehe Coba anaknya 2 atau 4 pasti lain 😛
BUT belajar bahasa Inggris juga mulai dari A B C (perwakilan 26 huruf)
belajar nyanyi juga mulai dari DO RE MI (padahal ada 7 kan?)
Pengemis itu hari kemis, pejumat itu hari jumat, penyabtu itu hari sabtu **mulai eror**
bu eM:
3 kata itu pastinya Jepang-Kai-Riku
3 tipe pengemis,
pengemis beneran, profesional. (mintanya uang)
pengemis jempol (suka ada di fb, yg minta dijempolin)
pengemis cyintwahh..
Saya juga sudah mulai menerapkan tiga aspek dalam menulis Om
tapi secara umum dulu,hehehe
pendahuluan, latar belakang, isi
hehehhehe..
Ngomong2 soal pengemis…
Bau-Jorok-Memelas
Nggak tau itu beneran atau dibikin2, tapi seperti itulah kesan saya
pengemis itu siapa
pengemis itu berasal dari mana
dan pengemis itu mendapatkan uang berapa setiap harinya..
ya.. yg terfikirkan baru itu om.. hehehhe
dijalan pasar, suka mencubit jika tidak diberi hihihi pengalaman pribadi om
Pendekatan tiga aspeknya ideal rapi Dhimas, kalau lebih jadi lupa. Praktek hasil training ah, Salam
Sejak pertama kali Om Nh menceritakan soal “tiga aspek” ini, saya langsung tertarik dan sering menerapkannya dalam berbagai tulisan, baik di dunia nyata maupun di blog. Dan itu memang benar-benar efektif, tidak hanya bagi kita yang menuliskannya, juga bagi yang membacanya.
Dan…. tulisan terbaru saya pun menerapkan konsep tiga aspek ini, Om.. 🙂
Terima kasih ya Om, tips sotoy-nya memang aduhay…
3 hal tentang pengemis:
1. Alasan
Ada banyak alasan seseorang mengemis, di antaranya ketidakutuhan fisik sehingga tidak bisa bekerja apa-apa, dipaksa oleh orang dewasa (terjadi pada anak-anak pengemis) dan malas.
2. Metode
Ada banyak cara atau metode orang mengemis, di antaranya meminta langsung, meletakkan amplop kosong di dekat kita dan mengumpankan anak kecil atau bayi di gendongan.
3. Sikap
Saya tidak selalu memberi kepada para pengemis yang datang. Tergantung situasi hati dan situasi kantong. Dan khusus bagi pengemis dengan fisik yang dibuat-buat nelangsa atau mengumpankan anak kecil, saya sama sekali tidak memberinya.
Bagaimana Om, sudah benar penerapan tiga aspeknya? Kalau salah, tolong dibenarkan ya Om, kita sama kita ini…. 😀
Biar tidak dibilang mangkro sama Pak Mars, saya nambah satu komen lagi…
Kalau boleh menebak, tips selanjutnya adalah tentang ciri khas dalam tulisan yang langsung dikenali sebagai tulisan kita, seperti “titik-titik”-nya Om Nh..
*nebak yang sotoy* 😀
Ternyata kepergian Uda Vizon dalam tugas selama ini, salah satunya adalah meningkatkan Ilmu Penerawangannya…
Terbukti Om NH telah ditrawang… 😀
Ternyata 3 topik tentang mengemis to Om…
Kirain 3 hal yang terpikir ketika dengar kata Pengemis…
Kalo 3 topik, saya pilih:
1. Penampilan atau Performa
2. Aksesaris tambahan
3. Kata atau kalimat ciri khasnya
hm…3 itu angka yg mati atau bisa di nego, pak? 😉
Bgmna kalau mengupas tema pengemis dari aspek Poleksosbud ? eh…itu 3 atau 4 ya ? hehe…
Ini bisa diakali menjadi …
Politik …
Ekonomi … dan …
Sosial Budaya …
tetap tiga bukaannn ??? hahahaha
3 aspek dari penggemis? I wanna try 🙂
tips yang bagus om 🙂
kalau tentang topik pengemis, saya lebih mengembangkannya ke jenis2 atau ciri2 pengemisnya..
Sebuah penyegaran bagi saya yang kadang mentok untuk menjabarkan nih he he
Mantep Om
Terima kasih
Salam
*manggut2* o jadi bagusnya pake tiga aspek ya om.. saya biasanya sepanjang jalan kenangan, ngelantur kemana-mana.. sampe yang nulis aja ikutan bosan. hehehe
Pengemis?
1. Pengemis kelas ekonomi…
2. Pengemis kelas bisnis…
3. Pengemis kelas eksekutif…
(bagaimana om?)
Sepertinya ini favoritku juga Oom.. hehhehe..
mengembangkan suatu topik menjadi pecahan 3 topik yang lebih spesifik.,, 🙂
toss… 🙂
Oooom…
di standup comedy juga banyak teori rules of three juga lho Om…
magic number kayaknya…
pengemis yah?
kok susah sih om?
Olga Syahputra aja deh…biar lebih gampang…hihihi…
ooooom…
udah nonton Leap Year…
*gara gara review om*
amazed ama view nya..keren banget ya Om…
dan ternyata british accent ituh…quite sexy yah…hihihi…
Untung aja hepi ending….
tadinya udah mau emosi aja nonton nya…hihihi…
*penganut fanatik paham hepi ending*
Sepakat Om, 3 itu paling pas, kalo kurang keknya gimanaa, kalo lebih kynya lebay hihihi.
Pengemis? yang terbayangkan adalah motivasi, metode, dan lokasi Om 😀
3 aspek yg perlu dibahas ttg pengemis:
Facebook, Twitter dan Youtube.
ckckckck…
Saya ngikut mbak Anna aja dech.
kalau saya sedang mencoba menghilangkan ciri khas dan menjadi orang baru walau dengan baju yang terlihat sama ….
wahh ini salah satu ciri khas tulisan om Nh neh…mau coba belajar ah nulis seperti ini…bisa ngga yachh?
Aspek pengemis ya:
1. rupanya pengemis
2. caranya mengemis
3. yang diperlajari dari mengemis..
gimana nih om? ok tidak?:)
Salam kenal….
3 aspek ya?
1. Alasan
2. Pendapatan
3. Kostum
♧ƗƚϊƗƚϊƗƚϊƗƚϊ♧…..
Ditunggu kunjungannya di htt*p://diandrarafi.blogdetik.com/
ikutan ndan: pengemis ya:
1. Penempatan
2. Penampilan
3. Income
eh sori.. nomer 3: Pendapatan (hihihi)
Terimakasih informasinya dan sukses selalu
Bener-bener khasnya Om NH deh… Pokoknya tiga, ya Om? 🙂 Memang sih, kalau cuma tiga menghapalnya mudah. (Memangnya anak sekolahan?)
Kalau soal pengemis, saya mikirinya: (1) penampilan untuk mengemis; (2) saat yang tepat untuk mengemis; (3) tempat yang tepat untuk mendapatkan pendapatan yang lebih banyak dari mengemis. Sepertinya itu cukup untuk dipelajari sebagai pengemis profesional.
kyak keyword ta pak ??
wauuu bagus banget hostigannya ,aku suka itu dan sangat bermanfaat
ada lebik baiknya lagi kunjungi aja websiti kami di htt*p://ict.unsri.ac.id
terima kasih.
kalo dari saya pernah baca sarapan yang baik itu bukan karbohidrat karena pada siang hari karbohidrat itu akan berubah menjadi energi yang membuat kita lebih lapar lagi di siang harinya, jadi kalo dari pakar gizi yang pernah saya baca lebih baik sarapan yang mengandung protein:D
Berbagi info sedikit:
href=”http://donipunyablogg.blogspot.com/2012/03/creating-history-together-with.html” rel=”nofollow”>SEO CONTEST TOTAL 30 JUTA RUPIAH
loh saya kenapa jadi bahas sarapan,, hahahah
kembali ke bahasan kalo menurut saya lebih baik diselingi dengan gambar dan judul menarik karena awal itu bisa mengundang pembaca untuk singgah 😀
Sarapan dari aspek sosial budaya itu tinggal milih Om, mau sarapan gudeg, nasi uduk, ato bubur manado 😆
Kalo pengemis? Hmm, anak-anak, tua, muda.
(Piye jal maksude
)
Inilah salah satu alasan, kenapa saya harus, wajib, kudu membaca setiap postigan OmNH. Klo ga sempat saya merasa rugi.
Karena banyak yang bisa saya peroleh dari blog ini.
Terima kasih Om… 🙂
🙂
Wah artikelnye menarik-menarik ya, saya seperti terjerat di web ini karena baca artikelnya terus…. hahaha…
Thanks for sharing om….
Pengemis dilihat dari 3 aspek : bisa siapa, apa, bagaimana.
siapa: pelakunya (muda,tua,pria,wanita)
apa: penyebab/alasan
bagaimana : metodenya/caranya : duduk dengan pura2 lumpuh,berdiri tegap,gendong bayi, nuntun orang buta,dll
Salam hangat dari Surabaya
kerennn lahhhh
lanjutkan om…..