TUMBUHKAN MINAT BACA, LEWAT ENSIKLOPEDIA


Ada yang tau ensiklopedia ?

Ensiklopedia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu.

Menurut sepengetahuan saya, dan yang sering saya lihat, ensiklopedia ini biasanya mempunyai seri-seri tertentu.  Satu seri itu terdiri dari beberapa jilid buku.  Ada yang lima, sepuluh atau bahkan dua puluh jilid buku.  Dalam perkembangannya, ensiklopedia dibuat bukan hanya untuk konsumsi bacaan orang dewasa saja, namun juga sudah merambah ke bacaan untuk anak-anak.

Judul tulisan ini adalah “Tumbuhkan Minat Baca Lewat Ensiklopedia”.  Mengapa saya mengambil judul seperti itu ? Karena memang menurut pengalaman saya pribadi, ensiklopedia bisa digunakan untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak.  Saya mengambil contoh anak-anak saya sendiri.

Saya mempunyai tiga orang anak, dan semuanya berjenis kelamin laki-laki.  Anda tentu mengira, wah anak laki-laki itu tentu sulit diajak membaca buku.  Mereka pasti lebih suka main sepeda, main bola atau main game bersama teman-temannya.  Lebih dekat ke “bau matahari” dibanding “bau kertas” buku.

Saya bisa berkata lantang bahwa anggapan tersebut adalah salah.  Buktinya ? Alhamdulillah anak-anak saya itu suka sekali membaca.  Seimbang dengan hobby mereka yang lain.  Entah itu main game, olah raga basket, fotografi, menyanyi, musikalisasi puisi atau kegemaran-kegemaran mereka lainnya.  Saya juga tidak ingin anak-anak saya menjadi kutu buku yang “nerdy”, yang pagi-siang-sore-malam sampai pagi lagi, hanya mendekam di kamar untuk membaca saja.  Mereka juga harus bergerak … bersosialisasi … agar hidup mereka lebih sehat dan seimbang.  Jiwa maupun raga.

Kembali ke soal bagaimana menumbuhkan minat baca pada anak-anak.  Perkenankan saya untuk bercerita mengenai pengalaman saya menumbuhkan minat baca kepada anak-anak lelaki saya.

Cerita ini dimulai ketika si Sulung saya masih berusia 7 – 8 tahun.  Kelas dua madrasah ibtidaiyah (setingkat sekolah dasar).  Sekitar empat belas tahun yang lalu.  Suatu ketika saya menjemput anak saya itu di sekolah.  Mereka sedang ada kegiatan ekstra kurikuler pada hari Sabtu.  Selain saya, ada banyak orang tua lain, yang juga menjemput anak-anaknya.  Tiba-tiba datang seorang ibu mendekati saya.  Ibu itu salah satu orang tua murid juga.  Kami ngobrol ngalor-ngidul.  Ujung-ujungnya dia menawarkan buku ensiklopedia untuk saya beli.  Rupanya dia punya usaha sampingan, menjual buku-buku ensiklopedia.  Mulanya saya sempat mengerutkan dahi, sebab harganya lumayan mahal.  Namun ibu itu berkata bahwa pembayarannya bisa dicicil.  “Kreditan”.  Tidak lupa ibu tersebut juga mempromosikan bahwa ensiklopedia itu gunanya sangat besar sekali.  Dia mengambil contoh anaknya sendiri, yang menjadi pintar karena mulanya tertarik membaca buku ensiklopedia.  Akhirnya saya setuju untuk membeli ensiklopedia tersebut.  Termakan rayuan si ibu.

Seri ensiklopedia tersebut berjudul : “D*****’s Dunia Pengetahuan Yang Mengagumkan”. Seluruhnya ada 20 buku. Relatif tebal-tebal. Setiap jilid buku berisi satu topik pengetahuan atau informasi.  Ada yang bercerita tentang hewan, tentang keajaiban alam, penemuan, benua, mitos dan legenda, hari raya di seluruh dunia, pemimpin besar, burung-ikan-serangga dan masih banyak lagi yang lainnya.

PC200923

Lalu bagaimana hasilnya ?

Ternyata, saya tidak menyesal sodara-sodara.  Saya tidak menyesal telah nekat membeli buku ensiklopedia 20 jilid yang mahal itu.

Ibu itu benar.  Rayuannya bukan rayuan gombal.  Anak sulung saya memang menjadi gemar sekali membaca.  Dan asyiknya adalah dia selalu memulai membaca, dari buku yang terakhir dulu.  Buku nomer 20.  Buku nomer 20 ini adalah semacam buku indeks.  Buku daftar topik bahasan.  Dia akan membuka buku indeks tesebut, lalu mencari informasi apa yang ingin dia ketahui.  Lihat katanya menurut daftar abjad.  Dan lihat pula panduannya, kata tersebut ada di buku nomer berapa ? Halaman berapa ?

Saya ambil contoh misalnya kita ingin mencari dan mengetahui arti kata “fotosintesis”. Buka buku nomer 20 : “Indeks”. Cari urut abjad kata “fotosintesis”. Lalu perhatikan di sebelah kata “fotosintesis” tersebut, ada tulisan : “2 : 11,12, 22, 107″

PC200940

Itu artinya kita diminta untuk membuka buku nomer 2 : “Keajaiban Alam”.  Lalu lihat halaman 11, 12 22 atau 107.  Dan … tadaa … ada kata “fotosintesis” di sana berikut penjelasan dan foto-fotonya.

PC200941

Si Sulung selalu berteriak dengan antusias : “Dapet yah … dapet …!” ketika dia menemukan informasi yang dia cari.   Sungguh mengasyikkan sekali.

Hal tersebut membuat anak-anak saya yang lain menjadi ikut tertarik untuk mempelajari berbagai macam hal.  Si Tengah dan si Bungsu pun akhirnya jadi ketularan si Sulung.  Ensiklopedia tersebut menjadi semakin berguna, ketika anak-anak mendapatkan beberapa tugas dari sekolahnya. Entah pelajaran ilmu pengetahuan alam atau pelajaran lainnya. Ketika mereka mesti mencari informasi tentang sesuatu hal ?  ensiklopedia lah solusi jitunya.  Contoh riil nya ya tentang “fotosintesis” itu tadi.

Melihat kegunaan ensiklopedia kami yang pertama tersebut, saya mulai tertarik untuk mencari seri-seri ensiklopedia untuk anak-anak yang lainnya.  Dan ya, sekali lagi, harga buku-buku tersebut memang tidak murah.  Tetapi saya beranggapan ini adalah suatu investasi yang hasilnya nanti akan tidak ternilai harganya.  Yang namanya ilmu pengetahuan dan informasi itu memang akan mahal harganya nanti.  Oleh sebab itu kita harus menguasainya sekarang.  Saya bertekad untuk terus mencari rezeki halal dan mengusahakan dana agar anak-anak saya mendapatkan buku-buku yang baik.  Walaupun itu didapat dengan cara mencicil.

Alhamdulillah, kami berhasil mencicil lagi beberapa seri ensiklopedia dan buku-buku lainnya.  Diantaranya adalah :

  • Widya Wiyata Pertama Anak-anak.

PC200920

  • Cakrawala Pengetahuan Dasar, T***-L***.

PC200922

  • Serial Pandu Menjelajah … dari T*** Pus****

PC200924

Sekali lagi saya katakan, buku-buku tersebut memang berhasil memicu minat baca anak-anak saya.  Mereka jadi senang sekali membaca buku. Tentu bukan hanya terbatas buku ensiklopedia saja.  Mereka juga gemar membaca novel, fiksi, komik dan buku-buku lainnya.  Sesuai dengan perkembangan usia mereka.

Mari saya ajak anda mengintip kamar anak-anak saya.  Mohon maaf ini “kamar cowok”, jadi agak berantakan (bukan agak lagi … tapi memang sangat berantakan)(hahaha)

“Guys … Ayah izin memfoto kamar kalian yaaa …”

Ini sebagian buku si Sulung : (buku UUD RI 1945 ada, kumpulan kutbah Jum’at pun ada)

PC200944

Yang ini milik si Tengah :  (saya potret apa adanya … tanpa rekayasa)(hahaha)

PC200942

Dan yang ini koleksi si Bungsu : (Doraemon !)

PC200946

Jadi demikianlah …

Kini saya bisa berkata bahwa, minat baca anak-anak saya itu, semua berawal dari ensiklopedia. Memang awalnya kita akan merasa berat, untuk mengajarkan anak-anak kita cinta membaca.  Namun setelah saya kaji ulang, kuncinya ada pada pendampingan.  Kita, sebagai orang tua harus mendampingi anak-anak kita untuk menemukan keasyikannya sendiri dalam aktifitas membaca.  Kita dampingi mereka dalam proses mencari tau dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan mereka.  Jika mereka sudah menemukan keasyikannya, niscaya dengan berjalannya waktu mereka akan terbiasa sendiri.  Mereka akan membaca, tanpa harus disuruh-suruh atau dipaksa-paksa.

Tumbuhkan pengalaman batin dan kesadaran pada mereka bahwa dengan membaca kita akan bisa tau banyak hal.  Dengan mengetahui banyak hal, hidup kita akan lebih bahagia dan bermakna.  Semua itu berawal dari kegiatan membaca.

Dan salah satu cara untuk menumbuhkan minat membaca itu … dalam kasus di keluarga kami adalah … lewat ensiklopedia !

Salam saya,

71071D338183D7765E8404E3E942AEC9.

.

.

“Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Bingkisan Cinta Baca”

banner baru giveaway untuk blog

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

33 tanggapan untuk “TUMBUHKAN MINAT BACA, LEWAT ENSIKLOPEDIA”

  1. Wah! Haha! Ternyata ada anak Om yang menggemari Doraemon juga. 😀

    Setuju, Om. Ensiklopedia memang menumbuhkan minat baca. Pengalamanku pun dulu begitu. Gak punya ensiklopedia sendiri, sih. Tapi kalau ke perpustakaan sekolah atau perpustakaan kota selalu minta izin ambil buku ensiklopedia di lemari kaca (buku-buku tua dan mahal selalu ditaruh di lemari kaca yang dikunci).

    Sekarang barangkali buku ensiklopedia ini jadi rada bagaimana gitu, ya, Om (kelupaan istilahnya). Maksudnya, karena ilmu pengetahuan selalu berkembang dan seringkali perkembangannya sangat cepat, maka aku rasa buku ensiklopedia ini menjadi semacam mubazir karena setiap tahun harus beli satu set edisi terbaru, misalnya. Makanya lebih suka baca di Wikipedia, di samping juga karena aku orangnya gak bisa fokus (bisa sambil klik frasa yang menarik lainnya atau tidak dimengerti).

    1. Hai Ris …
      Ya … dan jangan lupa … ada Gugel …
      saya rasa fungsi ensiklopedia sudah disikat oleh mesin pencari yang satu itu …
      (ada wikipedia juga kan ?)

      salam saya Ris

  2. Anak saya yang besar sejak kecil bercita-cita jadi dokter. Dan tamat SMA pun cita-citanya tak berubah. Itu berkat buku seri Time Life yang sampai sekarang masih tersimpan rapi di rumah kami, Om 🙂

  3. Yang gadis-gadis lagii suka baca komik anime atau novel yg aduuh tebelnyaaa… kalau buat lempar jendela bisa pecah kayanya hehe

    Anak saya nih yg bungsu, susaaaah sekali disuruh baca itu 😦
    Pdh segala macam jenis buku sudah ditawarkan :((

  4. wah kalau dulus ewaktu aku kecil, ibuku membuat perpustkaan mini di rumah dan teman-temanku boleh meminjam dengan iuran . dari uang iuran itu mama bisa membeli lebih banyak buku baru. jadi kami anak-anak bisa punya bacaan lebih banyak

  5. Sewaktu kecil aku dikirimi seri donal bebek dan candy-candy……sama ua ku di Jakarta…akhirnya, karena pengen ngerti jalan cerita, saya belajar membaca, alhamdulillah..umur 6 tahun lancar baca..berkat buku. ada teman neh senang dora emon, dkk nya….

  6. Ide kreatif ini sangat layak dicontoh. Apalagi sekarang anak sulung saya juga masih kelas dua Madrasah Ibtidayyah, persis saat Om NH mulai mengenalkan ensiklopedia kepada anak-anak. Eniwei, anak saya juga laki-laki semua Om, bedanya anak saya baru dua 🙂

    Salam saya Om,

    Sultan aka Abu Ghalib

  7. Saya dulu waktu SD sama ortu dibelikannya tabloid anak semacam Bobo sih Om, tapi kalau ke perpustakaan sekolah selalu yang dicari adalah ensiklopedia atau buku Tini kalau misal bukunya habis karena sudah diambil teman-teman duluan.

    Alhamdullilah anak-anakku sejak dini sudah lumayan suka buku, karena mereka kan belum bisa baca (3thn&1,5thn) hehehe. Dan baca posting ini sayapun makin terpacu untuk bisa belikan ensiklopedia yang harganya mahal itu, walau mungkin emaknya harus puasa dulu beli novel untuk beberapa bulan kedepan ha hahaha 😉

  8. Saya dulu waktu SD sama ortu dibelikannya tabloid anak semacam Bobo dan komik Donal Bebek sih Om, tapi kalau ke perpustakaan sekolah selalu yang dicari adalah ensiklopedia atau buku Tini kalau misal bukunya habis karena sudah diambil teman-teman duluan.

    Alhamdullilah anak-anakku sejak dini sudah lumayan suka buku, karena mereka kan belum bisa baca (3thn&1,5thn) hehehe. Dan baca posting ini sayapun makin terpacu untuk bisa belikan ensiklopedia yang harganya mahal itu, walau mungkin emaknya harus puasa dulu beli novel untuk beberapa bulan kedepan ha hahaha 😉

  9. Saya baru mengenal buku besar bernama ensiklopedia saat kelas 2 SMP. Kala itu saya mendapat tugas untuk mencari riwayat hidup seorang penyair yang belakangan dikenal sebagai presiden penyair Indonesia. Sempat bingung apa beda ensiklopedia dari kamus, namun ternyata ensiklopedia memang jauh lebih lengkap ketimbang kamus. Istilah populer hampir selalu bisa ditemukan pengertiannya dalam ensiklopedia umum.

    Sepakat dengan Om Nh, memang ensiklopedia layak dikoleksi untuk memicu/menambah khazanah bacaan anak juga orang dewasa. Adapun tentang kemunculan Google dan wikipedia, menurut saya tidak akan mengubah peran ensiklopedia, paling tidak ya tidak terlalu ekstrem. Sebab ensi versi cetak memiliki validitas yang bisa diandalkan sementara sumber-sumber info yang muncul di Google atau wikipedia kerap masih perlu divalidai akurasinya.

    Salam baca! 🙂

  10. Alhamdulillah, anak-anak juga suka membaca, Om.. Salah satunya juga melalui ensiklopedia ini. Mungkin Om masih ingat tulisan saya soal Mossasaurus, yang mana Fatih “ngerjain” saya melalui bacaannya tentang binantang purba di salah satu ensiklopedia yang dia baca.. 🙂
    Menghadiahkan buku buat anak menurut saya adalah salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca bagi mereka..

  11. Doraemon!
    Saya punya hampir semua koleksinya di Medan. Ah… benar lho Om, ensiklopedia itu sangat membantu. Saya sekarang juga lagi mencari-2 buat Vay. Sementara saya belikan model Nat Geo itu, yang banyak gambar dan listing, jadi bisa menarik untuk dibaca dia.

  12. sayang sekali saya baru tahu kontes ini om. Saya juga mengumpulkan ensiklopedia tapi khuss anak-anak. brusan saya baca ke webnya ternyata masih ada waktu saya ikutan ya om

  13. Menjual Aneka Hidangan Kepiting/rajungan di Palembang
    Kami Supplier Kepiting dang rajungan untuk Restauran, Industri dan ekspor. Melayani Penjualan Hidangan aneka Kepiting dan Rajungan di rumah anda (Delivery Order). Dengan porsi 1 kg bahan mentah segar. info selanjutnya hubungi
    Eva
    Jl. Kebun Bunga Lr. Rambutan No.2 Palembang
    Phone : 08979551053 / 082281966973

    https://rajungan28.wordpress.com

    Untuk wilayah Palembang sekitarnya

  14. Buku dan peta yang saling melengkapi mitat jelajah anak-anak.
    Sepakat investasi buku saat mereka mulai bertumbuh membantu mengarahkan minat baca masing2 anak ke bidang khususnya.
    Salam buat Sulung, Tengah dan Bungsu ya Dhimas NH

  15. waah… keren dan asyik Om. Saya juga sedang menanamkan minat baca pada Farras. Memang harus kita dulu yang memberi contoh ya, Om. Saya pernah asyik membaca buku, dan ternyata Farras secara diam2 memilih buku, dan ikut membaca bersama saya. Tapi ngomong2 ttg ensiklopedia, saya juga rasanya ingin punya, karena memang bukunya bermanfaat banget. Kalaupun harganya mahal, memang sesuai dgn ilmu yg di dapat ya Om…

  16. buku2 ensiklopedianya bikin ngiler…
    alhamdulillah jav (4thn) jg udah suka baca, tp blum dibeliin buku2 ensiklopedia 😀

  17. jadi inget jaman keciiil Om…aku suka baca ensiklopedia punya kakek.ingeeet banget, Encyclopedia Americana.. .salah satu buku seri bahasa inggris pertama yang saya pelajari hehehe…dan memang banyaaak banget manfaatnya yang terasa sampai sekarang, salah satunya tidak paranoid dengan buku-buku tebal karena memang mengasyikkan :)…keep up the good habits yaaa…Bravo buat anak-anak Om NhHer 🙂

  18. ya, buku favorit saya dari zaman sd adalah KBBI, ensiklopedi, & buku2 tebel. bacanya di perpustakaan soalnya dulu nggak sanggup beli, mihil bangeet…

  19. wah bener banget om….

    kakak Rahma bisa baca umur 2 tahun dan jd kutu buku juga karena kenalan sama CPD itu hahaha…
    *gamau rugi termakan rayuan, tp sempet ngedaftar jd marketingnya juga wkwkwk*

  20. Hwaa… Mupeng liat koleksi2nya… Aku juga dari dulu pengen banget punya koleksi ensiklopedia… Semoga kelak bisa beli, dapat rejeki yg cukup, amiin… Terima kasih sharingnya, Om… Bermanfaat sekali. Wajib punya ensiklopedia nih buat di rumah 🙂

  21. Maaf, dari tulisan yang tersurat, ada satu hal yang tersirat (tidak nampak di mata) tapi langsung terlihat oleh saya dari sejak awal membaca tulisan hingga selesainya. Yaitu, kata-kata “Kami mempunyai banyak uang sehingga bisa membeli banyak buku”.
    Sungguh, kondisi sebagian besar orang-orang di lingkungan kami adalah orang-orang yang menjadikan pengisi waktunya adalah hanya mengobrol atau menonton TV saja. Itu pun TV nya hanya TV kecil sederhana. Kadang-kadang obrolan mereka dihiasi dengan gerutu dan repetan mengenai dari mana mau meminjam uang untuk uang buku sekolah anaknya.
    Jadi kalau berbicara manfaat mengkoleksi buku, di dunia mereka itu adalah sesuatu yang bersifat “terlalu tinggi”.

any comments sodara-sodara ?