PACKAGING LIES


Kemasan (kadang) bisa menipu. 
Ini cerita tentang ungkapan …
“”Do Not Judge the book by It’s cover” …  (dan juga mungkin Do not judge the blog by it’s avatar … hehehehe
Ungkapan klasik lama yang saya pikir semua orang sudah tau dan sudah mengerti artinya.

Namun perkenankan Trainer sedikit bercerita tentang hal yang satu ini …

Tahun 1979.
Saya masih Kelas Satu SMA di sebuah SMA negeri di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.

Kami sekelas … bermaksud mengadakan semacam acara perpisahan … kumpul-kumpul … sebelum nanti semester depan akan berpisah.  Karena kami akan dijuruskan ke kelas IPA, IPS atau Bahasa. 

Ketua kelas memimpin rapat dikelas untuk menentukan bagaimana pelaksanaan acara perpisahan kecil itu.  Tentu saja hal pertama yang dibahas adalah rembukan mengenai Tempat, dimanakah kita akan mengadakan acara itu ??? .  Rumah siapa yang akan kita gunakan …???. 

Banyak murid yang keberatan rumahnya dijadikan venue … Alasannya karena Jauh, karena rumah saya Kecil , takut ngerepotin orang tua.  Adik saya banyak dan sebagainya … dan sebagainya …

Lalu sekonyong-konyong … seorang anak perempuan berperawakan kecil sederhana menunjuk tangan dan menyatakan kesediaannya … untuk rumahnya bisa dijadikan tempat acara perpisahan ini …
Sebut saja namanya INA …

Jujur …  Kami semua sekelas, …  kaget dan setengah tidak percaya INA menawarkan rumahnya untuk kami jadikan tempat acara …

Apa Pasal ???
Karena sehari-harinya anak ini sangat tidak menonjol, pendiam, dan berpenampilan agak berbeda dengan cewek-cewek sekelas yang lain.  Dia juga bukan di jajaran top 10 siswa terbaik di kelas.  Prestasi akademisnya biasa saja.

Dia berkacamata Jadul dan Tebal.  Dandanan, Penampilan, juga Tas yang dibawanya … (mohon maaf) … termasuk kategori yang sangat kuno … ketinggalan jaman.  Sepatunya pun biasa saja … bukan dari merek yang sedang trend saat itu.  Rambutnya hanya diikat karet gelang sekenanya, tanpa ada sentuhan sisir yang berlebihan.   Sementara teman sekelas yang lain seolah berlomba untuk menyajikan model talang rambut ala Farah Fawcet atau potong pendek ala Lady Diana. Sebuah gambaran prototype Cewek Modis Metropolitan di jaman itu.

So kesimpulannya … Ina ini sangat biasa saja.  Baik dari segi prestasi akademis, penampilan maupun wajah. 

Singkat kata … Jadilah kita mengadakan acara perpisahan di Rumah Ina.  Ketua kelas mungkin tidak enak untuk menolak kesediaan Ina itu.  Biaya konsumsi dan sebagainya kita patungan,  urunan uang bersama-sama.  (Dalam bathin kami … kasihan keluarga Ina …).  Dan kamipun siap dengan kemungkinan yang terburuk … Rumah dikampung, jalannya becek, sempit … kumuh dan sejenisnya …

Namun Taukah Sodara-sodara … !!!
Ternyata … Rumah Ina itu ada dikawasan Kemang … Sebuah Kawasan Elit di selatan Jakarta.  Tetangga kiri-kanannya Bule semua.  Berpagar Tinggi.  Rumahnya (sangat) besar … dan sudah tentu Mewah …Furniturenya bukan dari bahan yang knock down itu … semua Jati … KW 1 punya.  Kita teman-teman sekelas Ina hanya bisa bengong … takjub memandang sekeliling rumah Ina.  Kami mengadakan acara di Teras.  Terasnya saja mampu menampung kami 40 an siswa … (bagaimana dalamnya coba ???)

Dan hanya ada satu yang terucap dibibir kami waktu itu …

”Gile … Rumah lu keren amat Na !!!”

Takjub Sangat !!!

 

So …
Mulai saat itu … Saya jadi sadar …
Jangan pernah menilai orang dari penampilan luarnya saja …

 

Thanks Ina …
Untuk sebuah pelajaran … yang saya yakin kamu sendiri tidak sadar … bahwa kamu telah mencerahkan fikiran kita semua, teman-teman sekelasmu  … (at least saya pribadi)

Bahwa … Packaging Lies !!! … Penampilan bisa menipu !!!

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

47 tanggapan untuk “PACKAGING LIES”

  1. Oh..kalo itumah dari jaman dulu yessy udah pinter. Orang suka nuduh yessy anak orang miskin, sampe kalo lebaran di kasih zakat, pas qurbam juga kebagian daging. Cuma gara-gara mereka nuduh pekerjaan mama papa yang cuma tukang kue itu berpenghasilan gak seberapa.
    Salah besar….orang waktu itu kepala sekolahnya yang ternyata temen sekampung papa pake acara pinjem duit segala sama papa! dan itu bayarnya…dua tahun kemudian! hihihihi…hebat ya…

    Kalo soal tampilan luar om. Keknya ada hubungannya dengan budaya dan tradisi si orang tersebut. Ada kok temen Yessy yang tinggal di rumah yang ala kadarnya, pakaiannya juga alakadarnya…tapi kuliahnya di luar negeriiii….hehehe…keren kan?

  2. setuju dengan MAs Enha, penampilan kadang sering menipu, orang yg tampangnya seram,padahal hatinya baik orang yg wajahnya cantik dan ramah ternyata penipu ulung .
    Tulisan yg bagus sekali utk pembelajaran bagi diri ini.
    thanks utk sharingnya Mas Enha.
    salam

  3. Haha…., gimana jadinya kalo menilai blog hanya dari avatar-nya ya, Om… :mrgreen:

    Trend terbaru nih Om, jangan menilai orang dari jabatannya. Jabatan sih manager, tapi hutangnya lebih besar drpd penghasilan… Lagi byk tuh, Om 😦

  4. Yup sepakat om!, (terkadang) penampilan luar menipu!, ada karena memang yang bersangkutan sengaja berpenampilan seperti itu for one or more reasons tentunya, namun ada pula karena ketidaksadarannya berpenampilan seperti apa adanya….
    Hmm, a wise story…

    1. Untuk kasus yang ini …
      saya lihat … dia sama sekali tidak berpura-pura …
      mau menjelek-jelekkan diri … atau memiskin-miskinkan diri …
      saya lihat Ina ini memang udah dari sononye begitu …

      salam saya Bu Rita

  5. bisa jd waktu itu, saking rendah hatinya, Ina sungkan menawarkan rumahnya dipakai utk acara. ttp krn teman2 banyak yg beralasan macam2, baru deh Ina ‘berani” menawarkan rumahnya.
    cerita ibu Ina yg sekarang coba ditayangkan pak, bisa jd beliau sekarang tampil modern a la wanita kosmopolitan yg memimpin perusahaan besar, sangat kontras dng ‘wajahnya’ ketika sma dulu 🙂

    1. Hmmm ..
      Sayangnya saya hanya sempat satu kelas ya ketika kelas satu itu saja …
      setelah itu …
      saya tidak pernah lagi bertemu dia …
      sampai sekarang …

      (iya ya mas Gus … seperti apa ya … dia sekarang)

  6. bener pakdhe, penampilan luar bisa nipu mata kita. tapi,bagaimana kalo dihubungkan dengan pepatah jawa, ajining rogo soko busono pakdhe?

    terimakasih utk sharingnya ya om, postingan bagus yang bisa mengingatkan untuk selalu memperbaiki diri, 🙂

    1. Wah kalo yang itu …
      saya ndak tau juga tuh …
      kalo busononya magrong-magrong …
      tapi ketika diajak ngomong ndak ada isinya …
      ya tetap saja dodol menurut saya …
      pakaian tidak menolong

      hehehe

  7. saya paling terkesan dengan orang yang punya karakter seperti INA, biasanya orang seperti INA ini punya tingkat kesabaran yang tinggi, bisa menahan diri untuk tetap membuat kesan yang biasa2 saja.

    tadi malam saya dapat cerita pengalaman teman yg persis seperti ini, masalah reuni juga. kini saya semakin sadar dan berusaha untuk mengenal lebih dekat seseorang atau sesuatu sebelum men-judge-nya.

    trims udah berbagi

    salam

    1. mmm …
      yang saya lihat …
      di tidak berusaha untuk ngerem atau apapun …
      tidak ada yang perlu disembunyikan oleh dia …
      Ina memang berperilaku seperti itu … ya karena memang dia nyaman seperti itu …
      tanpa harus sok-sok sederhana atau memiskinkan dirinya.

      Karena kalau di luar atau kalau sedang ada acara pesta di luar …
      Gaunnya pun sederhana … (tapi memang dia diantar sopir …)

      Salam saya

  8. Kalau kebohongan Ina itu positif Om; yakni menyembunyikan kekayaan dengan kesederhanaan. Dan aku pikir, sangat jarang orang yang seperti itu. Yang ada kebanyakannya adalah sebaliknya…

    Satu lagi yang berbahaya, menyembunyikan kebusukan dengan berpenampilan soleh; di luar ustadz, tapi di dalam penjahat. Semoga kita terhindar dari perilaku seperti ini ya Om…

    1. Saya pikir …
      Ina tidak berbohong uda …
      She is just the way she is …
      ya memang begitu lah dia …
      dia nyaman dengan dandanan dan penampilannya yang seperti itu … dan bukan karena mau memiskin-miskinkan diri atau mau sok-sok dikatakan sederhana …

      Yang jelas saya setuju banget dengan statement Uda di paragraf yang terakhir …
      Semoga kita semua terhindar dari perilaku seperti itu

      Salam saya Uda

  9. Ada seorang muridku nih Om…waktu itu dia kelas 3 SMA. penampilannya juga nggak berlebihan..wajahnya juga biasa aja. Tiap hari dia naik angkot ke sekolah.
    Nggak ada yang menyangka, baik guru maupun teman-temannya. ternyata, dia nyetir mobil sendiri Om, nggak pakai sopir, lalu mobilnya dititipkan di sebuah rumah sakit. Dari rumah sakit itu, dia naik angkot ke sekolah. pulang sekolah, dia naik angkot lagi ke RS untuk mengambil mobilnya dan pulang ke rumahnya yang lumayan jauh…
    Aku salut deh, Om…ternyata, papanya adalah seorang pemilik dua mall mewah di Jakarta, dan dia nggak pernah menggembar-gemborkan fakta itu…

    salam hangat, Om..

    1. Waw salut juga ya …
      Kalau Ina ini ..
      Yang saya tau … berangkat dan pulang selalu memakai Metro Mini …
      Mengapa saya bisa tau …
      Karena sering kali kami (termasuk juga Ina) ramai-ramai berjalan kaki ke terminal Blok M yang tak jauh dari sekolah kami

      Salam saya

  10. katanya si klo orang udah dari sononya kaya raya beneran, kaya asli.., kaya sejak dari leluhurnya :).. penampilannya justru akan biasa saja.. ya..ada juga yang sebaliknya.. atau ada juga yang menyesuaikan.. mungkin semua tergantung dari pribadi masing-masing ..

    yang kasian adalah orang yg bergaya luar biasa tp dipaksakan… ( meskipun selama ga merugikan orang lain, ya ngga apa2 juga kali ya… heheh… )

    * penampilan kadang menipu ? saya setuju Om… termasuk gravatar itu… Om nH asli pasti lebih guantenggg dari fotonya itu.. heheh…

    1. Betul Ceu …
      Si Ina dan Keluarganya sepertinya kaya udah dari sononya …
      Bukan kaya yang “karbitan” … so tindakan mereka juga biasa-biasa saja

      My Gravatar ? Yang asli lebih guanteng ?
      Ah Ceu Sopi nyindir iniiii … hahahaha

    1. Betul Ka …
      Yang jelas seperti yang saya tulis …
      Ina (secara tidak langsung) mengajarkan pada saya …
      untuk jangan sekali-sekali mengambil kesimpulan sebelum melihat kenyataan yang ada

  11. hebat sekali tuh Ina..

    mungkin emang dasarnya dia gak sombong dan low profile. tidak suka menonjolkan diri.

    justru mungkin yang pas-pas an kayak saya ini harusnya malu sama Ina.. hehe

  12. To judge or not to judge…. why judge at all? bukankah hanya DIA yang maha menilai yg pantas menghakimi dan menilai kita atau siapapun?

    save your judgement for Allah,seperti kata2 Buddha yg keren banget menurut saya :
    “what others do and do not do is not my concern , what i do and do not do is my only concern”

    salam:)

  13. Just because I respect my self, memakai pakaian yang layak, berdandan dengan baik, akhirnya banyak yang menuduh kalau aku ini high maintenance. Kalau yang begini, siapa yang salah, ya, Yah?

  14. Nice story Om.
    Packaging Lies dari seorang Ina memang luar biasa. Orang-2 memang pastilah menduga bahwa dia anak kampung yang kebetulan bersekolah di situ. Ternyata?
    Saya juga dapat pelajaran dr postingan ini, mudah2an tidak memandang seseorang dari tampilan saja…

  15. I love ina om… Tante ina dimana ya sekarang? 😛

    kalo saya kenapa seringnya dikira beragama nasrani ya om? anak pendeta malah… duh!
    Mungkin karena nama, atau karena tampang? atau sikap?

    PS: saya ingin bisa sesederhana ina, sederhana ini “lapang” di hati…

  16. aku tau…pasti Om NH dulu SMAnya di SMA 70 yachhh…yg sempet terkenal itu…tp kayaknya sekarang sering tawuran yachh…….

    Kalo rumah ina di kemang, deket kantor aku yang dulu tuchh…….berati ina naik metromini 77 yach heheh….(eh no. metromininya th 79 sama ngga yach ama yg sekarang heheh…..).

    Bener om, jadi pengen tau kabarnya ina sekarang? kali aja rumahnya masih di kemang om…….

  17. hahahaha…om enha, di SMA itu suangat banyak yg penampilannya menipu. Soalnya saya pernah juga tertipu….qeqeqeqeqe. Ga satu orang aja tapi beberapa…itu semua karena penampilan mereka di sekolah sangat….sangat …biasa banget. Saya salut dengan orang tuanya yg mengajarkan kesederhanaan, padahal kalau di amau bisa aja tuh merk2 yg aneh menempel di baju mereka.
    Tapi sekarang sepertinya sulit kita dapatkan sekarnag di SMA tersebut karena sudah menjadi SMA international…..hiks…hiks….hiks…

any comments sodara-sodara ?