.
Cerita ringan tentang perjalanan kami ke Tanah Suci beberapa minggu yang lalu.
Ini cerita tentang komunikasi … tentang bahasa pengantar …
Pada awalnya saya agak kuatir dengan bahasa pengantar yang akan kami gunakan selama bepergian ke Kerajaan Arab Saudi ini. Apakah kami bisa bicara dengan penduduk setempat. Apakah nanti kami tidak mengalami kesulitan berkomunikasi ?. Namun kekhawatiran saya mendadak lenyap begitu saja.
Mengapa ?
Sebab … pada umumnya mereka mengerti sepatah dua patah kata dalam bahasa Indonesia. Petugas Hotel dan juga petugas lain, banyak yang bisa berbicara beberapa kalimat dan kata-kata penting dalam bahasa Indonesia. Dan yang paling lancar justru … Para Pedagang !!!
Ambil contoh di Kota Madinah.
Di pelataran Masjid Nabawi. Di bagian luarnya, banyak sekali para pedagang. Menawarkan berbagai macam barang. Pada umumnya adalah barang-barang souvenir khas Tanah Suci. Kokka (atau Tasbih), Mukena, Gamis, Sajadah, Sorban, Siwak, Parfum dan sebagainya. Pedagang ini ada yang membuka toko … tapi banyak pula yang menggelar dagangan di pelataran begitu saja … seperti pedagang kaki lima kalau di Indonesia …
Yang berdagang itu ada yang Lelaki ada pula yang Wanita. Yang Wanita didominasi oleh wanita berkulit hitam dengan wajah yang seluruhnya tertutup cadar, hanya matanya saja yang tampak. (saya tidak tau mereka pendatang/imigran dari negara mana)
Dan yang membuat saya takjub adalah …
Mereka semua … ya hampir semuanya … bisa berbahasa Indonesia. Mereka, para pedagang tersebut mengerti dan menguasai bahasa yang kita pakai. Termasuk wanita-wanita pedagang berkulit hitam itu … Bahkan mereka sepertinya lebih fasih berbahasa Indonesia, dibanding pedagang yang lelaki.
Dalam menjajakan dagangannya … mereka juga sama dengan kelakuan pedagang di Tanah Abang. Berteriak-teriak … !!!
Sepuluh Riyal, Halal !!!
Sepuluh Riyal, Halal !!!
Sepuluh Riyal, Halal !!!
(artinya kurang lebih mungkin adalah … bayar Sepuluh Riyal, silahkan boleh diambil)
Sambil heboh … melempar-lemparkan barang dagangannya ke udara … Ada kerudung, pashmina, kemeja, gamis dan sebagainya.
Meriah riuh rendah sudah pasti ... !!!
Secara logika saya mencoba menganalisa. Mengapa mereka fasih berbahasa Indonesia ???
Tentu saja sangat mudah jawabannya … karena sebagian besar konsumen potensial mereka berasal dari Indonesia.
Memang kalau kita telaah. Sebagaian besar jamaah Umroh (dan juga Haji pada waktu tertentu) memang selalu didominasi oleh jamaah- jamaah dari Indonesia. Itu sebabnya mereka berusaha untuk menguasai bahasa target konsumennya. Supaya disukai oleh konsumen Indonesia …
Dan sepertinya upaya mereka … berhasil !!!
*saya salah satu korbannya* 🙂 🙂 🙂
Salam Saya
.
.
Hehehehe korbannya memakai kain sorban yah..cantik om warnanya..
wah jadi kangen suasana disana lagi lagi…alhamdulilah dulu diberi kesempatan berkunjung kesana….ke jabal rahmah juga yah om, sama ke masjib Quba…adem di masjid quba itu…saya sholatnya sampai merinding….terharu nangis..
Ya kami ke tempat-tempat itu …
insya ALLAH … sedikit akan saya ceritakan di postingan berikutnya
Indonesia konsumen paling potensial karena budaya nitip dan bagi2 souvenir. 🙂
Hahaha …
ya … memang begitulah adanya …
budaya timur
10 riyal bikin makin ganteng lho .. hehe
oh kalau itu .. sudah dari dulu …
(om-om tengil menyebalkan …)(qiqiqi)
sepertinya dimana2 pendatang dr Indonesia itu memang konsumen paling potensial ya Om.
Waktu di Bangkok, saya ditemani ke sebuah pasar, pdhl saya berkomunikasi dg teman itu pake bhs Jepang, tapi si pedagang bertanya sm teman Thailand itu, dimana bisa bhs Indonesia begitu? hihihihi
Sorbannya cakep Om 😉
Hahaha …
Kalau pengalaman saya di Thailand … senjata saya kalau bicara dengan mereka … para pedagang adalah … Kalkulator …
(tawar-tawaran dengan menggunakan kalkulator dan bahasa Tarzan)
qiqiqiq
Hehehe, sempet tanya-tanya nggak Om, dari mana sumber barang dagangan mereka? Konon katanya juga dari Tanah Abang 😀
Kalo dilihat made in nya sih …
ada yang made in Pakistan …
ada juga yang made in turkey
… ada juga made in china …
(hahaha)
ha ha ha ha…semula saya mengira foto di atas adalah anggota sayap kanan El-Fatah je.
Betul om, mereka banyak yang bisa bahasa Indonesia kok
Dan juga banyak orang Indonesia yang jualan di sana, lauk-lauk tahu,tempe,ikan goreng, etc. Bahkan ada warung bakso Udin.
Salam hangat dari Surabaya
Hahaha … bener pak de …
saya pernah lihat …
ada kedai makan disana berjudul … SI Doel anak Madinah …
🙂
ini korban paling ganteng kali ya jadi dikerubutin.. kenapapun kudu pake “halal”nya sih?
Halal itu artinya … boleh diambil … hehehe
semua halal ya om kalau sudah dibayar 🙂
Sudah dibayar dengan harga yang disepakati bersama tentu …
hahaha
iya Om.. daripada berusaha ngajak ngobrol dlm bahasa arab atau inggris, memang mending langsung bahasa Indonesia saja.. malah ada toko yang bagian depannya ada ucapan wilujeung sumping.. wkwkkk.
skrg ud maen 10 riyal ya om.. kmrn aku masih 5 riyal-an.
btw, itu john cusack bersorban lengkap sama topi + kacamata, 10 riyal, halal..!! 😛
Hahaha
sumfah ane lupa … ini harganya lima riyal apa sepuluh reyal yak ?
Orang Indonesia memang yang paling suka beli oleh-oleh dimana-mana. Jepang juga sama, Thailand, China 😀 Hampir semua orang Asia begitu.
Orang Eropa/Amerika jarang tuh, soalnya ngga pernah ngasih oleh-oleh ke orang-orang. 😀
Betul EM
selain dari Indonesia …
saya juga melihat … jamaah Malaysia dan jamaah Turky banyak yang ngerubung lapak dagangan mereka
orang Indonesia doyan belanja, maka pedagang kudu ngerti bahasa tawar menawar langsung jualannya laris manis
Iya Kak …
ini hukum tata niaga …
bicara dengan bahasa konsumen …
🙂
Hihihi… berarti kalau lagi belanja di sana harus hati2 komentar ya Om.. pedagangnya pada ngerti semua.. 😀
Betul Be …
Kalo mau membicarakan mereka … kita pake bahasa Daerah aja … hehehe
siip… dan korban yg ini akhirnya mborong berapa sorban pak? hehe…
Ah ndak banyak …
ndak borong kok …
cuma beli 2 lembar … (qiqiqiqi)
membaca post Om Nh akhir-akhir ini membuat niat kesana semakin matang.. tp bukan karena sepuluh riyal, halal aja loh Om…
Semoga cepat-cepat bisa kesana ya Mas Pi’i
saya doakan …
Amiiin…
Terima kasih Om..
setuju.. ga beli sajadah juga, om? 🙂
Saya tidak beli …
Bunda yang beli sajadah Mama Hilsya
Wah seru juga jika budaya sudah nge-blend
Iya mas …
Mungkin ini sama kayak masyarakat di Bali … yang banyak bisa berbahasa asing … bukan saja Inggris tapi juga belanda, jepang, bahkan rusia dan perancis …
Para penjualnya bisa berbahasa Indonesia, karena mereka tahu pembeli dari Indonesia royal belanja. Kalau kita belanja ketemu penjual yang bisa bahasa kita tentunya senang :).
Betul Nel …
sebetulnya Royal sih tidak …
cuma … banyak yang dibeli gitu aja …
hahaha
wah turis indo emang hebat. ada dimana2. huahaha. sampe pedagangnya pada bisa ngomong indo gitu ya om.. 😀
Ya …
memang jamaah umrah dan haji dari Indonesia itu selalu paling banyak
sehingga tidak heran jika mereka bisa berbahasa Indonesia sepatah dua patah kata
Selamat Pagi Om…xixixix kalau masalah gitu saya pernah mengalaminya om..pedagang Bunga di pinggir jalan Bedugul, mungkin kalau bhs Inggris bolehlah mereka lancar, Pas saya beli bunga, ada tamu Prancis datang mau beli bunga, dengan gampang si Ibu menjelaskan dengan bhs Prancis, entar ada tamu Jepang datang, Ibu itu juga menjelaskan dengan bahasa Jepang…hadeh..saya yang disebelahnya langsung balik kanan xixixix dalam hati saya berkata… busyet si Ibu sederhana itu luar biasa 🙂
Mengenai foto Om..mmmmmm tambah keren bangetttt dengan Riyal… 😉
Kalau untuk urusan bahasa …
Masyarakat Bali memang Top Markotop …
Saya kagum dengan kebisaan mereka berbicara bahasa-bahasa asing
Agaknya memang sudah menjadi ketentuan tidak tertulis bahwa pedagang harus bisa mengenali dengan baik calon konsumennya, termasuk dari segi bahasa. Para pedagang di Malioboro, bahkan para pengayuh becak pun, lumayan bisa berbahasa Inggris. Dengan cara seperti ini, tentunya konsumen merasakan pelayanan yang prima dan memunculkan keinginan untuk membeli. Dan itu terbukti pada orang bersorban dengan eiylekhan di foto paling bawah itu kan Om? hehe.. 🙂
*berharap semoga foto itu tidak dijadikan foto profil di Fb maupun blog ini, takut semakin banyak penggemarnya* 😀
Sama dengan komentar Bli Budi ya Uda …
Untuk daerah tujuan wisata … sepertinya kemampuan berbicara bahasa turis sangat menopang usaha mereka
Katanya sih gitu, Om. Orang Indonesia itu paling banyak yang umrah dan haji jadi mau ga mau mereka juga menyesuaikan. Katanya banyak juga pedagangnya orang Arab keturunan Indonesia..
Satu dua juga saya sempat melihat pedagang … Istrinya orang Indonesia … Lelakinya dari Arab
Tentu saja Lelaki dari Arab itu fasih berbahasa Indonesia
Betul sekali Om. Karena orang Indonesia adalah penggila belanja, rata2 pedagang bisa sedikit-sedikitlah Bahasa Indonesia… 🙂
Paling tidak satuan harga ya Zee
Dan pedagangnya pasti ramah2 ya, Om. . .
Kalau di Indonesia “dipilih dipilih dipilih, 10ribu dapat 3″ :mrgreen”
kadang ada yang galak juga Dah …
mereka nggak suka dagangannya di aduk-aduk
hehehe
Indonesia jadi target penjualan komoditas tertinggi di Asia Tenggara loh
Sumedang Update
Ya tentu saja …
karena jumlah penduduknya saja pun paling banyak
kirain topinya yang sepuluh riyal, Om. Topinya keren! #SalahFokus 😀
Topi itu made in Bandung Indonesia
keluaran produsen perlengkapan outdoor
kalo di riyalin harganya sekitar 20 riyal
hahaha
sorban halalan toyiban ya om…xixixixix
nah itu kacamatanya juga sepuluh riyal????hahaha
Kacamata itu beli di Indonesia Cheil …
kalo di riyalin sih … sekitar 100 riyal … hahahaha
(polarized jeh …)
Indikasi bangsa kita berjiwa konsumtif Om, tapi setidaknya bahasa Indonesia mendunia hehehe
Kok enggak dicoba bahasa Suroboyoan Om, sapa tahu mereka juga bisa.. Pasti deh sampean kaget kalau ada diantaranya yang teriak “sepuluh ewu, halal !” hehe
met sahur Om
Mmm saya tidak tau apakah konsumtif atau tidak …
namun saya rasa wajar jika berada di tempat yang jauh apalagi tanah suci, kita sedikit membeli oleh-oleh …
Mengenai bahasa Suroboyoan … waaahhh saya belum coba tu Sip … hehehe
salam saya
Dinegara manapun sepertinya urusan belanja selalu membuat Indonesia terkenal.. tidak hanya souvenir, konon apartemen juga..
Kesimpulannya orang Indonesia itu kaya-kaya ya?!?!
Sorban yang bagus om, titip dong hehe
Apartemen ?
wah kalau itu saya tidak tau …
(paling ini di Sin atau Mal deh …)
🙂
Sentuhan psikologis dalam perniagaan, setiap kita merasa nyess bila disapa dalam bahasa ibu. Selamat menikmati akhir pekan Dhimas.
Betul Yu …
dan ini efeknya luarbiasa …
Selamat akhir pekan juga Yu …
Sepertinya sih ada juga di antara pedagang itu yang merupakan orang Indonesia, Om 🙂
Mmm …
Ya mungkin saja …
atau paling tidak mungkin istri atau suami mereka orang Indonesia
Wowww…keren deh fotonya, kapan yaa bisa nyusul kesana oom **masih ngimpi** krn itu makasi yaa sudah dapet info berguna about Riyal 🙂
Saya doakan semoga Ibu bisa segera bertamu kesana
Aammiinnn
hihi serasa berpuluh2thn more older dipanggil demikian…oom 🙂
Baiklah Mbak …
(bagaimana kalau mbak saja ?)
🙂
Walau hanya 10 riyal, tapi bila sudah digunakan teidak terlihat harga 10 riyal loh Om.
Salam wisata
Ah masak si Pak ?
qiqiqiqi
Wah ternyata pandai pakai bahasa indonesia,jadi gak sulit deh berkomunikasi..
Iya …
ternyata tidak sesulit yang saya duga
Masih jadi impian untuk pergi kesana…semoga suatu hari nanti kesampaian mengalaminya. Salam kenal 🙂
Amiinnn …
semoga kesampaian bertamu ke tanah suci
Itu artinya orang2 Indonesia memang sudah dikenal doyan belanja ya Om? 😀
Met puasa om Nh, maaf baru main ke mari lagi
Saya rasa wajar …
Jemaah berkunjung ke tanah suci …
dan membeli satu dua tanda mata di sana ..
(kebetulan orang Indonesia yang paling banyak … jadi saja mereka bisa bahasa Indonesia
orang indonesia memang di mana-mana terkenal sih…. terkenal suka belanja *eh :p
baca postingannya jadi pengen umroh. hiks 😥
Semoga Putri bisa bertamu kesana
Amiiinn
Diperiksa lagi Om jangan2 made in Tasikmalaya :), ditunggu cerita2 selanjutnya. Jangan lupa doakan kami agar suatu saat bisa berkunjung ke tanah suci
Hajaha bisa aja
Sudah saya periksa. Dan tertulis disana made in Pakistan
Amiiinnn
Semoga bisa bertamu ke Tanah Suci
kita harus patut berbangga, karna para pedagang disana juga berusaha mempelajari bahasa indonesia..
Wkwkwk orang Indo kan suka banget belanja Om
Orang Indonesia memang suka belanja kali ya, Om 😀
jangan2 yg jualan orang indonesia om. .
Kan gak keliatan mukanya krn pake cadar.