A WHOLE LOTTA JAZZ


 

Celebrating 10th edition Jak Jazz Festival.  Salah satu pertunjukan musik Jazz terbesar, di Indonesia.  Diadakan di Istora Senayan.  Mmmm ralat … bukan pertunjukan, tapi ini semacam ”Pasar Malam” Musik Jazz.

 

Mengapa demikian …?

Karena konsep acaranya di gelar mirip seperti pasar malam … seperti Bazzaar.  Banyak Panggung pertunjukan, baik Indoor maupun outdoor, Banyak Stand, Banyak kios penjualan merchandise, Stand Stasiun Radio dengan OB Vannya untuk siaran langsung, Banyak Back Drop yang bagus untuk para pengunjung berfoto-foto.  Banyak pula Stand makanan, … bahkan kerak telor pun ada … So … It’s not just a Music show … It’s a Jazz Music Fair.

 

Sabtu, 29 November 2008 Trainer berkesempatan untuk melihat perhelatan Jak Jazz Music Fair tersebut.  Sore hari jam 5.  Jakarta diguyur hujan deras.  Untung hanya sebentar. Semakin malam pengunjung semakin ramai … Namun tetap tidak mengurangi kenikmatan kita menyimak sajian musik disana …


Kita bisa menyaksikan pertunjukan dari satu panggung ke panggung lainnya.  Pengunjung disuguhi berbagai macam pilihan aliran music jazz … dari yang Mainstream, Bee Bop sampai yang Acid Jazz … Keren sangat …
A WHOLE LOTTA JAZZ

 

Pengunjung yang datang pun TIDAK sibuk heboh membuat pertunjukan sendiri … Tidak seperti pertunjukan musik lainnya, dimana penonton sibuk dengan urusannya sendiri … entah itu joget-jogetan … teriak-teriak histeris … mabok … narkoba … buka baju … bahkan berantem …  Tidak ada cewek-cewek ABG anak kemarin sore yang berteriak-teriak memanggil penyanyi cakep tapi nyanyinya fales itu … (Ini pertunjukan musik dik … bukan kontes coverboy … you know … !!!).  Tidak ada pula penari latar berpakaian sexy … yang ”njil-njilan” petakilan ndak keruan … tidak peduli lagunya riang atau sendu …

 

Para pemusik dan penyanyi JAZZ sejati … tidak perlu penampilan yang heboh.  Mereka tampil apa adanya.  Sebab mereka tau … Penonton Music Jazz hanya ingin menikmati permainan musik mereka.  Jazz Music is all about taste, apreciation, skill, improvisasi, harmonisasi dan penghayatan.  (Bukan Jual Tampang, Baju Sexy, Rantai, atau Tatoo ).

 

Memang musik fair seperti ini sangat cocok untuk orang seusiaku … pengunjungnya pun juga relax, menikmati musik dengan sebenar-benarnya, apa adanya … Meskipun Aku hanya berada disana selama 1.5 jam saja … tapi aku puas sangat …

 

Pembaca mungkin bertanya … Apa Trainer nggak rugi nonton pertunjukan semahal itu tapi kok hanya datang selama 1.5 jam saja … Oohhhhh tidak sodara-sodara …. sama sekali aku tidak merasa rugi … Hawong aku dapet Ticket Masuk Gratis jeh … huahahaha.

 

Believe it or not … Biaya yang aku keluarkan sore itu hanya Rp 5.000 saja … Terdiri dari Rp 3.000 untuk biaya Parkir resmi masuk kompleks Gelora Senayan … dan Rp. 2.000 buat salam tempel ke ”preman swasta” yang jaga disekitar parkiran mobilku …

 

(BTW : Ketika aku bersiap meninggalkan Istora Senayan kemarin … aku sempat berhenti sebentar … sebab lamat-lamat aku mendengarkan lagu favoritku diperdengarkan … ”Do you remember … ne ne ne  … September”) … (”SEPTEMBER” dari Earth Wind And Fire).

 

Aaahhh … komplit sudah kepuasanku di senja hari yang indah sangat itu …

 

(Trainer.soksok.ngejazz.gitudeh.com)

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

15 tanggapan untuk “A WHOLE LOTTA JAZZ”

  1. Kalau saya mah … sukanya denger musik yg “lurus-lurus” aja Oom. Ibarat kalau main gitar cuma 3 jurus aja. Kalau kuncinya udah “miring miring”, hi hi hi … pusing dengernya …

  2. Sayang sekali saya melewatkan perhelatan JAKJAZZ tahun ini, nyesel sangat 😦
    lwahong ndak dapat tiket, mau beli kokya eman, tapi ndak papa malah ada kesempatan bersih2 rumah seharian (sambil menghibur diri)

  3. jazz suka denger juga..
    walaupun kurang ngerti..
    tapi cukup menikmati..
    yang paling inget lagunya norah jones, dont know why, yang dinyanyiin ulang sama hirai ken.. enak pisan…

  4. Wah..

    Ntar kalau Java Jazz, Lala mau dateng ah, Om..
    Beliin tiketnya ya..
    ntar temenin Lala sekalian.. hihihihi…

    *I always love jazz concert.. nggak norak-norak, nggak berisik sama ABG-ABG nggak jelas..*

  5. Enak sich dengerin jazz, apalagi kalo lagi musim hujan, ga ada ojek, becek…(he…cinta laura bgt yuph?!)
    Btw, weekend yang menyenangkan ya. oom….

  6. Nah, ini lah bedanya atmosfir musik jazz, ya Pak NH. Mereka seolah punya semesta tersendiri. Yang datang dan yang didatangi sama-sama punya niat satu: mengapresiasi musik. Lain tidak. Beda memang rasanya. Lebih santun dan syahdu.

  7. Wah, si Bos nggak ngajak2 ya kalau ada tiket gratis.
    Dulu aku sering main ke UI untuk nonton Jazz Goes to Campus. Kalau harus bayar mahal di Jak Jazz rasanya nggak tega, Bos. Halah, bilang aja nggak mampu…Hi hi…
    Sekarang, kalo ke UI merasa udah ketuaan, kalau ke Jak Jazz muahal…
    Ya udah deh… manyun aja di warung soto.
    Eh, nggak ding, tapi menikmati soto..

  8. jazz.. enyak didengerin..

    apa lg pas ujan ditemeni secangkir kopi.. klop 😀

    n kalo nntn live g brisik ma backsound yg g penting hehe

    mau duonk diajak nntn java jazz Om..

  9. Jazz tapi di tempat rame begitu ya?

    Kok saya prefer di Cafe atau di tempat yang teram temaram yang romantis, sambil minum cocktail ya?

    Sukur sukur kalo ada yang nemenin (tentu saja makhluk hidup berjenis laki-laki)
    (dibayarin? ogah…emang aku cewe apaan?)

    EM

  10. Ngiiiiiirrrriiiiii…
    Kalau nadin dapet tiket gratis, keluar uangnya tetep 50 rb Om… 7000 untuk pp naik busway, 43rb dijamin abis buat jajan…secara 1,5 jam dengerin musik sementara ada jajanan dan tukang kerak telor berkeliaran…..tak mungkin aku tak tergoda!he…

any comments sodara-sodara ?