EMANSIPASI PRIA …


 

(Tulisan ini di ilhami oleh beberapa tulisan teman lama saya pak Progoharbowo di http://progoharbowo.wordpress.com )

 

 

Emansipasi … or kesetaraan Gender … atau apa lah namanya.  Selama ini yang dibahas hanya Emansipasi Wanita …  Bagaimana dengan Emansipasi Pria … ??? 

Cerita ini dimulai dengan keheranan saya.  Yaitu saat pengambilan Raport anak-anak saya.  

Setiap kali saya ke Sekolah anak-anak saya untuk mengambil Raport, hampir pasti … yang bapak-bapak bisa dihitung dengan jari sebelah tangan …Saya perhatikan … sejak anak sulung saya kelas 1 … sampai dengan sekarang kelas 8  … Juga si Tengah di kelas 6 dan Bungsu di kelas 2.  Saya selalu menjadi satu-satunya, atau salah satu dari sedikit Bapak-bapak yang ada di kelas untuk menghadap Walikelas mengambil Raport  … Ya selalu itu …!!!.  Raport Teman-teman anakku (Baik si Sulung, Tengah maupun si Bungsu ) biasanya diambil oleh Mamah, Bunda, Ummi atau Ibunya. 

Di satu sisi … saya sih senang-senang saja … karena dikelilingi oleh ibu-ibu wangi yang berdandan modis itu … (gggrrrhhh).  Apa lagi di kelas anak bungsuku yang baru kelas 2,  isinya agak lebih “menyegarkan”, sebagian besar masih ibu-ibu muda penuh vitalitas J 

Namun disisi yang lain … ada ke khawatiran di hati saya … Am I doing the right thing ? or What ???  Apakah norma yang berlaku memang justru raport seharusnya di ambil oleh Bundanya anak-anak ?.  Saya juga kadang terpana mendengar pernyataan Ibu atau Bapak Guru walikelas …”Wah … bapak sendiri nih yang mengambil Raport ?”, “Terima kasih sekali lho pak ?”  dengan ekspresi terheran-heran.  Seolah-olah ini merupakan kejadian yang luar biasa.Lho memangnya kenapa kalo saya sendiri yang ngambil .. hawong anak-anak saya jeh … ??? (ini hanya kuucapkan didalam hati saja …). 

Apakah tidak umum Bapak-bapak mengambil Rapor anaknya ???

Padahal Sekolah anakku … selalu menetapkan hari Sabtu (bahkan pernah hari Minggu) sebagai Hari pembagian Raport … Aku berfikir ini pasti ada maksudnya … yaitu agar para Bapak-bapak juga bisa turut berpartisipasi ambil raport ke sekolah … Namun tetap saja gender saya jadi Minoritas. 

Kadang sambil menunggu giliran nama anak saya dipanggil … aku sempatkan untuk berbincang-bincang dengan Ibu-ibu itu di kelas … Aku iseng bertanya … “Bapak nggak datang Bu ?” 

Jawabannya beragam … dan ini beberapa jawaban umum diantaranya …

“Bapaknya anak-anak lagi repot.”
“Iya tuh Ayahnya Fulan sedang oprek Motor Gedenya di rumah ?”
“Oh sedang ke Bengkel, masang Spiker Mobil … !!!”
“Anu … Mas X lagi main Tenis di Senayan …”
“Kalo hari libur sabtu gini … Papah hobbynya Mancing ke Ciganjur pak …”
“Dia lagi … Golep pak ?”
“Ada tu di rumah … lagi sibuk sama Burung Cucak Rowonya …”
“Bapaknya kalo hari Sabtu kerja pak …” (kalo yang ini sih aku sangat maklum …)
“Papanya si Badu sedang tugas keluar kota pak …”(ini juga aku maklum …) 

Ah ternyata Mengambil Raport dan Berbincang-bincang tentang perkembangan anak kita dengan Walikelas … masih KALAH PENTING dibanding … Motor, Spiker & Ampli Mobil, Raket Tennis, Golep, Mancing dan … Cucak Rowo … !!! (tulung-tulung) 😦

Hah … saya harus berteriak menyerukan “Emansipasi Pria” kalo begini caranya …!!!

Masak Cuma ibu-ibu saja yang boleh ambil Raport … !!! 

Dan untuk hal yang seperti ini … Aku harus salut sama teman lamaku Pak Progoharbowo (di http://progoharbowo.wordpress.com).  Mencermati postingan-postingannya aku merasa yakin bahwa aku tidak sendirian … !!!  Beliau juga sangat concern dengan pendidikan.  Kalau tidak salah beliau bahkan aktif di komite sekolah anaknya … Padahal aku tau pasti bahwa kesibukan pekerjaan Pak Progo sehari-hari pun juga pasti berjibun banyaknya … !!! 

Jadi … Mari Bapak-bapak … kita tegakkan Emansipasi Pria !!! Dan mari kita mulai gerakan ini dengan Aksi bersama … mengambil Raport anak kita dan berbincang dengan Walikelasnya di sekolah … !!!.  Tidak banyak kok pak … hanya dua kali saja dalam setahun !!! 

Bagaimana ???

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

8 tanggapan untuk “EMANSIPASI PRIA …”

  1. Sama serunya pas melihat perempuan bawa busway ^_^ Padahal ya, apa bedanya, wong sama-sama bisa nyetirnya kok.
    Itulah.
    Terkadang, saya sendiri sebagai perempuan merasa lucu juga dengan emansipasi.
    Kalau pingin menjajal suatu pekerjaan tapi terbentur dengan gender, berkoar-koar soal emansipasi.
    Tapi kalau akhirnya disuruh untuk mbetulin genteng, yang ada, “masa cewek disuruh betulin genteng sih? itu kan kerjaan cowok…”
    LHAH. Piye tho iki. Katanya emansipasi, tapi kok begini 🙂

    …dan memang, pas saya baca ceritanya tentang bapak2 yang mengambil rapot, reaksi saya juga sama, “Ibunya kemana??” Hehehe…

    nh18 to jeung lala …
    Hihihii … iya ya … kemana ya ?

  2. Beberapa belas tahun yg lalu sekembali saya ke tanah air, saya juga sempat diliatin orang2 di supermarket. Gara-garanya saya belanja sendirian, kebetulan saya yg sempat belanja sementara istri sibuk (cari duit … ha ha ha). Mungkin waktu itu laki-laki belanja di supermarket masih jarang kali ya, tapi sekarang sudah mulai banyak kok.

    nh18 to kang oemar bakri …
    Iya betul bang …
    Tapi sekarang sepertinya sudah menjadi umum ya Kang …
    Thanks Kang …

  3. Haha…

    Memang kalo dilihat kebanyakan memang ibu ibu yang banyak ngambil raport pak 😀

    Bisa jadi pelajaran kalo nanti saya udah menikah dan punya anak, dan anak saya udah sekolah :mrgreen:

    nh18 to dik Agyl …
    Sip – sip … aku doakan …
    Menikah itu sebetulnya enak nya cuma 10 % lho Gyl …
    Yang 90% sisanya … UUUueeeennnaaaakkkk tenan !!! 😛

  4. Dalam hal emansipasi pria, saya yang hobi masak sering dianggap aneh. Kalau ke supermarket, saya paling senang ke wilayah ikan-ikanan. Di sana saya betah berlama-lama memilih udang, cumi, kepting, ikan, sayur. Di samping kanan dan kiri saya kebanyakan ibu-ibu. Saya sih cuek saja.
    Setiap orang memang punya kecenderungan hobi. Masak bagi saya merupakan hobi, sekaligus menghilangkan stress. Di hari libur, saya dengan senang hati ke dapur, bereksperimen dengan resep baru.
    Sebaliknya, istri saya malah sangat suka ngoprek peralatan elekronik. Pas dispenser kami lagi rusak, dia dengan semangat mengambil perkakas untuk membongkar dispenser tadi. Wah, kebalik-balik deh dunia.Tetapi no problem. Bagi kami ini saling melengkapi. Tapi kalau urusan mengambil rapot, seharusnya dua-duanya kali ye…

    nh18 to abang hery …
    Weeeiisss … top-top …
    Abang dan Kakak berdua pasangan yang asik sekali nih …
    Ambil Raport berdua … itu juga asik bener … apalagi kalo anaknya lebih dari satu
    dan bersekolah di tempat yang sama …

  5. Anak saya sudah mau masuk SMA, jadi ibu-ibunya sudah mulai kepala 4 semua, ha-ha-ha…

    nh18 to pak Arry …
    Weeiiiss … ada pak Arry … mari silahkan masuk pak …
    Ibu-ibu kepala 4 ? Hmmm bukankah justru life begin at forty …
    Lebih “matang” dan “ranum” …?
    Hehehe (celingukan toleh kiri kanan … aahh aman )

    (“dzig” … di jitak dari belakang oleh bundanya anak-anak …)
    (nakal !!!)

  6. Hai Om!

    Nambahin komentar (yang sudah berbulan-bulan yang lalu itu! hehehe)
    Kalo pengambilan raport, Papi sama Mami gantian, lho. Dan kalo Papi yang ambilin raport, jadinya lebih seru. Soalnya Papi selalu punya kebiasaan menjitak sayang kepala aku sebanyak rangking yang tertera di buku raport…

    (narsis mode: ON)

    …dan alhamdulillah…
    nggak pernah lebih dari 3 kali…. 😀

    (narsis mode: OFF)

  7. sorry OOT

    hmmm emansipasi pria di Jepang? jangan harap.
    Tapi kalau abis melahirkan, sang Bapak boleh ambil cuti (bukan hamil tapi) membesarkan bayi selama 3 bulan. Ini Kebijakan baru yang memungkinkan istri2 istirahat sesudah melahirkan.
    BUT, membesarkan bayi kan tidak hanya 3 bulan ya…. Setelah Surga 3 bulan, ketemu deh nerakanya sampai si anak paling tidak berumur 3 tahun. Kenapa Neraka? Karena di sini tidak ada asisten, tidak ada baby sitter, tidak ada supir, tidak ada sodara, tidka ada mertua ….hiks

    salut untuk mas trainer dan semoga banyak yang mau ikutan gerakan emansisapi pria….hihihi

  8. wah…. ini postingan jadul yg masih tetap menarik dan aptudet…

    sepertinya memang harus dibuat acara2 di sekolahan yg mengharuskan ayah terlibat… kayaknya aku mau bikin di sekolahan anakku, mumpung masih jadi ketua komite, hehehe… 🙂

    selamat hari ayah pak… 🙂

any comments sodara-sodara ?