BEBEK MANJA


 

Karena tergolong anak yang sering diumpetin orang tua di rumah, ibuku membiasakan aku untuk pergi kemanapun bersama seorang teman yang dia percaya sampai tingkat SMA. Bahkan saat mendaftar sekolah dan UMPTN (jaman dulu namanya gitu) pun harus ada bodyguardnya.

Pas akhirnya aku diterima di perguruan tinggi negeri di Medan (baca: USU), dengan ngotot aku memaksa ibuku untuk membiarkan aku pergi mendaftar ulang sendiri ke calon kampus. Akhirnya beliau merestui dengan catatan tetep harus dianterin bokap.

Akhirnya, pas tiba di tempat yang dituju yaitu jurusan farmasi (waktu itu masih di bawah fakultas MIPA), aku mencari info dimana harus mendaftar ulang. Ternyata memang tak mudah apalagi bagi seorang yang biasanya selalu terima beres semua urusan macam aku. Akhirnya setelah selesai daftar aku diminta mendaftarkan diri lagi di Himpunan Mahasiswa Jurusan.

Di loket HMF (himpunan mahasiswa farmasi) itu aku melihat dua orang yang kebapakan plus berkumis gaya pak raden pula salah satunya.

“jangan-jangan dosen pulak ini” kataku dalam hati.

Sambil melangkah takut-takut aku mendekati loket, di situ ada seorang perempuan seumuranku dengan seragam hitam putih juga sedang berdiri (namanya Ismanelly). Pasti ini temen seperjuanganku. Lalu aku meletakkan berkas di hadapan si kumis pak raden itu.

“Hoi..antri kow dek. Bebek aja antri” bentak si kumis.

Awak pun menciutlah. Aku tak menyangka dengan aku Cuma meletakkan berkas di depan mereka pertanda aku menyerobot perempuan yang berdiri di situ karena kelihatannya dia tak sedang ngapa-ngapain.

Aku tak biasa dibentak seperti itu meski sering ikutan organisasi Pramuka, Paskibra tingkat sekolahan tapi rasanya jiper juga dibentak si kumis.

Pas giliranku, si kumis mulai bertanya pertanyaan yang seram-seram (sesuai tampangnya :p) yaitu “ngapain kow masuk farmasi dek?”, “tak diajarin kow cara ngantri ya?” dll. Dan aku malah menjawab mereka dengan jawaban yang berkesan “melawan”.

Tiba-tiba dengan sekonyong-konyong datanglah dari arah kiriku seorang lelaki tampan, dia menarikku ke bangku di bawah tangga dekat ruangan senat. Lelaki itu yang bernama bang Budi jurusan matematika, menasehati supaya aku tak melawan senior dan menuruti apapun yang mereka perintahkan. Aku mengangguk-angguk pasrah.

Bang Budi mengembalikanku ke depan si kumis yang saat itu sedang “membantai” seorang laki-laki jangkung berkacamata (namanya Azrian).

“Bang jangan kejam-kejamlah sama adek awak ini. Dia manja kali ini” kata bang Budi.

“Ohh jadi kow Bebek Manja ya dek” kata si kumis.

Terserah abanglah, yang penting awak cepatnya ini diproses baaaaang. Dan setelah aku berhasil menjadi mahasiswa tak taunya abang kumis itu senior awaknyaaa Cuma beda 6 tahun. Ondeeeh.

Tulisan ini karya seorang Penulis Tamu
Dia adalah Julia Hardy
Aktifis Blogger Detik asal Medan
Tinggal di Jakarta

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

56 tanggapan untuk “BEBEK MANJA”

  1. Ah ya, tiba2 saya ingat waktu masuk jurusan yang sama di universitas yang beda… yang galak2 itu gabung jadi satu namanya Komdis singkatan dari Komisi Disiplin. Istilah Komdis diambil dari mata kuliah profesi “Compounding and Dispensing”.
    untunglah semuanya sudah lewaaatt.. hehe… tinggal kopdar aja nih sama kakJul.. *woalaah Diin diin.. dimana-mana kok ngomongin kopdar.. * :mrgreen:

  2. kak jul…khas banget tulisan kow ini kakk…
    bebek manja???masa sih kakkk…ga nyangkaaaakkk…
    galak kali kakak kelas kow itu kakkk…
    ngebayangi kumis kaya pak raden…hehehe…
    kalo ketemu lagi masih inget ka jul ga ya si pa raden???

  3. itu pendaftaran ulang atau dah masuk ospek… ?? galak bener…ckcckckckck
    untung kumisnya gak copot…wkakkakaka… *membayangkan senior dengan kumis* kok ada ya???

  4. Waktu di Surabaya kok gak manja sama aku sih.
    Aku malah dilarang main sepakbola oleh emak, walau sudah menjadi Perwira ha ha ha..emak memang over protective kepada awak.
    Kapan ke Surabaya nduk ?

    Salam hangat dari Surabaya

  5. Hahahaa… Sukak kalilah bacanya ini Jul. Sok kali si kumis itu. Ih jadi ingat aku dengan senior2 di FE itu. Sok2 kali, dan aku jg kena melulu krn tkg melawan dan tkg cemberut hehehe..
    Aku wkt kuliah jg akhirnya mengurus sendiri semua berkas Jul, krn bokap di siantar, jd ya hrs berani urus sndr, pdhl wkt sma pun tinggal terima beres juga.
    Jd kekmana si kumis seram itu sekarang… Jd apakah dia? 😀

any comments sodara-sodara ?