28 Mei 2015
Ini adalah hari dilaksanakannya program Kelas Inspirasi Cilegon 1 (biasa disebut Hari Inspirasi).
Pagi hari, sehabis Subuh, saya berangkat dari rumah menuju kota baja tersebut. Sesuai dengan apa yang saya perhitungkan ketika survei di hari briefing beberapa waktu yang lalu, perjalanan ke Cilegon saya perkirakan akan memakan waktu 1 sampai 1.5 jam. Rencananya, saya tidak langsung menuju SD tempat kami mengajar, saya akan berkumpul dahulu dengan teman-teman satu kelompok, di lobby suatu hotel di Cilegon. Baru nanti dari sana kita akan berangkat bersama menuju SDN Purwakarta.
Seperti yang saya ceritakan di postingan yang lalu, kami satu tim ini belum pernah bertemu sebelumnya. Relawan yang akan bertugas di SDN Purwakarta berjumlah 10 orang. Terdiri dari 2 fasilitator, 7 relawan pengajar plus satu orang fotografer. Selama ini komunikasi dan koordinasi hanya kami lakukan melalui fasilitas social media Whatsapp. Pembagian tugas dan diskusi tukar pikiran mengenai materi pembelajaran, juga kami lakukan lewat WA saja.
Singkat kata tanpa banyak kesulitan, kami segera mengenali satu sama lain saat bertatap muka langsung. Pembicaraanpun mengalir tanpa canggung. Saya perhatikan “chemistry” di antara para relawan itu sangat mudah sekali terbentuk. Ini selalu saja saya temui di program kelas inspirasi, di manapun. Baik itu waktu di Bogor, Depok, Bekasi maupun yang sekarang di Cilegon. Mungkin karena dilandasi oleh sikap kesukarelaan itulah yang membuat kami mudah membaur satu sama lain.
Kali ini saya satu kelompok dengan mereka yang berprofesi sebagai : Karyawati Departemen Pekerjaan Umum, Karyawati Bank Syariah, Karyawati Percetakan Uang RI, Quality Assurance di suatu perusahaan roti, Motivator/Life Transformation Coach, dan Seorang Dokter.
Dan seperti biasa … saya yang paling tua !
Dua orang fasilitator yang mendampingi tim kami, keduanya masih berstatus mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sementara fotografer yang bertugas mendokumentasikan kegiatan kami, sehari-harinya berprofesi sebagai seorang karyawati perusahaan asuransi.
Kelompok saya kali ini relatif lebih “ramai” dan “extrovert” dibanding kelompok KI yang pernah saya ikuti. Hal ini pun berbanding lurus dengan intensitas “popotoan” dan “seselfian” diantara kita yang relatif tinggi. Pendek kata … narcis sudah !
Bergaul dengan mereka serasa … dua puluh tahun lebih muda ! (N**o spray kalah …) 🙂 🙂 🙂
Semangat mereka dalam mempersiapkan lesson plan dan upaya untuk menghandel kelas dengan sebaik-baiknya … juga luar biasa !
–
Lalu ?
Bagaimana kesan saya mengenai SD N Purwakarta, tempat kami mengajar kali ini ? Tunggu tulisan saya berikutnya … !
Salam saya
.
.
.
.
Om NH bukannya yang paling tua tapi yang paling senior 🙂
Waaaahhh ada yang kerja di percetakan uanggg. Aku juga mau dong jadi muridnya. Pengen tahu tentang kerjaannya omm. Hahahaha
Keren banget kegiatannya Om.. Gimana sih syarat-syaratnya jika ingin menjadi volunteer begitu Om? kayanya menarik banget..
Berarti sekarang panggilannya Opa NH, ya? ^^
Hehe, kalo saya ikutan, pasti saya yang kedua paling tua donk setelah Om NH.
Wah, saya belum berkesempatan menjadi relawan di KI, Om, semoga suatu waktu nanti akan bisa juga ikut seseruan dan merasakan asyik dan indahnya berbagi ya, Om.
Sukses selalu untuk Om NH dan kelas Inspirasi!
Salam, Alaika
Sukses selalu dengan kelas inspirasinya , ya Om.
Saya pengin i
(bundadhia.blogspot.com)
Ikut senang lihat poto-potonaaa… seru pisan ya Oom…
Oom apa opa nih sekarang manggilnya..?? Hehe
Sepertinya kalo udah pernah ikut KI jadi kecanduan untuk kegiatan KI berikutnya. Ini kereon dan sangat menginspirasi.
masuk ke SD itu udah jadi kerjaan rutin buatku oom, saking rutinnya mungkin harus penyegaran ya
biar penyuluh dan murid juga nggak bosan
bagi tipsnya dong oom buat menyegarkan suasana
‘sikap kesukarelaan’ sebagai bonding team, suka banget
Apresiasi luar biasa untuk Dhimas NH yang tiada lelah menginspirasi murid2.
Salam
Fotonya seru-seru ya om 😀