NYLIMUR



Ini istilah bahasa Jawa.

Kata dasarnya (mungkin) adalah Slimur.  Ada juga yang membubuhkan awalan ke menjadi Keslimur.  Keslimur adalah suatu akibat dari perbuatan kata kerja Nylimur

Saya tidak tau apakah ini bahasa Jawa baku atau bukan.  Yang jelas, istilah ini sering saya dengar dipakai oleh orang tua saya dan sodara-sodara saya yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Nylimur menurut pengertian saya artinya adalah : suatu upaya untuk mengalihkan perhatian.  Suatu upaya untuk membuat kita berkonsentrasi tidak pada satu hal tertentu tetapi kepada hal tertentu yang lainnya …  Sehingga kita lupa akan satu hal … karena disibukkan oleh hal yang lain …

Kurang lebih contoh pemakaiannya adalah seperti ini …
Pengasuh anak itu berusaha untuk ”nylimur” si Fulan.  Dia mengajak bermain dan bercerita tentang dongeng peri yang baik hati.  Sehingga si Fulan berhenti menangis.  Lupa bahwa Papa dan Mama Fulan baru saja pergi mengunjungi kerabat yang sedang sakit.  Tadi Fulan menangis karena tidak diajak oleh orangtuannya.  Namun sekarang si Fulan sudah tertawa-tawa riang … perhatiannya telah beralih dan tercurah pada permainan dan dongeng seru tentang peri yang baik hati.  Si Fulan telah ”keslimur”, sehingga tidak menangis lagi.

Mau contoh yang lain lagi ?
Tidak usah jauh-jauh.  Mari kita hubungkan dengan postingan saya sebelumnya.
Tentang kiat atau trick tradisional dan irrasional anak-anak jaman dulu untuk menunda, menghambat dan juga menghentikan hasrat kebelet Buang Air Besar ketika sedang asik bermain bersama teman-teman.

Dan dari hasil komentar-komentar yang masuk.  Saya menganalisa (halah) … bahwa ternyata menggunakan Batu Kerikil, entah di genggam atau di kantongi.  (atau bahkan ada yang nekat dijemur lalu ditempelkan ke ”muara” bin knalpot) … adalah cara yang sangat umum dilakukan oleh anak-anak … Tidak peduli mereka berasal dari mana … Rupanya kebiasaan ini berlaku umum di seluruh lokasi.

Satu-satunya penjelasan (yang agak ilmiah) mengapa kok Batu Kerikil tersebut seolah efektif meredam ”hasrat” … ”rasa kebelet” itu adalah … bahwa Batu Kerikil telah mengalihkan perhatian dan konsentrasi si anak … sehingga dia … di alam bawah sadarnya … secara tidak sadar … fokus pikiran si Anak terus menerus tertuju pada kerikil yang digenggamnya atau yang dikantonginya … sehingga dia telah … KESLIMUR … !!!  Dengan kata lain menggenggam atau mengantongi Batu Kerikil dapat dikategorikan sebagai suatu upaya NYLIMUR yang sederhana.  Tidak merasakan kebelet … karena seluruh perhatiannya telah beralih pada Sang Kerikil … 

Saya bukan ahli psikologi … ini hanya analisa akal-akalan logika saya saja … (Dan Logika saya bisa salah …)

Mungkin ada para pembaca yang bisa menerangkan lebih lanjut tentang fenomena ini  ???  (halah … fenomena … berat amat yak bahasanya … ?)

Note :
Saya tidak menyarankan hal ini untuk ditiru …
Karena pada hakikatnya … solusi terbaik untuk mengadapi ”Hasrat” yang satu itu … tidak lain dan tidak bukan adalah … dituntaskan sebagaimana mestinya … ”oknum” itu harus segera dikeluarkan secara jantan dan betina di tempat yang seharusnya … di WC.

Untuk urusan beginian … sebaiknya memang tidak perlu NYLIMUR !!!

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

56 tanggapan untuk “NYLIMUR”

  1. Analitis juga Trainer yang satu inih …
    (hahahaha)

    ini modul tentang … “Eiylekhan Writing”
    “Kiat-kiat bagaimana menulis sesuatu yang “nggak banget” … menjadi terkesan eiylekhan”

    (trainer semakin parah sodara-sodara)

  2. ada bahasa lainnya yaitu ‘slamur’ Om yang artinya ‘kabur’. Keslamur= terkaburkan. Nylamur= mengaburkan.
    Sama si intinya, menjadikan topik utama terkaburkan. Dalam hal ‘trick’, menjadikan hasrat terkaburkan… 😀

    *apakah masih keduax?*

  3. hatrik ah…

    Om, sy ingat pelajaran bahasa Indonesia nih Om. Kalau nulis imbuhan harus dikasih tanda hubung Om. Jadi kalo awalan nulisnya ‘ke-‘ . Kalau nulisnya ‘ke’ berarti kata depan.

    *naluri editor muncul :D*

  4. jika ada dua orang terlibat perdebatan , dan rupanya salah seorang merasa terpojok dan dengan seketika mengalihkan topik pembicaraan…, apakah ini juga bisa disebut ” nylimur “…? gmana bang NH??

  5. ohohoho,,pernah tiga tahun tinggal di jawa, tepatnya jawa tengah. membuat saya sedikit mengerti, meski hanya untuk mendengar, tidak untuk mengucapkan. yang jelas, bila dibandingkan dengan bahasa sunda, atau bahasa bugis. menurut saya, bahasa jawa memang sangat beragam kosakatanya, pak. ya untuk verb-nya, ya untuk noun-nya. 😀

  6. setuju Om..dalam hal lainya boleh dialihkan perhatiannya, namun untuk urusan “aksi” itu harus dituntaskan rutin teratur setiap hari, di tempat yang layak agar tetap sehat.
    SALAM hangat dari Kendari.. 🙂

  7. saya sudah sepakat dengan penjelasan ‘nylimur’ yang Om Trainer tuliskan, saya datang ingin mengucapkan selamat karena postingan Om yang diikutkan dalam kontes KUMAT ala Pak Dhe mendapat penghargaan khusus kategori tercepat dan berkualitas. Selamat…selamat…selamatannya kapan Om? Lho, ditanyain selamatan kok malah nylimur? hehehehe

  8. Pagi Pak>_<
    Pak memang bahasa Jawa itu kaya banget jauh lebih kaya dari bahasa Indonesia
    karena sejarahnya bahasa Indonesia hanya bahasa pedagang jadi susah cari padanan dari Bahasa Jawa Ke Bhs Indonesianya…

  9. hi Om…
    lama tak berkunjung ke sini…

    kalo hiatus termasuk nylimur gak Om.. hehe…

    pastinya kalo nylimur itu kan berusaha mengalihkan fokus perhatian. seperti halnya bola, yang secara tidak sengaja me-nylimur-kan kasus2 besar seperti Gayus, Century, dll 🙂

    Merdeka!! 😛

  10. itu kekuatan sugesti om, apapun yang kita sugestikan pasti akan terjadi tergantung seberapa kuat sugesti dan berapa orang yang mengakui sugseti itu.

    misal ‘menggenggam batu dapat menurunkan hasrat …’

    saya kira sudah kuat dan banyak orang yang mensugseti sperti ini dan seakan-akan sugesti itu benar dan di ‘iya’ kan dalam alam bawah sadarx\.

    begitu.

    kok mbulet yah.

    babah wesss

    (mungkin selanjutnya kata “babah”=biarkan bisa di angkat jadi judul om 😀

  11. Waktu kecil saya malah seringnya nylimur kalo lagi disuruh kewarung sama mami, hehehe… tapi kalo ada tip nya, langsung ngacir… *dasar matre*

    Selamat jadi Juara di KUMAT oom…

    salam sayang

  12. hihihihihiih…saya tau kata ini cuma jarang dipake om… 🙂

    wah, saya baru liat KUMAT sudah ada pengumuman! Selamat OM! semoga makin eleykhan…. (-_-‘) oh no! 😀

  13. Menurut pendapat saya (yang masih bisa diperdebatkan) nylimur biasanya dilakukan terhadap pihak lain yang berwujud manusia, bukan benda atau kondisi lain-(misalnya kebelet ngising itu oom).

    Nylimur – yang saya dengar memang bahasa Jawa- sesunggunya dilakukan agar sasaran tidak mengingat-ingat apa yang ditanyakan, diinginkan atau hendak dilakukan.

    Nylimur bisa dilakukan dengan perkataan atau tindakan.

    Contoh 1 : Bela (cucu no.3) bolak-balik ngringik ( mau nangis dan sudah ada suara-suara kecil yang akan segera menjadi bengokan jika tak segera ditanggapi dengan cerdas) karena mamanya pergi ke toko untuk membeli gula-kopi.
    Nah mbahkungnya melakukan aksi penylimuran dengan mengajak Bela nonton Upin dan Ipin. Bela terslimur dan tidak ngringik lagi sampai mamanya tiba.

    Contoh 2 : Briga (cucu no.2 ) hobi banget memelihara binatang. Suatu ketika, saat diajak ayahnya pergi ke kota- dia minta dibelikan kura-kura. Mamanya sambil kura-kura dalam perahu- lalu melakukan aksi penyelimuran dengan mengajak Briga ke arena bermain anak-anak yang ada mall Toko Keraton. Briga asyik main game disitu sampai saatnya makan. Setelah makan, Briga nguantuk pwol dan mengajak mamanya pulang. Briga lupa jika tadi minta dibelikan kura-kura yang ada di kawasan pasar burung, dekat pasar ikan hias itu.
    Aksi penyelimuran mamanya berhasil dengan gemilang, minimal untuk hari itu.

    Aksi penylimuran bisa berhasil dan juga bisa gagal. Jika penylimuran gagal berarti tukang slimurnya kurang cakap menjalankan aksinya karena kurang ilmu dan kurang terlatih.
    Oleh karena itu agar aksi penylimuran berhasil maka mereka harus banyak membaca buku ” Cara Jitu Nylimur abad 21. Dilengkapi dengan CD tutorial step by step “, karangan Jeng Ngatno.

    Demikian oom-sekilas tentang nylimur menurut pandangan saya.
    Akhirul qalam, semoga menambah referensi.
    Before and after I say thousands thank you and thousands forgiveness on my mistakes.

    ( sebentar lagi pasti akan ada yang komentar ” Sekian amanat Irup ” – biasanya si sabuk hitam)

    Salam hangat dari Surabaya

any comments sodara-sodara ?