MENUNJUK


.

Kata dasarnya “tunjuk”.

Kata “menunjuk” pada dasarnya mempunyai beberapa arti.  Salah satunya adalah : “memberi tahu dengan sesuatu yang diarahkan ke …” (KBBI, arti menunjuk yang ke 2)

Dan untuk memberi tahu, dan mengarahkan sesuatu itu, biasanya anggota badan yang yang paling umum dan paling banyak dipergunakan orang adalah tentu saja telunjuk.  Telunjuk adalah anggota badan yang umumnya dipakai untuk menunjuk …

Telunjuk
Menunjuk yang orikhinal …

.

Namun demikian …
Rupanya bangsa ini cukup kreatif.  Untuk memberi tahu, dan mengarahkan sesuatu itu ternyata tidak hanya dengan telunjuk.  Di beberapa daerah di Indonesia saya sering melihat orang menunjuk arah dengan menggunakan jari tangan secara keseluruhan.  Ketika saya tanya mengapa mereka menggunakan keseluruhan tangan ?  kok tidak dengan telunjuk saja ?

Mereka mengatakan bahwa kalau hanya dengan telunjuk kesannya tidak sopan.  Lebih baik menggunakan seluruh jari tangan.  Seperti ilustrasi dibawah ini …

Memakai seluruh jari dianggap lebih sopan

.

Tak cukup berlaku sopan dengan menggunakan seluruh jari …

Ternyata ada “body language” yang lebih sopan lagi … untuk mengekspresikan upaya menunjukkan arah.  Body Language, atau tepatnya Hand Language ini umumnya di pakai oleh sementara kalangan masyarakat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.  Menunjukkan arah tidak dengan telunjuk … tidak dengan seluruh jari tangan … tapi dengan JEMPOL sodara-sodara …  Ini sopaaaannn banget deh …

“teng mriki kemawon den” … “palih ditu jang …”

.

Hhhh … betapa kaya budaya kita bukan ?
Urusan menunjukkan arah saja … versinya bisa macam-macam.  Disesuaikan dengan bobot derajat kesopanan dan juga lokasi.

.

Cukup hanya itu ?  Oh tentu tidak …

Rupanya … dewasa ini … anak-anak gaul jaman sekarang punya cara tersendiri untuk menunjukkan arah. Mereka tidak menggunakan telunjuk … tidak dengan jari seluruh tangah … tidak pula dengan jempol … tapi dengan DAGU doang !!!
(kenapa hanya dengan dagu saja … sebab kedua tangannya sedang “sibuk” mencet gadgetnya …)

nunjuk dengan dagu doang … males bener

.

“Dik …maaf WC nya dimana ya ?”

“Tuh disana tuh … “
(si generasi “gan” itu hanya menoleh sebentar … menunjuk dengan dagunya … lalu sibuk lagi dengan gadgetnya … !!!)
(ngetik-ngetik hashtag … ngalay … dan “cemungudh eyah”)

*Pengen nggampar Side A … Side B saja rasanya …*  (songon bener romannya)

So jadi demikianlah …

Urusan simpel … sesimpel menunjukkan arah …
manusia mempunyai beragam cara untuk mengekspresikannya …

dari yang paling sopan … dengan JEMPOL …
sampai yang paling ngeselin … dengan DAGU !!!

.

Bagaimana dengan di daerah anda ?
Cara apa yang paling sering digunakan orang untuk menunjukkan sesuatu ?

Salam Saya

.71071D338183D7765E8404E3E942AEC9

.

NOTE :

Ilustrasi foto diperankan oleh model …
demikian juga dengan tangan dan dagunya … !!!

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

55 tanggapan untuk “MENUNJUK”

    1. Itulah Kang …
      Kadang kala saya suka heran …
      segitu pentingnya kah ketikan di gadgetnya itu ? … paling status alay yang penuh hashtag isinya … nggak penting-penting amat …
      mengangkat tangan aja males banget … 🙂

  1. Ternyata jempol memiliki nilai yang lebih universal ya Om, dan memiliki nilai teristimewah sebagai tanda penghormatan kepada orang yang di tuakan. Kalau dagu mah mending di gambar aja Om. He,,, he,, he,,,

    Salam wisata

  2. Saya lebih suka menggunakan Jempol Om, Orang bisa membaca karakter si pemilik tangan adalah Abegeh yang segan dan Eylekhan. Kita belum tersenyum, mereka sudah tersenyum duluan.

    Maaf, tapi lama-lama saya jadi makin terbiasa dengan bahasanya om Nh:)
    Salam dari timur

      1. Tambahan, Maksud saya jempol tangan om, bukan jempol kaki.
        Kalao jempol kaki biasanya muncul dalam keadaan kritis. missal…emhm nginjek kaki lawan ketika nglirik hijab baru.

        Kaboor ah..Selamat malam Om

  3. Ada lo om begitu ditanya malah langsung dianterin sampai tujuan, baik buanget kan tuh orang ya iyalah tanyanya ke tukang ojek.

    1. kalau untuk menunjuk diri sendiri biasanya kan pakai jari2 tangan kanan disentuhkan ke dada , tapi sebagian remaja sekarang menunjuk dirinya dengan telunjuk diarahkan ke hidung, kupikir ini pengaruh dari film2 dari Asia Timur

  4. Om Nh … kalo pake telunjuk, cocok namanya menunjuk
    Kalo pake jempol … mmm … menjempol dong?
    Kalo pake dagu … mendagu? 😀

    Kalo di Sulawesi, kami tidak pakai jempol, pakai telunjuk, di mana2 sopan kalo pakai telunjuk wong namanya menunjuk ya .. hehehe

    Tapi kan tidak perlu diributkan, tiap daerah punya adat, saling menghormati saja ^_^

  5. Di daerah saya, menunjuk msh tetap pakai telunjuk om, dengan siapapun kita bicara.tapi di jakarta sy jadi ikutan, klo kepada org yg dihormati menunjuk menggunakan ke lima jari

  6. Dulu ada kunjungan pejabat pusat datang ke tempat saya bertugas.
    Ketika paparan si pejabat melihat peta yang di ruang data. Kala itu belum musim komentar.
    Bapak pejabat menanyakan lokasi satuan bawah. Seorang senior menunjuk sebuah kota yang ada di peta….dengan jempolnya sodara-sodara., Padahal di situ tersedia alat penunjuk yang panjang dari kayu.
    Kami tersenyum melihat adegan itu.

    Ketika saya STM menanyakan letak Jl. Ngaglik kepada seorang petugas yang sedang berdiri di trotoar. “Maaf Pak, Jl. Ngaglik di mana ya ?”
    Petugas menunjukkan dengan dagunya:”: Lha itu !”:.
    Astaghfirullah, Jl. Ngaglik ternyata persis di depan kami berdiri.

    Gadget membuat banyak orang jadi berlaku aneh ya Om
    Salam hangat dari Surabaya

  7. Hal itu sering saya lakukan bila ada seorang yang datang bermain di Warnet Om.

    Bila yang datang orang yang lebih tua dari saya, agar dirasa lebih hormat dan sopan, biasanya saya menunjukkannya dengan semua jari. itupun bila billing komputernya jauh.

    Bila billing komputernya lebih dekat, maka saya akan menunjukkannya dengan jempol saja.

    Kalau yang datang para preman dan anak-anak muda biasanya saya memakai dagu (eh coret) dengan telunjuk tangan Om.

    Itu semua saya lakukan agar mereka percaya dan dapat kembali parkir di Warnet yang saya jaga.

  8. Pendamping bahasa verbal, anggota tubuhkan sebagai sarana komunikasi nih Dhimas.
    Duluu kalau bertanya arah, kami perhatikan ekspresi jari telunjuk penjawab, bila telunjuk lurus pertanda jalan terus atau teruuus, bila telunjuk melengkung..wah ngalamat naik dan turun tanjakan nih.
    Salam

  9. Kalau yang seluruh jari bisasanya dipakai untuk mempersilakan, Om.
    “Mongo pinarak rumiyen, Pak”.

    BTW, belum pernah bersalaman dengan pemilik tangan di atas e. . . 🙂

  10. Banget Om, itu yang menunjuk memakai dagu, sering juga bukan generasi alay, tapi mbak-mas atau om-tante, walaupun alasannya tetap sama, karena sibuk dg gadget 😦

  11. kalau di kampung halaman di tasikmalaya, masih sopan dengan tangan dan ibu jari, paling sopan ya. Belum pernah nemuin orang ngasih unjuk pake dagu atau kepala dan perkataan “tuh disana tuh” 😀

  12. Sejak tinggal di Jogja, saya sudah terbiasa dengan jempol, Om.. Meski sesekali masih suka nunjuk pakai mulut yang dimonyongkan, terutama kalau lagi asyik ngetik, ada yang nanyakan letak sesuatu, dengan reflek saya akan nunjuk pakai mulut monyong, hehe… 😀

  13. Kalau aku tergantung om. kalau sepantaran pake telunjuk aja. kalau sama bos atau yg lebih tua pake jempol.. kalau sama anak kecil kadang iuga pake dagu 😛

  14. ada satu lagi yang pernah aku temui dan membuatku ternganga.. menunjuk menggunakan sandal (tentu saja sandalnya sedang dipakai) untuk menunjuk yang ada di bawah saat ngobrol sambil bediri.. hahaha..

any comments sodara-sodara ?