PESTA ULANG TAHUN


.
Sejak hari Minggu kemarin, saya ada di sebuah hotel di pinggiran Jakarta, ada acara training yang harus kami fasilitasi disana.  Ruangan kelas kami kebetulan ada di lantai dua … ada teras disampingnya.  Dan teras balkon tersebut langsung menghadap ke kolam renang di bawah.

.
Selasa, 5 July 2011
Hari Selasa sore ini ternyata ada keriaan di pinggiran kolam renang tersebut.  Karena saya sedang tidak mengajar … iseng saya keluar kelas … ke teras … dan melongok ke arah kolam renang.  Rupanya ada pesta ulang tahun disana.  Ada badut … balon … goody bag … dan juga beberapa atribut warna-warni lain khas pesta ulang tahun seorang anak kecil.

Selain anak-anak yang diundang, rupanya sohibul hajat juga mengundang sekelompok anak-anak berusia pra remaja (10 – 15 tahun), memakai sarung, baju koko dan songkok.  Saya berasumsi … sepertinya ini adalah rombongan anak-anak dari Panti Asuhan atau yang semacamnya yang juga diundang di acara tersebut.  Karena dilihat dari wajah dan penampilannya … mereka agak ”berbeda” dengan undangan-undangan lainnya. 

Saya lihat anak-anak pra remaja tersebut sangat riang … bercengkrama … makan … minum … tertawa senang … sambil duduk-duduk atau tidur-tiduran di kursi malas khusus untuk berjemur yang biasa ada di tepian kolam renang … menikmati suasana pinggir kolam renang di sore hari yang cerah itu.

Saya pujikan ikhtiar sohibul hajat ini.  Dan yang terpenting … saya pujikan juga bagaimana mereka bisa membuat anak-anak pra remaja tersebut merasa comfortable … dan menikmati pesta ulang tahun ini, sebagaimana undangan lainnya …

Mengapa saya pujikan ?
Sebab … di beberapa kesempatan yang sudah-sudah … ketika saya menghadiri pesta ulang tahun atau pesta-pesta serupa lainnya … yang juga mengundang Anak-Anak Panti Asuhan atau mereka yang kurang beruntung … sering kali suasananya tidak seperti ini.  

Saya lihat anak-anak Panti Asuhan itu sering kali justru TIDAK menikmati pesta tersebut.  Mereka hanya duduk tepekur canggung di pojok ruangan … di barisan kursi belakang … kikuk menunduk … dan bicara bisik-bisik sesama mereka saja … sambil sesekali melihat ”keriaan” yang dipertontonkan undangan lainnya … seliweran di depan mata mereka … sungguh kasihan mereka.  Kelihatan resah dan tersiksa sekali …

So pelajarannya adalah …
Jika kita berniat mengundang Anak-anak Panti Asuhan atau mereka yang kurang beruntung di suatu hajatan kita … Pastikan bahwa mereka menikmati juga suasana hajatan kita … pastikan mereka comfortable.  Kalau ada permainan-permainan atau lomba-lomba … libatkanlah mereka sebagai peserta … berbaur dengan undangan lainnya.  Bahkan kalau ada acara spontanitas menyanyi … ajaklah mereka juga untuk ikut manggung.

– 

Jangan jadikan mereka ”obyek” …
Apalagi untuk tujuan propaganda … untuk menimbulkan persepsi khalayak ramai … agar kita dikatakan sebagai insan yang berjiwa sosial … peka terhadap masyarakat kecil … dst…dst …dst …

Perlakukanlah mereka … sebagaimana layaknya Undangan yang lainnya.

Bukan sebagai ”Obyek” pemuas perasaan kita saja …
Bukan sebagai ”dekorasi” pesta kita saja …

 

(Sebuah pengingat … yang saya tujukan untuk diri saya sendiri)

 

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

53 tanggapan untuk “PESTA ULANG TAHUN”

  1. Ini juga pengingat untuk saya, Om..
    Semoga amal baik yg kita lakukan untuk anak-anak yatim itu bukan dilandasi oleh niatan untuk meningkatkan citra diri… Na’udzubillah…

    Terima kasih Om, sudah mengingatkan..

  2. Salah seorang kawan saya yg menjadi pengasuh si sebuah Panti Asuhan, menerapkan aturan bahwa anak-anak mereka tidak boleh diundang untuk memeriahkan sebuah pesta. Jika ada yg membutuhkan, maka si shohibul hajat-lah yang harus datang ke panti dan mengadakan pesta di sana. Hal ini agaknya dilandasi oleh pengalaman “pahit”, dijadikan semata “dekorasi” dalam sebuah pesta seperti yg Om katakan..

  3. Setuju Oom..
    merasa canggung dan kikuk di pesta mewah tentu sangat tidak enak, jadi melibatkan mereka untuk sama2 happy di pesta kita, itu wajib..!!
    trims udah mengingatkan Oom..

    salam sayang

  4. jadi harus diperhatikan kenyamanan undangan juga ya om, dalam hal ini misalnya tamudari panti asuhan itu.hmmmm betul juga terima kasih peringatannya.
    kalau diadakan acaranya di panti asuhannya gimana tuh om? apakah mereka tetap senang?

    1. Saya rasa ya …
      Mereka pasti akan senang …
      Dan saya perhatikan … cara ini juga banyak dilakukan oleh mereka yang Ulang Tahun atau Syukuran
      Berbagi kebahagiaan kepada sesama … di tempat mereka

      Salam saya

  5. ya, pemikiran yg luar biasa. mereka bukanlah dekorasi yg hanya duduk diam melihat dan mendengar. saat kita mengundang mereka, maka mereka adalah bagian penting dari hajatan itu.

  6. ternyata bpk sangat perhatian
    dan bgtu cermat mmbaca kbiasaan
    buruk mnjdix mreka anak yatim hanya
    sbg penghias dan pncitraan dri.
    smga niat ikhlas brbagi kt tdk trnodai
    oleh hal2 seperti itu yah pak.
    salam

  7. tamu adalah raja, setidaknya begitu,,.. klo yg diundang itu ga sabarn bisa2 udah cabut duluan, dg memboikot kue ultahnya,, hehe… nice post ya , salam kenal^^

  8. betul sekali om, kebanyakan mereka hanya dijadikan objek untuk pamer jiwa sosial mereka, yang ujungnya bukan pahala yang didapat tapi malah Riya, na’udzubillah….

    semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat tidak terpuji seperti itu….

    1. Atau …
      Yang lebih baik adalah … pesta atau syukurannya kita lakukan langsung di tempat mereka … kita yang berkunjung ketempat mereka.
      sehingga mereka tidak sungkan …
      Seperti yang pernah kamu lakukan waktu itu …

      Salam saya Zee

  9. Sepakat Om…
    Saya pernah mendampingi adik2 kurang mampu saat diundang oleh mba Annisa Pohan buka puasa di rumah beliau beberapa tahun yang lalu (sebelum beliau menjadi mantu Pak Presiden). Tapi saat itu tidak ada undangan lain yang ‘berbeda’, jadi Alhamdulillah adik2 saya itu tidak menjadi “obyek” dan bisa menikmati makan mewah yang jarang sekali mereka temui 😀

  10. memang bagusnya dari pada bikin pesta apalagi di hotel lebih baik uangnya untuk sedekah dipanti,sekalian bawa makanan untuk berbagi sambil makan bersama,halini pun akan berrdampak bagus pada kepekaan jiwa seorang anak untuk saling berbagi

  11. setuju sama komentar Om,
    lebih bagus lagi kalau berbagi keceriannya langsung ditempat mereka supaya tidak menimbulkan perasaan rendah diri dan lain sebagainya

    1. Betul Banget Mas Cayo …
      Udah gitu … menurut saya … supaya lebih sip lagi …
      Kita tidak perlu berdandan heboh … kesalon … memakai gaun sinderela dsb …
      cukup berpakaian dengan rapi, sebagaimana layaknya bertamu
      Supaya mereka juga comfortable

      Salam saya MasCayo

  12. Saya lebih setuju kalau pesta syukuran diadakan di panti asuhan tempat tinggal mereka. semua penghuninya bisa ikut serta. Kalau diundang ke pesta sepertinya hanya beberapa saja yang datang, entah diatur oleh pengelola PA-nya, atau memang giliran: Bulan lalu kelompok A, bulan ini kelompok B… kalau syukurannya di PA gak perlu dekorasi mewah, yg penting anak-anak nyaman dan menikmati pestanya. Dan semoga kebagian semuanya,…

    Salam hangat Om…

    1. Setuju Na …
      Dan tidak perlu berdandan seperti sinderela di sana …
      itu nanti membuat mereka canggung di rumah mereka sendiri
      🙂

      Salam saya Na

  13. om enha…baru aja saya selesai posting tentang makanan terbuang di pesta….pas mampr di sini nada tulisan atau temanya hampir mirip…..hehehe…jadi sehati nih….
    intinya bersyukur…bersyukur…dan bersyukur khan om??

  14. Setuju om…jangan cuma dijadikan obyek…dan kalo tujuannya mereka diundang hanya untuk menunjukan jiwa sosialnya sama aja itu Riya

  15. Salah satu kekhawatiran, seperti yang Om tuliskan di atas, makanya klo anak-anak ulang tahun dan sedang ada rejeki kami yang mendatangi panti usahan, shalat isya, berdoa dan makan bersama…….

  16. Saya suka tulisan ini Om…
    Perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan ya Om..
    Dan itu berarti semua orang tanpa kecuali…
    Saya juga salut sama sohibul hajat ultah tersebut..
    Semoga keberkahan selalu utk org2 yg memuliakan anak yatim
    amin..

  17. kasihan banget kalau mereka cuma dijadikan hiasan di pesta yg diadakan..dan pasti ga enak banget buat mereka jika harus menghadiri pesta yg tidak membuat mereka nyaman ya om..

  18. berbanding terbalik dengan kebanyakan anak muda di lingkungan saya sekarang . Jika anak yatim minder mungkin karena mereka merasa tidak punya orang tua tapi di daerah saya paramuda merasa tidak punya orang tua padahal orang tua mereka masih hidup. yang mereka kerjakan hanya mabok, main judi, dan kluyuran setiap hari….hmmm ironis..

  19. Setuju banget tuh Om…
    Sebagai emak emak infotainment, aku seriiiing banget liat di acara gosip tuh, artis artis yang bikin acara kayak gitu…
    Mereka terlihat canggung dan gak nyaman, apalagi ketika melihat banyak kamera…sementara artisnya mah cuek aja diwawancara…
    Apalagi kalo bulan puasa…kayaknya setiap artis berlomba lomba buat acara seperti itu…
    Tapi kenapa harus ngundang wartawan yah?

  20. Wah stuju banget Om.
    Hmm.. kapan-kapan ulangtahun si kecil mo ajak teman-teman itu ah.. kalo perlu mereka ikut berperan di acara. Hepi bersama. Semoga kesampaian Ya Allah. amiiin.. 🙂
    hehe..

  21. Hmm mengundang beberapa kelompok yang berbeda membutuhkan strategi yang pas, kalau tidak pesta akan tidak dinikmati oleh semua yang hadir.
    Saya lebih suka yang dikatakan uda Vizon..sebaiknya jika ingin mengajak anak Panti Asuhan bersenang-senang..datang ke tempatnya….

  22. Benar oom, harus ada bulsit ‘penimbul situasi” sehingga semua bisa ambil bagian di dalamnya.
    Saya kemarin juga reuni di Jogya. Setelah acara makan2 langsung saya cabut mike dan saya tunjuk satu persatu untuk tampil menyanyi. Jika tidak befitu acara reuni jadi hambar, kurang greget karena mereka hanya asyik mojok disana-mojok disini.
    Saya katakan juga di Facebook mosok Keluarga Charles ( Little House on The Prairie) aja bisa jogedan hanya diiringi gesekan biola kita yang ada organ tunggal kok malah adem2 saja.
    Reuni ajang silaturahmi tetapi juga untuk membuat wajah berseri-seri kan oom.
    Soal hutang atau jemuran di rumah yo biar saja, nikmati donk acara kumpul2 dengan gembira.

    Salam hangat dari Surabaya

  23. saya susah sekali ngajak reunian 😦 setiap diajak semua pada semangat tapi pas menentukan waktu ga ada yang mau jadi “panitia” padahal kita yang merantau ini sulit untuk ngatur waktu dan tempat dikampung halaman kan?

    😦

  24. Wah, saya pernah jadi saksi bisu peristiwa seperti itu, Om. Artinya saya juga nggak bisa berbuat apa-apa melihat para undangan dari panti asuhan itu duduk kikuk gak bisa membaur dalam sebuah pesta. Sepertinya mereka emang hanya dijadikan ‘riasan’ aja. Kasihan banget.

    Saya setuju dengan usulan Uda Vizon. Cara itu sepertinya lebih menghargai mereka. 🙂

any comments sodara-sodara ?