MALAM BAINAI


.

Malam Bainai adalah sebuah Judul Lagu sodara-sodara.  Lagu dari daerah Sumatera Barat.  Lagu Minang.  Saya tidak tau siapa yang menciptakannya.

Ini adalah lagu semi wajib yang selalu dinyanyikan setiap ada hiburan pada hajatan perkawinan atau bahasa Minangnya “baralek”.  Acara walima tul ursyi, sebagai tanda syukuran, sekaligus mengumumkan kepada khalayak tentang sudah terlaksananya akad nikah dari sepasang anak manusia.

Di pernn adat Minang, kuku mempelai wanita biasanya diberi warna merah.  Itu disebut bainai.  (ber-inai) (Konon katanya “inai” itu sepertinya semacam zat tumbuhan yang membuat kuku bisa menjadi merah, kuteks tradisional).  (teman-teman, Uda Uni yang dari Minang mungkin bisa lebih jauh menjelaskannya …)

What is so special about this Song ?
Kok ujuk-ujuk ingat lagu ini ?
Ini lagu kenangan sodara-sodara.  Bukan, ini bukan kenangan akan malam pertama ketika kami menikah dulu.  Bukan sama sekali.

Ini justru lagu kenangan ketika saya menghabiskan malam-malam yang sepi di Padang.
Pada tahun 1990 – 1991, saya ditugaskan ke Padang.  Waktu itu untuk menghemat biaya operasional saya tidur di kantor.  Beralaskan kardus.  (Kelihatannya lebay dan melow ya ?).  Tetapi believe it or not … ini memang sungguh terjadi sodara.  Saya memang tidur di lantai kantor dan memang beralaskan kardus waktu itu.  Di kantor ndak ada dipan.  Ada sih sofa, tetapi saya sungkan menggunakannya dan lagi sofa tersebut terbuat dari bahan plastik yang justru dingin jika saya tiduri.

Nah ketika menjalani hidup dirantau seperti itu …
Suatu malam.  Malam Minggu kalau tidak salah.  Saya sedang sendirian leyeh-leyeh di kantor.  Satpam Kantor tentu saja berjaga-jaga di luar gedung.  Lamat-lamat telinga saya tiba-tiba mendengar lagu indah ini.  Rupanya ada yang sedang melangsungkan baralek atau kondangan perkawinan tidak jauh dari kantor kami.  Suara hiburan orgen tunggal dan penyanyi bersuara merdu mendayu tersebut sampai juga ke  telinga saya …

Waktu itu saya tidak tau arti dari syair lagu tersebut …
Namun nada melodi yang sampai ke telinga saya saat itu, terasa sangat menyentuh sekali.  Hati saya entah mengapa, jadi sedih sekali.  Saya masih ingat waktu itu saya sampai berkaca-kaca mendengarkannya.

Mungkin ini dipicu oleh rasa kesendirian saya waktu itu.
Saya masih Bujangan.  Awal-awal masa bekerja, merintis karir …
Merantau di seberang, di kampung orang …
Tidak ada sanak.  Tak ada saudara …
(Tambatan hati pun tak punya waktu itu)
Menghabiskan malam-malam yang sepi sendirian

Saya merasa nelangsa sekali waktu itu …
(Saya manusia biasa.  Anak muda biasa.  Pasti punya rasa rindu pulang.  Rindu Orang Tua, rindu rumah).

Sekali lagi, mendengarkan lagu tersebut entah mengapa justru membuat saya semakin sedih.

Akhirnya malam itu saya keluar ke pos depan, dan menanyakan kepada satpam …
“Pak … itu tadi lagu apa ya pak ?”
“Itu lagu MALAM BAINAI … !!!” jawab pak satpam

(Maka berceritalah pak satpam yang asli Minang tersebut mengenai sedikit latar belakang dan arti syair lagu ini …).

Akhirnya ya begitulah …
Setiap kali mendengarkan lagu ini.
Saya jadi teringat masa-masa itu.
Masa kesendirian saya, di Ranah Minang … antara tahun 1990 – 1991.

Ini lagunya Sodara-sodara …
Saya memainkannya kembali bersama “Mr Clavi” tercinta …
(as usual … Not For Commercials)

MALAM BAINAI by nh18

Enjoy …

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

39 tanggapan untuk “MALAM BAINAI”

  1. Pertamax….

    meski tak begitu mengerti arti perlafazhnya, tapi enaklah….

    lagu-lagu minang itu lagu daerah setelah lagu sunda yang saya suka dengar…. *soalnya dirumah makan minang musiknya ya musik minang…jadi terbiasa dah…hihihihihi

  2. cerita beralaskan kardus kan sudah pernah ditulis mas, kasih link nya saja 🙂

    Lagu ini adalah lagu pernikahan ya, semestinya gembira bukannya sedih ya mas 😉

    EM

  3. aku kok jadi ikut ikutan nelongso, kebayang Mas Enha all alone dirantau……… 😦
    pasti kangen semua orang rumah yg dicintai, terutama ortu ya .

    Malam Bainai biasanya dilakukan di malam sebelum pernikahan Mas, dimana para kerabat dr mempelai perempuan berkumpul dan memang memakaikan inai pd kuku mempelai wanita.
    Dulu, waktu sama bunda nya anak2 juga gitu khan Mas ?

    ( sambil nulis komen , dengerin lagunya………suka bangettz…. )
    terimakasih Mas Enha…….. 🙂
    salam

  4. Pernah beberapa kali mendengar lagu ini, pak…
    Teman2 yang belum nikah..kalo denger lagu ini..emang bawaannya malah jadi pengin jadi manten.. he..he… ^_^

  5. Duh, baru tahu kalo Om NH sempet juga ngerasain tidur beralaskan kardus saat awal meniti karir.

    Sayang, lagunya nggak bisa dengerin, koneksi saya kacrut. T_T

  6. Kalau di Jogja, ada mitos yang mengatakan, jika seseorang yang baru menetap mendengarkan suara drum band di malam hari, maka itu pertanda bahwa dia akan terpaut hatinya dengan Jogja.
    Begitu juga dengan di Ranah Minang; bagi pendatang yang mendengar secara sayup-sayup lagu Malam Bainai di malam hari, akan terpaut hatinya dan tak ingin pergi darinya… Sudah terbukti kan Om? Hahaha…. 😀
    *ini asli hoax, gak usah dipercaya* 😉

          1. huahaha… kedua Bundo Kanduang ini sangat memperhatikan si Inyiak… Tapi maaf, perkiraan keduanya salah, yang benar adalah, banyak bujang dan gadih yang menangis karena kecewa… hahaha… 😀

  7. Menjalani hidup di rantau, sendiri dan sedang rindu rumah. Tiba2 mendengar (sayup2) suara lagu..
    Wah saya sangat bisa memasuki kisah yang Om ceritakan. Seperti melihat sebuah film dengan soundtrack yang simponinya benar2 pas..

  8. Hm…Musiknya mendayu-dayu seperti saat pertama saya denger lagu yen ning tawang ono lintang di blognya Kyain kalau g salah (maaf klw salah sebut) saya langsung suka…

    kayanya udah bosen dengerin lagu2 yang di tv2 itu…

  9. haaaiiiaaaah….
    inni kennappa jadi mello dan mendramatisir begitu yo tulisan nya oom?
    *rasanya loh..*
    soale serasa ikut merasakan suasana di kantor oom malam minggu itu. huhuhuhu….

  10. hehehehe…disini hampir setiap acara pesta pernikahan ada lagu itu…
    apalagi hari ini 😀 angka cantik banyak yg hajatan…jadi lagunya terdengar dimana mana hahahaha…

    om…masalah awal2 menetap, memangnya ndak di kasih hotel sama kantor? tega bener kantornya…ini kantornya yg pelit atau om NH lagi kejar setoran? hahahaha *peace om*

  11. itu cerita sedihnya..
    tapi kalau gak pernah tugas ke padang..
    gak akan ketemu bunda.. kan.. (^_^)
    he….he..he
    lagu itu juga suka di dengerin pas resepsi pernikahan..
    “malam..malam bainai yo sayang…malam..malam bainai yo tuan marak pulai tibo ya sayang… (*udah lupa lagi terusannya apa 😀

    1. yang betulnya,,,
      malam-malam baiko yo mamak…
      malam-malam bainai yo sayang,,2x
      anak daro yo mamak jo marapulai,,

      sambungannya panjang,jadi sampai ini saja ya.

  12. Aduhaiiii si Om, sedang mengenang masa bujang yang mengharukan 😀

    Wah, gara-gara Malam Bainai inilah jadi menyunting gadis Padang heheehe…

    (Psst, waktu itu gak ada tambatan hati?? Nah, itu HOAX benar 😆 )

  13. Karena kebudayaan yang berasal dari melayu, suku2 lain juga ada proses yang sama dengan “malam bainai”, seperti suku Banjar, Bugis, Kutai. Dulu waktu saya kecil sangat suka mewarnai kuku dengan inai (pacar).
    Saya baru tau ada lagu “malam bainai” ini, Om… Dengerin dulu ah… 🙂

  14. Lagu memang hal yang paling mudah membangkitkan memori. Saya sampai sekarang paling gak suka kalau tiba2 lagunya ‘Westlife” mampir ke telinga saya. Bad memories hehehe 😀

  15. 1. Oom nh18 kok nelongso gitu ya awal perjuangannya. Saya dulu mengawali tugas di Balikpapan tahun 1975, bujangan juga. Bedanya, saya punya kamar satu petak. Lalu nyicil beli dipan dan kasur, makan rantangan….anehnya lauknya tiada hari tanpa ikan layang..lama2 saya bisa melayank nich-pikir saya waktu itu.

    2. Sering kita mempunyai lagu kenangan yang indah, walaupun tak selalu berkaitan dengan cinta yang mengingatkan kita pada suatu kegiatan atau momen tertentu.

    3. Sebuah lagu atau gending bisa digunakan oleh lawan untuk melakukan psywar. Misalnya serdadu yang berasal dari Surabaya, sedang siaga disebuah pegunungan yang sepi. Musuh yg tahu lalu menyetel gending Jula-Juli…bayangkan..serdadu yang manusia biasa itu pasti akan teringat anak dan isterinya yang ada di Surabaya. Rasa rindu kampung halaman dan keluarga yang amat sangat seperti ini bisa memporak-porandakan moril serdadu. Disinilah peran komandan dan staf untuk senantiasa menjaga moril pasukan.

    4. Ketika saya masih SD, bapak saya punya grup gambus. Salah satu lagu yang saya tahu dan sering dinyanyikan oleh pemain gambus waktu itu adalah Ayam den Lapeh. Mungkin orang kampung saya agak kurang tepat melafadzkan kalimatnya tapi ya lumayan lah tahu lagu dan bahasa Minang.

    5. Jangan2 oom nh18 juga ikut hadir ke acara itu walau gak diundang, sekedar mencari snack tambahan atau ngembat nasi dan balado ha ha ha ha.

    salam hangat dari Surabaya

  16. Sebagai “kaum Nomad” aku juga punya banyak kisah pahit dan manis, hanya saja nggak pernah merasa punya kampung halaman yang dirindukan karena bagiku semua tempat yang aku singgahi adalah kampung halamanku..
    Hingga sekarang tinggal dimanapun betah.. (nggak betahnya kalo kegerahan dowang) 😀

  17. inai itu pemerah kuku alami om..
    selain diminang, orang melayu juga biasanya punya upacara adat sebelum acara pernikahan yang dinamakan inai curi *orang minang tapi lebih paham budaya melayu :P*

    bagus musiknya om..tapi lebih bagus lagi kalo ada liriknya.. hehhe

  18. Om T.. saya keingetan waktu dulu ada urusan ke lampung, saat hati nelangsa inget rumah.. malem-malem ada alunan musik minang dari tetangga sebelah.. duh speechless deh. Biar bukan lagu Malam Bainai, tapi alunannya itu loh…

  19. Okey…tadikan lagu yang click…
    sekarang lagu yang mellow ya, Om.

    Entah kenapa, setiap kali Yess mendengar lagu dance with my fathernya Luther Vandross, hanya ada perasaan sedih. Sedih, dengan banyak waktu yang Yessy lewatkan dengan kediamannya papa. sedih karena banyak salah mengerti tentang maksud baik beliau. Walaupun sekarang Yessy tau bagaimana cara mendekatkan diri kepada Papa, etaplah, Yessy rasa, banyak waktu sekian tahun yang lalu itu terbuang. Sayang.

  20. ah, itu lagu yang sdh saya dengar ketika masih kecil, ayah saya (asal lampung) suka koleksi lagu melayu, salah satunya lagu tsb yg dinyanyikan oleh elly kasim.
    dahulupun saya tidak mengerti arti lagu tsb, mmg syairnya & melody tsb terdenga melow. tapi isi lagu tsb bercerita persiapan wanita untuk acara pernikahannya.
    lama saya seraching lagu tsb, dari kecil sampai saya memiliki anak 2, baru dapati koleksi lagu tsb.
    dahulu kalau saya ingin atau rindu mendengar lagu tsb, saya suka hadir di pernikahan2 minang (pasti ini mmg lagu wajib!).
    buat saya mendengar lagu tsb, mengingatkan kembali saya kepada kenangan masa kecil dan tentunya ayah saya (beliau masih ada hari ini, tetapi sdh sepuh)

any comments sodara-sodara ?