KENANGAN INDAH ITU …


.
Kalau membaca judul diatas, pikiran pasti langsung tertuju pada seseorang yang sangat istimewa. Belahan jiwa tempat berbagi suka dan duka. Sahabat sehati dimana kita bisa bertukar logika.

Mungkin aneh kalau saya katakan baru mengenal istilah pacaran (baca : punya pacar) saat saya mulai kuliah. Tingkat 3 alias semester 6 pula.  Masa-masa SMA dimana teman-teman sibuk bertukar cerita tentang pacar mereka, saya hanya bisa tersenyum malu. Malu karena belum punya pacar, dan malu karena tidak punya cerita…

Entahlah, kenapa saya begitu sulit menemukan orang yang tepat buat saya titipkan rasa cinta. Kadang saya suka, dianya biasa-biasa saja. Begitu ada yang mengejar-ngejar dengan sekeranjang cinta, saya malah malas buat bertemu muka. Alasannya banyak. Yang kurang keren-lah, kurang pinter-lah, kurang nyambung-lah…

Tapi justru di saat yang tepat, saat saya sudah nyaris putus asa karena belum juga menemukan belahan jiwa, saya bertemu dengan seorang perwira muda. Pertemuan sederhana sebenarnya.  Pertemuan yang tidak pernah saya sangka akan menuju sebuah mahligai yang bernama rumah tangga.

Saat itu, tanggal 18 Agustus 1986,
Saya dan dua orang teman kuliah sedang terjebak oleh macetnya sebuah pawai pembangunan di kota Malang. Mobil yang saya bawa tidak bisa keluar dari tempat parkir sebuah institusi militer. Sambil membuang kesal, saya berdiri di pinggir pagar dan menonton pawai tersebut. Dua teman saya ikut menemani. Saat itulah saya baru menyadari, bahwa ada seorang perwira muda yang berjalan mondar-mandir dibalik pagar tempat saya berdiri. Sosoknya tinggi, gerakannya tangkas. Wajahnya yang menyenangkan membuat saya dan teman-teman mulai berbisik-bisik. Kok ada ya tentara yang wajahnya ramah?

Menjelang sore, saat saya bersiap untuk menuju tempat parkir karena pawai sudah selesai, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri di sebelah saya. Suaranya begitu ramah, dia bertanya kenapa saya tidak menonton di pinggir jalan tapi di balik pagar halaman. Saya hanya tersenyum. Tapi uluran tangannya, membuat dada saya berdebar kencang. Ah, ternyata dia mengajak kenalan!

Pertemuan sore itu ternyata awal dari cerita cinta saya.

Berhubung kami berdua sama-sama lahir di kota Bandung, pembicaraan kami pun ternyata sangat nyambung. Entah kenapa, saya begitu larut dalam pertemuan sore itu. Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari penuh ketidakpastian. Dia penuh pertimbangan karena takut ditolak, saya juga tidak mau ‘nembak’ duluan. Melalui beberapa kali telpon antar kota, akhirnya dia menyatakan cinta juga. Cinta yang penuh dengan syarat karena profesinya sebagai seorang perwira muda. Saya harus siap tidak dikunjungi setiap malam minggu, siap ditinggal latihan dan penugasan serta siap kalau kadang-kadang agak ‘diabaikan’.

Berhubung saya juga suka *baca:cinta*, maka syarat itu saya terima.  Lagipula orangtua saya juga seorang tentara, saya sudah sangat paham bagaimana pengorbanan mereka buat negara.

Tahun berganti, penugasan selama setahun juga sudah saya alami. Akhirnya, tanggal 20 Mei 1989, kami berdua meresmikan ikatan tersebut menjadi sebuah ikatan suci. Sebuah ikatan yang membuat kami semakin saling mengerti, bahwa pasangan suami isteri itu adalah sahabat sejiwa. Teman berbagi dalam segala suka dan duka.

Selamanya …


(update 2 Maret 2011)
Ini adalah Postingan dari PENULIS TAMU
Dia Adalah Ibu Irma a.k.a Sang Bintangtimur
Ibu Rumah Tangga
Tinggal di Garut, Jawa Barat

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

37 tanggapan untuk “KENANGAN INDAH ITU …”

  1. cinta memang gak pernah bisa ditebak kapan datangnya dan dari mana ….. 🙂
    tau2 cinta itu menjatuhi kita ……………
    indahnya kisah cinta ini, tapi kenapa dong hrs sembunyi sayang ?
    salam

  2. Apakah ini kisah cintanya Mbak Nandini ya Om…ataukah siapa ya..
    Cerita cintanya sangat romantis..semoga langgeng selalu ya… 🙂

    SALAM hangat dari Kendari… 8)

  3. Hehehehehe…jadi maluuuuu 😀
    Ternyata posting kita dipasang di blog teman itu menyenangkan ya…trima kasih Pak Nh18, buat kesempatan terhormat ini.
    *Saya baru pulang dari luar kota, langsung ngintip kesini deh*
    Skali lagi, matur nuwun…
    😀

  4. membaca postingan ini jadinya ngitung-ngitung umur deh….
    1986 sudah kuliah berarti kakak kelas daya dong 😀

    ternyata yang menulis posting sudah memberikan komentar di atas saya tuh 😀

    tabik
    EM

  5. Ini baru namanya “Yang pertama dan yang terakhir”. Kalau dulu perwira muda, setelah 21 tahun kemudian, jangan-jangan sekarang sudah jadi Ibu Jendral……Mudah2an langgeng…..

  6. Tuh kan bener sesuai pikiranku..
    Iihh..Mba Irma..
    Suit2..aku kenal banget sama gaya tulisannya..
    Yang lembut,tutur katanya yang selalu mengademkan hati..
    aduh bener2 sosok yang bijaksana banget,kalem..
    tulisannya sesuai ma orangnya,..
    soalnya aku pernah di sidak ma c bibi tuh sama Mba Irma..

    Salam Mba Irma dan kel.
    Salam Om Nh
    Met siang..

  7. Pertemuan kita dengan seseorang, menyimpan misteri di baliknya…bahkan bisa saja merubah mempengaruhi hidup kita. entah menjadi nasib baik atau buruk….
    dan sungguh indah cerita pertemuan di atas….ada cinta di balik misteri…hihi…
    salam kenal Pakdhe…

any comments sodara-sodara ?