MEREKA INGIN PULANG


(Ini adalah Cerita Fiktif … hasil URUNAN gotong royong dari 32 orang Blogger.  Yang berasal dari berbagai macam daerah)(Lintas Pulau bahkan Lintas Negara.  Ada yang dari Amerika dan ada pula yang dari Malaysia)

Siang itu udara terasa sangat panas. Matahari bersinar penuh diatas kepala. Seorang pemuda tanggung berdiri termenung di sudut terminal … Bahu pemuda itu terlihat agak turun dan pandangannya kosong.  Ia bingung… dan coba mengingat apa yang sudah ia lakukan tadi… Dari sudut matanya yang sayu jatuh butiran air mata serupa butiran kristal.

Hiruk pikuk terminal tak juga membuatnya beringsut dari tempatnya.
Terlihat sebuah Bis sarat penumpang melintas di depannya
Bis itu membunyikan klakson … dan sang sopir pun berteriak lantang ke pengemudi sedan mewah yang menghalangi jalannya … teeeeettttt,
“… mentang-mentang kokai, aku dianggap jablai …”

Pemuda itu tetap diam membisu … gundah.  Peluhnya masih segar menetes dari dahinya.  Sebentar2 ia melihat keluar jendela terminal …  Sekali-kali matanya menerawang jauh membayangkan emaknya yang sedang menunggunya di kampung.  Meski bau jengkol, tapi kampung itu begitu dirindukan

Entah sudah berapa tahun ia masih kebingungan untuk bisa mencari rezeki yang lebih banyak dari sekedar berjualan jambu, ia benar – benar rindu pulang… tiba-tiba pemuda itu terkejut ketika seorang wanita cantik menepuk bahunya…

“Hai, kamu Joko kan? Masih ingatkah kau padaku?”

Pemuda itu jadi bingung… karena dia merasa tak pernah kenal dengan wanita yang ada di hadapannya itu.  Yang membuat pemuda itu semakin bingung adalah bagaimana si wanita itu bisa mengetahui nama aslinya, padahal semenjak dia pindah ke kota itu dia sudah mengubah namanya dari Joko menjadi Edward…

Namun, tetap saja ia mencoba utk bersikap santun, sambil tersenyum, ia berkata:
“maaf, apakah saya kenal dgn anda? atau ….mungkin saya mirip seseorang yang anda kenal?”

“ya ampun Joko… kamu benar-benar tak ingat padaku? atau kamu sebegitu dendamnya padaku sampai kamu sudah melupakanku begitu saja?” …wanita itu terlihat hampir menangis…

 “Maaf maaf mba, saya tidak bermaksud seperti itu. mungkin saja karena kita sudah lama tidak berjumpa. Tapi sekali lagi maaf saya benar2 belum bisa mengingat siapa mba ini…”

“atau mungkin juga karena sekarang hati ini sedang benar-benar bingung karena tak tahu bagaimana caranya aku bisa sampai ke kampung halaman yang sangat aku rindu…”

“Aku rindu suasananya. Aku rindu dengan kandang merpatiku”.

“kadang aku menoleh ke kandang merpati, merindukan sebuah pesan datang untukku. Tapi merpati-merpati sudah lama pergi dan tak kembali… Bahkan merpati pun tega ingkar janji kepadaku”

“Ah maafkan saya ya mbak … pikiran saya sedang ngelantur kemana-mana”.

Lalu wanita itu pun mejawab …

“aku teman bermain masa kecilmu dulu … “, kata wanita itu dengan suara lirih hampir tidak terdengar. wajahnya menunduk, dipermainkannya bekas botol aqua yang ada dekat kakinya dengan ujung sepatu kets yang warnanya sudah tidak jelas lagi…
Joko alias Edward ikut menunduk mengikuti pandangan si wanita. Eh ada duit gopean di sana… (mau di ambil … tapi dia malu pada gadis di depannya itu).

Sementara itu …  Setetes air mata mengalir di pipi wanita cantik itu. Joko kebingungan, belom pernah ia melihat wanita menangis di hadapannya.  Hatinya begitu teriris melihatnya…

“Oh wanita, janganlah dikau menangis”.  

Joko memberanikan diri menyentuh pipi wanita itu untuk menghapus air matanya. Si wanita tak menolak bahkan makin deras air mata mengalir di pipinya. Tak dipedulikannya suasana terminal yang semakin ramai. Teriakan demi teriakan menenggelamkan isakannya.

“Garut…Garut… ”
“Kuningan…yang Kuningan yang Kuningan……”
“Telor asin…telor asiiin…. asli Brebes mari….mari….”

Sekali lagi … hiruk pikuk terminal seakan tidak ada artinya bagi kedua insan ini. Tak terasa siapa yang memulai, merekapun berpelukan saking rindunya, tak mengindahkan orang yang lalu lalang. Kemudian Joko mulai mengingat kenangan dengan wanita itu,

“Santi.. iya Santi..”, gumam Joko dalam hati mengingat nama wanita itu.
“Hei.. Apa kabar Santi? Kok bisa disini?”, … tanya Joko dengan muka penasaran.

 “Aku… aku kabur dari rumah Ko. ceritanya sangat panjang, tapi kucoba sampaikan sedikit untukmu. Aku, dipaksa kawin sama juragan bawang itu Ko, aku tak mau, tapi bapak dan emak terus memaksa. Untungnya ada truk bawang yang akan kekota, diam-diam aku menumpang, dan sampailah aku disini. Tapi, aku ndak tau, mau tinggal dimana, bisa tolong aku Ko… aku mohon..

Joko hanya terdiam, dia bingung, namun dia berusaha tetap tersenyum, tak ingin menambah gundah hati Santi,

“lebih baik kamu makan dulu nih, pasti kamu belum makan kan sejak berangkat kemaren?” ucap Joko ramah sambil menyodorkan nasi bungkus pada Santi.

Joko menyerahkan nasi bungkusnya dengan sedikit kegalauan, sungguh hidup itu misteri, ketika ia kian terombang – ambing dengan tempaan buas kota besar, kini satu lagi tantangan menanti.  Dipandanginya sang gadis yang sedang nikmat menyantap nasi bungkus bertelakan kursi kumuh terminal, hatinya miris, meski jujur sang gadis masih samar dari ingatanya, sulit buat Joko untuk mengabaikanya.

“Apa jadinya seorang gadis cantik di kota besar luntang – lantung tanpa sanak famili” pikirnya.

Santi pun tersenyum,kebetulan lapar telah menyerang perutnya…. nasi padang, pake gulai nangka, dendeng di cabein,dan rendang… ehm..sedapnya…  santi makan dengan lahapnya…….

Sementara itu… Joko bingung…berpikir..harus bagaimana dengan santi,,,gak mungkin membiarkan santi seorang diri di terminal.

Seketika itu..

Prit…prit….
“cepat lari Ko,, ada petugas!!, Trantib..!! Trantib..!!” teriak teman asong Joko sambil berlari. 

Tak sempat lagi Joko berpikir, diraihnya tangan santi yang masih lahap menyantap Nasi Padangnya.

“Ayo San, ikut aku..”
“Hah..Ahhhhhhhh..!!” teriak santi kaget sambil mengimbangi langkah Joko yang berlari semakin cepat.

Dan ketika tiba di perempatan, masih dengan nafas yang memburu,peluh yang bercucuran..di terminal itu, kepala santi mulai pusing, semua terasa berputar begitu cepat, dia berusaha lari secepat mungking tetapi kakinya tersandung polisi tidur di terminal itu……

*gubrakkkkkkkk* dia terjaduh dan Joko meraih tangan santi sambil merangkulnya untuk terus berlari dari kejaran trantip. dan ….. Terlambat..!!

Seorang petugas tepat berdiri didepan Joko dan Santi.
“Ehm… mau lari kemana kalian, cepat bangun!! bisa tunjukkan kartu identitas?” hardik petugas itu.  Bak di komando, Joko dan Santi menggeleng bersamaan.

“Bagus, ayo ikut ke mobil, cepat!!” teriak petugas itu lagi.  Dan mereka pun mengikuti langkah petugas menuju mobil dengan pasrah.

Keduanya duduk terdiam dalam mobil bak terbuka berbaur dengan gelandangan dan peminta-minta.
“Kita mau dibawa kemana, Ko? Aku takuuuut”.
Santi mencoba menyembunyikan kepalanya di bahu Joko dari tatapan petugas Trantib yang sangar.

” Heh! Kau perempuan yang berbaju hijau, kemari! “ panggil petugas Trantib dengan kasar. Telunjuknya mengarah tepat pada Santi yang berusaha mencari rasa aman dengan berlindung di bahu Joko.  Joko mengikuti arah yang ditunjuk petugas Trantib, dan tak salah lagi, satu-satunya perempuan berbaju hijau dalam bak terbuka itu adalah Santi yang kini mulai terisak ketakutan.

Joko menatap wajah petugas itu dengan pandangan menantang. Katanya,
“Ada apa, Pak? Gadis ini sedang sakit, tolong jangan kasari dia.”
Si petugas menghunjamkan pandangan marah ke arah Joko. Tapi Joko tak gentar. Sementara Santi semakin mengerut di samping Joko.  Dengan wajah membara si petugas menghampiri mereka dan berkata….

“Ada apakah gerangan??”

Petugas berkata lagi,
“Eh…kamu Joko kan. Anaknya Bapak Kades SUKA BINGUNG?… waduh udah besar kamu…dulu waktu saya masih sering kerumah kamu masih kecil banget”

Joko bingung. Dia berusaha mengingat. Tak butuh waktu lama bagi Joko mengingat siapa petugas Trantib yang ada di depannya. Ya, dia Jacob Black, selingkuhan emak Joko puluhan tahun lalu.

Joko sungguh dendam sama lelaki ini, mantan selingkuhan emaknya. ingin rasanya meluapkan emosinya saat itu juga dengan memberikan sedikit pelajaran. (Bukan Pelajaran HTML, bukan pula Matematika).  Teringat olehnya betapa keluarganya hancur gara-gara si Jacob Black yang membuat emaknya menjadi lupa degan status bu kades Suka Bingung. Tangannya di kepalkan erat erat pertanda menahan emosi yang meledak.

Puifh……. untung akal sehatnya masih bis berpikir jernih untuk tidak membuat keonaran di tempat itu.  (Hal itulah yang membuatnya lari dari Kampung Halamannya, dan mengadu nasib di kota besar ini)

Joko berpura-pura lupa siapa orang di hadapannya ini,

“Apa saya mengenal Anda?”

Tapi akal sakitnya berkata lain.  Joko melepas sandalnya, dan bersiap dilemparkan ke Jacob Black!. Santi bergegas mencegahnya. Agar situasi tidak menjadi lebih kacau lagi. Mati-matian dia meredam emosi Lelaki muda yang baru ditemuinya itu

Dengan sinis petugas berkata “Mungkin usiamu masih terlalu kecil saat itu untuk mengingatku, sekarang ayo cepat ikut saya kekantor”

Joko memampik dengan keras tangan yang berusaha menarik santi.. .Proses tarik menarik, keributan kecil itu tak berlangsung lama …
Karena … Tepat pada saat itu petugas yang menyetir mobil bak terbuka mengerem mendadak karena ada kucing melintas. Jacob Black yang tak siap dengan kuda-kudanya jatuh tersungkur dan mencium lantai mobil.

Dengan sigap Joko menarik tangan Santi dan melompat turun dari mobil. Keduanya segera lari secepat-cepatnya meninggalkan tempat itu. Ketika orang-orang lain sadar, Joko dan Santi sudah terlalu jauh untuk dikejar.

Mereka berdua lari dan terus berlari hingga kaki mereka hampir2 tak terasa lagi saking sakitnya .  Pada sebuah belokan jalan yang cukup sepi, merekapun berhenti utk mengatur nafas yg tersengal2… sambil, sesekali mengintip ke jalan , apakah mereka masih dikejar………????

Dan ternyata…. Petugas-petugas itu sudah tidak terlihat lagi …
Mereka telah berhenti mengejar.  Petugas itu masuk warung karena bedug tanda buka puasa terdengar bersahut-sahutan.  Petugas pesan nasi separoh dan minta kuahnya yang banyak karena dari kantornya hanya dibekali uang makan Rp. 4500. Sisanya untuk beli teh tawar dan rokok 2 batang.

Sementara itu, Joko dan Santi berhenti di sebuah sudut gang yang gelap. Azan maghrib menggema dari kejauhan.
Tiba-tiba mereka beradu pandang…
“Rasa apakah ini,”  gumam Joko.

Lalu Joko berkata pada Santi dibalik surau
« sudah siapkah pada arwah??? » 

Joko berkata sedemikian kerna si pengusung sudah mucung-muncung sambil tuding-tuding pada jam tangan nya…

Akhirnya …
Joko dan Santi pun lelah …  Lelah jiwa … lelah raga …
Mereka pun tertidur semalaman di balik Surau itu …Pupus sudah harapan Joko untuk bisa pulang kampung hari itu …

Yang jelas … Siang nanti …
Cerita berulang …
Akan ada Seorang pemuda tanggung berdiri termenung di sudut terminal.
Bahu pemuda itu terlihat agak turun dan pandangannya kosong.
Ia masih tetap bingung dan mencoba mengingat-ingat lagi apa yang telah terjadi kemarin …

Namun kali ini dia tidak sendiri lagi …
Ada Santi disampingnya …

Dua orang anak manusia …
Yang sama-sama terdampar di kota besar ini …
Yang sama-sama rindu akan Kampung Halamannya …

Mereka ingin Pulang …

(Ahhhhh … Matahari terasa semakin terik diatas kepala mereka)

—-

Karya bersama dari :

monda ; inge ; Jojo ; jejak annas ; kiky ; marsudiyanto ; Pakde Cholik ; silmina ; arman ; chocoVanilla ; bundadontworry ; Rita Susanti ; nakjaDimande ; Keping HidupAdi ; Budiuy ; advertiyha ; Ferry ZK ; mylitleusagi ; jumialely ; partnerinvain ; Abi Sabila ; Kak Zen | Kembang Anggrek ; Denuzz BURUNG HANTU ; orange float ; Sugeng ; Mood  ; nDuk Ram ; karzanik ; Irwan dan … nh18

(Terima kasih teman-teman semua …)

Salam saya


Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

38 tanggapan untuk “MEREKA INGIN PULANG”

  1. Dulu, komunitas blogfam pernah bikin cerita seperti ini, namanya cerfet (cerita estafet).
    Ditulis oleh 6 orang blogger yg tinggal di Ende, Jakarta, Belanda, Singapura, dan Kanada.
    Udah diterbitin sama GPU namanya The Messanger.
    Ayo Pak NH, ajak teman2 blogger untuk nerbitin cerita ini, ser lho.
    Ceritanya bagus, salut.

  2. cihuyyy……..ternyat benar2 jadi cerita sambung menyambung yang keren……….. 😀

    selalu saja ada ide dr Mas Enha utk membuat yg tdk terpikirkan oleh orang lain…

    Salut……two thumbs up utk Mas Enha.
    salam

  3. denuzz bangga telah menjadi salah seorang dari pengisi ide cerita… hehe
    walaupun tiap kali denuzz muncul mau belokkin jalannya cerita… hehe
    soalnya iri liat kak advertyha, dia sukses bikin cerita makin seru dengan hadirnya trantib… hehehe

    salam akrab dari burung hantu…

    kapan2 kita maen lagi ya om…

  4. wah, pas balik lagi nih mau nyumbang sepotong kalimat lagi,
    kok udah selesai,
    teman2 pada antusias semua ya, jadi cerita yang keren dan ending nggantung terserah pembaca ini yang buat penasaran,
    mungkin mau dilanjutkan ke jilid 2?

  5. seneng bisa ikutan berpartisipasi.
    lucu juga nih bikin cerita saling sambung menyambung kayak begini. hahaha.
    si om ini emang paling ada aja idenya… 😀

  6. Mungkin ini adalah gambaran dari cerita nyata…………yang sering terjadi di sebuah kota Metropolitan.
    Yang membuat saya salut adalah kerjasama para blogger dari ide awal (mungkin dari Pak NH) sampai proses akhir tulisan disertai dengan semua partisipasi para jagoan blog, sehingga menciptakan suatu karya yang begitu indah ………….
    Selamat buat para blogger idola saya (karena saya merasa belum mampu untuk berbuat seperti ini).

  7. Waaaah, subhanallah, endingnya seperti itu yah Om, keren!!!, kerjasama yang bagus. Tentu saja ini sangat terbantu dengan hasil-editan Om NH di sana-sini:), tapi yang pasti saya suka!!, cerita yang mendebarkan dan penuh kejutan:)

  8. LUAR BIASAA….
    Saya salutt sama Om eNHa.. salutt sama narablog yang ikut urunan..
    keren, keren… Om menggabungkan isi kepala dan hati sekian banyak narablog dengan dinamis dan kreatif..
    Om sukses bikin saya ga bisa berhenti berdecak kagum Om..

any comments sodara-sodara ?