REKAYASA HATI


– 

Rekayasa itu suatu kata yang bermakna positif sebetulnya …

Kita saja yang sering mengkonotasikannya ke arah yang negatif …

Seakan Rekayasa itu selalu bersifat manipulatif … dan bersifat dusta semata. 

(Contoh : … Rekayasa Berita, Rekayasa Sejarah, Rekayasa Dana Anggaran, Rekayasa Fakta, Rekayasa Data, Rekayasa Laporan Keuangan  dsb …)(Semua negatif …)

 

Sejatinya … Rekayasa is ”Engineering” … proses merancang sesuatu, … upaya mengatur sesuatu … mengubah sesuatu … menuju kearah yang lebih baik …

 

Nah pertanyaan selanjutnya adalah

Apakah Hati bisa di rekayasa … ?

Jawabannya … ”BISA … !!!”

 

Yang pernah aku dengar … Yang pernah aku lihat …

 

Ada yang takut setengah mati pada ular, Bisa diubah menjadi seorang yang tak gentar ular

Ada yang takut gelap … menjadi seorang yang pemberani.  Penakut menjadi bernyali …

Berhati ciut … menjadi berhati besar …

 

Manusia dikaruniai oleh Sang Maha Pencipta

Kemampuan untuk beradaptasi … Kebisaan untuk beralih …

Kesadaran untuk berubah … Keahlian untuk bertahan hidup

Kepintaran untuk Belajar, Kedewasaan … dan … tentu saja Kebijaksanaan …

 

SO …

Hati itu bisa di rekayasa …

Kebekuan hati bisa dicairkan …

Kesesatan hati bisa diluruskan …

Kebejatan hati bisa disucikan …

Kekerdilan hati bisa dimatangkan …

 

Dari yang tidak baikkearah yang baik

Masalahnya hanyalah tinggal : Apakah kita MAU atau TIDAK … !!!???

 

AND SELF WARNING … !!!

Ini juga BISA berlaku sebaliknya … !!!

Dari yang baik … menjadi … tidak baik …


Nauzubillahi min dzaalik …

 

SO mari kita rekayasa hati kita … ke arah yang lebih baik …

BUKAN … ke arah yang sebaliknya ….

 

(Yes … MAYBE, more or less … this is about NLP, Neuro Language Programing … sebuah bidang keahlian yang ingin sekali aku pelajari …)

 

(Mohon maaf Trainer bukan ahli Psychologi …

jadi kalau ada yang salah mohon dibetulkan …)

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

36 tanggapan untuk “REKAYASA HATI”

  1. Wah pertamax lagi ya, aku ngintip Om kerja looh, kan kita sama-sama di Lantai 19………..ini serius looooo tapi………………..gedung yang berbeda kok Om.

  2. Sepakat sy pak. Spt kata dosen sy, seorang engineer sejatinya adalah perekayasa. Coz, ia merekayasa sesuatu.

    Kl ttg hati perlu hati-hati nih. 🙂 coz, t’kadang hati ni krg stabil shg menyebabkan sikap ini mudah berubah-ubah. Ada do’a yg dianjurkan agar selalu dibaca,

    yaa muqalliba al-quluubi, tsabbit qalbiy ‘alaa diinika, wa ‘alaa tha’atika, subhaanaka, innii kuntu mina zhaalimiin.

    “Wahai pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku atas agamaMU, dan atas ta’at akan Dikau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku ini termasuk orang yang menzhalimi diriku.”

  3. rekayasa hati… hmm… jadi rada2 mirip dg manajemen qolbu…
    yups, setuju kalau hati perlu ditata.

    kata Nabi Muhammad, di dalam diri kita ada segumpal darah yg bila ianya baik, maka akan baik keseluruhan tubuh, sebaliknya bila ianya buruk, akan buruklah seluruh tubuh; yakni HATI…

    untuk menata hati, menurut saya diperlukan perangkat berupa keikhlasan dan kesabaran… dan itu bisa diperoleh dari penghayatan mendalam akan ajaran2 adhi luhur dari agama maupun petuah leluhur kita…

    great sir, I like this… tenkyu

  4. rekayasa genetika. . . . ?
    eh, bukan!
    rekayasa hati ya, wah,, sip nich pak ! saya juga mau ah… yuk kita masuk ke bengkel hati 😀 ,, he he..

  5. Nah itu dia teorinya…
    niatnya udah, tapi pelaksanaannya…
    susahnya minta ampun…
    tapi saya yakin om, kalo ada kemauan pasti ada jalan

  6. Jadi inget dulu dosen waktu ngajarin Rekayasa Nilai, nyerempetin juga ke soal hidup.

    Aku mau, aku mau merekayasa hati.
    Makasih Om..
    🙂

  7. Untuk kali ini, ada sesuatu yang nggak serta merta bikin aku setuju dengan tulisanmu, Om… ntar ya, aku mau cari tahu kenapa… hehehehe…

  8. Dan setahuku, semua adalah permainan otak semata… Kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kepedihan… semua tergantung dari bagaimana kita mengatur perasaan kita.

    Ya.
    Mungkin disitulah letak rekayasa hati.

  9. saya kok setuju dengan jeunglala
    rasanya ada yg ngeganjel gitu

    kalau mnrt saya, hati itu ga bisa direkayasa
    karena apa yg dilakukan dan dikatakan oleh hati
    biasanya itulah kejujuran dan kebenaran
    beda dengan mulut yg memang bisa merekayasa setiap perkataan yg dikeluarkannya
    itu menurut saya lho……

    lebih enak rekayasa cinta aja mas 🙂

  10. iya, rasanya setuju dengan uda vizon. kok rada-rada mirip dengan manajemen qolbu ya, om? tapi sesuatu itu sepertinya terpulang kepada mindset, ibarat kata einstein: life is merely an illusion, although a persistent one. ilusi itu adalah sebagaimana kita menginderanya.

    nyambung gak, ya?

  11. hmmm kunjungan keduaku disuguhi rekayasa hati….
    sip pak, kalo cinta bisa direkayasa kenapa hati tidak, ibaratnya gini nih

    berhati-hatilah ketika bertanya pada hati karena setan itu duduknya di hati, terlalu mengikut hati akan binasa terlalu mengikut nafsu jadi huru-hara.

    maaf pak bukannya sok tau, tapi itulah yang slalu kuingat ketika berkomunisaki dengan hatiku sendiri

    nice info makasih ya pak…

  12. Rekayasa hati….

    Jadi inget nasehat babe, asal ada 3 huruf M A U pasti semuanya bisa 😀
    nice post om… thanks ya… aku juga lagi merekayasa hatiku untuk lebih jadi pemaaf

  13. Aku agak setuju dengan Lala.
    Arvan Pradiansyah menafsirkan hadits yang disebutkan Uda Vizon sebagai Otak, bukan hati. Di hati, sebenarnya tidak ada kegiatan apa-apa. Semua aktivitas kita, berpikir maupun merasakan, dibuat di otak. Jadi, kalau kita mengatakan perasaan, lalu meletakkan tangan ke dada, itu hanya sekadar simbol.
    Salah satu bukti adalah, ketika hati (sebenarnya jantung sih) ditransplantasi dari orang lain, ternyata kelakuan orang yang menerima hati atau jantung baru tidak berubah. Lalu, bagaimana dengan transplantasi otak. Sudah adakah?
    Btw, God Spot juga terletak di otak, bukan di hati atawa jantung.

  14. halo pak nh18, kalo rekayasa hati pasti butuh bengkel hati ya pak atau laboratoriumnya ya pak , trus teknisi hatinya siapa ? 🙂

    **lha kok main tebak-2 an ?…:-)**

    salam kenyal ya pak…sekenyal-kenyalnya….mampir dong pak and kasih gw pencerahan, karena hati gw nih masih butuh petuah dari orang-2 yg bijaksana seperti bapak. thx..

  15. Lho nggak cuma rekayasa lho Pak yg selalu diartikan negatif di kita. Setahu saya kata-kata seperti manipulasi, apriori itu sifatnya netral … atau mungkin saya salah ?

  16. karena sudah terlalu sering dimaknai negatif, jadi rekayasa hati pun terdengar kurang nyaman di telinga…
    Memang hidup kita…kitalah yang menentukan mau kemana dibawa 🙂
    Inspiring piece of writing

  17. Yup, betul sekali…
    Terlepas ada banyak faktor eksternal akan ikut mempengaruhi, masalah Senang, Suka, Bahagia, Tenang, Damai, Puas, Berani atau sebaiknya Sedih, Gak Suka, Gak Bahagia, Resah/Gelisah, Gak Puas, Takut dan berbagai rasa lain sesungguhnya hanyalah masalah seeting di hati. Standard seperti apa yang akan kita pasang. Dan disanalah kelebihan Manusia yang diberi kemampuan untuk merubah. Hm.. Sahabatku ini sepertinya bisa buat special course tentang “Success in life with Heart Positive Engineering” 🙂

  18. direkayasa menjadi nyaman untuk diri sendiri dan orang lain…direkayasa sesuai kebutuhan…gitu ya,Oom?..

  19. rekayasa…
    rekayasa = usaha = percobaan yang hasilnya baru akan muncul ketika sudah ada action…opo begitu ya?heheh
    Baik atau buruknya itu tergantung dari cara pandang kita. Kalau memandangnya negatif kita bisa introspeksi atau koreksi diri kita bahwa selama ini kita masih dipenuhi ion negatif/positif. Kalau memandang segala sesuatunya positif itu juga kita bisa tau apa yg selama ini kita pikirkan lebih banyak positifnya/ negatifnya. Jadi…itu tergantung “cara kita memandang dunia dari jendela yang mana ”

    Btw salam kenalom trainer dr manusia pembelajar yang baru mau ikutan belajar juga…salam…allin

any comments sodara-sodara ?