Seringkali kita mendengar …
Orang sibuk bertanya …
Siapa yang ceramah Hari ini … ?
Siapa yang jadi Khotib Jumát ini … ?
Siapa yang menjadi Imam sholat Ied nanti ?
Akan tetapi …
Sangat jarang kita bertanya …
Siapa Muazin yang bertugas hari ini ?
Siapa yang mengumandangkan Azan kali ini ?
Ya … kadang kita melupakan jasa Muazin
Muazin seolah tertutup oleh nama besar Imam
Muazin dianggap kurang begitu penting dibanding Khotib
Padahal taukah sodara …
Menjadi Muazin adalah tugas yang sangat mulia
Muazin lah yang memanggil kita semua
Muazin lah yang mengingatkan kita semua
Pada waktu-waktu yang telah ditetapkan NYA …
Agar kita tidak lupa …
Tidak jarang …
Banyak orang yang terketuk sudut relung hatinya …
Menangis tersedu …
Ketika mendengarkan panggilan ALLAH itu
Banyak pula yang merindukan alunan mendayu itu
Ketika dia pergi merantau ke negeri yang jauh
Tidak sedikit orang yang terbuka hatinya …
Tidak jarang pula, insan yang tersadar dari langkah sesatnya
Ketika mendengar suara sang Muazin
Dikumandangkan indah dari ujung menara …
Demikian dahsyat suara sang Muazin …
Suara yang kadang tidak kita pedulikan
Yang… bahkan kadang kita lupakan
Siapa pemilik suara tersebut …
Muazin itu sungguh pekerjaan yang Mulia …
(untuk para Muazin di seluruh Dunia …)
.
.
Tulisan ini sedikit banyak diilhami juga oleh postingan Kang Atma …
disini
http://atmakusumah.wordpress.com/2009/11/21/buah-kesabaran/
mas, aku pernah membaca tulisan tentang muadzin yang juga bagus di sini: http://timoerlaoetnoesantara.blogspot.com/2010/03/kabar-kematian.html
EM
Thanks EM
meluncur
Dari seluruh adzan yang pernah saya dengar, bagi saya yang sangat menyentuh adalah adzan yang dikumandangkan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Dan seperti kata Om Nh, tidak pernah ada yang tahu, siapa muadzin di kedua masjid tersebut …
Ah …
mudah-mudahan saya bisa mendengarkannya ya Bu …
1. Kebetulan rumahku berdekatan dengan musholla dan kebetulan juga aku hafal dengan orang sekitar yang rajin mengumandangkan adzan.
2. di Masjid Agung aku juga hafal siapa yang jadi muadzin, karena cuma dia saja yang paling rajin.
3. Dan agree, sungguh mulia muadzin itu..
(ngekor gaya om NH 😀 )
Pyan …
Saya suka komentar kamu yang ini …
3 pokok pikiran yang dikemukakan secara OK banget
Mantab …
ehmm ehmm 😀
Batuk Dik ?
hahahaha
ini sebenarnya orang paling besar pahalanya,mengingatkan saudaranya sholat,jika kita sholat karena mendengar tanda darinya maka dipastikan dia akan dapat bagian dari pahala sholat kita tanpa dikurangi dari pahala kita sendiri.
kalau kata ustad saya ,di makkah malah muadzinnya itu gajinya gede dan pengetahuannya seperti imam besar dimasjid2 agung di indonesia,biasanya mereka2 ini justru penghafal quran dan ribuan hadits dengan pendidikan minimal S2 keatas
kebalikan sama disini ,yg muadzinnya kesannya orang gak punya kerjaan ya om?
Saya baru tau mengenai Muadzin yang di Tanah Suci itu Dot …
Thanks ya
Tiga hal yang terlintas membaca postingan Ini…
1. saya teringat Sahabat rasul Bilal ra, seorang Budak Hitam yang menjadi Ahli Surga…
2. Suara Muadzin, saling bersahutan diseluruh dunia, dengan perbedaan waktu di muka Bumi, konon suara Adzan Shubuh hingga bertemu lagi Adzan Shubuh, itu tidak pernah berhenti Berkumandang di jagad Ini…Subhanallah…
3. Muadzin yang berkumandang dengan ikhlas dan rasa takut kepadaNYA walaupun ditempat sepi sekalipun, ia akan dimasukkan kedalam SurgaNYa, dan kelak, Para Muadzin adalah yang paling tampan di hari kiamat nanti (Rasulullah)
#1.
Ah Kang Atma mempraktekkan jurus 3 dengan sangat baik sekali …
#2. jurus ini bisa juga dicoba untuk dipraktekkan ketika menulis postingan Kang Atma …
#3 dan memang sesungguhnya tulisan ini diilhami dari tulisan Kang Atma mengenai Bilal itu …
Itu postingan yang sangat saya suka Kang …
salam saya
Iya kadang kita sering melupakan siapa muazin itu 😦
tapi dr beberapa muazin yg dulu pernah lia kenal.. kebanyakan dr mereka juga tidak mau terlalu dikenal Om…..sungguh mulia mereka
ya …
yang jelas mereka juga sangat mulia Del …
Iya, Muadzin adalah pekerjaan yg sangat mulia om…
betapa mulianya coba, panggilan ALLAH kepada manusia untuk shalat disampaikan oleh beliau-beliau.Semoga ALLAH membalas dengan balasan yg setimpal, meski mungkin terkadang manusia melupakan keberadaan beliau..
Ibu Rita …
Terus terang salah satu bait di tulisan saya ini …
yang berbunyi …
Banyak pula yang merindukan alunan mendayu itu
Ketika dia pergi merantau ke negeri yang jauh
juga di ilhami dari postingan Bu Rita …
waktu di Kalimantan itu …
http://ritasusanti.blogspot.com/2010/04/kangen-suara-panggilan-itu.html
masih ingat Bu ?
terima kasih telah menginspirsai saya …
Waaah, senangnya tulisanku bisa menjadi inspirasi buat om NH, makasih apresiasinya om:), saling memberi inspirasi dalam kebaikan adalah salah satu misi kita antar sesama blogger, iya toh?:)
Jadi ingat Bilal bin Rabah, ingat juga 5 panggilan kesempatan bertemuNya, beruntungnya kita ada muadzin..
Ya …
tulisan ini diilhami dari tulisan kang Atma
dia bercerita mengenai Bilal …
Jadi inget guyonan waktu kecil…
Jika ada adzan di TV..kita sering ditanya, siapa hayo yang adzan maghrib ???
Jawabnya adalah SAAT..hehehe 🙂
Karena dibilang di TV ada tulisannya
SAAT ADZAN MAGHRIB
Ah ibu Devi ini ada-ada saja
hehehe
wah…renungan yang dalam. saya yakin, sekalipun banyak orang tak peduli siapa muazin yang bertugas, Namun Allah SWT tahu..dan memberikan pahala yang setimpal.
dari renungan ini, saya belajar..tidak harus menjadi populer untuk melakukan hal-hal yang penting. Terima kasih sudah mengingatkan.
tidak harus menjadi populer untuk melakukan hal-hal yang penting
Ya …
Ini esensinya Mbak Riris …
Thanks Mbak
Wah, tulisan Om Nh jadi mengingatkan saya untuk lebih responsif terhadap ‘panggilan’ sang Khalik via muadzin. Mumpung rumah dekat masjid, kudu sering berjamaah di masjid kan Om… Sekalian biar tau seperti apa rupa sang muadzin yang dimuliakan Allah itu.
OOT:
Om Nh apa kabar? Lama sekali tak mampir ke blognya Om. Rumah saya sendiri pun tak terurus. Pekerjaan baru ini begitu menyita waktu dan pikiran Om…
Betul sekali Pak Anderson …
Kabar baik Pak…
Semoga lancar-lancar juga di sana ya pak …
Betul Mas Enha, kita memang tdk pernah peduli, siapa yg mengumandangkan azan, yg penting siapa imamnya.
Padahal melalui panggilannya itulah kita diingatkan 5x sehari utk menghadap dan bersyukur padaNYA.
namun, Allah swt tentu telah menyediakan tempat istimewa bagi para muadzin ini, saya yakin itu.
salam
Betul Bunda Ly …
sekecil apapun kontribusinya
ALLAH pasti mencatat kemuliaan mereka
selamat pagi pak trainerrrrrrr…. Selamat menjalani hari rabu dengan semangat ya
salam
Slamat pagi juga Bu Lely …
wah.. saya jadi pengen balik lagi ke kampung jadinya.. tempat saya dulu2 jadi muadzin
Wah …
Kang Billy pernah jadi Muadzin …
keren …
Bener bgt mas, Muadzin kadang dilupain.
So …
mulai sekarang …
jangan dilupakan ya Mel …
🙂
selalu bertanya2 juga sama ayahnya azka, tadi siapa yang jadi muadzin di masjid deket rumah. apalagi kalo suaranya indah banget dan bikin kita menangis……
apalagi kalau ayah azka yang lagi adzan pak, hehehehehehe….(cempreng pun tetep merdu, hahahahahaha)
*berharap suatu saat saat ayah azka akan semerdu itu, amiin….*
Wah mantap … Ayahe Azka …
Beberapa tahun lagi … pasti Azka akan turut meramaikan ya Fie …
semoga …
iya begitulah. apalagi kalo solat tarawih. yg ditanya duluan pasti imam. soalnya kalo imamnya pak A bacaan suratnya panjang. ngga jadi taraweh deh. hehe.
hahaha
Khas Anak Muda …
semua pekerjaan yang berhubungan dengan rumah Allah SWT adalah mulia, ntah muazin, penceramah, pengurus masjid, dsb. terima kasih pak telah mengingatkan.
MAs Hanif benar sekali …
termasuk juga mereka yang dengan keikhlasan mengepel lantai dan menyapu halaman masjid
ah betul sekali..
kadang kita lupa dengan si pelantun panggilan itu.
jadi inget kisah si Bilal..
muadzin pertama.. dijanjikan surga oleh Allah…
Ya …
Tulisan ini juga diinspirasi oleh tulisan Kang Atma mengenai Bilal Mbak …
Ah, doa yang indah pak Trener, amin.
Amin Bang Sapril …
Ada lagu campursari yg syairnya bagus lho-kalau gak salah ada bagian yang berbunyi begini
Wis wancine
mesti di elik ke
Adazn wis kumandang
Wancine sembahyang
Iramane uenak pwo… saya suka tuh lagu.
Salam hangat dari Plesiran-media untuk mempromosikan wisata daerah anda secara gratis. Penulisnya akan mandapatkan tali asih berupa sebuah buku yang menarik.
Wah perlu saya cari ini …
lagunya
betul sekali om….
makasih telah mengingatkan…
setidaknya mulai sekarang, sil akan mencoba bertanya siapa muazin nya hari ini?
hehe…
makasih om
salam hangat dari isil 🙂
Siapa ?
Kalau di semua TV sih sudah jelas nduk, kalau nggak salah namanya SAAT.
hehehe ini sama dengan yang dikemukakan oleh komentar ibu Devi diatas …
🙂
Benar Sil …
Ini juga adalah bentuk Dakwah dengan cara yang sederhana … tapi mulia …
Beberapa hadits yang berkaitan dengan muadzdzin antara lain :
Abu Hurairah ra mengemukakan, Muhammad Rasulullah saw bersabda : ” Imam adalah penanggung jawab, dan muadzin adalah pembawa amanat. Oleh karena itu Ya Allah, pimpinanlah para imam itu dan ampunilah para muadzdzin itu”(HR. Achmad,Abu Dawud, dan Tirmidzi)
***
Muhammad Rasulullah saw bersabda : ” Orang yang adzan(muadzdzin) selama 12 tahun, maka ia wajib masuk surga. Setiap kali adzan, ditulis untuknya enam puluh kebaikan. dan setiap iqomat, ditulis untuknya tiga puluh kebaikan” (HR.Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ibnu Addi)
***
Baro’ bin Azib mengutarakan, Muhammad Rasulullah saw bersabda : ” Seorang Muadzdzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya dan dijawabnya oleh orang yang mendengarnya baik di perkampungan maupun di gurun. Ia (muadzdzin) juga memperoleh pahala dari orang-orang yang turut sholat bersamanya ” ( HR Achmad dan Nasa’i)
Semoga menambah referensi tentang muadzdzin
Salam hangat dari Bening.
Pak Dhe …
Saya suka sekali komentar Pak Dhe ini …
Ini sangat memperkaya referensi dan pengetahuan saya
Saya yakin para pembaca pun mangambil manfaat dari komentar Pak Dhe ini …
Terima kasih ya Pak Dhe …
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
kunjungi
http://abuabdilbarr.wordpress.com/2010/04/27/mari-menanam-pohon-di-surga/
Alhamdulillah keponakan2 saya yang masih SD rajin ikut lomba azan dengan suara yang lumayan…
Insya Allah kedepannya bakalan jadi muazin yang amanah 🙂
Dan memang kalau di mushola/mesjid lingkungan kita, kita mudah mengenali siapa yang azan, karena tetangga semua 🙂
di Bukittinggi, seseorang yg ditugaskan untuk menjaga surau, membimbing kuliah subuh anak-anak kampung dan sekaligus jadi muadzin disebut Garin, biasanya mereka para mahasiswa STAIN yang berasal dr kampung yang jauh dr Bukittinggi. sehingga bisa sekalian tinggal di surau (ngga usah kos) dan dapat uang bulanan juga.
trus klo udah lulus kuliah, dijadiin rebutan sama ibu2 buat dijodohin sama anak gadisnya. 😀
ini cerita pengalaman jumatan di sekitar kantor saya. ketika pembawa acara mengumumkan petugas jumat hari itu, ia akan menyebutkan sebuah nama yg bertindak khotib dan imam (satu paket, biasanya dari luar), kemudian ketika mengumumkan siapa muadzinnya, ia akan celingak-celinguk mencari2 seseorang yg secara spontan diminta jd muadzin. hebatnya, yg dipilih dengan kode “kedip mata” mempunyai suara yg sangat merdu 😛
Jadi, setujukah Bapak jika tugas Muadzin diserahkan pada anak-anak? ❓
ayah saya muadzin… dan beliau mengerjakannya dengan sungguh2… adzan subuh dan jum’atan memiliki ‘lagu’ / ‘senandung’ yang khas.. heheh..
akhir2 ini sy pernah dengar suara adzan yang menggunakan rekaman. kemana suara aslinya, ya…?
Iya ya..jd tersadar betapa jarang sekali kita mengingat jasa para muadzin..semoga Allah melimpahkan rahmat utk mereka 🙂
Dan emang bener muadzin yg selalu bikin merinding itu muadxinya masjid nabawi n masjidil haram. Syang sekali nama mereka jarang terdengar 😦
Mengenai azan dan muazin, saya jadi teringat kisah seorang CEO pemilik 11 perusahaan di Jakarta, Om. Ia nangis dan gembira tak keruan saat rampung menjadi muazin. Dia lupa sejenak dan bertanya pada dirinya tentang apa saja yang ia lakukan selama ini dengan mengejar dunia melulu. Sangat inspiratif ya, bahkan konon waktu iktikaf di Masjid Tamini, mobilnya yang Lamborghini itu nongkrong di deretan parkir. Dia menangis dan asyik-masyuk bersama Tuhannya. Luar biasa…
wah salut dengan muadzin jadi inget orang” yg mngkin kurang di perhatikan ya pak nice post ^-^
Bahkan menjadi muazin itu lebih utama daripada menjadi imam salat berjemaah.