TENTANG MANNERS (LAGI)


.

Tulisan ini terinspirasi dari postingan Pak Rom (Applaus Romanus) disini.  (Thanks Pak Rom !)

Beliau … setengah curhat … bercerita mengenai pengalamannya merekrut karyawan.  Diceritakan dalam postingan tersebut ada calon karyawan yang akan diinterview, tetapi pada jam dan jadwal yang ditentukan yang bersangkutan tidak muncul.  Tanpa memberi kabar apapun.

Saya tertarik untuk sedikit membahasnya (kembali). 
Kebetulan ada suatu masa dimana saya tergabung dalam tim rekrutmen di perusahaan kami.  Dan memang ada banyak sekali kejadian seperti yang dikeluhkan oleh Pak Rom tersebut … yang menurut saya … seharusnya bisa dihindari.  Ada banyak hal-hal yang sesungguhnya sepele namun sering kali dilupakan oleh para calon karyawan atau para pencari kerja.  Khususnya ketika sudah sampai pada tahap Interview ini. 

Menurut saya … tahap interview ini adalah suatu tahap yang sangat krusial … dan sangat menentukan diterima atau tidaknya seorang calon karyawan.  Seseorang itu jika sudah sampai pada tahap interview … disadari atau tidak sejatinya sudah melewati kurang lebih 80% dari seluruh tahap seleksi.  Dia sudah berhasil mengalahkan banyak kandidat pada tahap-tahap sebelumnya.  Entah itu paper screen, ujian tertulis, fokus group discussion, presentasi, simulasi, ujian TOEFL dan sebagainya.  Sehingga menurut saya … sayang-sayang kalau sudah sampai tahap sejauh ini … kesempatan tersebut hilang hanya gara-gara persoalan sepele.

Persoalan sepele yang sering muncul tersebut adalah …

1. Tak bisa datang atau membatalkan jadwal interview.
Apalagi tanpa pemberitahuan.   Seharusnya … jika ybs masih berniat untuk ikut seleksi … beritahulah panitia/contact person di perusahaan yang dituju itu … sehingga mereka tidak menunggu-nunggu.  Dan kalaupun anda sudah tidak berminat lagi untuk meneruskan proses seleksi ini … saya rasa bersikaplah tetap profesional … Mengundurkan diri dengan baik-baik dan memberi tahu pihak terkait.  Ini sekaligus membuka kesempatan bagi kandidat yang lainnya … yang mungkin lebih butuh pekerjaan untuk bisa menggantikan posisinya … untuk juga ikut interview.  (dan percaya sama saya … para HR manager itu, apalagi yang bekerja di perusahaan besar dan multy nasional … mempunyai jaringan … sehingga jika ada kandidat yang aneh-aneh … tidak tertutup kemungkinan … mereka saling sharing data … )(bahkan untuk memblack list nama kandidat yang berperilaku tidak patut tersebut).

.

2. Terlambat
Saya sadar … lalu lintas di kota besar sangat sulit untuk di prediksi.  Macet, atau terjebak di kondisi lalu lintas tertentu sering kali membuat seseorang menjadi terlambat sampai di tempat interview.  Kandidat yang baik … pasti bisa mengantisipasi kondisi terburuk.  Lebih baik menunggu lama di tempat interview dari pada musti tergopoh-gopoh, datang mepet pada waktunya.  Jujur saja … kadang kala saya menyempatkan diri untuk memperhatikan … siapa yang datang (jauh) lebih awal dari jam yang ditentukan.  Bagi saya … ini merupakan kredit plus point tertentu bagi ybs.   Ini mengindikasikan bahwa kandidat tersebut memang “niat” untuk bekerja di perusahaan kami.  Tidak jarang pula … saya menemui para kandidat yang sengaja satu hari sebelumnya survei ke tempat interview … agar mereka bisa “berkenalan” dengan hawa “traffic jam” atau suasana dari tempat interview … (ini hal yang kelihatannya Lebay … tetapi justru sangat penting artinya …)

.

3. Permen Karet.
Percaya atau tidak … saya beberapa kali menginterview kandidat (muda usia … anak kemaren sore) … yang dengan “cool” nya mengunyah permen karet sepanjang interview.  Saya sadar … jaman sudah berganti.  Saya sekarang berhadapan dengan “Generation Y” … Generasi reformasi … Generasi demokrasi … Generasi yang kritis.  Generasi yang mendewa-dewakan “kebebasan individu” … (yang kadang kala disalah artikan menjadi “bisa berbuat seenak udelnya sendiri …”).  🙂 🙂 🙂
Namun demikian … menurut saya … yang namanya “manners” itu tidak akan pernah lekang oleh zaman.  Mau jaman Generasi “X” kek, generasi “Bunga” kek, generasi “baby boomers” kek … generasi “Y” kek … generasi “L”, “P”, “Q”, “O” sampe “Z” sekalipun … Bahkan generasi “Gan”, generasi “Bro” … apapun nama generasinya … Yang namanya sopan santun itu harus selalu tetap dijaga …

.

So …
Tanpa bermaksud nyinyir … Tanpa bermaksud menggurui …
Jika anda, atau anak anda, atau adik anda, atau keponakan anda … atau siapapun itu … sudah sampai pada tahap Interview … Bersyukurlah … Pergunakanlah kesempatan langka ini sebaik-baiknya … dengan menjaga sikap dan perilaku yang profesional dan baik. 

Profesional itu letaknya bukan di DASI atau di IPK atau di lambang Almamater tempat anda kuliah S1-S2 atau S3 …

Profesional itu letaknya ada pada … sikap dan perilaku … !!!

.
Bagaimana kalau kita memutuskan untuk BERWIRASWASTA … ?
Pengen usaha sendiri … ? Pengen menentukan nasib sendiri ?
Nggak mau tergantung kerja sama Orang ???
Apalagi pake proses interview segala ???

Samaaa !!!
Sikap dan perilaku itu tetap sangat penting …
Bahkan justru mungkin akan semakin bertambah penting … sebab anda kini adalah Pemilik Usaha … bukan berstatus karyawan lagi … tuntutan profesionalisme pun akan semakin tinggi standartnya … !!! (Owner jeh !!!)

Begitu kan ya ???
Ada pendapat lain ???

Salam saya

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

47 tanggapan untuk “TENTANG MANNERS (LAGI)”

  1. setuju sekali, bahwa sikap dan perilaku sangat penting, baik itu sebagai karyawan, rekan usaha atau bahkan owner usaha sendiri. sikap dan perilaku seseorang mencerminkan bagaimana jati diri seseorang itu…

  2. Pokoknya setuju banget sama tulisan di atas..
    Sikap dan perilaku saat interview atau sebagai karyawan harus tetep di jaga, karena akan mencerminkan sikap diri kita sendiri..

    Aku termasuk generasi apa ya Om ??

    1. Hihi..jadi Inget dulu Om, aku yang suka bagian interview dayang2 MD dan SPG baru.
      Suka sebel banget kalo pas waktunya interview, ya telat lah, banyak alasan klise, dandan medok lah plus *mo ngelenong Neng*, terus ya gitu makan permen karet *menyebalkan*,..
      Dan yang paling menyebalkan, kalo pas interview ada cewe pake softlense biruu *wwooww kaya mata kuciing*
      Langsung ilfil deh, ouuutt..! *kejam dan jutexnya keluar* xixiix..

  3. s e t u j u, om..!!!

    istilah di minang.. lamak di awak, katuju di urang..
    berlakulah sebagaimana kita ingin diperlakukan.
    di bidang apapun dan dengan siapapun.

  4. generasi Y,permen karet yosan ya om hehehe. anti garet dong saya kalau interview itu penilaian awal bukan. bahkan dulu interview pertama saya pernah dibelikan baju kerja baru oleh bapak saya,supaya terlihat lebih rapih dan keren 🙂

  5. Bener menurut aku om.. kalau aku seh pas reqruitmen cpns gak oake begituan.. cuma tes tertulis sekali, udah.. tinggal nunggu lolos atau gak.. Terlalu mudah juga yak menurut aku.. hmmm…

    Tapi ini seh utk yg tk1 dan 2 aja.. klo cpns pusat sama kayak perusahaan swasta..

  6. kalau pendapat saya mah…manner dimulai dari keluarga. Contoh yg paling dasar adalah mengucapkan terima kasih saat kita diberi sesuatu oleh orang lain. Banyak juga generasi Y yg memiliki manner yg baik namun mereka menjadi orang ‘kuno’ di mata generasinya kali yah???

    1. semoga saja … mereka sadar ya Pak Neck …
      sayang-sayang … sebab kemampuan dan kompetensi mereka itu pada umumnya sangat baik lho …
      tinggal di poles dengan manners yang baik … pasti jadi karyawan yang dapat diandalkan …

  7. waduh jadi malu nih… linknya tulisanku ada disini… terima kasih om. saya belum pernah ketemu yang makan permen karet. semoga tidak pernah ketemu. 🙂

    setuju apapun posisinya mau owner atau karyawan tuntutannya tetap sama.

    1. hahaha … Pak Rom bisa aja …
      Sekali lagi … terima kasih ya Pak …
      saya rasa kita sepakat … bahwa kita menulis hal sederhana ini supaya adik-adik (atau bahkan anak-anak kita) tidak melakukan hal yang tidak perlu dalam merajut masa depannya …

      Salam saya Pak …

  8. Betul sekali itu Om..
    hihi.. kok saya jadi makin emosi baca postingan Om disini
    Tapi emang bener sih interview itu sudah jawaban paling pucuk diterima apa tidaknya lamaran kita, dari cara bicara dan sikap, niat apa tidaknya seseorang kerja sudah gampang ditebak..

  9. Om, mohon maaf kalau saya menginterview orang yang datang telat (apapun alasannya) sudah saya coret duluan, apalagi tanpa berita (toh sekarang banyak alat komunikasi kok), ditambah lagi makan permen karet.
    Nah saya sangat terkesan dengan orang yang datang lebih awal, bahkan mungkin sehari sebelumnya sudah survey terlebih dahulu. Orang seperti inilah yang kita butuhkan, karena dari segi pengetahuan mereka hampir sama dan 80% sudah dikatakan lulus, tinggal memastikan siapa yang terbaik diantaranya tentu saja yang terpenting manner nya dulu Om. 🙂

    1. Itulah Uda …
      apa lagi sekarang kan ada talipong bimbit pipih lebar gepeng itu kan ?
      saya lihat banyak diantara mereka yang hidupnya nggak lepas dengan uplek alat tersebut
      mosok mengirimkan berita keterlambatan saja tidak bisa ?
      Apa aja sih yang mereka tulis di alat itu ???
      hehehehe

      Salam saya Uda

    2. saya dulu gitu tuh Uda, pasti survey lokasi dulu biar gak ada acara telat.
      terus klo dah tau gedungnya nih, yaah mampir2 gitu deh ke kantinnya, biar sok2 akrab gituh. terus besoknya pasti datang diawalan, biar sempat ke toilet, sempat tenang2in hati hahaha …

      sambil ngunyah permen karet? Gak pernah, paling ngemut permen mint biar segar nafasnya hihihii

      1. yaaa … betul nik …
        kelihatannya memang sepele … berkenalan dengan “hawa” gedung tersebut … membiasakan diri dengan suasana sekitar … ke kantin dan juga ke toilet …
        Ini bisa membuat relax
        Thanks Nik

  10. Saat inter view mengunyah permen karet? Busyet deh..Mungkin utk menghilangkan grogi tapi caranya itu lho..Terus calon karyawan kayak gini diterima gak Om?

    1. sering kali tidak … !!!
      Karena biasanya … setelah di interview dan di test … kompetensi dan skillnya juga … yaaaa begitulah … !

      (tak se “cool” permen karetnya)

  11. Betulll betulll betulllll om… suka pada ga nyadar yaa kalo yang beginian itu juga dinilai… juga kerapian pakaian dan juga dandanan lohhh… saya sendiri kalo ngeliat pelamar yang pake baju yang motifnya tabrakan ga matching juga rada manyun… apalagi kalo ternyata dia ngelamar di posisi yang membutuhkan skill keindahan visual.. wadawww.. pake baju aja ndak bisa milih, gimana suruh ndesain… iya toh???

  12. Sangat bermanfaat tulisan ini, Om. 🙂
    Kemarin idah menemani “teman” interview di sebuah bank juga dia mengunyah permen karet, oom.
    Alasannya si simpel, mengurangi rasa nerveous.

    Itu bukan alasan ya, Om.
    Karena nerves kan bisa dihilangkan dengan cara lain ya, Om.

    1. Ketika menunggu sih … sangat oke-oke saja … sekalian senam muka supaya segar raut wajahnya …
      namun kalau sudah masuk ruangan … ada baiknya permen karet tersebut di kantongi dulu …
      nanti dimakan lagi … (kalo emang nggak bisa lepas dari permen karet)(hahahahaha)

      salam saya Idah

    1. Hahaha …
      saya rasa … yang namanya gaul itu … adanya di hati dan semangat …
      (just like rocker kaan ???)
      it’s about heart and spirit !

      Salam saya Mas Dewo

  13. Kasus pertama, tidak jd datang tanpa pemberitahuan, kesannya jadi ‘jumowo’ ya Om, sdh dpt kesempatan sampai intreview kok ketika tdk bisa datang tanpa pemberitahuan?

    Teman saya ada yg ngalami kecelakaan beberapa saat menejelang interview dan sdh memberitahukan, tapi karena SOP stdrtnya interview, terpaksa dia harus ikhlas gak bisa mengkuti jadwal interviewnya

    Oh iya, kalau ngunyah permen karet saat interview? Waduuhh, parah banget attitude/mannernya?

  14. Inilah mungkin yang diistilahkan dengan “kehilangan nilai”…
    Selain permen karet, hal yang paling tidak saya suka adalah ketika berjabat tangan dengan seseorang tapi orang tersebut masih sambil bicara dengan orang di sebelah saya.
    Kejadian seperti ini biasanya terjadi manakala berjabat tangannya dengan banyak orang.
    Sebaiknya orang tersebut menuntaskan obrolannya, barulah menghampiri saya

    1. Setuju banget Pak Mars …
      Ini biasanya terjadi saat kawinan … saat kita memberikan selamat di pelaminan …
      Tangannya kemana … mukanya menoleh kemana … ngomongnya sama siapa …
      hahaha

      Salam saya

  15. Sebuah perilaku yang tak profesional dan bermoral, kecuali jika ybs sakit keras atau sudah meninggal dunia.
    Ini juga saya alami ketika mengeluarkan sebuah maklumat.
    Tak ada respons apapun dari beberapa orang tentang yes atau No nya.
    Akhirnya langsung saya PHK secara sepihak tanpa pemberitahuan.

    Salam hangat dari Surabaya

  16. Generation Y hihihihi istilah pakde bisa aja, sangat detail penjelasannya. kebetulan juga saya mengalami hal yang sama, bedanya pada waktu itu sayapun masih muda sebagai interviewer, jikalau mengetahui yang model makan permen karet sudah pasti langsung saya ucapkan terimakasih telah hadir dan silahkan pulang sambil menelan permen karetnya 😀 (kejem jeh)

  17. Saya paling sebel kalo sedang menginterview seseorang tiba-tiba ponselnya bunyi, dan tanpa permisi dia langsung bicara di ponselnya. Weitsss, kalo yang begini ini, sekian dan terimakasih. Begitu selesai menelpon, saya persilakan keluar 😡

  18. Sepakat Om, kalo ada yg begini di kantorku pasti lgsg black list, melaporkan nama ybs ke si agent pencari kerja, untuk ga pernah diikutkan lg kalo kantor buka lowongan *sadis* hihihihi.

  19. terima aku oooom…karena aku tidak melakukan semua hal ituuuu…
    *iki opo toh?

    hihihihihihihi.
    tapi serius deh, tulisan ini berguna banget buat aku. setidaknya aku sebagai jobseeker paham banget apa yang dibutuhkan dan yang dicari oleh ‘pihak seberang’

  20. Merekrut karyawan memang menyakitkan kalau yang kita rekrut ternyata salah prediksi… dikira punya komitmen baik padahal kurang bagus bahkan setelah kita training eh dapat job lain cabut dia hmmmmmm repot

any comments sodara-sodara ?