AZAN MAGHRIB


.

Ini tentang azan Maghrib.  Lebih tepatnya kumandang azan Maghrib yang ada di televisi. 

Hampir seluruh televisi, baik swasta maupun badan penyiaran pemerintah, selalu mengumandangkan azan Maghrib ketika waktu sholat Maghrib tiba.

Entah anda memperhatikan atau tidak,  dahulu sekali, tayangan azan Maghrib hanya berupa foto plus text kalimat azan saja.  Fotonya bisa foto masjid, pemandangan, atau gambar orang sholat.  Gambar diam.  Atau paling banter slide show saja.  Namun dengan berkembangnya waktu, insan-insan televisi mulai berkreasi dengan membuat film pendek.  Awalnya film ini hanya menampilkan adegan orang azan, orang berwudhu plus pemandangan alam Indonesia yang indah, terutama di waktu senja hari.  Kadang diselang seling dengan pemandangan masjid-masjid berikut ragam arsitektur Islami yang terkenal.

Kreatifitas awak produksi televisi tak pernah berhenti.  Mereka terus terpacu untuk membuat karya yang lebih baik lagi. Dewasa ini sering kita jumpai kumandang azan Maghrib, yang kalau kita perhatikan gambarnya, ternyata film pendek tersebut ada alur ceritanya.

Ada banyak cerita yang pernah diangkat menjadi ilustrasi kumandang azan Maghrib.  Ada kisah tentang dua orang pendaki gunung suami istri yang sholat berjamaah di puncak gunung.  Ada cerita tentang wisatawan yang berkunjung ke kawasan indah Raja Ampat di Papua sana.

Ada juga cerita tentang seorang arsitek yang menumpang OB Van, mobil produksi sebuah televisi.  Namun ketika dia turun, dia lupa membawa salah satu bawaannya.  Sebuah gambar rancang bangun mesjid.  Si sopir OB Van mengetahui ada barang tertinggal di mobilnya segera mencari arsitek yang tadi menumpang mobilnya tersebut.  Kesana kemari.  Akhirnya ketemu juga, di sebuah desa.  Sepertinya arsitek tersebut akan membangun sebuah mesjid di desa tersebut.  Si arsitek senang sekali gambar rancang bangunnya diketemukan, sehingga dia bisa segera membangun masjid di desa tersebut.  Sebuah kisah yang bagus.

Di stasiun TV yang lain, ada kisah tentang satu keluarga menengah … ada bapak-ibu-dan dua orang anak-anaknya.  Masing-masing punya aktifitas.  Namun ketika azan Maghrib berkumandang mereka berkumpul dan sholat berjamaah.  Ini juga pelajaran yang bagus.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah melihat versi film yang lain, yang kalau tidak salah mengambil lokasi di Bukit Tinggi.  Kisah tentang rombongan reporter televisi yang berpapasan dengan sebuah keluarga yang akan mengantar ibunya yang sakit.  Rombongan sang reporter bertukar kendaraan dengan rombongan ibu yang sakit itu.  Dan ketika reporter sampai ke desa tujuan, mereka disambut masyarakat dengan suka cita, karena telah menolong salah satu warganya.  Kisah yang mengajarkan tolong menolong.

Ada lagi kisah yang lain. Kisah tentang sebuah keluarga yang ceritanya sedang bepergian.  Ayah-ibu dan putrinya.  Hujan deras, jalan mereka terhalang tiang antene televisi yang ambruk, di sebuah rumah sederhana di pedesaan.  Si Ayah keluar ingin menegakkan kembali antene tersebut.  Si Putri juga tidak mau ketinggalan.  Dia keluar mobil dan bermain hujan-hujanan.  Melihat ini ada seorang gadis penghuni rumah sederhana tersebut yang tertarik ikut juga bermain hujan.  Mereka jadi akrab.  Sholat berjamaah.  Sambil menungguh Bapak dan Ibu si gadis penghuni rumah sederhana ini pulang.  Dan akhirnya ketika mereka berpamitan, mereka bertukar cindera mata.  Ini juga cerita yang indah menurut saya.  Persahabatan yang tidak mengenal strata sosial.

Saya pujikan upaya insan-insan kreatif televisi ini. 

Selain gambarnya dikemas dengan teknik sinematografi yang indah … kisah yang diangkat pun juga tak kalah indah.

Ini membuat kita semua … at least saya … menjadi senang menontonnya.  Sambil tak lupa mulut ini ikut melafazkan kalimat-kalimat yang disunahkan untuk diucapkan ketika kita mendengar azan.  Dan saya menontonnya sampai habis … tanpa tergoda untuk meraih remote dan memindahkan channel.

Alhamdulillah … Saya mengikuti azan tersebut sampai habis (… sebagaimana yang diperintahkan oleh NYA)
Terima kasih pada mereka yang membuat film-film pendek tersebut.

Sekali lagi … ini upaya kreatif insan televisi yang sangat saya pujikan … !!!

So …

Anda pernah menonton “film Azan Maghrib” ?
Mungkin ada cerita yang anda ingat ?

Salam saya

.71071D338183D7765E8404E3E942AEC9

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

40 tanggapan untuk “AZAN MAGHRIB”

  1. Turut senang membaca tulisan ini.
    Memang kita harus selalu mendukung kreatifitas anak negeri. Dengan harapan semoga dapat menghasilkan kreatifitas kreatifitas yang lebih baik lagi.
    Terima kasih Om.

  2. Seharusnya memang begitu ya Om. Pengumandangan adzan magrib yg ditonton oleh jutaan orang sebagusnya memang digunakan untuk pendidikan, bukan iklan 🙂

  3. Pesan moralnya memang bagus om, terlepas dari acara tv selepas azan adalah sinetron yg tidak mendidik. Kalau kami biasanya begitu sudah dekat mahrib sudah mati tuh tv dan kami siap siap kemasjid.

  4. Tayangan Adzan Maghrib skrg banyak yg bagus, Om. Tp dr semua, sy paling suka yg tayangan seorang pria sedang shalat. Trus di setiap gerakan ada tulisan manfaat yang bs kita dapatkan. Ternyata selain memenuhi kewajiban kita sebagai muslim, setiap gerakan shalat itu banyak sekali manfaatnnya bagi tubuh

  5. Ada Om, disalah satu stasiun TV ada adazan Maghrib diberi ilustrasi film kisah salah satu Sunan yang membangun masjid dan pondok pesantren di suatu daerah (Lamongan)
    4 ajaran Sunan yang terkenal juga disebutkan ;
    1. Wenehono teken marang wong kangwuto
    2. Wenehono sego marang wong kang kluwen
    3. Wenehono busono wong kang wudho
    4. Wenehono payung marang wong kang kaudanan

    Sunan Drajat juga menggunakan gamelan dan tembang-tembang Jawa untuk menyampaika syiarnya

    Salam hangat dari Surabaya

  6. Iya om.. Saya juga suka menghayati cerita yang diangkat film pendek pengiring adzan magrib… Bagus juga buat putri kecil saya, dan membuat bisa merampungkan kita mendengarkan adzan tersebut..

    1. Sama-sama …
      Semoga Pak Abink – Bu Ditha dan juga Alia … bisa cepat pulang ke Indonesia
      And by the time you reach home … saya rasa cerita Azan Maghrib sudah ada yang baru lagi nih …

      Salam saya

  7. aku ingat suka banget nonton azan maghrib yang dilatari pemandangan surau2 tua di ranah minang.. dulu pernah ada di RCTI klo gak salah. sekarang udah jarang nyalain Tv.. 🙂

  8. Iya Om, kalau pas maghrib di rumah, saya suka menyengajakan diri nonton film pendek saat azan maghrib, paling suka yang di Raja Ampat itu, cantik bgt soalnya hihihihi

  9. Ada Om…kalau gak salah Trans TV yang bintangnya emang bintang FTV semua di mana gerombolan executive mudah yang sibuk tetap menyempatkan sholat diselah-selah kesibukannya saat adzan berkumandang.

    Dan ada juga (entah TV apa) yang cerita tentang dua bersaudara di mana salah satu mereka di kita dan berkecukupan tapi gak punya anak dan satunya di kampung punya anak tapi hidupnya serba kekurangan dan juga tidak pernah sholat,,.. kelanjutan cerita silahkan browsing di TV masing-masing 😀 (yang ini ceirtanya panjang, he he he)

    Dari dulu dikasih tahu kalau ada Adzan chanel TV jangan dipindah dan adanya film-film pendek ini membuat kita makin suka….

  10. Film pendek yang ini :

    Ada lagi kisah yang lain. Kisah tentang sebuah keluarga yang ceritanya sedang bepergian. Ayah-ibu dan putrinya. Hujan deras, jalan mereka terhalang tiang antene televisi yang ambruk, di sebuah rumah sederhana di pedesaan. Si Ayah keluar ingin menegakkan kembali antene tersebut. Si Putri juga tidak mau ketinggalan. Dia keluar mobil dan bermain hujan-hujanan. Melihat ini ada seorang gadis penghuni rumah sederhana tersebut yang tertarik ikut juga bermain hujan. Mereka jadi akrab. Sholat berjamaah. Sambil menungguh Bapak dan Ibu si gadis penghuni rumah sederhana ini pulang. Dan akhirnya ketika mereka berpamitan, mereka bertukar cindera mata. Ini juga cerita yang indah menurut saya. Persahabatan yang tidak mengenal strata sosial.

    Menurut saya agak aneh Om,, kalau dari awal si Ibunya tau atau ingat mereka punya payung di mobil, pasti bapaknya atau suaminya ibu itu nggak perlu basah2an saat memperbaiki antena tv yang roboh itu Om.. komentar saya mungkin di luar tema tulisan Om, tapi sekali lagi adegan yang buat saya “cukup mengganggu” ini menunjukkan sedikit ketidakperdulian dalam sebuah keluarga Om.. 🙂

    salam kenal dari Bogor yaa Om..

  11. saya jarang nonton tv.. hehe… tapi yang sesekali itu pernah juga melihat tayangan saat azan, yang paling saya yg duluuu…. mesjid-mesjid indah di nusantara… 🙂
    Trimakasih sdh berbagi cerita azan ini, Pak Her…

  12. Ada stasiun tv yang nggak nyiarin azan maghrib, Om. Malah yang diputar biasanya iklan yang selalu muncul hanya pada saat azan magrib aja. Jadinya kalo pas di rumah, saya dengar suara iklan2 itu, saya langsung mikir, “Oh, di Jakarta udah magrib.” 😀
    Kalo di stasiun lokal TVRI Kaltim, biasanya video latar azan-nya berupa kegiatan keluarga seorang caleg 😀

  13. Salah satu “film adzan maghrib” yang saya suka adalah yang menceritakan kisah seorang eksekutif muda yang super sibuk dan tidak sempat mengunjungi ibunya, meski sang ibu sudah berulang kali menelponnya untuk bertanya kabar. Sampai pada sebuah moment, ketika dia melihat seorang anak kecil yang membelikan setangkai bunga untuk ibunya. Si Eksmud mengikuti anak tersebut. Dia terkejut sekali, karena ternyata bunga itu untuk ditaruhnya di kuburan yang sang ibu, karena kebetulan hari itu adalah hari ulangtahun almarhumah ibu si anak tersebut.

    Peristiwa tersebut menghentakkan hati dan perasaan si eksmud untuk segera menghambur menemui ibunda tercinta. Jadilah pertemuan yang mengharu biru antara ibu dan anak yang diakhiri dengan shalat berjamaah.

    Yang membuat ‘film’ tersebut semakin menarik adalah ternyata yang memerankan sang ibu adalah aktris yang cukup terkenal, yakni Henidar Amroe.. 🙂

    Setuju Om, bahwa kreativitas “film adzan maghrib” saat ini sudah sangat tinggi dan patut diapresiasi. Semoga kreativitas tersebut tidak kebablasan dan mengenyampingkan esensi dari adzan itu sendiri.. 🙂

  14. iya ya Om.. gara2 kreatifitas itu kita jadinya menonton sampai habis azan tersebut..
    ditambah ceritana bisa berganti suatu waktu…

    Sungguh harus kita apresiasikan.. ^_^.. tapi ada juga stasiun TV yang tidak menampilkan azan magribnya 😦

  15. sangat bermanfaat om … namun kiranya semua televisi memberikan informasi adzan bukan hanya saat magrib saja melainkan jam setiap waktu sholat tanpa ada embel – emble promosi tentunya

  16. meskipun saya jarang nonton tipi, tapi ada tayangan adzan yang berkesan bagi saya yang kalo nggak salah waktu itu menjelaskan bahwa sebenarnya adzan sebenarnya nggak pernah berhenti berkumandang di setiap detiknya karena perputaran rotasi bumi. Subhanalloh

  17. Gitu ya, Om… Wah saya ngga merhatiin. Tapi model cerita pendek itu memang kreatif dan bikin penasaran. Saya sempat merhatiin beberapa perusahaan rokok dan juga mie instan beriklan dengan cerita pendek tersebut selama bulan puasa. Cerita pendeknya pun dibagi beberapa episode, dengan puncaknya pas lebaran. Kreatif memang.

    Btw, Om, bgm caranya menampilkan widget “My Other Blog” kayak di blognya om NH? Apakah itu widget blogroll?

  18. kalau yang saya ingat ada iklan azan maghrib, adegannya ada antena televisi terjatuh dan anak kecil yang keluar dari mobil langsung mencoba mendirikannya kembali, kemudian anak si pemilik rumah bermain hujan bersama 🙂 …

any comments sodara-sodara ?