Sabtu, 22 Januari 2011
“Fadil….” Kali ini saya memanggil nama salah seorang siswa, yang ternyata tidak hadir di kelas.
“Bu….” Mutia, Siswa Kelas XI-IPS memanggil saya dengan suara setengah berbisik.
“Fadil sudah berhenti sekolah” Katanya dengan mata menunjukkan kesedihan
“Kenapa..?” saya menatap anak itu dengan wajah sedikit curiga.
“Apa dia ada masalah dengan pihak sekolah?, Atau ada masalah dengan biaya sekolah?” pertanyaan yang begitu cepat meluncur saja dari mulut saya.
”Bukan bu, selama ini dia sakit, sekarang kepalanya botak karena rambutnya rontok semua, tangannya kurus, tetapi mukanya bengkak..” seperti ada air yang ingin mengalir dari mata gadis itu, dan semua bulu ditanganku ikut bergidik. Entah apa yang kurasakan, aku tidak tahu.
“Selama ini dia sakit, dan orang tuanya sudah meminta dia beristirahat selama setahun, tetapi dia tidak mau.. tidak mau tahun depan dia masih kelas XI sedangkan kami sudah kelas XII” Mutia menjelaskan Panjang Lebar.
“Sakit Apa dia..?? kanker..?? Sudah berkunjung kerumahnya..?? Sudah tanya kepada orang tuanya” kepalaku sudah dipenuhi dengan tanda tanya yang begitu banyak.
“Dia selalu merahasiakan penyakitnya bu, tetapi saya hanya menduga dengan mencari gejalanya di internet….” Entah saya benar-benar lupa gejala penyakit apa yang disebutkan mutia, tapi menurutnya itu adalah kelainan pada darah dan juga faktor penyakit keturunan dari ayahnya.
“Cobalah datang ke rumahnya, bantu dia dengan semangat” kataku
“Kalau kalian Kesana, tolong kabari ibu, kita berangkat sama-sama, tolong ya..” itulah kalimat percakapan terakhir dengan siswaku Mutia.
–
Ada rasa yang sakit dan berkecamuk dalam diriku, merasa akan kehilangan seseorang, walaupun dia hanya seorang murid, tapi aku merasa murid adalah bagian dari diriku, tanggungjawab moralku. Pikiranku terus bergejolak tentang apa yang akan terjadi dengan fadil, bagaimana keadaanya hari ini dan esok.
Aku harus menjenguknya, paling tidak aku bisa memegang tangannya, membelai pipinya dan berkata
“Nak, Hidup ini adalah anugerah dan perjuangan, Jangan menyerah dan teruslah Berdoa, Aku akan selalu ada untukmu…!”
Mungkin aku hanyalah seorang Guru baginya, tapi dia adalah juga bagian dari diri dan tanggungjawabku.
Kisah ini Bukan fiktif, kutuliskan dengan segala gejolak di hati dan pikiran. Malam inipun aku masih meneteskan air mata, entah apa yang kupikirkan, untuk seorang muridku yang mungkin sedang berjuang bertahan dalam penyakitnya, yang meghabiskan semua rambut dan menyisakan kulit serta tulang di tubuhnya.
–
Fadil…
Aku mencintaimu sebagai mana aku cinta akan hidupku
Tidak rela menatap bangku itu kosong
Jiwaku telah terbenam dalam Keseharianmu
Gurumu, yang tak berharap kau menjadi Pintar
Gurumu yang berharap kau selalu memiliki semangat belajar
Aku ada karena kau ada mendengarkanku
Aku tersenyum Karena Kau ada memberi senyum
Begitu juga Mereka..
Mereka mencintaimu Seperti Aku mencintaimu
Seakan kau adalah anak dari Jiwaku
Semangat Nak… Jangan Menyerah
Kau boleh berhenti sekolah
Tapi Jangan Berhenti bertahan hidup
Berharaplah pada Kuasa Sang khalik
Aku dan mereka akan selalu ada untukmu
Apapun Penyakitmu…
Setiap doa akan kami bawa untukmu Nak
—
Tulisan ini dikirim oleh PENULIS TAMU
Dia adalah Jumia Lely Sinuraya
Seorang Ibu Guru, Mengajar IT
Tinggal di Medan
semoga ada keajaiban untuk fadil ya mba…..*baca postingan sambil menahan jatuhnya air mata*
amin .. semoga .. meski saya sendiri tidak tahu penyakit dia apa..
Apapun penyakitnya, semoga Fadil diberikan kekuatan, kesabaran dan keikhlasan untuk menerima dan menjalaninya. Ini bagian dari takdir Allah. Semoga dengan kekuasaan Nya, kasih sayang Nya, Allah memberikan kesembuhan melalui jalan apapun yang dipilih Nya. Medis boleh mengatakan sakit ini, sakit itu, tapi medis maupun pengobatan lainnya, hanyalah sebuah ikhtiar, Allahlah yang menentukan hasilnya.
Membaca kisah ini, ada satu rasa yang membuat saya paham dengan kesedihan yang bu Guru rasakan. Semoga ini membuka mata dan hati kita semua, mari kita tunjukan kepedulian, minimal dengan doa.
wah ini bukan kisah fiktif ya, berarti memang true story
baru beberapa saat lalu aku membaca ada kegiatan berbagi info utk anak-anak penderita kanker.
http://us.health.detik.com/read/2011/02/04/143011/1560166/763/berbagi-info-untuk-anak-anak-penderita-kanker–ypkaic3?ld991106763
Semoga Fadli tetap tegar sampai saat terakhir, meskipun biasanya penderita jauuuh lebih tegar daripada kita-kita. Hanya bisa bantu dengan doa.
EM
saya ga berani pastikan ini kanker atau bukan mbak sensei..tapi yang pasti bukan penyakit biasa menurut saya..
semoga fadil mendapat yang terbaik dari Yang Maha Kuasa. Tetap semangat bu guru!
semangat untuk lebih 1000an anak disekelilingku, tapi 1 juga sangat berarti buat saya .. semangat 🙂
Semoga lekas sembuh mbak
gimana kabar Fadil sekarang mb??
Semoga diberi kekuatan dan ketabahan dalam menjalani hidupnya…
Sy ikut mrebes mili… 😦
total sudah berhenti sekolah dan total istirahat di rumah, hanya saja untuk sementara tidak bersedia dikunjungi oleh teman sekolah termasuk saya gurunya.. kalau telepon mau, katanya istirahat di rumah…
makasih loh pak trainer.. begitu buka postingan ini kok saya malah meneteskan air mata lagi ya.. hehehehe
saya ini guru yang cengenggg sekali yaaa
Semoga Fadil diberi kekuatan dan kesembuhan mbak,
dan perlu pendekatan secara personal dari gurunya untuk dia tetap semangat, kalo dijenguk rombongan langsung, kayaknya dia ga siap meliat keceriaan teman2nya,
Salam untuk Fadil Mbak..
hiks… sedih baca postingan ini… semoga Allah memberi yang terbaik untuk fadil ya mba. Dan semoga fadil ga kehilangan semangat hidupnya, karna masih banyak orang yang menyayanginya 🙂
Arrgghhhhh, menangis aku mbakyu….
Fadil, hadapi semua dengan senyuman ya Nak…
Allah selalu memberikan yg terbaik buat kita semua….
Mbak, 22 januari, kita berjanji kan mbak?
Saya pernah punya teman yang mendadak ada kelainan di darahnya. Kulitnya jadi seperti hangus terbakar. Rambutnya rontok. Padahal selama kuliah & KKN bersama nampaknya dia sehat-sehat saja.
Sempat menengoknya sekali, masih nampak sehat & kuat. Setahun kemudian saya mendapat kabar kalau teman saya tsb sudah meninggal.
Sedih sekali mendengarnya. Karena selama hidupnya dia dikenal sebagai orang yg periang.
Eh, saya kok jadi ikutan curhat ya?
Ikut mendoakan yang terbaik untuk Fadil
hiks…….hiks……… aku titipkan doa utk kesembuhan Fadil, Mbak Lely sayang
semoga dgn semangat kawan2nya juga ibu gurunya yg penuh kasih, Fadil mampu bertahan ,amin
salam
Ikut berdoa untuk kesembuhan Fadil…
Ikut berdoa 😦 saya juga seorang guru, memang benar jika murid kita mendapat musibah kita akan merasa sedih, sedih sekali. Begitu pula jika murid kita berprestasi pasti akan senang juga 🙂 guru yang sesungguhnya mencintai muridnya seperti bagian dari hidupnya sendiri. Salam.
Semoga Fadil tabah, ikut berdoa buatnya.
Semoga fadil bisa tetap memberi inspirasi kepada orang lain dan tetap semangat untuk hidup,kirain ini cerita fiksi,jadi merenung sendiri jadinya 😦
Saya terharu baca cerita ini. Saya suka membaca cerita yg diangkat dari kisah nyata seperti ini, refleksi yg benar2 menggetarkan hati.
Terimakasih buat om NH yg sudah mem-publish cerita ini, juga buat Bu Guru Lely yg sudah mau berbagi cerita.
Salam kangen
Innalillah… titip doaku buat Fadil ya kak.. 😦
semoga segala yang terbaik tercurah untuknya,
semoga bisa terus semangat, tegar dan bersabar… 😦
Allah pasti memberikan yang terbaik bagi umat yang baik dan pasrah..
ah.. 😥 😥 pokoknya harus tetap didukung dan dikuatkan..
cepet sembuh ya Fadil.. 😥 😥
Tuhan pasti memberikan jalan yg terbaik…
PASTI…,
semangat…, \(^o^)/
amazing..aku suka ini memang seorang guru yang sangat peduli……semoga fadil mendapat mujizat……dan seandainya aku berada dalam posisi seperti itu, betapa sedih melihat bangku kosong dengan seorang murid sedang bertahan melawan penyakitnya……
salam 🙂
innalillahi..semoga fadli selalu di beri ketabahan dalam menghadapi cobaan ini yah mbak..dan semoga diberi kesembuhan ama Allah..
Mba Jum sosok guru idaman murid2nya..
Duh aku bacanya merinding..
Ga terasa mataku berkaca-kaca..
Ga kuat menahan nih,menetes ..hiks2..
Smoga Fadil selalu dalam perlindunganNya
dan tetep smangat untuk hidup..
Titip doa buat fadil ya mba..
Terimakasih untuk kisah yang menyentuh ini…
Berdoaaaa yang terbaik untuk fadil yaaa
Aku juga pernah dengar cerita ttg seorang yang sakit karena kelainan darah dan faktor keturunan,,dan dia masih mampu bertahan,,,
Aku salut sama mbak jum,,
Guru yang hebat,,pasti murid-muridnya hebattt
Semoga Fadil diberi kekuatan dan semangat untuk bertahan ya. Hiks…hiks… anak masih begitu muda dan begitu terbentang masa depannya 😦
semoga fadil sll diberi kesehatan dan sll tersenyum…………………
salam persahabatan dr MENONE
termenung dan berdoa… itu saja mbak jum… *this is just too brutal for his age…
Seorang guru adalah
-Pendidik
-Pengajar
-Orangtua
-Sahabat
-Panutan
-Tumpuan harapan
-Idola
Tanpa guru, apa kata duniaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…
Saya sangat menghormati guru dari siapa saya belajar banyak hal.
Salam hangat dari mantan murid
salut banget sm ibu…. tdk hanya sebagai pendidik namun sbg sahabat juga 🙂
Bu ….Smg fadhil diberi kekuatan oelh Tuhan YME untuk melalui cobaan-Nya dan tentunya diberikan kesembuhan amiiin…gak bisa ngebayangin masih sekecil itu sudah menanggung beban penyakit yang cukup berat ..
Salut, masih ada guru yang punya hati semulia ini.
Yang punya perhatian begitu besar untuk anak didiknya.
Semoga kesembuhan adalah yang terbaik bagi Fadil,
insya Allah!
berdoa yang terbaik buat fadil..semoga diberi kekuatan dan ketabahan….
untuk ibu guru yang mulia salut banget…
🙂 Semoga Fadil senantiasa diberi kekuatan dan dia selalu percaya ALLAH itu menyayanginya….
kak lely seorang guru idaman…semoga doa bloger di sini menambah kekuatan bagi fadhil menjalani sakitnya,,,
semoga disembuhkan ya fadhil sayang,,tetap semangat dn beruntungnya dirimu mempunyai guru seperti ibu Jumaelely…^^
saya merinding bacanya 😦
semoga fadil diberi kesembuhan. amiiin