.
Bukan … ini bukan Postingan tentang anak Bungsu saya. Memang anak bungsu saya nama panggilannya juga Yoga. Namun ini cerita tentang Yoga yang lain
Yoga yang ini adalah seorang Training Executive yang pekerjaan sehari-harinya bertugas membantu kami para Trainer untuk mempersiapkan, mensupport dan mengatur pelaksanaan in class training. By nature pekerjaan kami itu saling membutuhkan satu sama lain. Kami dekat. Saking dekatnya … Yoga sering menjadi sasaran curhat saya …
Seperti yang terjadi Senin kemarin
18 April 2011
Trainer diminta untuk memfasilitasi sebuah workshop. Diadakan di sebuah hotel berbintang lima di selatan Jakarta. Yoga seperti biasa juga bertugas mensupport persiapan-persiapan dokumen, hand out dan stationery yang diperlukan. Session Pagi berjalan lancar jaya. Sampai waktunya makan siang tiba … Seluruh peserta makan.
Sementara itu … Saya tetap tinggal di dalam kelas … saya masih melihat dan mengecek kembali beberapa slide yang akan saya bawakan siang – sore nanti. Rencananya Saya akan makan nanti saja … yaitu saat peserta sudah masuk kelas kembali dan mengerjakan diskusi kelompok.
Sejam kemudian … kelas dimulai lagi … saya berikan beberapa pengarahan. Lalu saya biarkan mereka berdiskusi kelompok … waktu diskusi kelompok ini sekitar 45 menit. Sangat cukup bagi saya untuk turun sebentar ke restoran untuk Makan siang. Saya pun bergegas menuju Resto di lantai satu.
Sesampainya disana … seperti biasanya saya lapor receptionis Restoran itu.
”Saya rombongan dari perusahaan PT XYZ mbak, mau makan siang untuk satu Pax …”
Namun entah mengapa reception dan juga person in charge di Resto itu kok rada acuh tak acuh bilang ke saya … ”Untuk PT XYZ paket meeting lunchnya sudah kelebihan 2 orang pak …” . Sambil mata mereka mengamati saya penuh selidik … penuh curiga … seolah saya ini orang yang sebetulnya tidak berhak makan siang disitu tetapi mau coba-coba ngaku-ngaku peserta workshop.
Hati saya mendidih. Langsung rasa lapar saya hilang. Selera makan saya raib entah kemana.
Saya memang tidak memakai dasi, tidak memakai jas atau yang semacamnya.
Mungkin mereka menduga saya ini penyusup yang ngaku-ngaku karyawan PT XYZ ??? Atau mungkin mereka mengira saya ini kurir/pesuruh/driver yang sengaja mau numpang makan di Resto mewah ini .. Nada kalimat mereka begitu penuh kecurigaan.
Perkataan Person in Charge dengan nada minor itu sungguh menyakitkan hati saya … (entahlah … mungkin saya saja yang lagi sensitif )(PMS ???)(hahaha)
Saya hanya berujar singkat pada mereka … ”Saya ini fasilitator yang memimpin Workshop PT XYZ di lantai lima itu lho Mas …OK kalau begitu terima kasih Mas … mohon maaf telah mengganggu pekerjaan anda … !!!” (Alhamdulillah nada suara saya masih terkontrol …)
Dan saya pun bergegas naik lagi … Ke ruang workshop lagi … tidak jadi Makan siang.
Yoga kaget … saya kok sudah kembali ke kelas secepat itu …
Perlahan dia bertanya pada saya … ”Sudah selesai makannya Pak, kok cepet bener”
Saya tidak menyahut … tetapi saya keluar kelas … dan Yoga mengikuti … ( BTW. para peserta masih diskusi kelompok di dalam). Yoga tau betul … telah terjadi sam ting rong pada hati saya waktu itu … Yoga hafal betul dengan sifat-sifat saya …
Beberapa saat kemudian baru saya ngomong ke Yoga … akan kejadian yang menimpa saya … Dan Yoga dengan penuh pengertian … menyimak dengan penuh empati …
Yang dilakukan Yoga itu sangat sederhana … Hanya mengikuti saya … berdiri di dekat saya … tanpa bicara … tanpa berbuat apa-apa … Dia hanya menyiapkan kuping saja …
Dia tau persis … bahwa yang saya butuhkan untuk saat-saat seperti ini hanyalah … Someone to talk to … Someone who listen with emphaty … Dan itu lebih dari cukup … untuk meringankan rasa sakit saya … yang telah diremehkan oleh petugas Resto siang itu …
(As ussual … ketika saya curhat dengan dia … saya selalu bilang diawal … Ini antara Nanang dan Yoga ya )(jadi sama sekali bukan pembicaraan profesional antara Trainer dan Training Executivenya). Dan kalau sudah begitu … Yoga pasti tau … bahwa ini hanya untuk konsumsi dia saja … tidak untuk disharing kemana-mana … It’s a personal talk.
And believe it or not … selesai saya curhat sama Yoga … Semangat saya bangkit lagi … untuk meneruskan Workshop itu sampai selesai petang harinya …
Thanks Yoga …
You know me Yo …
You know me so well …
.
.
*curiga jangan-jangan ada sesuatu di antara Yoga dan Om Nh
iiihhh emangnya kita cowok apaan … !!! (bindeng)
bindeng itu bukannya merek dagang tempat file itu ya Om??? 😀
Bindeng tulang lunak…kali maksdnya
Bindeng itu Ibu Kota Jawa Barat Bukan ????
bindeng bukannya ikan yang banyak durinya kecil2??
Begitu senangnya mendapat seseorang yang sudah paham akan diri kita…
apatah lagi seseorang yang saban hari berinteraksi dengan kita, ya, pak..
btw..
Makan siangnya tetep batal, ya, pak ?
gak diganti ama makan sore, pak ? 😀
*peace, pak…bercanda.. 😀
Tetep batal …
Tetep ndak makan sayah …
(kesian yah …?)
saya datang…saya diam…saya dengarkan..ehm..tepatnya saya baca…dan saya tidak berkomentar apa2…
syukurlah..om sudah semangat lagi…
Saya sedang PMS mungkin … hahahaa
begitulah….
kebanyakan kita melihat dari luarnya saja.. 😀
Tapi saya yakin mereka berlaku seperti itu karena banyak kejadian seperti itu mungkin …
orang yang ngaku-ngaku rombongan … cuma numpang makan doang
Jadinya ga makan om? duuuh..
ya memang, kadang kita hanya membutuhkan seseorang yang mendengarkan uneg2 kita dengan penuh empati, dan ini ga banyak om.. alhamdulillah ada mas Yoga 🙂
dan saya, alhamdulillah ada mas Dhani 😳
iya …
saya ndak makan siang …
(tapi snacknya saya embat …)(dan itu banyak …)
hahaha
huaahahahahahhahaaa….. ambil berapa bungkus oom?
rugi mereka gak ngasih makan ke oom. pasti mereka jadi defisit snack
*hlah?!?!?!
Ho ho tahan lapar deh jadinya ..
Kok gak makan saja charge kantor Om NH ..
Salut untuk Yoga yang bisa mendengar dan bisa diam …akan maju karirnya
Ini masalah Hati Om Iksa … masalah hati …
Sakit om … sakiiiittt sekali
hahahah
halah lebay …
mau numpang ngakak dulu disini sebelum ngetik komen ……
😀 😀
salam
Kalau saya mah biar illfeel makan sih tetap aja oom
hehe sahabat yang pengertian ya om.. 🙂
terkadang mereka yang beercerita tidak selalu membutuhkan solusi, hanya ingin didengarkan saja sudah cukup 🙂
Maafkan karyawan saya Om 😀
Sebagai penggantinya sekarang juga Om NH bisa langsung menuju meja 5
Ini Yoga yang mbak agoy itu bukan Oom?
Tapi memang kalo lagi kesel didengerin aja jd tenang..
Salut oom trainer bisa tetap terkontrol emosinya..
Salam Takzim
Pakai dasi saya aja oom kebetulan ketinggalan disana tuh
hebat om tulisannya
Salam Takzim Batavusqu
Yoga memang luar biasa, Om…
Dia sangat tahu apa yang Om butuhkan…
Friend in deed is a friend in need..
Salam takzim buat Yoga, Om 🙂
Sepertinya karyawan resto itu perlu ikut pelatihan lagi.
you know me so well…
yoga i need u,
yes i heart youuuu….
*sambil njoget a la boyband*
Whh mesti dicatat tuh hotelnya…
Kalaupun lebih dua orang, kan saat pembayaran final dapat diperhitungkan….
Jadi sebetulnya tak ada alasan untuk menolak orang dengan cara seperti itu….
Itu lah Bu …
Dan lagi pula … perusahaan kami ini tidak sekali dua kali mengadakan acara disana …
kami sering sekali mengadakan acara disana …
Salam saya Bu
its about hospitality
EM
dan setelah saya pikir-pikir
mungkin mereka juga sering kena tipu oleh para tamu yang ngaku-ngaku peserta meeting
Salam saya EM
dan kalau aku ada di sana bersama Yoga, aku akan bawakan teh panas manis + camilan untuk mengganjal perut 😉
EM
Saat baca di RSS Feed blog saya, saya kira nulis tentang Yoga anaknya Om.. 🙂
Btw, kebanyakan dari kita emang lebih sering jadi ‘pembicara’ daripada pendengar.. kita lebih suka ngoceh daripada ngedengerin. Jadi pendengar membutuhkan kesabaran, kesabaran untuk mendengar dan juga kesabaran untuk ngga menyela orang yang sedang berbicara dengan kita, dan itu bukan hal yg mudah.. salut buat Mas Yoga 🙂
Banyak orang mudah untuk menjadi ‘pembicara’, tapi hanya sedikit yang mampu menjadi pendengar.. “Karena untuk berbicara orang harus lebih dulu mendengarkan, maka belajarlah bicara dengan mendengarkan.” (Jalaluddin Rumi)
Lama-lama serasa sedang ditraining nih, Om..
kadang ada saatnya kita hanya perlu di dengarkan tanpa perlu dikomentari, tapi ada saatnya juga kita butuh masukan dari orang lain. dan sekarang ini susah mencari orang yang benar-benar mengerti akan apa yang kita butuhkan…
waktu lihat judulnya,saya pikir mau bercerita tentang senam yoga:) ternyata nama orang ya om
banyakan orang liat dulu penampilan sih om… kok saya ikut sewot ya denger cerita makan siang di resto mewah 😦
saat rasa sakit datang, yang dibutuhkn adalah teman yang mau jadi tempat sampah untuk menumpahkan rasa kesal… hanya mendengarkan dan mendampingi itu lebih dari cukup
bahagianya punya teman seperti Yoga ya Mas,
tau kapan hanya mendengarkan dan sangat simpatik .
jadi, judulnya hari itu puasa makan siang ya Mas ?
(nanya apa ngeledek siiiih?) 🙂
salam
Kemarin Bunda …
Kemarin senin saya tidak makan siang …
kasian ya ???
🙂
wah.. Yoga teman yang baik…. saya juga masih harus banyak belajar listen with emphaty…
laper dong ya pas ngisi yang siang sampai sore… hehe
andai Yoga bisa dicloning
ehm, ini antara kita saja ya pak… huh, ga pengertian byanget itu petugas, ga tau apa orang lapar selalu lebih sensitif??? hihi…
oya, setelah diposting gini…si Yoga boleh cerita2 curhatan itu ke orang lain gak? hihi lagi…
hm…sedang tidak enak hati ya om…sebabnya karena lagi laper tp tak terpenuhi, hawanya pengen ngamuk….
bos kami jg pnh begitu om, selanjutnya kami sma sekali ga pernah pake hotel tsb lagi deh….
*penasaran, mana yoga?
memang terkadang kita memerlukan orang untuk menumpahkan keluh kesah kita, dan anda beruntung jika disaat tersebut ada orang seperti Yoga
ternyata Om trainer bisa sakit hati yang bisa menghilangkan lapernya,, mungkin memang lagi PMS aja kali Om 😀
tetapi obatnya ampuh,, didengar dengan sepenuh hati..
# yang sudah berkali-kali aja kesana, salah juga dinilainya,, gimana yang memang nyasar dan cuma pakai jepit doang yaa 😦
bener banget, om. kadang2 kita hanya perlu seseorang untuk mendengarkan, bukan malah ngasih saran atau komentar yg malah makin bikin ga mood 😀
wahhhh. tapi makan siang nya malah ngak jadi. mungkin karna kelaparan jadi agak agak begitu deh. kalo aku mah makan aja. dan bilang ngotot ke pelayan. namanya laper ya gimana
hahahaha *maaf om tidak bermaksud menertawakan, tapi saya memang mau ketawar*
soalnya, baru minggu lalu suami mengalami kejadian kurang mengenakkan di hotel ketika mengikuti satu seminar. masalahnya beda, tapi sama2 berkaitan dengan kostum. sepertinya orang2 yang kerja di hotel dikasitaunya untuk melayani orang2 yang berpakaian mentereng aja kali ya 😀
sing waras sing sabar hehehe
when i am feeling blue all i have to do is panggil mas Yoga hehehe… semangat om 🙂
om, harusnya kalau sudah curhat,dan semanagat lagi makan siangnya porsi double.
hmm, gemes banget sama pelayannya.
underestimate hanya karena ga pake dasi. 😦
Pertama mbaca mbayangin olah raga Yoga, ternyata mas Yoga dan pak Nanang 😀
kalo saya sebel malah banyak makan om.. 😀
nice..
sempatkan juga mengunjungi website kami di http://www.the-netwerk.com
sukses selalu!
Sebelum baca isinya,, aku malah berfikir Yoga jenis senam..hehe
petugas restonya ga salah juga sih… mereka hanya menjalankan tugas 😀
:peace pak:
Coba kemarin Om curhat sama saya, saya nggak cuma nyiapin kuping, tapi nyiapin seporsi lasagna, sate ayam, gulai kambing, soto betawi …. apa lagi yang Om mau? 😛
tetep..
ujungnya..
yunomisoweh..
*smash mode On*
Wah, peristia seperti itu juga pernah terjadi pada diri saya Oom. Gak kebagian jatah lunch.
Orang-orang seperti Yoga mengerti bagaimana harus bersikap, dan orang seperti dia juga ada dimana-mana, namun yang paling banyak adalah orang yang cuek bebek jika ada orang lain yang mengalami sesuatu yang kurang mengenakkan.
Dalam acara seperti ini, juga ada orang yang MALU, ambil lima bilang telu, makanya lunch jadi tekor.
Salam hangat dari Surabaya
waduh, ngajarnya jd ga konsen dong? antara mendidih & kelaparan.
salam
Sebenarnya pegawai resto itu khan bisa nanya sama PIC dari perusahaan yang sewa tempat tersebut…mungkin kalau bagi saya….langsung ngomong sama managernya om enha….karena seringnya percuma kita ngomong sama staff
Ooooooooommm… berapa bulan aku gak kemari! Haiyah!
Yoga, ceritanya sohibnya om ditempat kerja ya… jadi inget, om pernah bilang di chat, “ini antara kamu dan saya ya prim, bukan blogger dengan blogger”, heheheh… 🙂
jadi intinya tetep ga makan om?
ya ampun, sedih jg yak derita trainer..
tp kok bisa lebih 2 orang ya? mustinya didaftarkan nama ya Om, jadi ga kejadian kaya gini lagi
…..by imadewira on February 28 2010…………Kapankah waktu yang tepat untuk blogwalking?.Bagi saya dan mungkin juga blogger lain salah satu kewajiban menjadi seorang blogger. Dan aktivitas blogwalking pun kadang berubah menjadi blogrunning hehe..Menurut pengalaman dan pendapat saya pribadi berikut ini adalah waktu dan saat yang tepat untuk melakukan blogwalking .Sesaat setelah mem-publish tulisan baru.Waktu yang paling tepat untuk blogwalking adalah sesaat ketika anda mem-publish tulisan baru di blog anda. ……..Kalau saya tidak ada waktu khusus untuk blogwalking bli..Kalau koneksi lancar saya bisa blogwalking ke banyak blog.
cerita ttg makan di hotel…
sy punya 2 cerita yg cukup menarik nih Om…
1. waktu itu ngadain acar di hotel berbintang 5 Jakarta yg tamu2nya dari luar kota acaranya dinner..baru separuh yg makan wis habis sebagian…bahkan nasi putih pun ludas dan tandas…padahal acara di ruang tertutup dan keliatannya gak ada penyusup..setelah komplain ke pihak hotel nongol lagi menu tambahan dan hotel komen kalo yg disiapkan sudah sesuai pesanan..
Cuma mnrt pendapat saya disini ada perbedaan persepsi antara yg menyiapkan alias hotel dgn tamu yg datang.. mgkn karena pelanggannya umumnya makannya irit jadi perhitungannya dengan porsi yg minim…sementara undangan…jarang2 diundang ke Jakarta makan di hotel bintang 5 pula…kesempatan makan enak dan kenyang seharusnya gak boleh disia-siakan dong…
2. lain lagi cerita kondangan di hotel bintang 5 juga di kawasan jakarta…dipintu masuknya ada petugas yg menghitung jmlh orang yang masuk dengan sebuah alat kecil yg dicetek2…cuma yg buat saya heran kog pas gak ada yg masuk juga dicetek2 dan gimana kl ada yg keluar masuk lagi krn harus ke toilet yg terletak di luar ruangan maupun krn urusan lain misalnya menerima telepon scr di dalam berisik…
*sampai saat ini saya msh penasaran fungsinya buat apa? apa biaya dihitung berdasarkan undangan bukan per piring spt lazimnya kl pake katering kondangan?*
Yg pasti kl bener buat hitung tagihan…kasian banget yg punya acara… angin lewat aja lebih dari 10 kali dihitung… belum lagi pengalinya yg ratusan ribu ++ (ppn dan servis)
Haduh, serepot itu jika kondangan di hotel berbintang lima? *manggut-manggut*
Pak Enha tidak jadi makan siang itu, dong. Waaahh…. pantianya kemana, ya?
ujian utk trainer nya itu pak… 😀