–
Persepsi manusia itu … kadang bisa benar … kadang bisa salah. Trainer hanya ingin sedikit membahas hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi persepsi kita. Sehingga apa yang kita pikirkan itu menjadi tidak benar dan rancu. Penilaian kita terhadap seseorang menjadi salah dan tidak objective
Salah satu hal yang mempengaruhi persepsi manusia adalah Stereotyping …
Ada juga yang menyebut … “Cultural Asumption”
.
Penjelasannya ???
Begini, ada pendapat yang mengatakan bahwa : si Ucok adalah Orang Batak, maka dia itu pastilah bersifat kasar. Kalau bicara keras, berangasan dan hantam kromo.
Sementara itu si Slamet adalah orang Jawa, aaahhh dia pasti sifatnya lembut, sopan, bicara halus dan sebagainya.
Belum tentu sodara-sodara … Belum tentu begitu …
Siapa bilang Orang Batak tidak ada yang lemah lembut … dan
Siapa bilang Orang Jawa itu tidak ada yang bicara keras dan kasar …
Kalau tidak percaya coba dengar lagu-lagu Batak. Seperti contohnya “Inang”, ”Nasonang Dohita Na Dua”, ”Piso Surit” atau ”O Tano Batak”. Itu semua lagu-lagu yang indah dan syahdu. Walaupun berasal dari suku atau rumpun “fam” yang berbeda-beda, namun aku yakin lagu-lagu itu pasti diciptakan oleh seorang Batak yang mempunyai hati peka dan lemah lembut.
Sebaliknya coba anda ke terminal bus di Solo, mungkin saja anda akan menemui preman sangar yang bicaranya medok tapi isi bicaranya kasar dan suka mengumpat jorok disana. Coba lihat beberapa kasus pembunuhan yang ada di Pulau Jawa. “Lumayan sadis” juga bukan ???!!!
Jadi … lemah lembut … atau kasar … itu sama sekali tidak melihat kesukuan … !!!
Itu semua tergantung dari individu masing-masing. Apapun sukunya … !
Jangan terpaku pada Asumsi Kultural …
Jangan terjebak pada Stereotype …
(BTW … Banyak yang berpendapat bahwa Stereotype seorang Trainer itu adalah … Orang yang selalu Charming, Gorjes, dan Ganteng …???) (Maaf itu pendapat Salah … ini bukan suatu persepsi stereotyping belaka … Ini suatu kenyataan sodara-sodara … !!!) (Huahahaa)(*dzig … gubrak … plung* )(pasrah …)(ngamuk-ngamuk deh …) . .
Kalimat penutupnya, yang tulisannya biru-biru dan cetak miring itu, bener-bener berhasil bikin aku terjatuh dari kursi!
huakakakakaka…
kebiasaanmu, Om.. bikin jegleg orang! 🙂
Listriiiiiikkkk kaleee njeglek …
huahahaha
tapi emang bener..
orang Jawa tidak melulu lembut.
orang Batak tidak melulu kasar.
Buktinya, aku yang jawa bisa giras begini..
dan temenku yang Batak bisa kalem buanget.
jadi, jadi…
sutralah…
yang penting, aku dianggap cewek cantik dan pintar aja…
*dipentung om NH dengan duit segepok*
lho Lala mana mempan di pentung … ??
hehehe
(Halah … cengengesan terus …)
*skip baca kalimat terakhir*
😆 😆
eh itu lah emang presepsi sosial Opa… sama halnya ketika boneka itu maenan anak perempuan dan pedang-pedangan itu maenan anak laki-laki… padahal sejak kapan maenan punya gender? :-S
dan ketika sayah lebih memilih pedang-pedangan ketimbang menyeret-nyeret boneka beruang, Ibu saya langsung dengan sigap mendaftarkan saya ke kelas modelling anak-anak hanya karena presepsi sosial itu.
menyebalkan. 😐
ChiC …
ayo ulangi lagi bacanya … yang kumplit …
jangan sekali-sekali menskip ya …
justru inti sari tulisan ini ada di bagian akhir itu …
OK ?
maaf Opa, mendekati kalimat terakhir itu saya mendadak buta huruf… 😆
*kabur sejauh-jauhnya*
ya ilah…si om trainer..
teteup..narsisnya ada…hehehe…
emang tuh, terkadang penilaian udah bukan dari nol lagi…tapi sudah diembel-embeli dengan stereotype yang terlanjur nempel di kepala…
seperti saya, pasti banyak yang ngira orangnya pendiam, kalem… padahal ya gak gitu2 amat… *malah curhat…hihihihih
om, tukeran link yaaaa….
Anna ..
Terima kasih ya udah me link blog saya …
saya senang …
uuuhhh… narsisnya kumat lagi.. hahahaha..
Menghiburku tapi.. 😉
kumat ?? …
ya gitu deh …
udah lama ditahan-tahan ini …
hehehe
(lho ya cengengesan lagi …)
(trainer kok cengengesan sih …)
saya juga punya kenalan batak yang nggak masuk sama sterotype itu: suaranya pelan, suaranya jelek (nggak bisa nyanyi), nggak bisa main catur, wah parah deh pokoknya hahaha…
Hehehe …
no comment
He..he..he…yang paling menarik adalah baris paling bawah…tentang Stereotype seorang TRAINER…Betul dan cocok 200 % kali pak Enha….
Bicara orang Jawa….banyak yang sudah hilang JAWA nya….,semua tergantung kebiasaan dan lingkungan ya…
Betul Ibu …
ini semua tergantung dari kebiasaan dan pengaruh lingkungan masing-masing individu
Setuju…
Soalnya ada temen saya yg orang batak, tapi pembawaannya halus banget.. gak taunya dia lama tinggal di Bandung.
aku meng-iya-kan huruf-huruf biru yg tercetak miring itu dech…uhm….(*pas kebetulan kali ya om NH…hehehe…) 🙂
kebetulan atau tidak …
yang jelas … charming, gorjes, ganteng …
huahahah
(his name is also effort … yang artinya “namanya juga usaha”)
eh iya…lupi…salam kenal kembali dari diajeng 🙂 kata kang dude ini salah satu blog favoritnya kang dude yach..selamat yach om NH…cieeeh 🙂
Aaahhh itu bisa-bisanya kang duddy aja tuh …
(aku jadi maluuu …)
postingan narsis terselubung rupanya.
Btw, gorjes apaan siy pak? Sanes kemproh khan? :p
Hehehe … yaaaa gitu deh …
Gorjes ??? …
mmm itu lho kain yang buat nutup jendela ??? …
(itu gordeeeennn …)
kalo aku jawa medhoks (heuheuheu…….). ga nyambung ya……..
yang jelas, aku bukan jawa yang uuualus tutur katanya (heuheuheu, ngaku ajah).
so …
medok tapi tidak halus …
(hhmmm seperti apa ya ???)
Stereotype seorang Trainer itu adalah … Orang yang selalu Charming, Gorjes, dan Ganteng …???)–> buru2 buka KBBI, artinya apa yah ??? hehehehe…*kabur, ngumpet dalam kulkas*
ikutan ngumpet di kulkas …
sembari ngobrol di dalem …
(halah dibahas …)
aku setuju dengan kata-kata yang dicetak biru om, cuman yang cetak merah kok kayak e mekso yo, heuheuheu…..
his name is also effort …
(yang artinya … Namanya juga usaha …)
hehehe
Hehehe stereotype itu kan biasanya untuk orang yang bersuku. Nah yang tidak bersuku seperti saya jadi tidak berlaku kan? hehehe
Memang manusia sering terjebak pada asumsi kultural. Seperti kalau bicara tentang Jepang, orang Indonesia pasti membayangkan samurai, geisha dsb. Kalau saya pernah terjebaknya waktu bertemu dengan orang Jepang yang tidak suka makan ikan. Karena anggapan saya orang Jepang = ikan mentah. Ternyata banyak juga yang tidak bisa makan ikan baik mentah maupun bakar.
kalau soal tulisan biru-biru itu? no komeng deh hihihi. Tapi mau kasih suatu peringatan dari pemerintah tuh judulnya “Awas Virus” :
Hati2 skrg banyak terjangkit wabah flu dimana2 :
H1N1 : flu babi
H5N1 : flu burung
R4N1 : flu caddy
Waspadalah.. . Virus yg terakhir sangat dahsyat krn bs membuat kematian, kehancuran rmh tangga & kehilangan jabatan sehingga mengakibatkan Virus M4TI
(jadi ingat posting mas, yang Caddy deh hehehe)
EM
Itu lah …
mangkanya aku nulis caddy …
Stereotype seorang trainer adalah cool, kalem, berwibawa, smart..
tapi trainer yang ini……..hmmm
*gk jadi comment ahhh*
ganteng …!!!
(mau ngomong gitu aja kok sungkan sih Dal ..??)
Hayah ternyata ada maksud terselubung di akhir postingan
Stereotype yang bener buat Om Trainer adalah bahwa Om Trainer udah Om-Om , sementara saya masih pria muda ganteng rupa … hehehe ndzig .. ndzig .. ndzig ..
wakakakakaaakkk…
narsis cara baruuu!!!
dasar!
*ikutan ngamuk dan anarkis*
Suara keras dan lembut tidak bergantung daerahnya
tergantung ngatur volume nya sih, klo mau suara lembut
volumenya di kecilin, klo mau keras volumenya di gdein.
konon ceritanya orang batak suaranya keras karena dulun
desanya terlindung oleh bukit dan gunung jadi klo
manggil harus keras klo ga tidak kedengaran.