NOTES KECIL


Notes Kecil … Buku catatan kecil. 
Ukurannya paling cuma 8 x 12 cm.  Tipis … Mungil … Sederhana … Bergambar Hello Kitty…. Murah meriah … seperti buku mainan anak TK … yang biasa dijual di kedai jajanan pinggir jalan … di depan sekolah …

So … What is so Special About it … ?

Ini adalah notes kecil yang dibagikan oleh Kepala Sekolah … kepada kami … Para Murid kelas 2 SMP.  Ini terjadi tahun 1977-an.  Beliau berkata pada kami semua …

 “Kalian semua sudah menginjak masa awal remaja … Sudah saatnya kalian belajar menulis buku harian.  Untuk itu saya menugaskan kalian semua untuk membuat buku harian … terserah kalian mau menulis apa … perasaan kalian … catatan peristiwa … puisi … apa saja … dan setiap minggu akan dikumpulkan … Jangan takut … rahasia terjamin … tulis apa saja yang kalian ingin tuliskan …

Jadi begitulah …

Terus terang kami menggerutu waktu itu.   Kami … khususnya Aku … terbata-bata … kepontal-pontal … mengisi catatan pribadi dalam notes kecil tersebut.  Awalnya aku hanya menulis satu dua kalimat saja … seperti …

“Hari ini saya bangun … kemudian mandi … lalu pergi sekolah.  Hari ini akan ada ulangan Bahasa Indonesia.  Semoga saya bisa mengerjakannya “ dst…dst (bahasa cemen anak SMP)

Atau …

“Bangun tidur kuterus mandi … tidak lupa menggosok gigi … “ (lho kok kayak lagu ya …???)

Ya pokoknya yang cemen-cemen gitu deh …  Just for the sake of … mengerjakan tugas yang di “beban”kan oleh kepala sekolah waktu itu … (supaya tidak dimarahi …)

Namun lama kelamaan … Aku menjadi terbiasa untuk menulis sesuatu di buku notes kecil tesebut.  Karena aku merasa … Beliau telah membuktikan omongannya .. bahwa dia tidak membocorkan apa pun yang telah kami tulis …
( I think ??!!) 

Aku semakin berani menulis …  Dan hal ini semakin menjadi-jadi … ketika aku menemukan kembali sebuah Buku Diary di Rak Bukuku.  Masih baru, belum sempat diisi.  Budeku pernah memberikan aku sebuah buku Diary yang keren … tebal … covernya bagus sebagai Hadiah waktu aku dikhitan dulu.

Aku mulai mencoba menulis di Diary tersebut … dan makin lama makin ketagihan … semakin bersemangat menulis … walaupun kepala sekolah sudah tidak lagi mengumpulkan tugas menulis buku harian kita …

Aku rutin menulis Diary … walaupun tidak setiap hari … Aku selalu menyempatkan diri menulis peristiwa-peristiwa dan juga perasaanku di buku diary kesayanganku itu … aku menulis mulai tahun 1977 sampai dengan tahun 1986.  (Mulai SMP kelas 2 sampai kuliah tingkat akhir).  Kegiatan ini terhenti ketika aku mulai sibuk skripsi, lulus dan bekerja.

Cerita mengenai DIARY ini telah aku postingkan Disini …

Sedikit banyak keberanian dan kegemaranku menulis terpicu dari hal-hal sederhana itu … bermula dari Notes Kecil tugas dari Kepala Sekolah … juga Hadiah Diary dari Budeku …

SO … para Nara Blog sekalian …
Apakah yang mentrigger kegemaran menulis anda semua ???

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

32 tanggapan untuk “NOTES KECIL”

  1. saya dulu pernah juga punya buku diary Om. tapi, entah kenapa, kebiasaan itu lambat laun tidak kuteruskan lagi. akhirnya, memori yang ada, cuma tinggal di kepala dan hati. jadilah sekarang saya terus berusaha mengais-ngais ingatan lama tersebut.

    sejak bisa mengetik, aku lebih suka menulis menggunakan alat, seperti mesin ketik atau komputer. akibatnya, tulisan tanganku sangat jelek dan susah keluar idenya.

    yang memicuku untuk menulis salah satunya adalah membaca tulisan dari sahabat blogger Om…

  2. dulu ibuku yang menyarankan agar aku menulis diary.. hal yang menyenangkan walau sll jadi santapan empuk bagi dua orang abangku. mereka selalu bisa menemukan diary itu walau aku sembunyikan di laci yang terkunci sekalipun.. arrgghhh!!!

  3. Saya dulu juga pernah dapat hadiah ulang tahun dari ayah saya berupa buku diary. Tapi karena nggak telaten ya banyak bolong-bolongnya alias nggak banyak yg saya isi. Kalaupun toh ada isinya-pun ya cuma gitu-gitu ajah … Sekarang saya juga punya diary pembagian kantor, isinya sebagian besar urusan kantor, jadwal dll. Jadi ya sekedar seperlunya saja dan nggak “nyastra” sama sekali seperti diary orang lain … hehehe 🙂

  4. tosss dulu om…

    aku juga mulai menulis dari diary…dari aku SD, semenjak aku ditinggal mama yg tinggal dijakarta sedang aku tinggal di Makassar sama nenek. biasanya mulanya aku menulis tentang kangen sama mama dan cerita temen2…hehehehe…aku masih punya yg jaman smp dan smu bahkan kuliah…nahhh yg SD itu menghilang 😛

  5. pernah juga seeh, waktu SMA dulu, ya sempat berapa tahun, ternyata bermanfaat juga melatih intusi menulis dan bisa jadi penulis besar hadir oleh karena menulis diary, Pak gurunya bagus juga tuh sekalian mendetek keseharian para murid. keren diary ku sekarang keknya masih ada tapi kemana ya.

    ada pesan untuk sahabat baca di pesan-untuk-sahabat.

  6. Mulai menulis? Hmm…., kayaknya gara-gara dapat tugas bikin puisi dari wali kelas pas kelas 4 SD, setelah itu jadi rajin nulis deh. Waktu SMP, pas hangat-hangatnya novel Zara Zettira dan Hilman, saya dan 2 orang teman ikut-ikutan nulis cerita. Yang kami sepakati adalah cerpen, tapi punya saya sendiri kayaknya bakalan jadi cerbung abadi krn gak selesai-selesai sampai sekarang 😀

    *berpikir, pada kemana ya tulisan2 saya dulu?*

  7. Hmm… dulu saya awal-awal SMA kadang nulis di agenda saya pak. Maklum, masa remaja, yang namanya cinta bisa datang kapan saja. Ya, jadilah yang tertulis cerita tentang cinta dan perasaan-perasaan mellow.

    Tapi itu gak rutin. Campur-campur agenda yang isinya materi sekolah, pelatihan, dan coret-coretan tidak jelas. Tapi setidaknya dari situ saya mulai eksplorasi “bakat” menulis saya.

    Terus kuliah ini, waktu itu lagi demam friendster (fs) dan saya termasuk kena di dalamnya. Saya waktu itu entah kenapa ingin punya blog karena menganggap diri “Anak IT, harusnya punya blog”, dan kebetulan waktu itu ada fasilitas blog di fs.

    Postingan-postingan pertama vulgar sekali pak. Ahahah.. sampai seorang teman baik mengingatkan saya jangan vulgar-vulgar kalo nulis. Akhirnya dari situ saya mulai belajar menulis untuk “konsumsi publik”.

    Tapi itu pun masih jarang ada tulisan.. biasanya masih seputar pendapat saya dan perasaan saya. Kadang puisi juga ada. Ya mungkin kayak pak nh yang awal-awalnya menulis hal-hal seperti itu. Ya, bahasa cemen anak kuliahan lah pak. heheh.. :mrgreen:

    Akhirnya awal tahun 2007, setelah terinspirasi blog salah satu dosen saya dan motivasi dari seseorang, saya pindah blog dan mulai nulis banyak di blog wordpress 😀

    Dan sampai sekarang masih terus menulis. Dan kalo diary, justru saya mulai menulis blog offline yang tidak saya posting di blog. Saya menulis karena.. entahlah pak, karena sering merasa lebih baik aja setelah menulis.

  8. Mantap nih Bang Triner bahasanya, mungkin karena sudah terbiasa dari kecil ya…

    Apa tuh Bang… Mentriger?, ha..ha.. istilah dari mana tuh.. 😆 tapi oke banget ada istilah baru. tapi lebih tepatnya mungkin ‘mendorong’ kalau bahasa kebumennya ‘menyurung’, ha..ha.. :lo:

    sederhana bang, karena biar ada dokeumentasi tulis menulsi. kalau saya sih belum lama Bang. waktu kecil sampai kuliah pun nggak ada buku diary tuh. salam.

  9. Saya menulis hanya saat kuliah S1 di Yogya. Kelar kuliah dan bekerja, diary pun bubar. Dan salah satu hal yang membakar saya untuk menulis diari adalah saat saya membaca diari Ahmad Wahib yang dibukukan dengan judul Pergolakan Pemikiran. Buku itu seolah jadi buku wajib bagi para aktivis kampus saat itu. Sebagaimana Wahib, dalam diari saya bisa “seenaknya” memprotes Tuhan dan aturan-aturan-Nya yang bagiku saat itu membelenggu.

  10. Dulu memang saya sudah diwajibkan untuk menulis, tetapi saat itu di benak saya sudah tertanam bahwa menulis itu adalah hal yang membosankan apalagi dikerjakan setiap hari. Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia selamu mengarang “Berkunjung ke rumah nenek di desa” tidak pernah berubah dari kelas 1 sd kelas 6

  11. saya mulai menulis pas kelas 2 SMP, ketika mulai puber, heuheuheu…..biasa pakdhe anak muda yang lagi jatuh cinta. trus berlanjut sampek kuliah, diary ada 4 apa justru 5 ya, soalnya dah ga muat, hahahaha….

    setelah lulus kuliah dah ga pernah nulis lagi, udah ga sempet…..dan akhirnya bisa nulis lagi pas kenal sama blog wordpress, meskipun sedikit2 tapi diusahakan nulis…..

  12. dulu waktu masih sekolah, punya diary karena utk curhat saja. tapi kalau di blog, triggernya bukan karena pengen curhat. tapi karena melihat temen2 blogger lain rajin nulis blog dan bagus2, e … jadi pengen nulis deh. hehe.

  13. saya gara2 blog jadi suuka nulis om…tapi dulu banget pernah nulis dan mau tak kirim ke majalah ananda tapi karena gak pede akhirnya gak jadi

  14. Yang pasti karena dapet hadiah Diary juga, daripada nganggur ga kepake, dibuatlah pake curhat…Tulisan Om tentang diary yg pertama juga, menginspirasi om…cuma sayang, bahasa ngeblog sama di diary ko bisa laen ya… 🙂

  15. Aha…notes kecil…aku ingat, dulu saat masih SD, aku punya notes kecil bergambar tunas kelapa. fungsinya kata guruku, untuk menulis “reminder” misalnya hari ini ada PR matematika hal 54. besok ulangan B. Indonesia…Sabtu bawa prakarya dari kertas manila…
    lumayan efektif tuh sebagai pengingat…

  16. Notes kecil biasanya hanya dipakai catatan agar tak lupa akan apa yang harus kita kerjakan. Dan notes kecil ini sampai sekarang setia menemaniku, apalagi teman sebelah kasur itu sering butuh mencatat segala macam, dan pelupa …hehehe…

    Diary? Saya baru punya diary saat kenal cinta monyet, jadi isinya sedih aja…terus begitu hati mulai senang, maka diary lupa diisi, dan malu saat baca kembali..jadi akhirnya tak punya diary. Sayang sekali ya, padahal diary kan tak perlu hanya untuk urusan patah hati.

    Entah kenapa, saat itu…patah hati kayaknya dunia mau runtuh…dan hanya bisa mencurahkan hati ke diary…padahal beberapa lama kemudian geli sendiri kalau mengingatnya

  17. dulu pas sd suka menulis diary…
    isinya :
    mamaku galak…
    mamaku cerewet…
    papaku nyebelin…
    hehehe…
    yg bikin mama kesel, aku sering ngambilin kertas yg buat rokok lintingan (bentuknya kayak notes kecil, dalam bahasa jawa namanya papir kalo ga salah) di toko mama, hanya dibuat diary… 😛

  18. mulai nulis dari jaman SD, sampai disuruh ikut lomba menulis sama guru.nulis di diary atau jurnal gitu sih sejak jaman SMU, isinya catatan harian, cerpen-cerpen cupu, sama tulisan tangan temen2 terdekat. hehehe….

  19. errrrr,,, aq apa ya 🙄

    menulis karena eh karena abis baca tulisan2 yang mengena di dada gitu duehhhh.

    jadi pengen juga bisa bikin tulisan yang indah2 yang serem2 yang lucu2 yang seksi2 yang asik2 yang joged2 😆 😆

  20. Saya suka menulis diary. Terkadang suka juga menulis di halaman paling belakang dari buku tulis. Mau buku tulis mata pelajaran apa aja, coba buka bagian belakangnya..pasti ada curhat-curhatannya ..wekekekekek…

    Itu awal mulanya mau beralih menulis lebih rutin…:)

  21. Wahaha … saya nggak pernah punya buku diary Om. Males aja nulisnya. Saya mulai nulis cerpen di kelas 2 SMP, langsung cerpen aja, nggak melewati proses nulis diary. Yang memicu keinginan saya nulis, karena saya sangat suka membaca. Dari membaca tulisan orang, saya berpikir, “ah, kalau cuma tulisan kayak gini mah aku bisa” (halah, halah … somsek! hiks! amit-amit!). Dan cerpen pertama saya dimuat di majalah Gadis, tahun 76.

  22. dulu neng terbiasa nulis karena neng gak punya tempat ngadu. mama papa jauh. smp smu neng harus sekolah di asrama pula. jadilah neng gak punya pilihan lain numpahin uneg2 selain ke buku. nah, urusan bawa notes nih om, sampe sekarang mah neng masih suka bawa2 notes. cuma sekarang udah yang agak kerenan dikit.biarpun gadget udah memungkin banyak hal untuk diakomodir, neng masi setia dengan notes. karena kadang kita cuma nulis ide yang lewat tok kan om. dan nulis dengan tangan itu rasanya masih belum ada yang bisa ngalahin.hehe, maksa.

  23. saya dulu punya buku harian bersama dgn teman2 sekelas , kami ber-4 selalu bergantian membawa pulang buku itu utk diisi.
    kalau sekarang ide utk menulis datang setelah membaca tulisan para sahabat blogger termasuk tulisan Mas Enha disini……………
    salam.

  24. salam,
    saya juga nulis diary dari SMP ampe kulian, tapi kini tak ada satupun, sudah saya bakar ada siy tersisa catatan2 pendek dari kertas2 yang sudah usang ada juga surat2 yang masih tersimpan, keknya diary udah keganti ma blog kali ya, lebih free, lebih gimana gitu dan yang seru bisa terpublish juga 🙂

  25. aku sangat sukaa mencurahkan isi hatiku pada diary ky..
    selain rahasia terjaga, hanya siary yang paling mengerti aku menurutku..
    tapi sih aku lebih senang mencurahkan tentang yang sedih, untuk hal yang senang jarang aku curhatkan, hanya aku simpan di memory pikiranku saja 😉
    terimakasih 😀

any comments sodara-sodara ?