PENGAMEN CERITA DAN PENCURI KAMBING


Yang ini adalah hasil Postingan : URUNAN #3 kelanjutan dari URUNAN #2

Hasil Tulisan Kolaborasi dari para narablog : Inge ; jumialely ; achoey ; sauskecap ; MoMo ; Kakaakin ; aurora ; omiyan ; anna ; Yessi; firdausfarisqi ; anakdel ; marsudiyanto ; Bro Neo ; nakjaDimande ; budiuy ; nDa ; Afif logicprobe10 ; Sapril ; Andi ; Hery Azwan ; Ram ; asepsaiba ; vizon ; Hendra Putra; andipeace ; delia4ever ; dan tentu saja nh18

Bagi yang belum tau ujung pangkalnya mohon juga membaca postingan URUNAN
Ide instant yang bertujuan untuk mengakrabkan teman-teman narablog saya

PENGAMEN CERITA DAN PENCURI KAMBING !!!

Pengamen itu bergegas merangsek turun dari bis.
Sekelebatan dia tadi melihat sebentuk wajah penumpang bis yang sangat dia kenal …
Wajah itu wajah ibunya …
Wajah kaget penuh iba …
Setitik air menetes dimatanya

Saya terpaksa bu … saya terpaksa …Saya akan terus begini sampai Ayah mau mengampuni saya … !!!”

Dan saya memang harus seperti ini… rindu saya padamu Ibu… dan satu saja yang kuharapkan darimu… doamu untukku…

Ibu betapa ingin aku memelukmu… tapi… sumpah serapah dan kata-kata itu membuat saya tak mungkin menyentuh ibu.  Betapa aku rindu rumah dan pelukan ibu, tapi ijinkanlah aku menatap ibu dari kejauhan dan setiap bis yang melewati jalanan itu. Dengan hati hancur dan sedih yang tak tertahankan …

Tapi, aku hanya bisa menahan rasa. Bak membiarkan tenggorokan kering padahal air sudah menempel lidah.  Ya, seperti itulah saat aku berdiam di depan pintu pagar rumah. Tatapanku jauh menusuk ruang. Namun aku hanya menemukan keantipatian, ayah.

Ayah yang dulu lembut kini menjadi ganas seperti singa kelaparan, setiap saat siap melemparku kemana saja. Ternyata darah parisnya yang mengalir di tubuhku ini hanya dibawa diam oleh ibu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ini salahku atas perbuatanku yang Tidak dibenarkan…. mencuri kambing tetangga.

Hal itu membuat ayah malu dan sangat murka kepadaku.  Ayah orang yang selalu memikirkan gengsi diatas segalanya.  Sebenarnya aku ingin kembali ke rumah, melanjutkan sekolah.  Tetapi aku tidak tahan.  Lebih baik aku… menyingkir dari kehidupannya. 

Kesalahanku ini tak terampuni, katanya.  Dan kemarahannya hari demi hari, hanya akan membanjiri rumah ini dengan air mata Ibu saja..

Kadang aku berpikir, sampai kapan aku begini.  Tinggal disini… Menyendiri… meski menjalani hidup yang tidak mudah.  Tapi aku tetap… berniat untuk mencuri kambing tetangga!!! karena dengan mencuri kambing, aku merasa telah membantu perekonomian keluarga semampuku … Yang aku tau itu salah.

Namun perkenankan aku untuk selalu memompa semangat mu Ibu.  Semangat mengembalikan semangat ibu di depan ayah. Ayah parisku yang mulai kejam kepadaku, Padahal kelembutan Ibuku membawa angin Bukit TInggi Yang indah bagiku. Meski ku harus terdampar di jalanan KM. 54.400. dengan sedikit harapan bahwa kebahagiaan dalam raut muka mereka yang dulu selalu berseri bisa kembali seperti dulu, aku tahu semua terasa mustahil dan sulit kuwujudkan tapi aku masih punya sesuatu untuk mereka yaitu Separuh sendal jepit berwarna warni yang hanya sebelah untuk dibawa pulang bertemu dengan pasangannya, yang akan membawa senyum pada ayahku itu, karena aku sebenarnya sangat mencintai dia dan semangat.

Ya semangat ku ini yang mampu membuatku bertahan dari kerasnya kehidupan…Tapi… itu semua adalah kehidupan yang fana. saya ingin berlari ke istana, protes atas segala yg terjadi kepada saya sambil berteriak ……..Tiiiiidddaaaakkkk !!!

Aku tetap takberdaya saat hanya 10 langkah lagi aku tiba di rumahku dulu, rumah tempat aku dilahirkan oleh jeritan sakit seorang ibu. Aku malu…, aku gak mau bertemu dengan ayah sekarang ini, aku belum siap. Namun.. Aku mesti ambil keputusan !!

Sekarang atau tidak sama sekali!! It’s now or never!!
Ternyata lagu yang sering kulantunkan selama ini adalah jeritan hatiku yang terdalam!! Tersadar aku mengapa aku begitu bergetar setiap kali melantungkan lagu itu di sela sela himpitan penumpang bus kota.  Ternyata..akhirnya … aku beranikan juga menghadapmu.

 “Ayaaaahhhh…!” kupeluk tubuh ringkih itu erat-erat..tak kupedulikan kebingungan yang melanda beliau. Dan perlahan tubuh itu melunak, kurasakan sebelah tangannya memeluk dan mengusap punggungku.

“Nak..”
Aku tidak sekuat bayanganku, aku termenung, sampai kata-kata ayah yang dari tadi memanggilku tak terhiraukan. “Nak.., ayah..ayah..”, ayahku tak mampu berkata-kata, lidahnya kelu.  Aku tak kuasa …. melihatnya ….. sosok yang kini terbaring lemah di bale kayu dan aku larut dalam tangis yang gugu.  Kelu karena tak sanggup menahan haru..

Gurat kelelahan terpahat dalam di wajahnya. Memanggul beban apakah dikau, Ayah?

 “Nak, berhentilah mencuri kambing tetangga,” kata ayahku.  Ternyata selama ini, beban itulah yang selalu menghantuinya.  Kalau kau pengen makan sate kambing, kau tinggal bilang ke ayah. Pasti ayah akan memohon agar bisa dikasih jatah preman sama tukang sate.

Ah, ayah… dalam keadaan begini kau masih saja bisa bercanda, bukankah bercanda itu temannya setan?.   Engkau dulu berucap, “Pergi! aku tak ingin lagi menganggapmu sebagai anakku!”. Hancur, hatiku hancur mendengarnya yah. Ayah sungguh ku tak dapat melupakannya…

Namun, berbagai siksa hidup yang mendera, setelah pergulatan hebat di jiwa dan raga, setelah segalanya nyaris terlupa… aku tiba-tiba sadar, bahwa ada cinta dalam kemarahanmu. Aku menyadari itu sepenuhnya.  Ayah… sungguh aku rindu padamu. Terimalah senandung lirihku:

“Ayah… dalam hening sepi kurindu…
Untuk menuai padi milik kita…”

memang itu hanya segurat lirik dari seorang penyair dan penyanyi terkenal tapi itu semua bisa urunan dalam arti bahasa jawa adalah patungan.

Dan ayah….. kucoba untuk melupakan semua itu.. pengalaman kejam yang telah kau luahkan padaku… aku hanya anak yang khilaf… tapi apakah ayah juga menyadari kekhilafan ayah…. ,,,,, mulai hari ini maka izinkan aku …..

Untuk tetap mencuri Kambing … !!!

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

31 tanggapan untuk “PENGAMEN CERITA DAN PENCURI KAMBING”

  1. hahaha… ending yang mantap!!!
    benar-benar anak paris yang kuat memegang prinsip… hahaha… 😀

    sepuluh jempol buat Om Nh… prok, prok, prok…

  2. bundoooooooooooooo kenapa anakmu kau biarkan terus mencuri kambing, padahal udah jualan nasi kapau, jualan batik, udah balik dari parisss.. kok akhirnya nyuri kambing lagi…

    *dasarrrr anak kurang belajarrrrrrrrrrrrr…..* *pletak* ……

    BUndo menimpuknya dengan sekarung recehan

  3. Karena saya hendak menggarap film bertema sosial, sepertinya pak NH bisa membuat urunan 4, tapi nanti ceritanya nyambung gak ya.. hahahaha. sapa tau bisa dijadiin script 😛

  4. wkwkwkwkwk…
    ceritanya ngalor ngidul
    penulis A pengen ke sana penulis B ingin ke sini
    tapi hasilnya bagus juga
    tentu semua ini karena ketelatenan sang editor
    selamat atas karya bersama ini 😀

  5. wedew….jadi cerita yang menarik….kemaren-kemaren pengen ikutan..tapi kok ya ga keluar kata-kata sama sekali…sama sekali ga bisa berimajinasi…..

    suka membaca novel…suka ngomentari tulisan orang….tapi NOL BESAR kalo disuruh ngarang sendiri…heheheheh…

  6. perpaduan yang menarik om, meski ditulis oleh orang banyak. tapi endingnya bikin senyum-senyum. rupanya darah keras kepala sang ayah menurun kepada si anak. top deh buat yang bikin ending seperti itu.

  7. Ending yang mengejutkan pak Trener. Kalo ga ditutup, ga bakal selesai ya 🙂 Tak mengira ujungnya ke arah sana. Mantap! *nunggu tema selanjutnya…*

any comments sodara-sodara ?