Kemarin 1 Mei 2008. Anak sulungku (laki-laki, 13 tahun) mengikuti Training ESQ for TEENS. Training in house yang diadakan oleh Madrasah Tsanawiyah tempat anak ku sekolah. Bekerja sama dengan dengan ESQ 165. (BTW : Teman blogku Abang Herry Azwan pernah menulis pengalamannya mengikuti training ini).
Menurut jadwal, training akan berakhir jam 17.30-an. Sore hari aku sudah standby di sana untuk menjemputnya. Kami menunggu diluar. Belum diperkenankan masuk. Beberapa saat kemudian kami para orang tua dipanggil dan diminta untuk masuk ke ruangan.
Ternyata ruangan didalam gelap macam di bioskop … sound system menyala dengan keras … suara pembawa acara mendayu-dayu … ditingkahi suara lagu sholawat yang menggetarkan hati … ada 2 buah screen besar … menayangkan beberapa ayat Al Qur’an. (Hmm support multy media yang sangat prima).
Anak-anak Tsanawiyah itu. Para Peserta Training. Entah mengapa banyak yang menangis gegerungan menemui orang tua masing-masing. Ada pula yang sesenggukan memeluk ibunya. Tidak lelaki tidak perempuan semua menunjukkan reaksi yang sama. Menangis tersedu-sedu dipelukan orang tuanya. Ahh dampak training hari ini sedemikian dahsyat rupanya …
Aku mencari-cari anak Sulungku. Belum ketemu. Ruang ramai, berdesak-desakan. Gelap pula. Tiba-tiba saja. Anakku datang dan memelukku dengan keras … tidak banyak berkata-kata. Tidak pula menangis tersedu… Dia hanya bilang … “Ayah maafin aku ya yah …” “Air mata Mas udah kering, nangis dari tadi …” “Mas Tyo sayang sama ayah … “
Hanya kata-kata itu yang terucap.
Dia memelukku erat … lamaaa sekali … tidak banyak bicara … hanya pelukannya yang makin lama makin erat saja … seakan takut kehilanganku …
Ini tingkah yang sangat jarang terjadi … tidak pernah bahkan… (Si Sulung adalah seorang lelaki muda 13 tahun yang sangat cuek, dan bukan tipe yang meledak-ledak). Aku takjub. Hari ini dia bisa menunjukkan reaksi seperti itu …
Aku pun hanya diam terpana … hanya mengusap-usap kepalanya dan punggungnya sambil membaca Al Fatihah lirih …
Ah anakku … akupun terharu … aku menangis …
Anak Sulungku …
Apapun pengalaman bathin yang kamu dapat hari ini …
Semoga bisa menjadi bekal untuk hidupmu …
Untuk sekarang
Dan juga kelak nanti
.
.
terharu
mudah2an doanya terkabul
ikut mengaminkan saja
ESQ memang penting ya…
semoga benar-benar menjadi makanan rohani.
wah asik…. tuh acara, sayang saya blon pernah ikut
jadi ikutan terharu…
belum pernah ikutan ESQ training nih, ada yang mau bayarin chatoer gak? 😛
PS : om trainer, kl boleh nomer kontaknya kirim ke mail saya ya chatoerz@yahoo.com, ntar kalo saya ke baraya’s friend JKT bisa kopdaran gt kita, sekalian nagih janjinya kenek D02 😛
semoga anak sulungku juga bisa ikutan esq
Memang demikian, Bos.
Pada sebuah sesi perenungan, peserta diingatkan kepada orangtua. Setelah acara ini peserta dianjurkan mohon ampun kepada orangtua.
Kayaknya, secara prinsip ESQ untuk dewasa dan Teens hampir sama. Mungkin metodenya aja yang agak berbeda, disesuaikan dengan usia.
Saran aku, Bos, setiap tiga bulan sekali kalau sempat si abang direfresh lagi untuk mengikuti training lagi. Kalau udah lama, biasanya lupa lagi. Jadi harus terus direfresh. Kan kalau alumni bisa gratis, hanya bayar konsumsi saja.
Selamat deh buat si abang.
pastinya ini pengalaman yang mengharukan dan sangat membekas jelas dihati, semoga rasa takut kehilangan ayah ini akan menjadi penyemangat untuk menjadi anak yang berbakti pada orang tua.
aku kok terharu yah, mas…??
semoga anakmu selalu jadi anak yg baik yah, mas 🙂
**Mas Tyo sayang sama ayah … “ Hanya kata-kata itu yang terucap.**
ck ck ck, Masya Allah rasanya kaya apa ndenger anak ngomong sperti ini..
Ikut Bangga dan Bahagia Boss.
akan sangat berguna rasanya kalau dik sulung diintegrasi mengenai ESQ-nya dan Papanya melaporkan… ditunggu.
*lagi-lagi kesorean*
maksute diinterograsi Boss..
salah dikit gk apa-apa lah ama anak buah ini. 😀
Amiin, jadi pngin punya anak juga.. pasti indah Ya Rabb..
Aku sudah ikut ESQ bulan Juni 2007 lalu. Paket profesional. Efek psikologisnya memang dahsyat. Memang cukup bagus penyampaian training dengan sentuhan teater seperti itu. Banyak yg tersentuh hatinya, bahkan sampai nangis histeris. Tapi kabarnya, setelah training banyak juga yg kembali dengan pola perilaku yg lama. Jadi kayak gak pernah ikut ESQ. Mungkin memang perlu di-ESQ beberapa kali lagi utk bisa berperilaku 165.
semoga si sulung gak cuek lagi… 🙂
Ah… jadi inget. Ya.. memang ESQ luar biasa bagi yang bisa terbuka pikirannya. Kalo kayak saya ini mah.. susah 😦
ikut terharu….
hukz hukz…
kapan anak presty ngomong gitu ya k presty?
😦
*dunia khayal*
amiiinnn…
semoga g hanya si sulung yang bisa merasakan dahsyatnya pengalaman spiritual ituh…
😉
lepas dari kegiatan training ESQ, tapi dari kata2 om NH, presty jadi inget waktu penutupan pendidikan dasar pas SMU dulu..
setelah 3 bulan lamanya lost contact dan terisolasi dari sunia luar, kami ber-299 anak bau kencur disuruh baris dengan formasi seperti baygon. trus orang tua disuruh nyari anaknya yang mana (yang dah berubah dan jadi sama gundul n pendek rambutnya 😛 )
waktu itu, gboleh manggil orangtua pas orangtua lewat. harus orang tua yang nemuin kami. padahal kangennya setengah mati…
hukz…
tiba2 seorang lelaki dewasa meluk presty. masang tampang bingung, dah pengen bilang, om salah anak… ternyata oh ternyata, itu beneran om presty..
😆
bukannya ortu yang lupa wajah anaknya, malah presty yang lupa wajah om-nya!!
tapi waktu itu mama papa terlambat dateng.. 😦
btw, tadi comment-nya kok malah presty yang nostalgia?
😆
eh, ternyata dah hattrick comment presty
*mbales om NH yang hattrick di blog*
😛
amin 🙂
Semoga menjadi anak yang sholeh.
iya…bener…jadi ikut terharu…kalo anak sulungku yang ikut esq terus pulangnya dia meluk kayak gitu..gak usah dia ngomong apa2..aku yang gegerungan deh…huehehe..maklum emaknya yang terharu duluan…hihihi
Mengharukan… Izin share boleh ya om di blog http://esq165blog.wordpress.com ?