KEPERLUAN


Ini tentang menyumbang.

Ada beberapa panti asuhan / anak yatim piatu / anak kurang mampu, yang menyediakan buku tamu di sekretariatnya.   Buku tamu ini berguna untuk mendata tamu-tamu yang datang ke panti asuhan tersebut.  Dan juga untuk mendata jumlah sumbangan (baik natura maupun dana) yang akan disumbangkan oleh para tamu.

Seperti layaknya buku tamu …
Maka di sana pasti akan terdapat kolom-kolom kurang lebih sebagai berikut  … no urut, nama, alamat, no contact, jumlah sumbangan dan keperluan.

Saya ingin menyoroti kolom terakhir yaitu kolom : “Keperluan”

20160313_125829_resized

Saya pernah membaca buku tamu di sebuah panti asuhan, ada banyak kalimat yang tercantum di kolom “keperluan”.  Pada umumnya menuliskan niatan mereka menyumbang ke panti asuhan tersebut.

Diantaranya :

  • ”Infaq/Sedekah”
  • ”Untuk Zakat maal a/n xxx”
  • ”Syukuran kelulusan ananda yyy”
  • ”Syukuran kelahiran ananda zzz”
  • ”nazar”
  • (Banyak juga yang dikosongkan … tidak mengisi apa-apa).

(saya pikir hal-hal di atas umum ditemui).

Namun ada satu dua kalimat di kolom ”keperluan” (baca ”niatan”) tersebut, yang cukup menarik perhatian : a.l

  • Minta didoakan agar pengajuan kredit dikabulkan
  • Minta didoakan agar Ananda xxx bisa lulus
  • Mohon doa untuk kelancaran proyek bla … bla … bla …

Saya tidak tau bagaimana hukumnya mengenai hal ini.
Boleh atau tidak ? patut atau tidak ? melanggar ajaran atau tidak ?
Memberikan sesuatu, dengan meminta sesuatu yang lain sebagai “imbalannya …”

Tetapi kalau boleh saya berpendapat … (dan pendapat saya bisa salah)

Seyogyanya jika kita menyumbang itu tanpa pamrih apa-apa …
Hanya semata-mata menjalankan perintah NYA …
Hanya semata-mata mencari ridho NYA …

Bagaimana menurut pendapat Anda ?
Atau ada yang bisa memberi pencerahan mengenai hal ini …?

Sharing ya ?

Terima kasih banyak sebelumnya …

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

45 tanggapan untuk “KEPERLUAN”

  1. sebelumnya mau menyapa dulu nih pak, lama gak pernah sowan…

    mungkin sumbangan itu dijadikan oleh perantara untuk terkabulnya doa si penyumbang. setahu saya ini boleh. karena saya pernah baca bahwa ada hadits yg mengisahkan 3 pemuda yg terkurung di gua. lantas mereka berdoa dengan perantara amal2 salehnya. dan akhirnya gua yg tertutup rapat itu bisa terbuka atas izin Allah, karena doa mereka.

    cuma permasalahannya ketika sumbangan itu ditulis (diumumkan) bisa saja mendatangkan riya’ si penyumbang sehingga justru malah dikhawatirkan amalannya akan sia2. maka dari itu, untuk berhati2 mending gak usah ditulis aja sih. yakin saja bahwa Allah itu Mahatahu.

    bila ada salah, itu semata datang dari saya. bila ada yg benar, semata dari Allah.

  2. Memberi dengan keikhlasan tanpa niatan untuk diri pasti jauh lebih indah ya pak…. itu menurut saya.

    Setiap orang yang sudah memberi dengan sedekah yang penuh ikhlas, pasti akan menerima jauh lebih banyak dari sedekahnya..

  3. Salam,
    Saya kira klopun itu dikatakan pamrih ya jikalau pamrihnya kepada Alloh gpp, yang penting jaga niat jangan sampai ada perasaan riya kepada manusia (itu hanya pelaku dan Alloh yang tahu), jadi intinya jika kita beramal kemudian dibarengi niat spt itu ya boleh-boleh saja, Allah suka diminta dan memang tempat kita meminta *IMHO

    Yang benar dari 4jji klo yang salah dari saya sendiri ya Sir 🙂

  4. Berhubung ortu punya panti asuhan..
    dibuku tamu lia juga ada seperti itu cuma tulisannya bukan keperluan namun “keterangan”
    buku itu diperlukan karena saat ini ada audit dr Depsos jadi kalo ada yang nyumbang harus ditulis…. jadi jelas pemasukannya dan pengeluarannya.. Panti asuhan juga sering dapat sorotan walaupun hati ikhlas tapi tetap aja ada yang ngomong2 aneh2 diluar..

    Nahh mengenai keperluan gitu.. sebaiknya sih memang tidak ditulis 🙂

    tapi bagi yang mau nulis ya silahkan lagian adik2 juga selalu baca doa bareng2 setiap abis magrib jadi mereka ikhlas gak ada paksaan untuk membacakan doa2 yang tertulis dibuku tamu itu …

    Makasih Om

    1. Jujur saja …
      Komentar dari Delia ini adalah komentar yang saya tunggu …
      mengingat yang bersangkutan pasti lebih tau mengenai hal ini …

      Dan …
      Ya saya yakin … Adik-adik itu …
      Di Panti Asuhan manapun pasti mendoakan segala yang terbaik untuk orang-orang yang telah dengan baik hati memberikan perhatiannya pada mereka …
      baik materiil maupun moril …

      Salam saya Delia …
      And …
      Thanks banget ya …

    2. Kalau buku tamu biasanya memang ada tulisan keperluan.
      Kan bisa saja tamu yang datang menulis ” Ingin bertemu mbak Delia untuk konsultasi masalah ngeblog”
      Wheak

  5. yah begitulah om … jaman sekarang nyumbang aja pake gak ikhlas, apalagi yang gak nyumbang, hee. Tapi menurut kutu itu kembali ke diri kita masing2, asal jangan nyumbang pake duit korupsi aja, wkwkwk

  6. mungkin sebaiknya si pemberi dana tdk perlu mengisi kolom ‘keterangan’ nya.
    krn pada dasarnya ketika kita memberikan sumbangan, niat awalnya harus diluruskan semua dilakukan karena Allah swt semata.
    banyak juga saya melihat malahan ada beberapa penyumbang menuliskan nama ‘hamba Allah’.
    ini menunjukkam mereka tdk mau riya’ dan juga tdk pamrih.
    salam

  7. orang tua saya juga mengelola rumah yatim lingkup RW, tapi baru awal dan belum ada audit seperti rumah yatim nya mbak delia mungkin ya. dan mengcover sedekah dan bantuan warga sekitar RW, dan anak yatimnya adalah anak2 yatim RW dan beberapa RW tetangga,,

    jadinya kalo ada penyumbang memang yang perlu ditulis adalah, nama, alamat, dan, jumlah sumbangan, karena setiap bulannya kita juga bikin laporan ke seluruh penyumbang dan RT RW karena koordinasi masih sebatas dengan RT RW,,

    ada beberapa penyumbang yang memang ndak mau ditulis namanya, dan dituliskan “hamba allah”, tetep saat ngasih laporan ke Pak Adi misalnya, “Pak Adi itu yang Hamba Allah nominal sekian, itu dari Pak Adi, tapi dilaporan tetep ditulis Hamba Allah.”

    tiap kamis dan minggu juga ada pengajian bersama, untuk mndoakan para penyumbang.

    dan kalo ada keperluan khusus, biasanya anak yatimnya yang di undang.
    “Aqiqah anak A mengundang anak yatim untuk doa bersama”

    *bismillah, pakde, mendoakan yang memberi dan diberi sumbangan, semua sama sama bisa ikhlas karena Allah Ta’ala ^_^

  8. Wah, Pak, saya rasa saya gak setuju kalo kita nyumbang dengan mengharapkan balasan. Kalo saya pribadi, didoakan yang baik-baik ya syukur Alhamdulillah, gak didoain ya gapapa. 😐
    Kalo saya mau minta doa, saya minta ke nenek-kakek saya. Bapak Ibu juga, tidak lupa saudara2, seperti budhe, pakdhe, tante, Om, dan sepupu. Teman2 juga biasanya saya minta tolong doa. 🙂

  9. kalau minta dido’akan sih g masalah pak..tapi kalau niatan memberi dengan embel embel seperti itu yaa kurang bagus kali yah soalnya keliatan banget niat nya eh eh eh wallahua’alam

  10. wah.. gak tahu deh yg gitu gitu, kalo mau nyumbang ya nyumbang aja..

    yang saya tahu sih cuma “Gusti mboten sare” dan “Kalkulator”nya Gusti tidak sama dg kalkulator manusia 🙂

    salam,

  11. iya ,sebenernya sih gak ditulis lebih baik ya,lebih ikhlas aja rasanya. lagi juga Allah pasti selalu kasih yg terbaik buat hambaNYA yg ikhlas kok ,itu udah pasti,Allah kan gak pernah ingkar janji 🙂

  12. kalo saya setuju ama Delia, harusnya ” keterangan” bukan “keperluan” jadinya gak salah waktu nulis untuk apa sumbangan diberikan, biar gak melenceng jadi minta didoain ini itu. kalo saya nulis keterangan ato keperluan di buku tamu itu mungkin bakal nulis “ikhlas” om T

  13. saya sangat setuju. banyak juga cerita seperti itu saya dengar. memang sudah seharusnya di dalam do’a mengandung makna ketulusan tanpa mengharap sesuatu yang berbau keduniawian. ikhlas dan semata2 mengharap ridhoNya adalah esensi do’a yang baik.
    salam, 🙂

  14. Hmmm… Mungkin dipikirnya do’a anak-anak yatim piatu itu lebih makbul ya Om… (dan insya Allah begitu kalau yang mendo’akannya ikhlas). Sepakat dengan komentar yang lain, keperluan seperti itu tidak perlu dituliskan dalam upaya mengikhlaskan. Mungkin mereka yang menulis masih polos, belum mengerti 🙂 *berbaik sangka*

    Tapi urusan ikhlas dan riya ini memang sulit untuk dinilai. Meskipun tidak mencantumkan apapun di buku tamu, kalau dalam hatinya terbersit kebanggaan telah mampu menyumbang, ya tetap riya. Wallahualam.

  15. Cuplikan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah saw bersabda :
    ” Sesungguhnya Allah Swt tidak menerima amal itu kecuali amal dari seorang yang ikhlas, yang hanya mengharapkan keridhoan Allah Swt”

    Satu lagi hadits yang patut dicermati.

    Sahal bin Sa’ad As Sa’idi ra mengatakan, Muhammad Rasulullah saw bersabda:
    ” Sesungguhnya ada orang beramal dengan amalan ahli surga sepanjang penglihatan orang banyak, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka. Adapula orang yang yang beramal dengan amalan ahli neraka dalam pandangan manusia namun sebenarnya dia ahli surga ” ( HR. Muslim)

    Banyak orang yang terkagum-kagum dan memuji-muji ketika seseorang begitu santun dan ramah memberikan sumbangan ke sebuah panti. Namun setelah sumbangan disampaikan si dermawan tersebut berkata kepada sahabatnya ” nanti malam kamu bisiki pemilik panti agar jangan lupa tanggal 10 nanti nyontreng nomer 238 yaaa”

    Nah…amalan orang itu dimata khalayak ramai seperti ahli sorga tetapi sebenarnya dia tak mendapat pahala karena amalannya tak ikhlas-ada pamrihnya.

    Menyumbang yang paling bagus tentu yang tanpa pamrih kecuali untuk mendapat ridho Allah.
    Dalam kasus diatas walaupun si penyumbang tidak menulis “minta di doakan”
    Allah akan membalas berlipat ganda jika memang amalannya ikhlas.
    Lagian pengelola serta anak-anak panti akan mendoakannya setiap menerima sumbangan.

    Wallahu alam bishowab.
    salam hangat dari Bening

    1. “…nanti malam kamu bisiki pemilik panti agar jangan lupa tanggal 10 nanti nyontreng nomer 238 yaaa …”

      Nah … kalau ini namanya … BISNIS ….

      hehehe …

  16. apapun yg ditulisnya, semua tergantung niatnya masing-masing. saya pun punya pengalaman saat sengaja mengosongkan kolom keperluan, tp tetap sj “dipaksa” utk mengisinya 🙂

  17. Wah… kalo saya pribadi malah belom pernah nyumbang2 ke panti 😀
    Menurut saya sih nggak masalah mau nulis keperluannya atau nggak, karena Allah jualah Yang menilai keikhlasan setiap orang 😀

  18. Sangat baik memang jk kita menyumbang lillahi taala, karena tanpa tertulis dibukupun niscaya lebih Allah mengabulkan permohonan kita kalau kita beramal dengan ihklas.

  19. Ma’af terlambat gabung
    Saya pengasuh panti asuhan merasa tidak keberatan, terlepas pantas atau tidak pantas itu adalah niatan mereka yang hendak disampaikan. Apapun niatan mereka sepanjang itu hal yang baik dan diridholi Allah tetap kita do’akan. Apapun keperluan mereka action-nya sama memberi kontribusi pada panti.
    Dari buku tamu yang paling bermanfaat untuk kami adalah kolom Kesan dan Pesan.
    karena disitulah ungkapan hati dan harapan mereka terhadap panti

any comments sodara-sodara ?