Jiran #2 : BUKIT NANAS


.
Senin 28 March 2011

Hari pertama Training di KL.  Saya bukan trainer … saya peserta biasa.
Training hari pertama selesai pukul 17.00.  Jam lima sore disini masing sangat terang benderang.  So agenda sore ini adalah eksplorasi kota …

Di Hotel kebetulan ada Shuttle Bus yang mengantar tamu hotel secara gratis ke Menara Kembar.   Dasar trainer seneng gratisan … maka jadilah saya sore itu jalan ke Menara Kembar … sebetulnya tujuan saya bukan ke menara kembarnya sih … tetapi ke KLCC … dan pusat perbelanjaan Suria … yang berada tepat disebelah menara kembar.

Disana saya hanya lihat-lihat saja.

Singkat kata selesai dari sana … Saya nak jalan-jalan lagi ke tempat lain …
Kali ini saya jalan kaki menuju Stasiun Monorel yang terdekat dari Suria yaitu Bukit Nanas.

Beli karcis seharga 1.6 Ringgit.  Rencananya saya akan menuju daerah Titi Wangsa (ujung terminal Monorel ini).  Mau lihat seperti apa ujung monorel tersebut … jalan-jalan sebentar disana … lalu balik lagi ke Bukit Bintang tempat saya menginap.

Namun namanya juga Trainer … suka pikun … Saya berikan Uang pecahan 5 Ringgit … ambil karcisnya dari penjaga kios karcis … lalu bergegas ke platform Bukit Nanas tempat menunggu monorail.  Saya lupa … belum mengambil kembalian uang saya yang 5 – 1.6 = 3.4 Ringgit.

Akhirnya setelah jalan-jalan di Titiwangsa sebentar … saya balik lagi … naik monorail ke stasiun Bukit Nanas … saya akan mencoba menanyakan kembalian yang belum saya ambil tadi …

Dan ternyata … sesampainya disana Penjaga kios karcis sudah berganti …
Ah tipis harapan saya … uang saya sepertinya tidak bisa kembali …
Tetapi kepalang basah … saya ceritakan dan tanyakan saja uang kembalian yang belum saya ambil tadi kepada Wanita berjilbab yang menjaga kios …

Dan ternyata setelah si Wanita menelpon sebentar (mungkin mengecek kepada penjaga karcis sebelumnya) … Uang saya langsung dikembalikan … tanpa ba bi bu … tanpa ditanya-tanya lagi …

Waaaahhhh … Hebat betul …
Memang sih besarnya cuma 3,4 Ringgit …
Tapi bagi saya … ini nilainya jauh lebih besar dari itu … bahkan mungkin tidak terhitung nilainya …

Sebuah nilai yang bernama … Kepuasan Pelanggan … dan Integritas

Salam saya

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

42 tanggapan untuk “Jiran #2 : BUKIT NANAS”

  1. gimana rasanya trainer ditraining….
    itu yang jaga toko ok juga ya, kira2 dia nyebutin ciri2 si oom apa ya, …bapak yang bawa payung pink…? :D

  2. Wah… hebat juga ya.. kalau di negeri kita sendiri, pasti udah ilang, atau pake urusan berbelit-belit… smoga masyarakat kita bisa belajar banyak hal dari negeri tetangga…

  3. memang, nggak semua penyedia layanan jasa bisa memberikan sebuah nilai berharga yang bernama kepuasan kepada pelanggan, dan salut buat si wanita berjilbab tadi. penyedia layanan jasa di negara kita perlu berkaca pada mereka. 🙂
    nice share

  4. Bener ya om, bahkan untuk urusan kepuasan pelanggan, negeri tetangga bisa jadi contoh… ada saja pelajaran hidup dalam jalan-jalan kali ini… 🙂

  5. Saya pernah Om nyobain naik monorail dari stasiun depan Hotel Melia (tempat saya nginap) Bukit Bintang ke Titiwangsa (paling ujung) terus balik sampai keujung yang lain Stasiun KL Sentral dan kembali lagi ke stasiun Bukit Bintang hanya dengan sekali beli karcis…..he3x aji mumpung Om…. :=)

  6. wek? jujur banget ya Om? dan ga ribet pula ngurusnya, tinggal telfon sekali untuk konfirmasi, langsuuung dibalikin…
    klo di indonesia kebayang deh, kudu ke kantor sekuriti, telpon pengelola, manggil staff yang jaga, bla bla bla.. ujung2nya duit ga balik, kita udah ngacir gara2 proses yang kelamaan…

  7. Yang saya kagum juga, oom begitu gigih dan tekun mengambil uang kembalian itu.
    Oom telah mengajari saya betapa berartinya sebuah uang walau jumlahnya tak terlalu besar karena uang 1 milyar kalau kurang 0,50 juga bukan satu milyar namanya.

    Emak juga sering memberi nasihat ” duwit ojok di ceh-ceh, nak “. Hemat itu perlu, jangan sampai kita menderita karena buang2 duit untuk hal2 yang mudarat.

    Salam hangat dari Surabaya

  8. Heee heee heee hee
    Mereka jujur yaa
    Kalau di keretaa
    Kadang kalau kita buru-buru dan keretaa udah mau masuk ,,
    Petugas ticketnya suka sengaja salah kasih kembalian
    Kadang bayar 5.000 gak dikembaliin (hrg ticketnya 4.500)
    Walaupun cuma gopek tpi kan ttp aja gak jujur,, kdang ada juga orng beli ticket pake duit goban,, tpi kembaliannya dikurangin
    Petugas keretaa suka sengaja cari kesempatan,, di tengah kita yang buru-buru

  9. Asyiknya berpetualang di negeri Jiran.
    Oh iya Om, titip salam buat Upin Ipin duuunkk… yah…yah… Om baik deh hihihihi…

  10. Wah Om.
    Kepuasan pelanggan memang harus jadi perhatian utama para penyedia jasa.
    Di sini juga ada sih beberapa kali saya ketemu petugas yang ramah dan mau membantu…..

  11. Mantap om…Kepuasan Pelanggan … dan Integritas…tanpa banyak ba…be…bu…bla….
    patut ditiru disini yach om 🙂 🙂 🙂

    Saya tunggu oleh2 selanjutnya Om 🙂

    Best regard,
    Bintang

  12. hmmm… harga tiket monorail brp tadi? *scroll up* 1.6 ringgit… sekali jalankah om? untuk balik lagi ke terminal dimana uang kembaliannya ketinggalan bayar lagikah? … kalo iya… brarti 1.6 ringgit x 2 jadinya 3.2 ringgit untuk mengambil kembalian 3.4 ringgit…

    begitukah?

    😆

    *dasar ibu2… otak kalkulator*

  13. Salute… akan kejujuran dan dedikasi mereka pada pekerjaan, menjaga kepuasan pelanggan agar tetap tersenyum, ckckck…
    sebuah pelajaran, yang semoga kita dapat mencontohnya,,
    jangan hanya yg kurang baik saja digembar gembor, tapi cerita yang bagus begini seperti tertutupi.. 🙂

    selamat training om Trainer.. 🙂

  14. Wah… keren banget, bisa dibalikin kek gitu. Nggak pake alasan “maaf saya nggak tau, sekarang sudah ganti shift” 😀
    Syukurlah, Om… kembaliannya dibalikin dalam bentuk duit, bukan permen, hehe…

  15. sepertinya itu kejadian langka di negeri kita ya Om,,
    jangankan ganti petugas, petugas yang sama aja, bisa ribet,,
    padahal waktu saya SMA, banyak sekali dari negeri jiran yang belajar dan kuliah di kota tempat saya sekolah juga, tapi sekarang, semuanya terbalik 😦

  16. wow pengalaman yang luar biasa bukan dari nilai uangnya tapi nilai kejujurannya, semoga saja para pelayan masyarakat di negeri kita dari yang mulai kelas bawah sampai yang kelas atas bisa mempunyai kejujuran seperti itu…

  17. Iya Pak Her, kepuasan pelanggan itu yang seringkali dilupakan oleh para pelayan publik, jarang sekali orang yang mau repot-repot buat menyenangkan orang lain…

    Rasanya hal ini bisa kita jadikan contoh ya!
    🙂

any comments sodara-sodara ?