A WHOLE NEW WORLD


.
Sabtu, 28 Mei 2011

Saya mengantar dua anak saya, si Tengah dan si Bungsu ke sekolah.  Si Tengah ujian test masuk di Madrasah Aliyah.  Sementara Si Bungsu ada kegiatan lomba menyanyi antar anggota ekskul kelompok vokal di Madrasah Ibtidaiyah.

Sehabis mengantar si Tengah, Saya dan Bungsu langsung menuju lokal kelas tempat diadakannya lomba tersebut.  Lomba seperti ini memang rutin dilakukan .  Gunanya untuk memupuk rasa percaya diri anak-anak, memberikan kesempatan mereka untuk berani tampil menyanyi sendiri di panggung.  Ditonton oleh para orang tua murid dan teman-temannya.

Lomba dimulai dari kelompok anak-anak kecil usia kelas 1 dan 2 … kemudian dilanjutkan kelompok kategori kelas 3 – 4 yang lebih besar.  Dan terakhir kelompok kelas 5, yang merupakan anggota senior, personil-personil tim inti ekskul vokal ini.  Si Bungsu tergabung dalam Kelompok inti kelas 5 ini.

Singkat kata satu persatu anak-anak itu menyanyi di depan.  Lucu-lucu gayanya … ada yang malu-malu … ada pula yang berani tampil bak penyanyi sungguhan.  Mereka memilih lagu sendiri.  Lagu-lagu anak yang telah diajarkan di ekskul vokal tersebut.

Akhirnya tibalah giliran kategori kelompok umur kelas 5.  Nomer undian satu, dua dan seterusnya sudah tampil.  Tiba giliran urutan ke tujuh nama si Bungsu dipanggil maju ke panggung.  Saya pun segera menyiapkan kamera di barisan belakang penonton.  Siap untuk memotret.

Tiba-tiba …. Bruk … Si Bungsu jatuh.  … Ahhh… (dalam hati saya berteriak)
Dia terjatuh tatkala menaiki panggung … mungkin kesandung karpet yang terlipat … atau mungkin kelelahan karena lama menunggu giliran … atau bagaimana, saya juga kurang jelas  … namun yang pasti … dia jatuh tersungkur dipanggung.

Jangan tanya betapa kagetnya saya … saya tetap diam di belakang … tidak maju ke depan menolongnya.  Karena dalam waktu sekejap dia sudah bisa segera bangkit dari jatuhnya … tidak luka sesuatu apapun … tidak pula meringis kesakitan … (Alhamdulillah)

Namun … anda harus perhatikan ekspresi wajahnya … sedih sudah pasti … sepertinya dia malu sekali … karena para penonton … para orang tua murid, juga murid-murid yang lain … menertawakannya.  Menertawakan kejadian tersebut … Sekali lagi … saya sungguh tak tega melihat ekspresi si Bungsu menahan malu seperti itu … wajah polosnya terlihat sekali begitu gundah … berdirinya pun jadi serba salah tingkah …

Dari belakang saya hanya bisa menatapnya dengan senyum … memberinya kekuatan … mata saya seolah berkata … “Bangunlah nak … nggak apa-apa … kuasai dirimu kembali … kamu harus nyanyi yang bagus ya nak … jangan malu.  Kamu harus tetap menyanyi … apapun yang terjadi … “ (berkali-kali kata-kata itu saya katakan didalam hati saya …).  (sungguh saya hampir tidak kuasa untuk menatap wajahnya)

Dan Alhamdulillah … entah dapat ide dari mana … si Bungsu lalu mengelus-elus dadanya … berkali-kali … macam orang dewasa kalau habis kaget itu … seolah menenangkan dirinya sendiri … dan penonton pun semakin tertawa melihat tingkahnya … Tapi dia tidak peduli … Dia kemudian menatap mata saya … dan sayapun mengedipkan kedua mata saya … seraya mengangguk pasti … untuk memberikannya semangat …

Setelah sejenak menenangkan diri … dia angkat mikrofon dengan tangan kanannya lalu dia mengacungkan jempol tangan kirinya kepada pelatih vokal yang sekaligus bertindak sebagai operator musik minus one siang itu.  Menandakan dia siap menyanyi dan meminta musik pengiring untuk segera dimainkan …

Lalu mengalunlah suara si Bungsu …

I can show you the world …
Shining, shimmering, splendid …

(dia menyanyikan Original Sound Track dari film kartun Aladin … A Whole new world).  (ini lagu yang sulit sebetulnya).

.

Aaahhh … si Bungsuku menyanyi dengan baik … Suaranya jernih … dan tidak sumbang sama sekali … nada-nada tingginya berhasil dia capai dengan pas … syairnya pun (sepertinya) tidak ada yang lupa … Dia menyelesaikan nyanyiannya dengan baik … Dan tepuk tangan panjang penonton pun mengiringinya turun dari panggung … (dan kali ini tanpa tersungkur lagi).

Dan Saya pun tak bisa menyembunyikan perasaan bangga saya … Saya acungkan jempol ke dia … dan dia tersenyum senang …

Saya mengacungkan jempol bukan semata karena dia menyanyi bagus … Tetapi saya lebih memuji dia karena dia berhasil mengalahkan rasa malunya … atas kejadian yang baru saja menimpanya …

— 

Bagi orang lain mungkin ini biasa saja …
Namun bagi saya pribadi … ini sungguh suatu hal yang saya syukuri sangat …

Si Bungsu telah berhasil menguasai dirinya …

— 

Lalu Bagaimana dengan hasil lombanya ?
Dia berhasil menduduki peringkat juara ke empat di kelompok senior tim Inti itu.
Apapun pencapaiannya … saya hanya bisa berucap syukur … Alhamdulillah …

Saya berharap si Bungsu bisa belajar sesuatu yang berharga dari pengalaman hari ini …
Belajar untuk melawan rasa malunya …

(dan itu jauh lebih penting dari pada sebentuk piala … dari emas murni sekalipun)

Masih terngiang di telinga saya … suara si Bungsu mengalunkan bait terakhir dari lagu indah itu …

A whole new world
That’s where we’ll be
A thrilling chase
A wondrous place
For you and me

.

Salam saya

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

67 tanggapan untuk “A WHOLE NEW WORLD”

  1. Ahh si bungsu…benar-benar meniru papanya…
    Kekagetan bisa dijadikan moment membalikkan keadaan…
    Anak ini bakat memimpin om….wahh sungguh membahagiakan. Nomor berapapun tak penting, yang penting prosesnya.

  2. ah aku geram pada orangtua penonton yang menertawakan. Sama sekali tidak tegang rasa, tidak memikirkan bagaimana jika anaknya yang begitu. Kalau aku MC nya dan berada di sana akan aku marahi penontonnya kali 🙂
    (Well, itulah Indonesia? sedih aku bayanginnya)

    Anyway, aku ikut bangga ya! You do it boy!

    EM

    1. Ya begitulah EM …

      Namun demikian …
      Patut dicatat juga … mereka … para penonton … orang tua murid dan juga murid-murid lain … teman-teman si Bungsu … serentak bertepuk tangan riuh … memberikan apresiasi positif … ketika si Bungsu selesai menyanyi …
      Dan saya rasa ini menghapus kesedihan dan rasa malu si Bungsu atas insiden yang terjadi beberapa menit sebelumnya

      Thanks ya EM.

  3. salam buat si bungsu om..
    ny setuju sama mbak Imel…harusnya yg nertawain ditegur…

    Shafa juga pernah gini om, pas TK, ada lomba gabungan seluruh TK Mutiara, di salah satu mall di Jakarta,dia jatuh pas naik panggung, karena dia gendut, yg ngetawain dia justru bukan anak2, malah ibu2nya…grrrgg…sepanjang nyanyi, Shafa gak berani liat ke mana2…cuma liat mukaku aja…sedih rasanya…untungnya dia gak nangis…

  4. Akhirnyaaa di postingg jugaa
    Hebatt bungsu,,
    Salut sama inyiak yang tetap diam di tempat dan gak langsung maju ke depan,,
    Jadi pahlawan buat anaknya

    Terkadang saat mengalami masalah anak-anak ingin menyelesaikan sendiri masalahnya,, tapi orang tua malah cenderung lebay dan ingin menyelesaikan semuanya 🙂

    Salut sama si bungsu yang jadi juara 4,,juara gak penting ,, yang penting proses 🙂

  5. huahhhh …. bisa ngebayangin saya rasa malu yang menyelimuti hatinya apalagi ditertawakan orang banyak 😦
    wong sendiri aja pasti udah kesal, ditambah diketawain pula
    untungnya self-control nya tinggi ya Om, jadi bisa nguasain diri dengan cepat, ga berlebay2 hehehe *siapa dulu dong bapaknya*

    Salut deh! Si bungsu adalah juara pertama buat Om pastinya Hehehe Good job, ganteng!

  6. wow.. lagu itu kan keren banget oom, ndak di video oom, penasaran pengen denger si Bungsu nyanyi.

    dan salut buat oom sama si bungsu, dua-duanya punya self control yang bagus.
    dan lihatlah betapa gantengnya dia dalam warna hijau!
    wuiiiihhh… makin imut-imut gimannna gitu
    😀

    oh iya, selamat yah untuk juara keempatnya,

  7. ingat dulu akupun mengalami grogi sama dengan si bungsu, ketika harus tampil piano solo, karena grogi dan tak ada partitur mendadak lupa lagunya

    tapi papaku tetap berdiri dan tepuk tangan paling keras menyemangati, lagu kuulang lagi dan bisa selesai dengan baik,

    tapi itu dulu oom, jangan ajak saya resital ya, sudah berpuluh tahun tak pernah latihan he..he..

  8. siiip….jatuh adalah hal yang biasa. Bangkit lagi dengan PD..itu yang penting.
    Bahkan…beberapa orang bisa memanfaatkan jatuh untuk mendulang uang, bukan.
    Lihatlah Pak Bendot, Tesyy..bolak-balikjatuh di panggung dan orang terpingkal-pingkal. Mereka mendapatkan imbalan karena jatuh.

    Jatuh-bangun-jatuh-bangun lagi..itu namanya pantang mundur dan merupakan sikap orang yang mau maju.

    Gayanya juga mantap tuh oom

    Salam hangat dari Surabaya

  9. Kereeeeeen….

    aku aja ragu, apakah aku akan sanggup bersikap tenang seperti Om…
    Mungkin aku akan panik dan tergopoh gopoh pergi ke atas panggung buat pelototin siapa pun itu yang berani beraninya ngetawain anakku…hihihi…

    Good job Bungsu!!!!
    we’re so proud of you 🙂

  10. Salut deh sama si Bungsu berhasil mengendalikan diri dengan baik. Memang kadang sesuatu yang tak disangka-sangka itu terjadi, tapi dia berhasil meliwatinya itu pelajaran yang sangat berharga dibanding kemenangan sekalipun, disinilah peran orang tua membesarkan hatinya. Maju terus Bungsu, kamu Bisa!

  11. Seakan ada disitu, Om. Menurut saya moment juaranya itu pas si bungsu yg diketawain karena jatuh itu tetap nyanyi dan bukannya kabur apalagi nangis. Itu saja udah keren. Dan om udah juara juga karena tidak langsung ikut campur saat itu. Dia sudah kelas 5 dan apalagi laki-laki, dia sudah merasa besar dan merasa sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalo om naik lalu marah-marah, mungkin dia akan jauh merasa lebih malu lagi.

    Saya inget film Temple Grandin (penyandang autis tp punya gelar doktor dalam bidang ilmu hewan dan psikologi). Setiap hari dia diketawain dan diejek. Setiap hari ibunya nangis2 dan terus berusaha melindungi dengan cara si anak dipindah-pindah sekolah. Tapi kemudian gurunya mengatakan: sebagai orangtua emang kita selalu pengen melindungi anak kita dengan berbagai macam cara. Tapi seperti inilah dunia. Dan suatu hari dia musti menghadapinya sendirian.

    Jadi lebih baik kita persiapkan mereka untuk bangun lagi saat jatuh dan diketawain orang.

  12. Saya jadi ikut ndredeg Om waktu baca si bungsu jatuh didepan audience. Saya ga bisa bayangin seandainya saja saya yang di posisi itu pasti pengen nangis dan cepat-cepat turun panggung..

    Selamat buat si bungsu, dari kejadian itu semoga menjadi pengalaman berharga…

  13. si bungsu hebat, bisa melewati lombanya yang di awali dengan “kecelakaan kecil” itu, hasilnya, sebuah keyakinan dan rasa percaya diri yang akan semakin terus bertumbuh 🙂

  14. Salut buat si bungsu!!! Hebat!! Om pasti bangga sekali ya om… 🙂

    Penonton2nya harusnya jangan menertawakan ya kalo ada kejadian gitu.. Itu kan gak sengaja…

  15. sukaa banget dgn postingan ini , Mas.
    Dukungan dgn kedipan mata dan acungan jempol, yang membuat si bungsu segera meraih kepercayaan dirinya 🙂
    sungguh mengharukan sangat ……..
    salut dengan cara si bungsu menetralisir dirinya utk tampil prima
    salam

  16. Selamat buat si Bungsu *sekaligus turut berduka, awalnya. Semua orang punya kesempatan kok untuk terjatuh seperti kasusnya si Bungsu, hanya saja mungkin dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal-hal seperti itu sebenarnya adalah peluang untuk belajar menguasai keadaan, termasuk menguasai keadaan yang di luar kendali 🙂

  17. Huebat..2 jempol buat si bungsu..
    Selamet..selamet ya..

    Butuh perjuangan ternyata untuk menjadi sang juara,bukan begitu Om..
    Salut juga buat om dengan ketenangannya melihat si bungsu jatuh..masih Eiylekhan ga ya ?? hehee..

  18. kok saya yang berkaca-kaca ya pakde, membaca tulisan ini persis waktu anak saya ikut pentas drum band Tk besar. karena jarang ketemu dan Alloh memberi kesempatan menyaksikannya, saat itu juga saya jadi melow banget.

  19. Wah.. mbaca ini bikin saya merinding, sambil membayangkan sikap apa yang akan saya ambil jika melihat anak saya mengalami hal yang sama seperti si Bungsu.

    Thanks lho, Om. Inspiratif.
    Salam buat si Bungsu ya.. *kiss*

  20. Om NH bilang ini biasa ya…tapi kenapa ya kok Hani terharu n menitikkan air mata….huuuu, Hani ngerasa kek pernah ada di sana entah di posisi si Bungsu atau Om NH walau tak sebagai ayah tentunya….tapi merasa pernah ada di sana….

    A touchy story at the beginning week 😥

  21. Pengalaman yg tak terlupakan yah Om…
    Tapi knapa orang2 dewasa itu menertawakan sih?
    Apa kalau hal tsb terjadi kpd anaknya, mereka rela anaknya ditertawakan…?

    Tapi, dgn begitu terlihat si Bungsu dpt menguasai keadaan, hebat deh…
    Salut utk si Bungsu…

  22. Waaa, hebat kau, Nak! Memang jangan sekali-sekali kita menunjukkan rasa malu/tidak PD, kalo diketawain sekalian melucu saja. Salute buat Bungsu.

    Salam dari Tante Choco, Nak 😀

    (hayah 😀 )

  23. Yoga sudah juara justru ketika dia jatuh itu Om.. Dia telah berhasil memenangkan dirinya, tidak malu, tidak nangis, dan tidak patah arang. Dia mampu bangkit kembali dan memberikan yang terbaik untuk dirinya sendiri dan ayah tercintanya yang memandang dengan mata penuh semangat…

    Om… saya sangat terharu membacanya.
    Sungguh, Om sudah memberikan tauladan yang baik, dan menunjukkan bagaimana seharusnya seorang ayah berperan kepada anaknya..

    Yoga, selamat ya nak..
    Kamu luar biasa 🙂

  24. Udah ga panik aja….dapat kredit tersendiri….dengan tampilan menyanyi bagus…penghargaannya jauh lebih hebat… Berarti si bungsu punya tipe yang mampu mengendalikan diri dan percaya diri yang bagus om….semoga tetap tinggi pedenya yah…

  25. paham sekali
    gimana bangganya melihat si bunggu di atas panggung, menyanyi dengan indahnya. Pasti suaranya jadi suara paling merdu buat Sang Ayah. aku yakin itu…

    Hebat si Bungsu
    meskipun jatuh tetep santai dan bsia menguasai dirinya sendiri. gak mudah lho… apalagi ditertawakan audience….
    Hebat deh, salut buat Si Bungsu!!!!

  26. Tidak semua orang bisa mengalahkan rasa malu.. dan kemudian tampil dengan baik….
    Si Bungsu sungguh berhati baja….

    Dengan tampil baik di atas panggung dan mengalahkan rasa malu dan groginya saja.. ia sudah berhak meraih titel seorang jawara.. ^_^ *jawara di hati ayah-bundanya… 🙂

    salam buat si bungsu, ya, pak.. 🙂

  27. kayaknya mental si bungsu telah terbentuk dari penidikan dan contoh orangtuanya di rumah,sehingga dia selalu siap menghadapi apapun yang terjadi,bahkan yang tidak pernak diduganya,saya ucapkan selamat

  28. Hebat si Bungsu! Om juga hebat koq, memberikan kesempatan kepada Bungsu untuk bangkit sendiri dan mengatasi apa yg terjadi di atas panggung, sendiri.. 🙂

  29. Maaf baru bisa menorehkan kata di sini. Entah kebetulan komputer selalu diminta paksa Binbin padahal posting ini sangat spesial. Si tengah memiliki bakat menyanyi yang patut dibanggakan.

    Saya salut sekali dengan keberanian dan ke-pede-an si tengah. Membayangkan diri saya yang clumsy dan kejadian jatuh di depan panggung beberapa kali saya alami, saya tahu sekali rasanya.

  30. Duh saya ikut terharu bacanya. Dan mo kekeh juga baca gayanya usap-usap dada, hahahaa kocak banget… but kepercayaam dirinya OK ya Om. Syukurlah lancaarr…

  31. waah abis baca postingan ini langsung nyanyi lagu A Whole New World 🙂

    sibungsu hebat tuh..
    tdak hanya suaranya yng bagus
    tapi juga mentalnya yang juara 🙂

    bisa bangkit dari rasa malunya…

    soalnya saya juga pernah seperti itu Om..
    biar pun jatuh, tapi kemudian ditutup dengan penampilan yang baik.. orang akan lebih ingat dengan suara si bungsu kok.. udah lupa dengan jatuhnya 🙂

  32. si bungsu hebat banget 😀
    kagum deh sama dia, bisa mengontrol dirinya dengan baik, meski kaget tapi tetep profesional *cielah*
    salam buat si bungsu *saya juga anak bungsu loh. ga ada yg nanya yah? 😀

  33. wahh si bungsu hebat yachh…meskipun awalnya grogi krna jatuh tp bisa menguasai diri dan berhasil jd juara ke-4.

    salut juga sama Om Nh yang bisa menguasai diri melihat anaknya ditertawakan penonton, kalo aku rasanya mau maki2 orang yang menertawakan anakku…….

  34. Saya benar benar menikmati kata demi katanya

    Salut buat si bungsu

    Seumpama saya ada di posisi Om (padahal saya belum jadi Ayah, hehe) pasti hati saya akan melonjak juga saat melihat si bungsu terjatuh.

    Salam ya Om buat si bungsu..

  35. Yang pantas jadi juara saat itu adalah si Bungsu, dia bukan saja bisa bernyanyi dengan baik (mengungguli teman2nya yang lebih siap fisik dan mental), bahkan sanggup mengalahkan rasa malunya akibat jatuh.
    YOU ARE THE BEST ananda, maju terus…..
    Orang tua yang mengatawai kamu karena jatuh, dapat kamu rubah dengan mengagumi kamu ketika tampil dengan baik…
    (^ _^)d (^ _^)d (^ _^)d

  36. Salam kenal om Trainer.
    Saya bisa membayangkan situasi saat itu krn saya dan putri pernah mengalaminya. Ditengah-tengah menari Bali kembennya melorot. Sempat kaget dan sangat malu, tapi dia bisa menyelesaikan tariannya dengan baik. Saat itu saya juga hanya bisa membantunya dengan menatapnya penuh sayang berharap dia memperoleh kekuatan. Selain itu semua penonton spontan bertepuk tangan memberi semangat. Selesai menari kami berpelukan dengan rasa campur aduk. Saat itu usianya sekitar 8 tahun. Semoga si bungsu menjadi anak yang sukses kelak karena sudah terlatih mengatasi masalah dengan baik sejak usia dini. Bravo om Trainer 🙂

  37. Jadi ingat waktu kecil,,,terjatuh disaat mengikuti perlombaan … yg beda kalo aku lomba hapalan al-quran,,
    Salut Sama si Bungsu,,,sama sperti aku ‘aku adalah si bungsu’

  38. lha kalau pakde ini adalah mantan penyanyi cilik pada jamannya buto ijo sunat. hehehehe.
    lucu rasanya kalo liat anak kecil nyanyi. bawaannya gemes lihat mereka

  39. Salut untuk ananda dengan mental juaranya! Dan salah satu pendorong ketegarannya pasti karena keinginan untuk membuat bangga sang ayah yg terus menyemangatinya walau hanya lewat kerdipan mata & acungan jempol!

any comments sodara-sodara ?