(kelanjutan dari postingan …Matahari di atas Gilli)
HHHaaahhh Akhirnya malam kemarin … aku berhasil menyelesaikan membaca buku novel yang satu ini … Matahari di atas Gilli karangan Lintang Sugianto.
Sebuah novel yang bagus menurut ku …
Alur ceritanya sedikit lebih lamban, karena penulis menggunakan metaphora-metaphora dan juga permainan ungkapan kata-kata dalam melukiskan suatu keadaan dan kejadian …
Plot jalan ceritanya sendiri menurutku sangat bagus. Pemeran utamanya pun bisa berganti ganti disetiap bab-babnya … dari Suhada, Suamar, Bu No, Sadam sampai dengan Pak Haji dan Umi …(saya tidak menceritakan siapakah mereka, ada apa dengan mereka … karena nanti nggak seru lagi bukan …?)
Yang jelas keunggulan novel ini adalah … kepiawaian sang penulis dalam menuturkan alam budaya masyarakat Gilli yang cukup unik … Masyarakat keturunan Madura beragama Muslim dengan adat – istiadat yang sangat menarik untuk disimak. Lintang berhasil menggambarkan itu semua dengan manis …
Yang juga menarik adalah keunggulan Lintang untuk menggambarkan tokoh Suamar … yang menjadi terganggu “keseimbangan mentalnya” setelah mengalami kejadian yang begitu menggoncang jiwanya … Lintang berhasil menggambarkan alam fikiran seorang yang “tidak normal” itu kedalam penuturan kata-kata yang unik …
Novel ini juga sarat dengan kejadian-kejadian yang manis dan dramatis. Termasuk peristiwa Carok untuk mempertahankan harga diri … tetap dituliskan dengan “cantik” oleh Lintang … Sipenulis tidak terperangkap untuk menjadi reporter koran kriminal ketika menggambarkannya.
Namun demikian entah disengaja atau tidak … aku melihat ada satu kejanggalan dari novel tersebut yang sedikit mengganjal di hatiku …Yaitu ketika menceritakan dialog-dialog persahabatan antara anak-anak Gilli usia kelas 1 – 3 SD … dengan Suhada sang ibu guru. Terasa bahwa perkataan-perkataan anak-anak kecil tersebut sangat dewasa dan agak aneh diucapkan oleh anak-anak kecil yang polos di daerah terpencil … Kalimat yang keluar dari anak-anak kecil tersebut menurut pendapatku terdengar sangat “bijak” dan “matang” sebelum waktunya.
Tetapi diluar itu semua … aku tetap menganggap novel ini sangat layak untuk di simak … terutama bagi mereka yang meminati Sastra, Pendidikan dan juga Budaya … !!!
Ini juga nggak ada yang komen, Bos.
Tampaknya, buku yang bos baca apa kurang menarik ya bagi teman2?
Aku juga belum baca…