UDA VIZON SAID …


 .

Tanpa bermaksud untuk terus larut dalam kesedihan, perkenankan saya sedikit menulis tentang pengalaman yang kami alami kurang lebih sebulan yang lalu.  Ya ini cerita tentang kepergian Bapak.

Bapak masuk rumah sakit 30 Sept 2011.  Bapak dirawat di ruang perawatan Stroke Unit … (semacam ICU untuk penderita Stroke).  Dari hari ke hari ternyata kondisi Bapak semakin memburuk.  Tim Dokter telah memasang berbagai macam alat bantu seperti infus dan selang-selang lain (untuk makanan dan obat, untuk mengeluarkan dahak, untuk cairan ke paru-paru, untuk saluran pipis, bab  … dan sebagainya … yang saya sendiri tidak begitu hafal fungsi-fungsinya.

Sampai akhirnya Bapak juga dipasang alat bantu pernafasan berupa selang yang agak besar yang dimasukkan ke mulutnya, yang terhubung ke suatu mesin dan ada monitornya.

Pada tanggal 5 Oktober 2011, sekitar jam 20.15 
Kondisi Bapak semakin (amat) memburuk.  Nah pada saat itulah ada sementara pihak dari keluarga kami, yang mengatakan … “Nang kasihan Bapak … Bapak sekarang nafasnya hanya tergantung pada mesin itu” … Dan kalimat ini di ulang beberapa kali … dengan penekanan-penekanan tertentu.

Secara implisit … yang saya tangkap … secara tidak langsung mereka mengirim “tanda-tanda halus” pada saya … agar saya meminta tim dokter dan perawat untuk melepaskan saja alat bantu pernafasan dan alat-alat bantu lainnya itu.   Agar Bapak tidak “tersiksa” berkepanjangan.

Namun waktu itu saya mempunyai pandangan lain … saya bertekad … sekecil apapun kemungkinan itu … segala ikhtiar medis … itu HARUS dan WAJIB dilakukan.   Sehingga saya tetap membiarkan selang dan alat-alat itu, tetap menempel di badan Bapak.  Saya bukan ahli di bidang medis, yang bisa mengetahui dan menganalisa mana tanda-tanda yang masih ada harapan.  Dan mana tanda-tanda yang sudah tidak ada harapan lagi.

Dalam hati saya terus berdoa … ”Ya ALLAH … jika ALLAH berkenan memberikan kesembuhan … maka tunjukkanlah tanda-tanda itu.  Namun jika ALLAH berkehendak yang lain … maka kami mohon ampun,  kami mohon agar jangan sampai menyiksa hamba-Mu ini”

Saya tidak tau apakah tindakan saya ini benar atau salah.  Terus terang saja, Saya dihantui sedikit fikiran.  Apakah benar saya telah “menyiksa” Bapak, dengan membiarkan selang-selang alat bantu itu tetap menempel di Badan bapak ?

Namun ternyata ALLAH berkehendak untuk memanggil Bapak dengan disegerakan … tidak sampai berlarut-larut … yang bisa ”menyiksa” Bapak. 

5 Oktober 2011, Tepat jam 21.00
Bapak menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.  Innalillahi wa inna ilaihi roji’un …

Nah …
Beberapa minggu setelah kejadian tersebut, … saya sempat curhat lewat e mail kepada sahabat saya Uda Hardi Vizon. 
Saya fikir Uda Vizon adalah salah satu orang yang paling tepat untuk dimintai pendapat mengenai hal ini dari sudut tinjauan agama.  Mengenai dilema antara “ikhtiar medis” vs. “memudahkan seseorang dalam menghadapi sakaratul maut / menjemput ajalnya”.  (saya mohon maaf jika mungkin istilahnya kurang pas).  (mudah-mudahan anda mengerti apa yang saya maksudkan).

Uda Vizon pun segera memberikan replynya.
Dan berikut saya cuplikkan beberapa paragraf dari pendapat Uda.  Saya ambil beberapa bagian saja … dan mudah-mudahan tidak mengubah maknanya …  (tulisan lengkap bisa anda baca di Rubrik Jum’atan di Blog Surau Inyiak, edisi 4 November 2011)
.

Uda Vizon said :

… Untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, kita perlu berusaha dan berupaya atau dengan kata lain, ber-ikhtiar, sebanyak yang kita mampu. Setelah semua ikhtiar kita lakukan, maka saatnyalah kita serahkan semua keputusan kepada Sang Penguasa Hidup, Allah SWT. Penyerahan diri ini disebut sebagai Tawakal.

…  Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif.  Pasrah adalah seperti daging yang teronggok di atas meja, siap diolah apa saja oleh pemiliknya. Tawakal sama sekali tidak seperti itu. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif dari pelakunya

… seperti seseorang yang tengah sakit. Tawakalnya adalah setelah ia menjalankan semua tindakan medis yang dianjurkan, atau mencari berbagai alternatif demi kesembuhannya. Setelah semua ikhtiar dicukupkan, saat itulah ia serahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Setelah mendapat pemaparan dari Uda.  Jujur saya jadi tenang sekarang.  Terima kasih Uda.
InsyaALLAH tindakan kami waktu itu adalah dalam rangka Ikhtiar.  Sesuai dengan kaidah medis yang ada.  Tawakal dan juga sekaligus mengusahakan yang terbaik.  Sementara hasilnya biar ALLAH yang menentukan.  Sebab hanya DIA lah Sang Maha Penentu.

.

Pendapat saya bisa salah …
Pendapat Uda pun bisa salah …
Kita manusia biasa …

Karena kebenaran sejati hanya milik ALLAH semata

Salam saya

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

29 tanggapan untuk “UDA VIZON SAID …”

  1. Ini kali kedua saya memposting tulisan dengan judul sejenis …
    Pertama edisi “Bunda Lily said …”
    Sekarang edisi “Uda Vizon said …”

    So …
    Siap-siap yang lain ya …
    Kemungkinan akan saya repotkan dengan cara … dimintai pendapat tentang hal-hal yang lainnya …

    Boleh kan ya ???
    So … watch your Inbox then … ! (hehehe)

    Salam saya

  2. pertama saya ucapkan turut berduka cita, Om…
    semoga alm diterima segala amalannya dan diampuni segala kesalahannya

    kedua terimakasih sudah sharing tentang hal-hal yg menyangkut ikhtiar dan pasrah

  3. sekarang yang terpenting kita ikhlas ya Om,
    Insya Allah bapak sudah berada di tempat yang baik.

    salah dan benar kita serahkan pada yang kuasa.
    ini juga indahnya persahabatan, bertemu ahlinya di bermacam bidang
    tak segan membantu kita, berbagi.

    **pesan di inbox konsultasi gigi gak ada tuh 😛

  4. Makasih Uda, makasih Om telah memperjelas makna ikhtiar. Dan saya turut berduka dengan telah berpulangnya Bapaknya Om Nh. 😦

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  5. Pengalaman Om mengingatkan aku..
    Akan Alm Bapak keduaku 2 tahun yang lalu..
    Beliau sakit mendadak,pas acara pernikahan adek tengahku..

    Membeli Obat dengan harga yang sangat mahal udah kami lakukan untuk memperpanjang usianya..
    Membawa kerumah sakit,di pasang alat ini itu,ga ngerti lah Om..
    Yang penting sudah ikhtiar dan harus ikhlas,ternyata Bapak harus pergi meninggalkan kita semua…
    Mungkin itu jalan yang terbaik,dan Alhamdulillah Bapak tidak merepotkan anak2nya,beliau pergi dengan senyuman ..hiks..*jadi melow*..
    Semoga Bapak2 kita di terima di sisiNya..

  6. pasatinya kita akan merasa dalam dilema bila berada dalam posisi seperti yang om dan saya pernah alami 5tahun yang lalu.
    saya pun jadi semakin memahami dengan apa yang dipaparkan Uda Vizon.
    terima kasih telah berbagi ya Om 🙂

  7. Uda vizon itu memang sesuatu banget, om.
    Kemarinpun ketika mama dan papa batal naik haji, Yessy sempatkan curhat sama uda. Alhamdulilah, dengan cerita sama Uda, sedikit BT itu bisa hilang…

  8. Tadi baca judulnya saya pikir masuk blognya Uda, tapi kok dikanan atas ada foto OmNH hihihi salah lihat ternyata.
    Terima kasih Om untuk artikelnya

  9. Jadi teringat detik2 terakhir upaya medis ketika ayahku dirawat dengan penyakit yang sama dengan ayah om NH.
    Manusia berikhtiar, Allah yang menentukan..
    makasih om NH sharingnya..
    makasih Uda Vizon pencerahannya.

  10. Ah… Ikhtiar… dan bertawakal… memang benar kata Uda Vizon. Yang penting kita sudah berusaha…Allah lah yang menentukan hasil nya…
    Yang penting kita sudah ber-ikhtiar.. 🙂

    Saya siap lho Om Nh kalau di minta pendapat… 🙂
    Sharing itu memang menyenangkan..

    salam hangat Om Nh…
    Keep smilling… 🙂 Jangan lupa senyum ya Om Nh… 🙂

  11. Alhamdulillah, salah satu indahnya dunia blog, seperti ini ya Mas Enha, kita tdk sungkan bertanya sesuatu pd yg lebih mengerti, agar tdk ada keraguan dihati.
    Inyiak Vizon terimakasih utk pencerahannya……
    Mas Enha terimakasih krn telah berbagi…….

    Aku yakin, Bapak telah damai disisiNYA,
    aku turut mengirimkan al-fathihah utk Beliau……….
    salam

  12. pasrah atau ikhtiar?
    Saya juga memiliki satu ganjalan di hati tentang meninggalnya bapak saya, pak. Sudahkah saya berikhtiar dengan maksimal. Berdosakah saya? Pertanyaan yang saya simpan sendiri dan baru kali ini saya ungkap.
    Terima kasih untuk sharingnya malam ini. Saya akan mencari apa kata Bunda Lily dulu.

  13. Semoga kita semua termasuk orang2 yang dimudahkan dalam berikhtiar ya Om, karena 90% lebih yg kita lakukan sehari2 juga bagian dari ikhtiar
    Kalau yg ini sich pendapat saya…
    Saya juga bisa benar
    (maksudnya, juga bisa salah – red)
    =============================
    Ikutan Om NH, sekali2 saya nulis “red”

  14. turut berduka cita pak…. Insya Allah kebenaran yang hakiki hanya milik Allah. Dari sudut pandang manapun kalau itu berasal dari manusia pasti tindakan kita ada salahnya

  15. Bener om…kalo orangtua kita meninggal setelah dibawa ke RS….ngga akan ada rasa penyesalan yach…..yg nyesel itu klo belum sempat dibawa ke RS keburu meninggal…wah klo begitu pasti sedih banget……

  16. Innalillahi wa’innailaihi roji’un, turut berduka Om… semoga Almarhum dijauhkan dari siksa dan dilapangkan alam kuburnya, salah satunya dengan perantara alm. yang mempunyai anak seperti Om…

    Dari “Surau Inyiak” aku kemari, membaca tulisan Om dibeberapa posting, sampai aku buka juga “ME & My FAM”nya Om, jujur belum banyak yang kutahu dari Om tapi aku sempat kaget juga, sebab selama ini*saat bertemu Om dibeberapa blog sahabat(tak pernah pede menyapa) aku tadinya memperkirakan umur Om baru lewat 40-an dan belum sampai 45, ternyata… ya…ya belum banyak yang aku tahu dan masih banyak yang membuatku penasaran, termasuk sosok “Bunda” yang tak mau fotonya dipejeng diblog ini, hmmm… tapi aku tetap boleh titip salam kan ya Om 😉

    Salam semangat di hari Jum’at…

  17. info yang mencerahkan om..

    saya pernah mengalami situasi seperti itu, ketika ibu saya terkena serangan stroke di tahun 2000. Dokter sudah angkat tangan, dalam artian tidakan medis tidak akan memberi bantuan banyak. Tapi bapak saya tetap bersikeras untuk memberikan tindakan medis terhadap ibu. Dokter pun melakukannya, walaupun akhirnya ibu hanya bertahan semalam, namun setidaknya kami telah berikhtiar untuk ibu….

  18. Saya sangat2 sependapat dengan Uda Vizon….Tawakal=Aktif. Jadi tawakal bukannya berdiam diri. Dalam pemikiran saya yang cetek tentang agama, kita sebagai manusia diwajibkan untuk berikhtiar secara maksimal dan menyerahkan semua hasilnya kepada Allah SWT karena DIA MAHA MEMUTUSKAN…..
    Jujur saja, dulu waktu ibu saya seperti itu sayapun termasuk yang ingin segera menghentikan siksaan dengan mencabut alat bantu pernafasan tapi Alhamdulillah sebelum saya mencabut dokter memberikan saran2 yang menurut saya dapat diterima.

    PS: om enha ada pe er yah, tolong dikerjakan kalau tidak keberatan tentunya

    1. PR ?
      Asssiiiikkkk …
      Jujur Ini yang saya tunggu-tunggu. hehehe
      Soalnya nggak ada yang berani ngasih saya tugas ini … kecuali Pak Neck … hahaha …
      Terima kasih Pak Neck …

      Salam saya

  19. Saya sepakat dan sependapat dengan Uda Vizon, juga Om Nh. Dalam satu tulisan saya pernah menyebtunya, ikhtiar dulu baru tawakal. Jangan terburu mengatakan tawakal sebelum melakukan ikthiar. Dan jangan karena merasa telah berikhtiar terus tidak mau tawakal. Sesungguhnya, Allah lah yang mengijinkan dan menjawab ikhtiar kita.

  20. Kita meninginkan yang lain tapi terkadang Tuhan bekata lain….Aku suka sedih Om, kalau inget dan lihat saat Ayah merintih sakit…tapi saat itu tidak dapat berbuat banyak. Hanya berusaha dan berdoa utk kesembuhannya…
    Ya meskipun akhirnya harus berpisah…berat sih, tapi sudah menerima dgn Iklas..

  21. Om… saya juga harus berterima kasih kepada Om Nh dan juga Yessy.
    Dalam waktu yang nyaris berdekatan, Om dan Yessy menanyakan sesuatu yang meski berbeda persoalan, tapi jawabannya bisa sama, melalui tulisan tersebut. Dari situ kemudian saya berpikir, barangkali ada baiknya saya bikin sebuah kolom khusus di blog yang membahas tentang keislaman. Dan alhamdulillah, saya dapat momentumnya, sehingga akhirnya “jum’atan di Surauinyiak” pun resmi saya luncurkan..

    Jadi, semuanya saling berkaitan kan Om..? 🙂

any comments sodara-sodara ?